Tiga bulan berlalu sejak Embun dan Cakra menjadi sepasang kekasih.Selama itu juga Embun selalu di perlakukan bak seorang ratu oleh Cakra.Di antar jemput ke sekolah,di temani kemana pun ia pergi,bahkan Cakra sama sekali tak bosan mengikuti rutinitas Embun yang hanya itu-itu saja.Cakra juga terkadang sering membatalkan latihan basketnya jika Embun tak mau menemaninya.Sebegitu ambisiusnya Cakra dalam mencintai gadis itu.
Namun Embun juga sadar bahwa ia tak boleh egois dalam hubungan mereka.Ia juga sesekali mengalah dengan mengikuti kegiatan Cakra yang tak ada habisnya.Dunia Embun yang dulunya monoton dan tak berwarna,kini berubah seketika dengan hadirnya Cakra.
Embun kini mengetahui bahwa hidup itu tak seburuk yang ia pikirkan jika mampu melihat dari sudut pandang yang berbeda.Ia kini paham betul bahwa dunia juga bukan hanya tentang penderitaan dan rasa sakit.Ternyata banyak juga hal-hal menarik yang bisa membuatnya bahagia seperti sekarang ini.
Semenjak menjalin hubungan dengan Cakra,keluarga Embun juga benar-benar tak bisa berkutik sedikit pun.Di tambah lagi Cakra yang sering datang ke rumah mereka untuk mengantar atau menjemput Embun,membuat Tyo,Ratna dan Ray hanya mati kutu menyaksikan kedekatan Embun dengan anak lelaki dari keluarga kaya raya itu.
**
"Cakra,maaf ya aku tak bisa menemani mu di pertandingan basket kali ini."ujar Embun yang berdiri di samping tempat duduk Cakra.
Cakra seketika bangkit dari tempat duduknya.Ia pun tersenyum sambil mengelus ujung kepala Embun."Iya Embun,tidak apa.Lagi pula kau juga harus membantu pak Doni memeriksa lembar jawaban hasil ulangan kita tadi kan?!"ujar Cakra tenang karna ia tau kekasihnya itu akan aman jika bersama omnya sendiri.
"Cakra..ayo.."ajak Ian yang menghampiri Cakra.
Cakra pun menganggukkan kepalanya mengiyakan ajakan Ian,teman satu timnya.
"Aku pergi ya Embun,doakan aku menang ya."seru Cakra yang lagi-lagi menyentuh Embun.Kali ini ia mengelus pipi kekasihnya itu dengan lembut.Cakra memang tipe lelaki yang suka melakukan physical touch untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada gadis yang ia sukai.
"Tenang saja.Tanpa kau minta pun aku pasti akan mendoakan mu."sahut Embun sambil mengulas senyum di bibirnya.Kedua lesung pipinya kini terlihat jelas.Dan setiap kali melihat itu Cakra selalu saja berdegup.Entah mengapa senyuman Embun selalu saja membuat Cakra merasa candu.Padahal ia pun sudah sering melihat senyuman manis itu.
**
Setelah selesai membantu pak Doni memeriksa lembar jawaban hasil ujian dari beberapa kelas,Embun pun memutuskan untuk segera pulang.Namun tanpa di sangka saat ia sedang berjalan di koridor sekolah yang sudah sepi,tiba-tiba tubuhnya di tarik secara paksa oleh 4 orang siswi yang tak ia kenal.Bahkan mereka juga membungkam mulut Embun dengan sebuah sapu tangan agar ia tak bisa berteriak.
Ke 4 orang itu lalu membawa Embun menuju ke area kolam berenang milik sekolah yang berada di belakang gedung sekolah mereka.Mengetahui hanya mereka yang berada di sana,mereka pun mulai menyerang Embun.
"Jadi kau perempuan yang tak tau diri itu?!"pekik salah satu dari mereka.
"Apa maksud mu?"tanya Embun heran.
"Kau seharusnya sadar bahwa kau itu tak pantas untuk Cakra."yang lainnya ikut menimpali.
Mereka pun secara bergiliran mengumpat Embun dengan kata-kata kasar.Hingga akhirnya salah satu dari mereka mendorong tubuh Embun hingga ia terjatuh ke dalam kolam berenang.
Embun yang sama sekali tak bisa berenang berusaha meminta tolong.Namun bukannya menolong Embun, mereka malah menertawainya lalu bergegas pergi dari tempat itu dan meninggalkan Embun seorang diri.
Untungnya Dylan yang hendak pulang secara tak sengaja berpapasan dengan ke empat orang itu di koridor sekolah dan ia pun mendengar percakapan mereka yang telah berhasil melakukan hal buruk kepada Embun.
