"Jangan biarkan dia bebas, Radit!"
Maya terisak dalam pelukan suaminya. Waktu subuh telah usai, mereka berdua bahkan belum pulang ke rumah. Mau bagaimana, keadaan Shanum membuat mereka harus berada di rumah sakit.
Putrinya sedang membutuhkan perawatan akibat penggunaan obat-obatan terlarang yang berlebihan. Sungguh tidak menyangka jika situasi akan menjadi seperti ini.
Di sisi lain, seorang lelaki tampan begitu pasrah saat diri dijebloskan ke dalam penjara. Tidak membantah apalagi melawan, bahkan ketika diri tidak melakukan apapun. Sungguh semesta sama sekali tidak lucu dalam bercanda.
Ketika niat baik yang dilakukan mendapat balasan menyakitkan, ia tidak bisa berbuat apapun. Seolah sangat tahu jika semua ini akan kembali baik-baik saja meski tanpa ia melawan. Sebab diri merasa memang tidak bersalah sama sekali.
"Tenanglah, May! Aku tidak akan mengampuni orang yang membuat putriku celaka!"
Sambil mengusap punggung istri yang sedang dipeluknya, Radit telah membuat janji pada diri. Ia harus bisa menyelesaikan masalah ini sebelum dirinya pergi untuk urusan pekerjaan.
"Aku akan segera menyelesaikan masalah ini!"
Pelukan terlerai. Ia dengan begitu lembut mengusap wajah istri cantiknya yang telah basah dan sembab.
Ada rasa lega sedikit melihat sikap wanita itu yang sangat bergantung padanya, seolah diri telah diterima kembali tanpa sengaja. Meski dalam sisi hati yang lain, ia merasa sangat bersalah karena gagal untuk menjaga putri kesayangannya.
"Apa kamu tidak apa-apa jika kutinggal ke kantor polisi?"
Maya mengangguk menanggapi. Ia sungguh sangat ingin mencakar wajah lelaki tampan yang sebelumnya telah ia ketahui sebagai seorang yang baik karena telah mengantarkan suaminya pulang. Sangat tidak menyangka jika kali ini ia harus kembali berhubungan dengan lelaki yang sama dalam kasus ini.
"Jika dia memang dalang dari semua ini, jangan biarkan dia lolos dari penjara, Radit!"
Sambil bergetar akibat menahan tangis, Maya berusaha menyelesaikan kalimat sebagai pelampiasan kemarahan.
Radit mengangguk mantap. Tanpa ragu ia memajukan wajahnya dan ....
Cup.
Maya seketika tertegun, tidak percaya pada apa yang baru saja diterimanya. Sangat mengejutkan ketika lelaki itu tanpa malu meski hanya mencium keningnya.
Mengelus pipi Maya yang begitu mulus seperti bayi, Radit merasakan ada sesuatu yang meledak di hatinya. Sungguh sesuatu yang selama ini begitu ingin ia lakukan.
"Aku akan pergi sebentar. Jaga dirimu baik-baik! Kabari jika terjadi sesuatu pada putriku!"
Maya seperti terhipnotis oleh perhatian tulus yang diberikan oleh lelaki dengan status suami meski mereka tidak pernah tidur seranjang.
Tersenyum lelaki itu ketika dirinya melangkah pergi. Sesekali ia menolehkan kepalanya ke belakang sambil melambaikan tangan.
Maya merasakan ada sesuatu pada diri yang begitu dalam dirasa sangat menyakitkan. Mengalir sekali lagi air mata yang tidak bisa dicegah. Sungguh ia sangat merindukan kasih dan belaian sayang dari lelaki itu.
Dibawanya duduk kini tubuhnya yang bergetar akibat kembali menangis. Kali ini tangisannya semakin menjadi. Memikirkan putri, juga memikirkan kejadian putrinya yang harus mengalami semua ini. Sangat menyesal karena ia menolak kedatangan lelaki yang berstatus sebagai ayah Shanum dulu, padahal ia sendiri sangat membutuhkan kehadiran lelaki itu dalam hidupnya. Terutama untuk menjaga keselamatan dirinya juga putrinya.
"Maafkan Ibu, Sayang! Maafkan ibu!"
Tangisan pilu terjadi, sebab Maya menyesali setiap keputusannya di masa lalu. Ia sangat menyesal karena dampak dari keegoisannya kini berakibat pada putrinya.
Tidak mendapatkan kasih sayang dari sosok ayah, tidak mendapatkan ketenangan dengan adanya ayah yang selalu bisa menjaganya. Bahkan ia merasa jika putrinya sama sekali tidak ada ketertarikan untuk berpacaran.
Sungguh Maya menyalahkan diri sendiri atas keterbatasan kasih sayang dari seorang ayah yang diperoleh putrinya.
