"Kenapa kak Dylan tak memberi tau ku kalau Embun bekerja di sini?"tanya Cakra dengan suaranya yang bergetar.
"Untuk apa Cak?kau sudah tak ada hubungan dengan Embun lagi."jawab Dylan.
"Tapi..."
"Tapi apa?hahh?!masih menganggap bahwa Embun itu milikmu?!Sadar Cakra,kau sudah bertunangan."
Cakra seketika terdiam.Pandangannya terlihat kosong dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Jangan usik Embun lagi.Dia sudah bersusah payah untuk melupakan lelaki pemberi harapan palsu seperti mu."
Mendengar itu,Cakra yang tak terima pun langsung menarik kerah kemeja Dylan hingga membuat Dylan hampir tercekik."Apa maksud mu?"Cakra mulai marah.
Dylan menyunggingkan senyum sinis di hadapan Cakra."Embun itu sudah lama melupakan mu.Jadi lebih baik kau pun juga melupakan dia."sambung Dylan.
"Semakin lama bicara mu semakin seenaknya saja ya!!!.jangan karna om Doni memberikan perusahaan ini kepada mu,kau pun jadi tak tau diri seperti ini."tegas Cakra sambil mendorong tubuh Dylan.
Untungnya Dylan tak terjatuh dan hanya menabrak meja kerjanya.Namun bukannya kesakitan, ia malah memasang senyum sinis hingga membuat Cakra semakin kesal melihatnya.Sebelum amarahnya semakin meledak,Cakra pun mengalah dengan keluar dari ruangan itu dan meninggalkan Dylan.Padahal niat hatinya baik hanya ingin menjalin silaturahmi dengan Dylan.Namun Dylan malah mengucapkan kata-kata yang membuatnya merasa tersudutkan.
Wajah Cakra memerah karna menahan amarahnya.Dengan langkah cepat ia berjalan menuju ke arah pintu keluar.Pandangannya hanya menatap lurus ke depan hingga ia secara tak sengaja menabrak seorang perempuan.
"Maaf"kata Cakra sambil menahan tubuh seseorang yang baru saja ia tabrak agar tak terjatuh.
Perempuan itu menoleh."Iya tak..a..."
"Embun....!?"seru Cakra yang tak percaya.
"Maafkan aku Embun,aku...aku tak sengaja.Kau tak apa kan...?"tanya Cakra sambil melemparkan pandangannya ke tubuh Embun untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.
Embun mengangguk ragu.Lalu ia segera pergi dari hadapan Cakra.Setelah 6 tahun berpisah,Embun pun merasa canggung berdiri di hadapan lelaki itu.
"Tunggu..!!!"cegah Cakra.
Embun tak menggubris ucapan Cakra.Ia malah mempercepat langkahnya untuk menjauhi lelaki yang masih saja membuat jantungnya berdegup cepat.
"Embun..."teriak Cakra sambil berlari menghampiri Embun.Ia pun langsung menarik lengan gadis itu agar menghentikan langkahnya.
"Aku tau aku bersalah.Tapi jangan benci aku sebelum kau tau kebenarannya,Embun."
"Kebenaran apa maksud mu?kebenaran kalau kau sudah menikah dengan perempuan lain?!iya?!"
"Bukan itu Embun.Kau harus tau kenapa waktu itu aku berhenti mengabari mu."
"Sudahlah Cakra."
"Tidak Embun.Kau harus tau yang sebenarnya.Ayo ikut aku,akan ku jelaskan semuanya kepada mu."ujar Cakra sambil mengandeng tangan Embun menuju ke mobilnya.
"Lepas Cakra.".Embun menolak.Namun Cakra tak menghiraukannya.
"Masuk lah."pintah Cakra setelah membukakan pintu mobil untuk Embun.
"Tidak mau.Apa kata orang nanti saat melihat mu berduaan dengan ku?"
"Sudah cepat masuk."sambung Cakra sambil mendorong tubuh Embun dengan pelan.
Embun menghela nafas kesal karna mendapat pemaksaan dari Cakra.Dengan terpaksa akhirnya ia pun masuk ke mobil itu.Setelah itu Cakra menyusulnya.
"Aku tau,beribu kata maaf pun mungkin tak bisa menebus kesalahan ku.Tapi aku akan tetap mengucapkan kata maaf itu sampai kau mau memaafkan ku, Embun.
Embun,alasan ku meninggalkan mu waktu itu adalah karna papa ku yang memintanya.Papa ku menyuruh ku untuk tak berhubungan dengan mu lagi agar aku bisa fokus dengan kuliah ku.Maafkan aku,waktu itu aku tak bisa melakukan apapun selain mengikuti kemauan beliau.
Papa ku lalu mengatakan,setelah aku lulus kuliah dan bisa mendapatkan nilai terbaik di kampus ku,maka barulah ia akan memperbolehkan ku untuk menjalin hubungan dengan mu lagi.Namun papa ku membohongi ku,.Setelah aku lulus,ternyata papa ku malah menjodohkan ku dengan salah satu anak rekan bisnisnya.
Awalnya aku menolak,bahkan sampai hari ini pun aku masih menolak perjodohan itu.Namun katanya,jika aku menolak perjodohan itu maka selamanya aku tak di perbolehkan olehnya untuk kembali ke negara ini.Akhirnya aku pun terpaksa menerima perjodohan itu agar aku bisa kembali dan menemui mu,Embun."
Mendengar penjelasan Cakra,Embun hanya menyimpulkan senyum sinis di wajahnya.Sebanyak apapun Cakra memberi alasan,hatinya tetap saja tak terima jika Cakra sudah meninggalkannya.
"Jadi itu alasan mu meninggalkan ku?!"
Cakra menganggukkan kepalanya cepat sambil menatap Embun dengan tatapan bersalah.
"Mau bagaimana lagi,ternyata kita memang tak di di izinkan untuk bersama Cak.Bagaimana kalau setelah ini,lebih baik kita tak usah bertemu lagi seperti yang selama 6 tahun ini kita lakukan?!"
"Embun.."Cakra memelas.
"Cakra,sudah tidak ada lagi alasan bagi kita untuk bertemu.Karna kau pun sudah menjadi suami dari perempuan lain sekarang."
Cakra tiba-tiba tertawa kecil."Tapi aku belum menjadi suami perempuan mana pun,Embun."
"Lalu cincin itu?!"
Cakra pun mengulurkan tangannya dan menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya kepada Embun."Aku masih bertunangan dengan perempuan pilihan papa ku.Dan aku belum menikah dengan siapa pun."
Ada sepercik harapan di dalam hati Embun saat mengetahui Cakra belum menikah seperti dugaannya selama ini.
"Perasaan ku tak pernah berubah sedikit pun kepada gadis yang sejak dulu mengisi hati ku.Dan saat ini aku hanya ingin gadis itu lah yang menjadi pendamping hidup ku.Aku tak ingin yang lain.Karna siapa pun tak akan pernah bisa menggantikan posisinya di hati ku."sambung Cakra sambil menatap lekat wajah Embun.
Entah mengapa perasaan lega mengalir begitu saja.Walau Embun belum sepenuhnya mempercayai ucapan Cakra,namun setidaknya kehadiran lelaki itu kini mampu mengobati luka-luka di hatinya yang sempat mengangah.
"Kalau kau memang masih mencintai gadis itu,apa kau siap menentang perjodohan yang di inginkan oleh papa mu?"
Cakra terdiam sejenak.Ia sebenarnya masih belum berani melawan kehendak Bastian yang sering kali tak sesuai dengan keinginannya.
"Kenapa diam?kalau kau memang tak bisa mempertahankan gadis itu,maka lepaskan lah dia.Karna dia akan mencari kebahagiaannya sendiri tanpa mu."
"Tidak.Apapun yang terjadi aku akan tetap mempertahankan gadis itu.Cukup bagi ku kehilangannya selama 6 tahun ini,dan aku tak mau kehilangannya lagi."sahut Cakra sambil menggenggam tangan Embun.
Embun berusaha menarik tangannya dari genggaman Cakra,ia masih merasa canggung di sentuh oleh lelaki yang sempat menghilang selama beberapa tahun itu.
"Kenapa?"tanya Cakra saat menyadari sikap Embun yang seakan tak nyaman berada di dekatnya.
"Tidak apa,aku hanya merasa kembali asing dengan adanya kau di hadapan ku."jawab Embun datar.
Cakra seketika menghela nafas pelan.Bukan salah gadis itu yang merasa asing di dekatnya,tapi dirinya lah yang bersalah karena telah menciptakan jarak di antara mereka.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments