Bab 19

Semenjak kepergian Tyo,hubungan Embun dan Ratna kian membaik.Bagaimana tidak,Embun yang merasa memiliki tanggung jawab kepada ibu dan adiknya kini ia menggantikan peran ayahnya dalam memenuhi nafkah mereka.

Setiap kali Embun menerima upah dari pekerjaan paruh waktunya sebagai seorang waiters di sebuah restoran terkenal di kota tempatnya tinggal sekarang,ia pasti selalu mengirim uang itu kepada Ratna.Walau tak banyak,namun setidaknya itu cukup untuk membantu Ratna.Hati Ratna kini kian terbuka ketika anak yang selalu ia sakiti justru anak itu pula yang malah bekerja keras demi menghidupi dirinya.

Ratna memang masih menjalankan usaha cateringnya,namun penghasilan dari usaha itu tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka yang lumayan banyak.Di tambah lagi Nara masih sekolah dan Ray pun masih menjadi pengangguran.Ray memang sempat di keluarkan dari kampusnya dulu,namun Tyo berhasil membuatnya pindah ke kampus lain.

Setelah lulus,Ray bukannya berniat mencari pekerjaan,ia malah sibuk menghabiskan waktunya bermain game di rumah Ansel.Padahal Ray seharusnya sadar bahwa ia dan Ansel dari keluarga yang berbeda.Ia tidak bisa mengikuti Ansel yang berasal dari keluarga kaya raya itu.

Bahkan setelah Tyo pergi pun,Ray juga masih belum memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya seorang anak lelaki sulung di keluarga mereka.Entah apa yang bisa membuat Ray sadar.Apa ia juga harus kehilangan Ratna?agar ia mengerti bahwa ia tak mungkin selamanya hidup bergantung pada orang tuanya dan menjadi beban bagi mereka.

**

Malam semakin larut dan Embun baru selesai dengan pekerjaannya.Setelah mengganti pakaiannya,ia bergegas untuk pulang ke sebuah kos-kosan sederhana yang telah ia sewa.Kos-kosan itu letaknya tak jauh dari tempat ia bekerja dan juga dekat dengan kampusnya.Embun sengaja memilih kos-kosan itu agar ia bisa menghemat uangnya karna tak perlu mengeluarkan biaya untuk ongkos.Lebih baik uang itu ia kirimkan kepada ibunya,pikirnya.

Saat Embun baru saja keluar dari restoran tempat ia bekerja,ia dikagetkan dengan kehadiran Dylan yang ternyata sudah menunggunya.

"Sudah selesai?"tanya Dylan sambil menghampiri Embun.

"Kak Dylan?!ngapain di sini?!"

"Ingin menjemput mu.Ayo ku antar pulang."

"Tidak usah kak,tempat tinggal ku juga dekat dari sini."

"Sudah tak apa,ayo.".

Embun pun menerima ajakan Dylan.Di dalam mobil Dylan,ia hanya terlihat termenung.

"Kenapa?memikirkan Cakra lagi?"tanya Dylan.

Embun tak menjawab,mata nya yang terlihat sayu hanya menatap lurus jalan yang ada di depannya.

"Lupakan Cakra,Embun."

"Bagaimana caranya?aku berkali-kali gagal saat berusaha melupakannya kak."

"Kau hanya perlu seseorang untuk membantu mu melupakannya."

"Aku sudah tidak percaya siapa pun lagi kak."

"Termasuk aku?apa kau juga tak percaya jika aku mencintai mu?"

Embun diam sejenak sambil menoleh ke arah Dylan yang menyetir.

"Cakra juga dulunya mengatakan dia mencintaiku,dia bahkan mengatakan tak akan meninggalkan ku.Tapi nyatanya apa kak,dia pergi juga kan?!tanpa mengatakan apapun atau setidaknya jika dia sudah bosan dengan ku,katakan.Jangan pergi begitu saja."

"Mungkin Cakra punya alasan mengapa ia melakukan itu,Embun."

Embun menyunggingkan senyum tipis."Alasan apapun yang dia miliki,bukan berarti dia bisa seenaknya saja kan membuang sesuatu yang sudah tak berharga baginya.?!

Dylan tak bisa berkata-kata lagi.Tampaknya kepergian Cakra benar-benar membuat Embun tak bisa mempercayai siapa pun kini.

**

Hingga 6 tahun pun berlalu sejak Embun dan Cakra tak saling bertanya kabar dan tak saling bersinggungan.Embun tak tau sudah menjadi pria seperti apa Cakra saat ini.Apakah Cakra masih mengingatnya atau tidak,ia pun tak tau dan tak mau tau lagi apapun tentang Cakra.

Penantiannya yang sangat lama itu benar-benar membuat Embun sudah melupakan Cakra dan menganggap lelaki itu tak pernah hadir di hidupnya.Sebegitu perihnya sudah hati Embun ketika Cakra memilih meninggalkannya.

Kepergiaan Cakra ternyata berhasil memotivasi semangat Embun.Dengan usaha dan kerja kerasnya selama beberapa tahun ini akhirnya ia pun berhasil menjadi seorang sekretaris di sebuah perusahaan ternama milik Dylan.Bukan karna Dylan menyukai gadis itu hingga ia memberikan posisi penting kepada Embun.Namun karna Embun memang pantas mendapatkan posisi itu.

