19. Lelucon takdir

"Radit!"

Sesuatu terjadi yang membuatnya seolah tidak berdaya. Tubuhnya merespon baik pelukan dari lelaki yang baru saja datang. Sangat tidak bisa dikendalikan, hati yang resah akibat separuh jiwanya belum juga kembali pulang.

Wanita itu menangis pilu dalam pelukan hangat lelaki yang cukup bisa diandalkan. Membuat semakin hancur hati pria gagah itu telah membuat keadaan menjadi seperti ini. Ia menyalahkan diri sendiri.

"Tenanglah, May! Aku akan mencarinya."

Pelukan sedikit renggang. Maya menatap Radit yang sedang mengusap wajahnya dari linangan air mata. Sungguh tidak sanggup melihat wanita pujaan hatinya menangis pilu seperti ini.

"Aku takut, Radit! Takut jika terjadi sesuatu padanya."

Dan sekali lagi Maya menangis. Memilukan suara isaknya yang membuat Radit semakin merasa bersalah, sebab ia rasa keselamatan dua wanita belahan jiwa adalah tanggung jawabnya.

"Hei, tenanglah! Tidak akan terjadi sesuatu padanya, oke."

Mencoba lelaki itu menenangkan hati yang gundah sebab putri kesayangannya belum juga pulang. Bahkan sudah pukul 2 dini hari gadis itu belum juga kembali pulang dari tempatnya bekerja.

"Aku akan mencarinya ke tempat kerja!"

Bersuara Radit dengan harapan baik untuk sedikit memberikan rasa tenang. Nyatanya yang terjadi wanita itu menggelengkan kepala sambil terus menangis.

"Tadi jam satu aku sudah mendatanginya. Kata satpam, ia melihat Shanum telah pulang sekitar jam 7 malam."

Suara bergetar dan terputus-putus, sebab Maya berkata sambil menahan Isak tangisnya.

"Bagaimana jika ada orang yang berniat jahat padanya, Radit!"

"Tolong temukan Shanum!"

"Bawa putriku pulang, Radit!"

"Kumohon!"

Sambil terisak memilukan Maya mencengkram kaos sambil sedikit mengguncang tubuh lelaki itu. Sungguh dunianya saat ini telah hancur. Putri kesayangan, belahan jiwa, separuh nyawanya telah menghilang tanpa kabar. Maya sungguh frustrasi.

Sekali lagi Radit mendekap tubuh wanita yang bergetar akibat menangis tersedu-sedu. Ia merasa gagal, merasa payah pada dirinya sendiri karena semalam ia telah menghabiskan malam indah dan bergairah bersama Anggi. Bahkan makan malam pun berjalan cukup menyenangkan hati tanpa memiliki firasat buruk pada putrinya yang lain.

Yang mana hal itu membuat dirinya harus ketinggalan berita sangat penting sebab panggilan telepon puluhan kali tidak diangkat. Lemas tubuhnya setelah bermain berkuda di atas ranjang panas.

"Dasar lelaki breng sek kau, Radit!" mengumpat dalam hati penuh amarah pada diri sendiri.

Memang benar jika ia seringkali menerima rayuan Anggi untuk bermain di atas ranjang. Tapi kali ini dirinya benar-benar tidak bisa memaafkan, sangat kecewa pada diri sendiri karena terlambat hadir untuk menemani wanita belahan jiwa yang sedang menangis khawatir mencari keberadaan putrinya. Putri yang menjadi nomor satu bagiannya setelah wanita itu.

Munafik memang dirinya, sebab ia seringkali kalah dengan hasrat yang ingin dilampiaskan meski sebenarnya hati memiliki seorang ratu di singgasana cintanya.

"Apa kamu tidak memiliki nomor teman-temannya yang bisa dihubungi?"

Kembali terlerai pelukannya. Radit mencoba mencari titik terang.

"Alisa, aku sudah menghubunginya tadi. Shanum tidak bersamanya, bahkan dia pulang lebih awal."

"Yang lain?" Radit masih mencari informasi. Tapi sayang, Maya menggelengkan kepalanya.

Sejenak napas besar terbuang yang berharap bisa memberikan kelegaan, nyatanya sama saja.

"Baiklah, aku akan mencarinya di sekitar tempat kerja."

Melepaskan diri dari pelukan hangat Maya yang masih dalam keadaan menangis. Hancur sudah hidupnya melihat wanita yang sangat dicintainya tampak tidak berdaya.

"Biarkan aku ikut bersamamu, Radit!"

Begitu terdengar memilukan. Membuat kedua mata Radit berkaca-kaca menatap keadaan Maya.

"Hemmm ..."

Ia hanya sanggup mengangguk dan berdeham untuk menahan tangis melihat keadaan wanitanya.

"Aku akan mengambil kerudung, tunggu sebentar!"

Langkah kaki melesat pergi, Radit terdiam di ruang tamu sambil menatap kepergian wanita itu. Tak tertahan lagi, air mata begitu saja mengalir sebab ketidaksanggupan diri menahan sakit dan hancurnya wanita yang dicintai.

"Aku berjanji akan menemukannya."

Sambil mengepalkan tangannya, Radit sangat serius berjanji pada dirinya sendiri untuk bisa menemukan putri kesayangan, Putri yang telah ditinggalkan.

****

HRV turbo berwarna hitam melaju dengan kecepatan rendah. Kedua orang yang berada di dalam sana terus menelisik setiap sudut tempat yang dilewati. Meski keadaan pinggir jalan tidak begitu sepi, banyak orang yang melakukan aktivitas seperti pedagang asongan juga orang yang sedang menunggu angkutan umum tapi wajah yang mereka cari tidak ada di antaranya.

Berputar-putar mengelilingi jalanan tempat kerja Shanum. Radit kembali berputar balik untuk ketiga kalinya.

"Apa kamu tidak kepikiran untuk pergi ke tempatmu mabuk-mabukan?"

Maya bersuara begitu saja yang membuat Radit sedikit terkejut. Apalagi tempat yang disebut ialah tempatnya bersenang-senang.

Radit menelan ludahnya, tapi ia mengangguk meski sedikit menahan rasa malu.

"Kita coba lihat!"

Bergumam pelan lelaki itu untuk menuruti kemauan istrinya.

Dengan cepat, Radit memutar setir kemudinya, ia berputar berubah arah. Satu tempat terlintas di benaknya, tempat yang cukup familiar juga bisa dibilang tempat terbaik di antara yang lain.

Sekitar lima belas sampai dua puluh menit laju mobil mewah yang dikemudikan oleh Radit telah memelan mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya.

Dan sangat tepat. Ketika mobil terhenti, Sebuah mobil lain terdengar baru saja dinyalakan. Keduanya turun dari mobil dan mulai melangkah. Langkah pertama terhenti ketika mobil yang baru saja menyala telah melaju.

Kedua pasangan suami istri itu termangu sejenak menatap dua orang yang berada di dalam mobil tersebut.

Mereka merasa tidak asing pada wanita cantik yang terlelap di dalam sana. Hal paling mustahil dilakukan oleh putrinya. Maya seketika membuka mulutnya lebar-lebar dengan kedua tangannya reflek digunakan untuk menutupinya.

"Ra-Radit! It-itu ... Shanum!"

Teriakkan penuh keterkejutan tak bisa dihindari. Secepat kilat Radit berlari sambil berteriak. Tidak berhasil menghentikan mobil tersebut. Yang kemudian, Radit berbalik dan berlari kembali menuju mobilnya.

Maya telah lebih dulu masuk ke dalam mobil, disusul kemudian Radit yang cepat ia menyalahkan mobilnya. Seketika Radit membawa mobilnya dengan dengan cepat.

"Apa kamu yakin dia, Shanum?"

Maya menatap Radit dan mengangguk mantap.

"Aku tidak mungkin salah. Tapi mengapa dia tidak memakai hijabnya?"

Radit memukul setir kemudinya. Ia merasa tidak terima pada apa yang sedang terjadi.

"Akan kuhabisi jika dia berani menyentuh putriku!" Dengan bersungguh-sungguh Radit berucap.

Ketika telah berada di jalan raya, Radit dengan teliti mengingat-ingat mobil yang tadi membawa putrinya.

"Jangan sampai kehilangan jejaknya!" Maya berucap dengan cukup tegang dan perasaan campur aduk.

Dan benar saja mobil Camry hybrid yang ia ketahui membawa putrinya tadi terlihat di depan mata. Segera Radit melajukan mobilnya dengan cepat untuk bisa menghadang mobil tersebut.

Cccccciiiiiiitttttt

Terhenti sangat mendadak. Beruntung kali ini pengemudi mobil Camry tidak begitu mabuk, yang cukup sigap mengendalikan mobilnya.

Memukul setir kemudi sembari mengumpat kesal lelaki di dalam mobil Camry tersebut.

Segera dibawanya untuk keluar keadaan diri yang telah dipenuhi oleh emosi. Dilihatnya kini pasangan suami istri yang baru saja turun dari mobil di depannya. Seketika tubuh lelaki itu mematung menatap wajah tidak asing dengan memasang raut dipenuhi amarah.

"Astaga ...."

Lelaki itu terdiam ketika kini seorang istri berjalan cepat menghampirinya.

"Kurang ajar ya, kamu!"

Plakkkk

"Bisa-bisanya kamu membawa putriku!"

Suara memekakkan telinga membuktikan jika wanita itu sedang dalam keadaan marah besar.

Pria yang berdiri di depannya cukup diingatnya setelah kejadian tempo hari. Maya cukup ingat bagaimana penampilan lelaki itu bahkan dengan gambar yang memenuhi dadanya. Kini Maya semakin dirundung kekhawatiran.

Sekilas ia menatap ke arah gadis cantik yang duduk nyaman di dalam mobil tanpa berniat ingin tahu.

"Radit hubungi polisi!"

Maya seketika berlari meninggalkan sosok lelaki yang hanya diam memegang pipi, menghampiri putrinya yang terlihat sangat berbeda, kembali ia menangis saat kini pintu mobil terbuka.

"Shanum!"

Kedua pasang mata bertemu, yang kemudian Maya segera menarik tubuh gadis itu dan memeluknya. Putrinya menjadi begitu cantik dengan pakaian yang ia yakini sangat minim dibalik jas yang dipakai gadis itu.

Hal itu membuat Maya kembali menangis pilu, mendapati keadaan putrinya yang seperti sekarang, terlihat layaknya orang teler setelah menggunakan nar koba. Bahkan gadis itu tampak kesulitan hanya untuk menyeimbangkan tubuhnya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Asyatun 1

Asyatun 1

lanjut

2023-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 1. Maya dan Radit
2 2. Shanum Marwah
3 3. Kenan Adi Pratama
4 4. Gara-gara bulpen
5 5. Keluarga Pratama
6 6. Kedatangan tamu istimewa
7 7. Masuk angin
8 8. Air mata
9 9. hati yang hancur
10 10. Terbawa perasaan
11 11. Ken dan Radit
12 12. Pilunya tangisan Maya
13 13. Pertemuan tidak sengaja
14 14. Keberuntungan Ken
15 15. Sebuah alasan
16 16. Perjanjian
17 17. Ada apa?
18 18. Gadis tawanan
19 19. Lelucon takdir
20 20. Kantor polisi VS Rumah sakit
21 21. Percakapan keluarga
22 22. Semakin Rumit
23 23. Mencari harapan
24 24. Masalah apa lagi
25 25. Sebuah penjelasan
26 26. Ungkapan hati
27 27. Jalan terbaik
28 28. keterkejutan
29 29. Kegilaan Ken
30 30. Percakapan dalam mobil
31 31. Upik Abu
32 32. Putri salju
33 33. Hotel Kempinski
34 34. Pesta
35 35. Pesta sungguhan
36 36. Bukan seperti ini
37 37. Kesialan Shanum
38 38. Penyesalan
39 39. Penjelasan Radit
40 40. Kejutan apa lagi?
41 41. Masalah kehidupan
42 42. Menyakitkan
43 43. Percakapan dari hati
44 44. Supermodel
45 45. Kegirangan Ken
46 46. Suara hati
47 47. Kejujuran
48 48. Kejutan
49 49. Perdebatan dua saudara
50 50. Luka di hati
51 51. Saling merasakan
52 52. Kejutan apa lagi
53 53. Akhirnya
54 54. Tamu tak diundang
55 55. Foto 3R
56 56. Tamu istimewa
57 57. Masa lalu yang sebenarnya
58 58. Darah
59 59. Apakah benar?
60 60. Romantis
61 61. Malam penuh cerita
62 62. Lemas
63 63. Berusaha lebih baik
64 64. Bagai busur panah
65 65. Tragedi malam itu
66 66. Malam Indah
67 67. Seseorang yang pernah singgah
68 68. Gejolak hati
69 69. Siapa itu?
70 70. Kecewa
71 71. Penyesalan
72 72. Saling mengkhawatirkan
73 73. Lelaki berharga
74 74. Menyesal
75 75. Bicara Berdua
76 76. Cemas
77 77. Perawatan selanjutnya
78 78. Luapan isi hati
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1. Maya dan Radit
2
2. Shanum Marwah
3
3. Kenan Adi Pratama
4
4. Gara-gara bulpen
5
5. Keluarga Pratama
6
6. Kedatangan tamu istimewa
7
7. Masuk angin
8
8. Air mata
9
9. hati yang hancur
10
10. Terbawa perasaan
11
11. Ken dan Radit
12
12. Pilunya tangisan Maya
13
13. Pertemuan tidak sengaja
14
14. Keberuntungan Ken
15
15. Sebuah alasan
16
16. Perjanjian
17
17. Ada apa?
18
18. Gadis tawanan
19
19. Lelucon takdir
20
20. Kantor polisi VS Rumah sakit
21
21. Percakapan keluarga
22
22. Semakin Rumit
23
23. Mencari harapan
24
24. Masalah apa lagi
25
25. Sebuah penjelasan
26
26. Ungkapan hati
27
27. Jalan terbaik
28
28. keterkejutan
29
29. Kegilaan Ken
30
30. Percakapan dalam mobil
31
31. Upik Abu
32
32. Putri salju
33
33. Hotel Kempinski
34
34. Pesta
35
35. Pesta sungguhan
36
36. Bukan seperti ini
37
37. Kesialan Shanum
38
38. Penyesalan
39
39. Penjelasan Radit
40
40. Kejutan apa lagi?
41
41. Masalah kehidupan
42
42. Menyakitkan
43
43. Percakapan dari hati
44
44. Supermodel
45
45. Kegirangan Ken
46
46. Suara hati
47
47. Kejujuran
48
48. Kejutan
49
49. Perdebatan dua saudara
50
50. Luka di hati
51
51. Saling merasakan
52
52. Kejutan apa lagi
53
53. Akhirnya
54
54. Tamu tak diundang
55
55. Foto 3R
56
56. Tamu istimewa
57
57. Masa lalu yang sebenarnya
58
58. Darah
59
59. Apakah benar?
60
60. Romantis
61
61. Malam penuh cerita
62
62. Lemas
63
63. Berusaha lebih baik
64
64. Bagai busur panah
65
65. Tragedi malam itu
66
66. Malam Indah
67
67. Seseorang yang pernah singgah
68
68. Gejolak hati
69
69. Siapa itu?
70
70. Kecewa
71
71. Penyesalan
72
72. Saling mengkhawatirkan
73
73. Lelaki berharga
74
74. Menyesal
75
75. Bicara Berdua
76
76. Cemas
77
77. Perawatan selanjutnya
78
78. Luapan isi hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!