Dylan tersentak dan seketika berlari menuju ke belakang gedung sekolah untuk menolong Embun.Saat tiba disana,tanpa basa-basi lagi Dylan langsung menceburkan dirinya ke kolam berenang dengan masih mengenakan seragam sekolah dan sepatu yang masih melekat di kedua kakinya.
Betapa terkejutnya Dylan saat mendapati tubuh Embun sudah tenggelam di dasar kolam berenang itu.Ia pun segera membawa tubuh Embun yang sudah tak sadarkan diri ke tepian kolam berenang.
"Embun..."
"Bangun Embun...".Dylan menepuk pipi gadis itu dengan sedikit kencang.Namun Embun tak juga memberikan reaksi.
Dylan sedikit panik,ia kemudian melakukan cpr agar Embun kembali sadar. Beberapa kali mencoba,namun usahanya masih belum juga berhasil.Hingga Dylan pun memutuskan untuk melakukan nafas buatan kepada Embun.Ia awalnya ragu untuk melakukan itu,namun rasa khawatir membuatnya memberanikan diri untuk menyentuh bibir gadis itu yang sudah terlihat pucat.
Perasaan macam apa ini?ucap Dylan yang merasa hatinya berdebar tak karuan saat menyentuh bibir Embun.
Setelah beberapa kali Dylan mencoba memberikan nafas buatan kepada Embun,akhirnya ia pun tersadar.Betapa senangnya Dylan saat melihat gadis itu membuka matanya.Hingga Dylan yang refleks langsung memeluk tubuh Embun dengan eratnya.
"Kak Dylan..?!"lirih Embun saat merasa sesak karna pelukan Dylan.
Dylan tersadar dan langsung melepas pelukannya.Ia lalu mengangkat tubuh Embun yang terkulai lemas dan membawanya ke uks sekolah.
"Pakailah."kata Dylan sambil menyodorkan sweater yang biasa ia kenakan kepada Embun.
Embun pun langsung mengambilnya dan segera mengganti seragamnya yang telah basah.Sedangkan Dylan menunggu di luar ruang uks.Setelah itu,Dylan kembali masuk ke uks dan mengambilkan secangkir air hangat yang tersedia di ruangan itu kepada Embun.
"Ini minumlah."ujar Dylan lagi.
Dengan tangan gemetar Embun mengambil cangkir itu dari tangan Dylan.
"Apa yang kau lakukan hingga membuat Ranti murka kepada mu?"tanya Dylan sambil menatap Embun yang duduk di hadapannya.
"Ranti?!dia siapa kak?!".Embun malah bertanya balik.
"Kau tak tau siapa dia?!"
Embun menggelengkan kepalanya.
"Wah...bisa-bisanya kau tak mengenal Ranti,siswi paling populer di sekolah ini."
"Memangnya kak Dylan mengenalnya?"
"Jelas aku mengenalnya,apalagi Cakra."
"Cakra?!apa mereka pernah menjalin hubungan?!."
"Tidak,hanya saja Ranti begitu tergila-gila kepada Cakra.Sejak dulu ia selalu mengejar-ngejar Cakra bahkan Ranti juga pernah mengajak Cakra untuk berkencan dengannya."
"Terus,Cakra mau?!"
"Tidak.Cakra itu tidak menyukai gadis manja seperti Ranti.Walau Ranti memang cantik dan menarik,namun Cakra tak pernah meliriknya sedikit pun.
Kau beruntung Embun,bisa mendapatkan Cakra.Ia memang hangat kepada semua orang,tapi percaya lah dia adalah tipe lelaki yang setia."
"Kenapa kak Dylan begitu banyak tau tentang Cakra?bukankah baru beberapa bulan ini kalian saling mengenal?"
"Aku tau banyak tentang Cakra dari pak Doni.Kalau tidak mana mungkin aku bisa mengetahui apapun tentangnya.
Oiya,aku akan memberitau kepada Cakra tentang kejadian ini."
"Tidak usah kak."
"Kenapa?apa kau tak takut kejadian seperti tadi akan terulang lagi?karna Ranti itu bukan tipe gadis yang muda menyerah untuk mendapatkan apa yang ia mau."
"Tak apa kak,akan ku atasi ini sendiri.Aku tak ingin terus menerus menjadi beban bagi Cakra."
Dylan terdiam sejenak sebelum ia mengatakan.."Kalau kau tak ingin menjadi beban bagi Cakra,boleh aku yang menggantikan posisinya untuk melindungi mu dari Ranti?"tanyanya sambil menatap Embun dengan lekat.Tampaknya Dylan menyimpan sedikit perasaan kepada gadis yang ada di hadapannya itu.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments