Sesuai permintaan dari Cakra,Dylan pun berencana mengajak Embun ke rumah Cakra sepulang sekolah nanti.Namun saat bel pulang berbunyi,Dylan tak berhasil bertemu dengan Embun.Padahal ia sudah menunggu di gerbang sekolah begitu bel berbunyi hingga suasana sekolah mulai sepi.
Soal menunggu,jangankan Dylan,Cakra pun pernah di buat frustasi oleh gadis itu.Entah bagaimana cara Embun keluar dari sekolah tanpa terlihat di mata Dylan.Dylan pun mulai menyerah karna Embun tak kunjung terlihat hingga akhirnya ia memutuskan untuk pulang seorang diri.
Jelas saja Dylan tak bertemu dengan Embun walau ia sudah menunggu lama di depan gerbang sekolah.Karna Embun ternyata memang sengaja bersembunyi agar tak bertemu dengan Dylan.Embun sudah tak ingin berurusan dengan siapa pun lagi yang berkaitan dengan Cakra.
Ucapan ibunya benar-benar membuat Embun takut untuk hanya sekedar berteman dengan Cakra sekalipun.Ia sebenarnya ingin menemui Cakra kembali.Karna bagaimana pun apa yang terjadi dengan Cakra kemarin adalah kesalahannya.
Biarlah Cakra membencinya setelah ini.Membencinya karna ia yang memilih menjauh dari Cakra seolah ia tak memiliki perasaan bersalah sedikit pun.Mungkin dengan rasa benci itu,Cakra akhirnya bisa menghilang perasaannya kepada gadis tak berhak seperti dirinya,pikir Embun.
**
Seminggu berlalu sejak kejadian yang menimpa Cakra di kampus Ray.Kini Ray beserta teman satu gengnya di keluarkan dari kampus.Papa Ansel yang merupakan rektor di kampus mereka tak bisa berbuat apa-apa.Karna Doni sudah mengancam papa Ansel akan kehilangan jabatannya sebagai seorang rektor jika ia tetap bersikeras membela anaknya yang bersalah itu.
Dan setelah kejadian itu juga,tanpa sepengetahuan Cakra,Embun kembali di perlakuan kasar oleh kedua orang tuanya,bahkan Ray.Terlebih mereka semua semakin menggila karna menganggap apa yang terjadi dengan Ray adalah akibat ulah Embun yang mengadukannya kepada Cakra.
Namun Embun tak bercerita apapun kepada Cakra.Ia sengaja merahasiakan itu karna ia pun takut jika ayahnya akan di pecat dari kantor milik perusahaan Bastian,papanya Cakra.Benar kata ibunya,jika ayahnya di pecat maka hidup mereka akan semakin menderita.
Embun mengalah,membiarkan dirinya menjadi tempat pelampisan kekesalan keluarganya sendiri.Sekali ini bahkan Salma pun tak tau.Sebegitu lihai Embun menyembunyikan penderitaannya dari siapa pun termasuk sahabatnya dan juga Cakra.
Hubungannya dengan Cakra kini juga semakin merenggang.Cakra pikir semakin hari ia akan semakin bisa mempersempit jarak diantara ia dan Embun.Namun nyatanya,gadis pujaannya itu malah memilih menjaga jarak dengannya dan membuat mereka kembali bak dua orang asing.
Tapi Cakra tak tinggal diam,ia memutuskan untuk segera bersekolah walau keadaannya belum sepenuhnya membaik.Selama seminggu ia tak bisa menghubungi Embun,bahkan dalam waktu 7 hari itu Embun sama sekali tak ada membesuknya atau hanya sekedar menanyakan kabarnya.
Dylan sekali pun juga tak pernah bisa menemui Embun baik itu di kelasnya atau di perpustakaan tempat biasa ia mengasingkan diri.Baik Salma,yang merupakan sahabatnya saja tak tau kemana perginya Embun saat jam istirahat.Jika di tanya Salma,ia selalu menjawab akan pergi ke perpustakaan.Walau nyatanya ia pergi ke tempat lain di sekolah yang hanya ia sendiri yang tau.