"Aku tidak bisa melakukannya! Aku tidak sanggup! Maafkan ibu, Shanum!"
Dalam hati terdalam, Maya memang tidak mau jika cintanya dimadu. Mungkin di luar sana ada wanita yang mampu melihat suaminya memiliki madu, tapi dirinya tidak bisa.
Di sisi lain, di tempat yang bertolak belakang dengan rumah sakit ada seseorang yang sedang mendekam di dalam jeruji besi. Seseorang yang hanya diam tanpa berniat membela diri.
Begitu pasrah saat tadi dirinya diseret oleh seorang petugas kepolisian untuk dimintai keterangan.
Sangat tidak bisa diterima, sebuah alasan yang membuat seorang petugas harus membawanya masuk ke dalam tahanan sementara sampai semua bukti mengarah padanya yang menjadi seorang tersangka.
Dan setelah satu jam mungkin, seorang lelaki datang. Membawa rasa kesal bercampur amarah. Tidak ingin berbasa-basi, ia segera mendudukkan diri di depan petugas yang mengenakan pakaian dinas berwarna coklat.
"Jadi, apa dia sudah mengakui kesalahan?"
Petugas kepolisian hanya menggelengkan kepala.
"Apa maksud Anda, Pak?"
Membuang besar napas sebelum petugas tersebut membuka suara.
"Dia hanya mengatakan, jika dirinya hanya ingin membawa putri Anda pergi."
Mengerutkan keningnya Radit. Sangat konyol. Jawaban yang sangat tidak memuaskan.
"Apa maksudnya?"
Menggeretkan gigi Radit. Kemudian ia cepat beranjak dari duduknya.
"Biarkan aku sendiri yang bertanya padanya!"
Sejenak menimang keadaan. Dua detik berikutnya, petugas tersebut ikut beranjak dan melangkah lebih dulu. Membawa arah kaki untuk dua orang lelaki saling bertemu.
Ting Ting Ting
Suara dentingan besi yang dipukul dengan tongkat terdengar cukup memekakkan telinga. Sontak lelaki tampan yang sedang duduk di atas lantai mendongakkan kepalanya.
Ia terlihat menatap kedatangan dua orang lelaki yang salah satu di antaranya sudah tidak asing baginya.
"Bangunlah! Dia ingin berbicara denganmu."
Tanpa ada rasa ragu, lelaki dengan setelan kemeja itu beranjak dari duduknya. Kemejanya terlihat mulai kusut. Dengan senang hati ia menyambut kedatangan lelaki yang ia ketahui ialah ayah dari perempuan pujaan hatinya.
"Apa pertanyaan yang sama harus kujawab dengan jawaban yang berbeda?"
Radit menatap tajam wajah lelaki tampan di depannya. Sangat tidak mungkin jika seorang lelaki dengan setelan kemeja mahal juga berpenampilan seperti orang penting mau melakukan pekerjaan kotor dengan menculik gadis-gadis pinggir jalan.
"Apa maksudmu Anak muda?" Radit tidak paham dengan pernyataan yang baru saja didengar.
"Aku tidak mungkin menculik putri Anda, Tuan. Jika meminta restu orang tuanya sangat mudah kulakukan."
Lelaki tampan itu tersenyum tipis seolah mengejek tuduhan buruk padanya.
Radit kini bersendekap dada.
"Kenan Adi Pratama." Bisik seorang petugas yang berdiri di samping Radit.
"Ken."
Radit menatap dengan tajam. Tidak ingin terpengaruh oleh keadaan. Meski sebenarnya dalam hati ia sama sekali tidak percaya jika lelaki di depannya itu adalah lelaki jahat.
"Bagaimana bisa kau bersama dengan putriku dengan keadaannya seperti itu?"
Sangat tegas dan begitu mengintimidasi.
"Keluarkan aku dari sini, dan Anda akan tahu jawabannya!"
Tidak kalah tegas ketika pemuda itu melontarkan kata. Kuat-kuat ia remas besi panjang yang membatasi dirinya untuk tidak kabur.
"Anda bisa mempercayai saya, Tuan."
"Saya berjanji akan membawakan seseorang yang membuat putri Anda harus melayani saya."
Seketika itu Radit termangu dengan keadaan dipenuhi oleh keterkejutan. Sama sekali tidak menyangka dengan perkataan pemuda itu.
Pikiran buruk mulai seliweran di kepala. Ia sangat marah pada diri sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk pada putrinya.
"Jadi seseorang telah menjadikan putriku sebagai wanita bayaran!"
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Nurgusnawati Nunung
mengerikan sekali kehidupan clup malam,
2024-02-05
0
aqil siroj
semoga segera ketemu dalangnya
2023-12-30
0
Riri
😅😅😅 Air susu dibalas air got kalau ini....
2023-12-30
0