"Tolong ... Jangan!"
Plakkkk
Suara Isak tangis kembali terdengar memilukan. Sudah keempat kalinya gadis itu mendapatkan tamparan akibat membantah perintah.
"Jika kamu masih tidak mau memakainya, jangan salahkan aku jika harus memaksamu."
Wanita dewasa dengan menggunakan tangtop dan celana jeans pendek tidak memiliki rasa iba meski gadis itu memohon. Bahkan di sudut bibirnya tampak sedikit bercak darah setelah mendapatkan pukulan dari penguasa dunia gemerlap yang memabukkan tadi. Tetap wanita itu terus menyiksa.
"Bella ... Jeny!"
Teriakkan memekakkan telinga membuat Shanum kembali merasakan ketakutan yang luar biasa. Kerudung dan jas sudah terlepas, bahkan lengan kemeja panjangnya telah sobek. Apalagi yang akan didapatkannya kini, setelah rasa panas dan nyeri di wajah akibat pukulan yang diterima.
"Tolong bebaskan saya, Nyonya!"
"Tolong!"
"Saya akan berikan apapun yang Nyonya minta!"
Sambil gadis itu bersujud juga menahan rasa sakit dan takut yang dirasa, mencoba gadis itu memelas demi kebebasan.
Tidak ada angin tidak ada hujan, dunia seakan jungkir balik dalam sekejap. Hidupnya kini sedang diperjuangkan, masa depan sedang dipertaruhkan. Sungguh tidak pernah menyangka jika takdirnya harus seperti ini.
Sambil melangkahkan kakinya mendekat, wanita itu berkata, "Sebaiknya kamu menurut saja, gadis manis!"
Mencengkram kuat dagunya dengan tersenyum tipis menatap wajah gadis di depannya.
"Madam memintaku untuk membawamu pada pelanggan pertama dengan penampilan yang memukau!"
"Jadi aku harus melakukannya!"
Kali ini, ia berkata sambil diiringi tawa kecil, seolah sedang menertawai keadaan gadis manis itu.
Beberapa detik setelah panggilan yang dilakukan oleh wanita berpakaian seksi itu, muncullah dua wanita lain yang mungkin seumuran dengan gadis tawanan mereka.
"Sepertinya tidak ada cara lain."
Menatap wanita itu kepada dua wanita lain yang baru saja datang. Mereka berdua menanggapi dengan anggukan kepala. Segera satu di antara keduanya kembali berbalik keluar dari kamar tersebut.
Sudah tidak bisa terselamatkan lagi. Gadis tawanan itu telah mendekati pintu neraka yang dibuat oleh manusia.
Begitu kuat tubuh wanita berpakaian seksi itu saat mencengkram kedua tangan gadis tawanan.
Sungguh tidak bisa dipercaya. Salah satu wanita yang baru datang telah menutup mulut dengan sapu tangan. Bertepatan dengan itu, wanita lain yang tadi meninggalkan kamar telah kembali dan membawa sebuah suntikan yang telah berisi cairan.
Gadis tawanan hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia menangis sambil mencoba memberontak. Berusaha sekuat tenaga untuk lepas dari kungkungan wanita seksi itu. Sayang, takdirnya berkata lain.
Hanya sekejap saja. Pandangan mata telah kabur dan berkunang-kunang, yang kemudian pemandangan di depannya seolah berputar-putar yang membuat tubuhnya serasa melayang.
Ia telah kalah.
****
Hahahaha
Gelak tawa terdengar membahana. Perkumpulan tiga pria tampan cukup memanjakan mata ketika memandang. Sayang semua tidak bisa dinikmati oleh pengunjung lain, sebab mereka berada di sebuah ruangan khusus saat ini.
Baru beberapa menit mereka berada di sana, seolah kerinduan tidak puas walau telah bertemu. Hati riang dibawanya setiap melantunkan suara. Sungguh mereka bertiga begitu menikmati malam ini untuk bersenang-senang.
Minuman mahal yang juga memabukkan tidak pernah tertinggal. Seperti keberadaan mereka yang selalu dirindukan, sama seperti rasa nikmat dari minuman berwarna coklat kemerahan itu.
"Jadi, kau masih berhubungan dengan Elle?" tanya Ferdi dengan tersenyum menggoda.
Ken menarik sebelah bibirnya.
"Terakhir kali aku bersamanya satu Minggu lalu. Dan kupastikan namanya sudah tidak ada lagi di daftar menuku."
Kembali terdengar gelak tawa renyah dari kedua sahabat yang membuat Ken tersenyum kecut.
Endrew merangkul pundak Ken. Sambil ia kemudian bersuara, "Sebaiknya kau menjauh darinya sebelum semua terlambat!"
Ken mengangguk mantap menanggapi. Tentu saja ia tidak akan lagi berhubungan dengan wanita itu. Kenangan pahit yang pernah dialaminya sudah cukup. Ia kini telah menemukan wanita lain yang jauh lebih baik dari si Ja Lang itu.
"Jadi, apa perlu bantuanku untuk mendapatkan wanita idaman?" Ferdi sekali lagi turut andil untuk urusan asmara Ken.
Bukannya apa-apa, sebab Ken bukan seperti dirinya yang supel dan mudah bergaul. Bisa dibilang jika Ken terlalu kaku dan lebih menutup diri bahkan dengan keluarganya sekalipun.
"Tidak perlu!"
Ken memutuskan untuk berbangga diri kali ini. Sebab ia tidak merasa payah, ketika kedua sahabatnya kini telah memiliki tunangan.
"Wah ... Rupanya kau sudah menemukan gadis idaman."
Endrew menepuk pundak Ken sambil tersenyum lebar.
"Kali ini aku sungguh bangga denganmu." Senyuman Ferdinand tidak kalah lebarnya saat mengetahui sahabatnya telah menemukan gadis idaman.
"Bersulang untuk kebahagiaan sahabat kita, Ken!"
Ferdi telah mengangkat segelas minuman yang baru dituangnya. Bersamaan ketiga gelas cantik itu dipertemukan yang kemudian terdengarlah bunyi "Ting". Meneguk segera minuman kemerahan itu dengan sekali teguk. Mereka bertiga tertawa renyah bersamaan.
Terganggu dengan suara ketukan pintu yang tiba-tiba. Ketiganya pun mengalihkan pandangan mata ke arah pintu yang terbuka perlahan.
Menunggu hiburan istimewa yang disiapkan untuk malam ini. Tidak dipungkiri memang, jika mereka bukanlah lelaki baik-baik seperti pada umumnya.
Sungguh membuat mata terpanah saat melihat dua wanita datang memasuki ruangan yang gemerlap.
Ferdi tidak bisa tinggal diam ketika melihat wanita cantik dengan postur tubuh yang begitu menggelitik pandangan mata. Apalagi wanita itu memiliki ukuran jumbo pada tubuh bagian atasnya.
"Hai, cantik!" Ferdi mendahului kedua sahabatnya untuk menyambut kedatangan hiburan mereka.
"Mari bersenang-senang, tampan!" balas wanita itu.
Kedua wanita itu hanya menggunakan penutup tubuh bagian atas seperti kemben yang dihiasi oleh Payet juga mengenakan rok mini sebatas paha. Sungguh sangat menggoda iman seorang lelaki.
Dan entah mengapa, sejak tadi pandangan mata Ken tertuju pada seorang wanita cantik, sangat cantik bahkan meski bentuk tubuhnya tidak seaduhai wanita yang satunya.
Dari rambutnya yang panjang tergerai dan bergelombang dibagian bawah. Alis tebal yang terlihat samar karena tertutup poni. Juga hidung mancung khas orang Indonesia. Ken menelan ludahnya saat melihat bibir berwarna pink yang berkilau.
"Sial!" Batin Ken menjerit dengan raut wajah tegang seketika.
Fix lelaki itu mengenal wanita yang berdiri tanpa ada ekspresi di wajahnya.
Seketika Ken beranjak dari duduknya setelah Endrew lebih dulu mendekati wanita yang sejak tadi membuat hatinya meledak.
"Jangan menyentuhnya!"
Teriakkan Ken menggema di penjuru ruangan. Beruntung jika dentuman musik sangat kencang, yang mana teriakkan itu tidak akan sanggup menembus dinding di luar sana.
Seketika Endrew mengalihkan pandangannya. Belum sempat ia mencium tangan wanita tanpa ekspresi itu, Ken lebih dulu menarik pundak lelaki itu yang membuatnya menjauh dan terhuyung ke belakang. Bersyukur Endrew, sebab dirinya tidak sampai terjatuh akibat kekuatan tangan Ken saat menghempaskannya.
Ferdi dan wanita seksi mengalihkan pandangannya dengan keterkejutan yang tidak bisa diatasi.
"Ada apa, Tuan?" tanya wanita seksi.
"Ken, kau kenapa?" tanya Ferdi.
"Santai, Bro!" ucap Endrew.
Ketiganya serempak mengucapkan kata yang terlintas begitu saja ketika mendapati kelakuan aneh sahabatnya.
"Breng sek! Siapa yang membuatnya menjadi seperti ini!"
Ken memeluk tubuh wanita tanpa ekspresi itu dengan raut wajah memerah dipenuhi oleh amarah. Sungguh ia benar-benar tidak bisa mengampuni orang yang telah membuatnya semarah ini.
"Kupastikan dia akan menyesal telah membuatnya menjadi seperti ini!" Berucap dengan sungguh-sungguh sambil menatap ketiga orang yang juga sedang menatapnya.
Ken berjalan cepat untuk mengambil jas yang sangat beruntung tidak ia tinggal di mobil. Cepat lelaki itu menutup tubuh wanita yang membuatnya marah dengan jas hitam tersebut.
Tak ingin membuang waktu atas keadaan yang sedang terjadi, Ken memilih untuk membawa wanita itu pergi dari sana.
Bahkan ia sama sekali tidak menghiraukan teguran juga pertanyaan yang mengudara dari kedua sahabatnya.
"Kenapa dia?" tanya Ferdi pada Endrew. Keduanya saling berpandangan dan Endrew mengerdikkan bahunya kemudian.
"Entahlah, aku pun tidak tahu!" balas Endrew sambil ia menatap kepergian Ken saat melangkah keluar.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
aqil siroj
alhamdulillah.... untung ketemu ken....
up lagi dong thor....
2023-12-27
1