Embun hanya tak ingin terus menerus menjadi beban bagi Salma.Lagi pula sudah saatnya ia harus menghadapi masalahnya seorang diri.Di tambah lagi selama seminggu ini Embun yang akan mengikuti olimpiade matematika sangat jarang berada di kelas.Ia lebih sering melatih dirinya dengan mengerjakan soal-soal simulasi bersama guru matematikanya.Karna Embun akan membawa nama sekolahnya dalam olimpiade antar sekolah yang di adakan di kotanya.Kesibukan Embun juga membuat ia dan sahabatnya kini jarang bertemu dan mulai berjarak.
**
Cakra pun tiba di kelas,kehadirannya kini di sambut heboh oleh teman sekelasnya.Bahkan banyak siswa lain khususnya kaum hawa yang datang berbondong-bondong ke kelas Cakra hanya untuk melihat keadaannya dan ada beberapa juga yang memberinya bingkisan.
Namun Cakra tak membutuhkan semua itu.Ia hanya ingin melihat Embun.Beberapa hari tak bertemu bukannya membuat Cakra membenci gadis itu.Ia justru menyimpan kerinduan di hatinya.Ternyata perasaannya untuk Embun memang benar tulus tanpa ia buat-buat.
Hingga pelajaran berlangsung pun,Cakra hanya menatap kursi kosong yang di tinggal pergi oleh pemiliknya itu.Hatinya yang di penuhi rasa rindu kini mulai dibalut kekesalan.Ia kesal karna sulit sekali untuk menggapai sesuatu yang padahal sudah ada di depan matanya.
Pelajaran demi pelajaran berganti,namun Embun belum juga kembali ke kelas.Cakra yang tak sabar menunggu jam istirahat pun berinisiatif untuk ke ruang uks dengan beralasan merasa sedikit tak enak badan.Mengetahui keadaan Cakra yang memang belum membaik,guru yang saat itu mengajar di kelas mereka pun langsung mengizinkan Cakra.
Cakra tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu.Ia segera mencari keberadaan Embun dan bukannya pergi ke ruang uks.Cakra bahkan tak peduli bahwa kondisinya belum membaik,yang terpenting baginya saat ini adalah ia bisa bertemu dengan gadis yang di rindukannya.
Cakra memang sedang memasuki fase jatuh cinta sama seperti anak remaja lainnya.Ia tak berselera makan,tak bisa tidur dengan nyenyak bahkan siang malam ia selalu terfikirkan wajah manis gadis pujaannya itu.
Satu persatu ruangan di sekolahnya ia kunjungi guna bertemu dengan Embun.Namun sayang usahanya sia-sia.Ia tak juga berhasil.Sembari menghela nafas panjang,Cakra pun berjalan ke arah ruang uks sebelum pak Doni melihatnya berkeliaran saat masih jam pelajaran berlangsung.
Cakra berjalan lemas sembari menundukkan pandangannya.Hingga saat ia ingin berbelok di pertigaan koridor sekolah,secara tak sengaja ia menabrak seseorang.
"Maaf."kata Cakra datar tanpa menatap orang yang di tabraknya.
Seseorang yang di tabraknya itu tak menjawab dan malah bergegas pergi.Cakra seketika mengangkat kepalanya,aroma parfum dari seseorang yang baru saja pergi itu begitu familiar di indra penciuman Cakra.Cakra pun segera menoleh dan benar saja dugaannya.Itu Embun,seseorang yang tak sengaja ia tabrak tadi.
Tak mau kehilangan Embun lagi,Cakra lalu berlari menghampirinya."Embun..."panggil Cakra sambil menahan bahu gadis itu agar menghentikan langkahnya.
Benar saja,Embun tak melanjutkan langkahnya.Kini ia mematung membelakangi Cakra yang masih menahan bahunya.
"Kenapa kau bersikap seolah sedang menjauhi ku?"tanya Cakra dengan suaranya yang sedikit bergetar.
Namun Embun masih diam,hingga Cakra yang tak sabar pun langsung mengambil posisi tepat berada di depannya.Kini tubuh mereka saling berhadapan.Embun dengan cepat memalingkan wajah dari Cakra.Ia menundukkan pandangannya karna tak berani menatap mata lelaki tampan itu.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments