11. Ken dan Radit

"Aahhh!"

Baru saja Ken meneguk segelas anggur merah yang dituang oleh wanita cantik juga seksi di sampingnya. Lelaki itu meletakkan kembali gelas kaca yang telah kosong.

Sesekali wanita itu menempelkan tubuhnya sambil mencium pipi juga bagian lain yang diinginkan dari lelaki itu.

Lelaki itu tidak menolak sama sekali, bahkan ia begitu menikmati setiap sentuhan yang membuatnya melayang. Bahkan ia sangat pasrah ketika wanita seksi itu membuka kancing kemejanya sebatas dada.

Sebuah gambar yang memenuhi separuh bagian dada kini terlihat dan itu membuat sosok wanita dengan pakaian terbuka itu semakin bergairah.

"Sampai kapan kita akan seperti ini?"

Wanita itu berucap manja sembari mencium kilas bibir lelaki tampan itu.

Dilihatnya lelaki yang memamerkan sedikit keindahan tubuh bagian atasnya yang hanya mengerdikkan bahu.

"Ken, sudah dua jam kita hanya seperti ini. Aku sudah sangat bergairah."

Semakin mendekatkan diri, sengaja menempelkan bagian miliknya yang menonjol. Siapa yang tidak berminat jika seseorang diberikan pemandangan indah apalagi bisa menyentuh dan menikmatinya.

Tentu Ken dengan senang hati menyambutnya. Membawa wanita itu ke dalam pelukannya. Tergoda diri untuk meremas bagian yang menempel pada tubuhnya.

"Eeehhmmm!" Terdengar suara seseorang yang sedang merasakan kenikmatan.

"Kau menikmatinya, Ell?"

Bisikan Ken pada telinga wanita itu hanya ditanggapi dengan anggukan kepala. Ken kemudian membawa bibirnya untuk menjelajah bagian-bagian lain dari wajah wanita itu yang berakhir pada bibir pink tanpa polesan lipstik.

Entah sudah berapa kali mereka berciuman seperti yang dilakukan oleh Ken saat ini. Sebenarnya Ken menginginkan kepuasan lebih dari itu. Tapi, yang terjadi setelah dua jam berlalu miliknya tidak juga berdiri. Bahkan Ella sejak tadi memainkannya. Tetap saja bagian tempur itu tidak merespon dengan baik.

"Sepertinya milikku sedang tidak ingin melakukannya."

Berakhir cumbuan memabukkan yang disusul dengan bisikan menyakitkan. Ella mengerutkan keningnya. Merasa aneh pada sikap Ken yang tidak seagresif dulu. Bahkan ia masih ingat bagaimana lelaki itu dengan gilanya melakukannya berkali-kali, yang membuatnya lemas tidak berdaya.

"Kamu yakin tidak ingin melakukannya, Ken?"

Mencoba meyakinkan keadaan agar hati tidak merasakan kecewa. Sebab miliknya telah basah, hasratnya sudah meletup-letup menginginkan kepuasan lebih dari ini.

Dengan tanpa merasa malu, wanita itu menurunkan tali kecil yang bertengger di bahunya. Sehingga bagian yang tertutup oleh setengah bahan berwarna hitam itu terpampang di depan mata. Melihat bagian yang menonjol itu dengan sempurna, Ken menelan ludahnya kasar.

"Apa kau tidak menginginkankanya, hemm?" Berucap wanita itu sambil memainkan bagian menonjol miliknya.

Tentu saja Ken menyambut kegilaan Ella dengan sukacita. Rakus lelaki itu memainkan mulutnya pada bagian yang menonjol. Ella hanya bisa menikmati tubuhnya yang merespon cukup baik. Berkali-kali terdengar desahan nikmat yang kini mengundang gairah seksual Ken.

Seketika Ken menghentikan aktivitasnya. Ia merasakan miliknya telah tegak mencari kepuasan. Lelaki itu mengumpat kesal dalam hati. Pertahanan diri untuk tidak tergoda oleh nafsu, agaknya ia tidak sanggup.