Embun kini kian menyibukkan diri dengan karirnya.Ia sama sekali tak memikirkan perihal romansa lagi.Padahal Dylan berkali-kali mengajaknya untuk menjalin hubungan namun Embun berkali-kali juga menolak lelaki itu.Entahlah,ia seakan memang belum bisa melupakan Cakra seutuhnya.

**

Dan tibalah suatu hari, saat di mana semesta dengan caranya memberikan kesempatan kepada Embun dan Cakra untuk bertemu kembali setelah 6 tahun lamanya berpisah dan tak saling berkabar.

Cakra yang selama 6 tahun tinggal di luar negeri akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke negaranya.Selain karna ia ingin menjadi penerus di perusahaan Bastian,ia juga ingin melihat gadis yang telah ia tinggalkan sejak lama itu.

Sebelum menemui Bastian,Cakra ingin berkunjung ke perusahaan milik Dylan terlebih dahulu.Entah apa yang membuat Cakra ingin ke tempat itu.Ia pun tak tau.Cakra hanya ingin menuruti kemana langkah kakinya ingin pergi.

Setiba di perusahaan milik Dylan,entah mengapa dada Cakra begitu bergemuruh dan tak tenang.Seolah hatinya sudah memberi isyarat bahwa akan ada sesuatu yang terjadi kepadanya.

Ia yang tak tau jika Embun bekerja di perusahaan milik Dylan,secara tak sengaja bertemu dengan gadis itu.Saat itu Dylan yang sedang mengadakan meeting dengan kliennya membuat Cakra harus menunda pertemuannya dengan Dylan.Ia pun menunggu Dylan di ruang kerja pribadinya sembari menunggu Dylan selesai.

Embun yang kebetulan ingin mengantarkan berkas ke ruangan Dylan, tak tau jika bosnya itu sedang tak berada di ruangannya.Ia pun mengetuk pintu ruangan itu lalu masuk tanpa di persilahkan.

Cakra yang saat itu sedang menatap ke arah luar jendela untuk mengusir rasa jenuhnya dalam menunggu Dylan, membuat Embun tak menyadari bahwa yamg membelakanginya saat itu adalah Cakra bukan bosnya,Dylan.

"Permisi pak,saya ingin mengantarkan berkas ini."ujar Embun tanpa melihat sosok yang membelakanginya.

Cakra tersentak saat mendengar suara yang tak asing di telinga.Ia pun menoleh ke belakang.Betapa terkejutnya Cakra saat melihat gadis yang masih ia cintai kini ada di hadapannya.

"Embun..."lirih Cakra pelan.

Embun mengangkat kepalanya saat mendengar namanya di sebut.Mata Embun membulat sempurna saat menatap sosok di depannya.Dadanya terasa sesak,mata nya mulai berkaca-kaca.Namun ia bersikap seolah tak terjadi apa-apa dengannya dan Cakra.

"Hai Cakra.apa kabar?"tanya Embun sambil mengulas senyum palsu.

Cakra tak menjawab.Ia malah berjalan mendekati gadis itu.Cakra hanya menatap wajah gadis yang begitu ia rindukan.Ia ingin memeluk gadis itu,namun ia urungkan.Ia merasa tak lagi berhak memeluk gadis yang sudah ia tinggalkan sejak lama itu.

Tatapan Cakra yang begitu lekat membuat Embun seketika menunduk.Dan secara tak sengaja ia melihat sebuah cincin melingkar dijari manis Cakra.Betapa hancurnya hati Embun melihat itu,harapannya yang sempat tumbuh pun hilang bersama kenyataan bahwa lelaki yang selama ini ia tunggu ternyata sudah menjadi milik perempuan lain.

Embun tersenyum kecut lalu menatap Cakra."Kau...kau sudah menikah?"tanyanya seolah ikut merasakan kebahagian Cakra.Namun tatapan matanya tak bisa membohongi Cakra.

"Maafkan aku Embun."ujar Cakra sambil menatap Embun dengan bersalah.

Embun pun tertawa kecil,namun matanya yang berkaca-kaca tak mampu lagi menahan.Betapa merasa ia telah menjadi gadis bodoh yang dibutakan oleh cinta hingga ia rela menunggu lelaki yang ternyata sudah menjadi milik orang lain.

"Kau sudah datang Cak?!".suara Dylan berhasil membuat Cakra menoleh ke arah pintu.

Embun pun bergegas pergi dari hadapan Cakra dengan meninggalkan berkas itu di meja Dylan.

"Kau mau kemana Embun?"cegah Dylan sambil menahan lengan gadis itu.

Embun tak menjawab,ia hanya menarik lengannya dari genggaman Dylan.Ia mempercepat langkahnya karna tak ingin ada orang lain yang melihatnya menangis.Embun pun bersembunyi di bilik toilet sembari mengeluarkan tangisnya yang tak bersuara.

Sesaknya kian bertambah karna kesedihannya tak mampu ia keluarkan semuanya.

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!