BAB 12

Setelah puas mencubit dan memeluk suaminya, Keysha pun akhirnya di ijinkan masuk oleh Agam ke rumah bi Ningsih. Keysha merasa kaget melihat keadaan Wishnu,

pria yang lumayan enak dilihat tersebut . Terlihat kacau menurut Keysha.

Rambut basah dan acak-acakan, serta pakaian yang kotor dan basah juga.

Ingin sekali Keysha menyapa pria yang tengah patah hati itu ,namun ditahan oleh suaminya.

” Dia seperti ini dari semalam ,,ga ngomong ga apa. Bibi bingung dia bahkan ga mau minum sama sekali” Lirih bi Ningsih dengan suara berat

" Biarkan saja dia bi " Berbisik Agam dengan suara sangat pelan.

Wishnu yang mendengar percakapan tersebut,hanya diam tanpa mendongak . Hatinya terasa hancur , karena Fani meluluhlantakkan rasa kasih dan cintanya. Penolakan yang Wishnu terima semalam, harus dia terima dengan ikhlas.

Namun itu tidaklah mudah bagi Wishnu, karena rasa cintanya bukan main-main. Itu sungguh ,dari lubuk hatinya.

Matahari pun semakin beranjak naik , Keysha membantu bi Ningsih menyiapkan sarapan. Sementara Agam memeriksa keadaan Arfan dan Aisyah di rumahnya.

Keysha merasa lega karena beberapa kali melihat Wishnu menggeliat , setidaknya pria itu masih bisa merasakan rasa pegal . Karena dia hanya duduk tidak bergeser sama sekali.

” Bi maaf ” Keysha berbisik.

" Eh iya nak key " Sahut bibi.

” Emm ,apa sebelum ini mas Wishnu belum pernah mencintai perempuan? dia sepertinya terpukul dengan penolakan Fani " Berbisik Keysha lagi.

Bi Ningsih tersenyum samar mendengar pertanyaan Keysha.

Dan Keysha merasa bersalah, menanyakan sesuatu yang sepertinya salah .

” Kamu tahu kan nak , Agam dan Wishnu bekerja di tempat yang terlarang.

Tidak ada waktu untuk mencari perempuan, waktu mereka hanya mengabdi selama ini kepada negeri.

Wishnu baru pertama kalinya, menyukai seorang gadis .

Dia memang tengil, tapi tidak mudah baginya menyukai seorang perempuan.

Fani yang pertama " Lirih bi Ningsih menatap Wishnu yang sudah terlelap diatas kursi kayu tersebut.

Keysha pun mengerti kenapa Wishnu sampai terpuruk seperti itu.

” Key ga percaya kalau mas Wishnu setulus itu. Awalnya juga key meragukan mas Wishnu. Tapi lihat dia kayak gini ,key jadi paham .

Maafin key ya bi” Keysha mengenggam erat tangan bi Ningsih.

” Ga apa-apa, wajar kamu ga yakin sama Wishnu. Dia emang pecicilan hehe" Bi Ningsih tertawa renyah menghibur diri.

Keysha pun ikut tertawa melihat bi Ningsih.

Tiga puluh menit kemudian, makanan sudah siap. Semuanya sudah berkumpul dimeja makan , kecuali Wishnu.

Wishnu memilih masuk ke dalam kamarnya ,saat melihat kedatangan Aisyah dan Arfan.

" Bi jadi ngerepotin ,maaf ya ” Ucap Aisyah menatap bi Ningsih.

" Yee ko gitu , ga apa-apa. Bibi ga ngerasa di repotin ko ,ayo makan yang banyak ” Sahut bi Ningsih.

Agam menggeleng kepala lemah ,dia tahu dibalik keceriaan bi Ningsih. Itu hanya bentuk menghibur diri ,agar tidak ikut terpuruk seperti Wishnu.

Wishnu adalah anak satu-satunya, yang harus dia jaga dan dia dukung.

Sarapan pagi pun berlangsung hening ,tidak ada gurauan dan tawa renyah. Semuanya diam tidak berani membuka percakapan, bi Ningsih sendiri terlihat berkaca-kaca disela sarapannya.