"Kau semakin pandai menggoda rupanya."

Jas miliknya yang tadi tergeletak di atas sofa, kini dibalutkannya pada wanita setengah telanjang itu. Tersenyum lebar wanita itu menanggapi tingkah Ken.

Dengan tanpa merasa malu, juga telah dipengaruhi oleh minuman yang sejak tadi menemaninya. Segera lelaki itu mengangkat tubuh Ella menuju ke dalam kamar yang biasa ia pesan di Bar tersebut.

Seperti itulah kehidupan Ken beberapa tahun lalu. Karenanya, ia tidak pernah tampak menggandeng seorang wanita. Karena yang ia pikirkan, semua wanita pasti sama murahannya seperti wanita yang mendesah nikmat di bawah permainannya.

****

Di tempat lain, terlihat seorang wanita dengan dandanan cantik jug memakai pakaian mahal terlihat turun dari mobil mewah. Sejenak menatap rumah yang terhalang oleh pagar menjulang tinggi berwarna putih.

"Masih sama seperti dulu."

Wanita itu menjinjing tas dari brand ternama berwarna putih. Setelah ia merasa puas melihat pagar yang menutupi rumah mewah itu, segera dirinya menekan bel yang ada di samping pintu pagar. Tidak ingin mengulur waktu, dirinya sudah tidak sabar lagi untuk mencari berita yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.

kedua kalinya bel ditekan, terdengar suara seseorang berteriak dari dalam. Di lihatnya dari celah pagar yang masih terlihat halaman rumah, wanita dewasa dengan pakaian mahalnya bisa melihat seorang wanita sedikit gemuk sedang berlari.

"sebentar, Bu!"

Segera pintu pagar dibuka untuk pejalan kaki, wanita sedikit gemuk itu mengerutkan keningnya melihat sosok wanita dengan dandanan cantik berdiri di depannya. Yang ada dipikirannya ialah pemilik rumah sedang kedatangan tamu seorang istri pejabat.

"Iya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?"

Sopan wanita itu menanyakan keperluan dari tamu yang ada di depannya.

"Maya ada di rumah?"

Menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Bu Maya sedang berada di Kafe, Bu. Biasanya Ibu akan balik jam satu atau dua siang."

Mengangguk kecil menanggapi.

"Ehm ... Baiklah, saya akan kesana saja."

Dan begitu saja langkah dibawanya pergi meninggalkan rumah mewah itu dengan hati yang dirasa masih gelisah.

Cepat wanita cantik dengan setelan ala ibu pejabat. Membiarkan rambut panjangnya tergerai nan indah. Menambah nilai kecantikan yang ia miliki.

Segera membawa mobil mewahnya menuju tempat di mana kini seseorang sedang ingin ia temui. Hatinya sudah mendodok merasakan sesuatu hal yang menyakitkan.

"Aku yakin dia sedang bersamanya."

Mobil melesat cepat, beruntung jalanan arah menuju toko kue Cake and Cafe milik Maya tidak terlalu padat. Hanya tiga puluh menit perjalanan kini tampak sebuah mobil mewah sudah membelokkan setir memasuki halaman parkir Kafe.

Ada embusan napas yang terbuang kasar. Wanita dewasa berambut panjang itu membuka kacamata hitamnya.

Ada beberapa deretan mobil yang juga terparkir di sana. Ia tidak menemukan mobil yang dicari. Tetap saja, hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk turun menemui Maya.

Dengan berjalan ala model papan atas wanita itu melangkah masuk ke dalam Kafe. Baru saja ia membuka pintu kaca besar, seorang pelayan sudah menyambutnya ramah

"Selamat datang!"

Senyuman saling dilemparkan. Dan langkah kaki benar-benar terhenti tepat ketika satu langkah kaki telah berada di dalam kafe tersebut.

Raut wajah seketika mengeras. Hati meradang dipenuhi amarah yang kian memuncak.

Wanita itu telah mendapatkan jawaban yang sejak kemarin terus mengusik hati dan pikirannya. Sosok lelaki yang telah hidup bersama dan telah menjadi belahan jiwanya kini telah ia temukan dengan keadaan yang luar biasa mengoyak hati.

Perlahan langkah kaki dibawanya melangkah maju dengan hati yang telah hancur berkeping-keping.

Suara demi suara mulai terdengar. Wanita itu mulai muak dengan keadaan yang disaksikan. Ia bahkan meremas erat tas yang dibawanya untuk menyalurkan amarah yang terpendam.

"Sudahlah, cepat pergi kerja!"

"Apa tidak boleh aku menemanimu di sini, hem?"

"Radit, pekerjaanmu lebih penting daripada di sini, kau hanya mengganggu."

Bukannya marah lelaki itu, tapi justru ia terkekeh renyah mendengar kekesalan sang kekasih hati. Sungguh mereka berdua terlihat seperti anak muda yang sedang kasmaran. Dengan keadaan Maya yang sedang sibuk menyiapkan kopi untuk pelanggan dan di sampingnya seorang lelaki terus saja merengek menginginkan perhatian.

"Pekerjaan ini bisa dilakukan oleh karyawanmu, bukan! Kita bisa duduk-duduk di sana sambil ngobrol, May."

Tanpa disadari, jika saat ini ada seseorang sedang memperhatikan tingkah mereka berdua. Bahkan sesekali Radit tampak memegang tangan Maya tanpa ada keraguan.

Tepat ketika segelas kopi espresso telah siap disajikan. Maya membalikkan badannya sambil membawa secangkir kopi yang berada di atas nampan. Radit pun turut membalikkan badan. Keduanya membeku seketika.

Tidak, Maya tidak merasa takut sama sekali. Bahkan wanita dewasa dengan riasan tipis yang juga mengenakan kerudung hitam itu tersenyum lebar menyambut kedatangan tamu istimewa baginya.

"Selamat datang di Cake and Cafe!"

Sambutan dari Maya sangat menusuk hati seorang Anggi.

"Tidak aku sangka jika kamu masih mau menerima Radit kembali!"

Maya tersenyum meski hatinya dirasa sangat sakit. Siapa yang sebenarnya ingin melepaskan lelaki itu, hanya saja ia tidak sanggup melihat lelaki kesayangan berada dengan wanita lain dengan hati lapang. Jika saja saat itu mereka berdua bercerai, ia pun juga tidak mungkin menerima kehadiran lelaki yang masih berstatus sebagai suaminya.

"Seorang istri apa boleh menolak kedatangan suaminya?"

Terkahir kali Maya berkata sambil tersenyum pahit atas harga diri yang ia pertaruhkan di depan lelaki yang menduakannya, sungguh sangat menyakitkan.

Tapi, bukan hanya wanita itu saja yang merasakan sakit. Anggi pun kini juga merasakan sakit yang sama mungkin. Bahkan wanita itu tampak ingin menangis.

Kini Maya melangkah mengantarkan pesanan, meninggalkan kedua pasangan suami-istri yang sedang terpaku dalam keadaan yang tidak bisa ditebak.

Tanpa mereka berdua ketahui, kini Maya mengusap ujung matanya yang basah tanpa disangka-sangka. Hatinya sangat hancur sebenarnya, tapi ia sangat pandai bersandiwara.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

itin

itin

masih belum dapet maksud dari cerita ini.
masih memantau 👀

2023-12-12

0

Asyatun 1

Asyatun 1

lanjut

2023-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Maya dan Radit
2 2. Shanum Marwah
3 3. Kenan Adi Pratama
4 4. Gara-gara bulpen
5 5. Keluarga Pratama
6 6. Kedatangan tamu istimewa
7 7. Masuk angin
8 8. Air mata
9 9. hati yang hancur
10 10. Terbawa perasaan
11 11. Ken dan Radit
12 12. Pilunya tangisan Maya
13 13. Pertemuan tidak sengaja
14 14. Keberuntungan Ken
15 15. Sebuah alasan
16 16. Perjanjian
17 17. Ada apa?
18 18. Gadis tawanan
19 19. Lelucon takdir
20 20. Kantor polisi VS Rumah sakit
21 21. Percakapan keluarga
22 22. Semakin Rumit
23 23. Mencari harapan
24 24. Masalah apa lagi
25 25. Sebuah penjelasan
26 26. Ungkapan hati
27 27. Jalan terbaik
28 28. keterkejutan
29 29. Kegilaan Ken
30 30. Percakapan dalam mobil
31 31. Upik Abu
32 32. Putri salju
33 33. Hotel Kempinski
34 34. Pesta
35 35. Pesta sungguhan
36 36. Bukan seperti ini
37 37. Kesialan Shanum
38 38. Penyesalan
39 39. Penjelasan Radit
40 40. Kejutan apa lagi?
41 41. Masalah kehidupan
42 42. Menyakitkan
43 43. Percakapan dari hati
44 44. Supermodel
45 45. Kegirangan Ken
46 46. Suara hati
47 47. Kejujuran
48 48. Kejutan
49 49. Perdebatan dua saudara
50 50. Luka di hati
51 51. Saling merasakan
52 52. Kejutan apa lagi
53 53. Akhirnya
54 54. Tamu tak diundang
55 55. Foto 3R
56 56. Tamu istimewa
57 57. Masa lalu yang sebenarnya
58 58. Darah
59 59. Apakah benar?
60 60. Romantis
61 61. Malam penuh cerita
62 62. Lemas
63 63. Berusaha lebih baik
64 64. Bagai busur panah
65 65. Tragedi malam itu
66 66. Malam Indah
67 67. Seseorang yang pernah singgah
68 68. Gejolak hati
69 69. Siapa itu?
70 70. Kecewa
71 71. Penyesalan
72 72. Saling mengkhawatirkan
73 73. Lelaki berharga
74 74. Menyesal
75 75. Bicara Berdua
76 76. Cemas
77 77. Perawatan selanjutnya
78 78. Luapan isi hati
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1. Maya dan Radit
2
2. Shanum Marwah
3
3. Kenan Adi Pratama
4
4. Gara-gara bulpen
5
5. Keluarga Pratama
6
6. Kedatangan tamu istimewa
7
7. Masuk angin
8
8. Air mata
9
9. hati yang hancur
10
10. Terbawa perasaan
11
11. Ken dan Radit
12
12. Pilunya tangisan Maya
13
13. Pertemuan tidak sengaja
14
14. Keberuntungan Ken
15
15. Sebuah alasan
16
16. Perjanjian
17
17. Ada apa?
18
18. Gadis tawanan
19
19. Lelucon takdir
20
20. Kantor polisi VS Rumah sakit
21
21. Percakapan keluarga
22
22. Semakin Rumit
23
23. Mencari harapan
24
24. Masalah apa lagi
25
25. Sebuah penjelasan
26
26. Ungkapan hati
27
27. Jalan terbaik
28
28. keterkejutan
29
29. Kegilaan Ken
30
30. Percakapan dalam mobil
31
31. Upik Abu
32
32. Putri salju
33
33. Hotel Kempinski
34
34. Pesta
35
35. Pesta sungguhan
36
36. Bukan seperti ini
37
37. Kesialan Shanum
38
38. Penyesalan
39
39. Penjelasan Radit
40
40. Kejutan apa lagi?
41
41. Masalah kehidupan
42
42. Menyakitkan
43
43. Percakapan dari hati
44
44. Supermodel
45
45. Kegirangan Ken
46
46. Suara hati
47
47. Kejujuran
48
48. Kejutan
49
49. Perdebatan dua saudara
50
50. Luka di hati
51
51. Saling merasakan
52
52. Kejutan apa lagi
53
53. Akhirnya
54
54. Tamu tak diundang
55
55. Foto 3R
56
56. Tamu istimewa
57
57. Masa lalu yang sebenarnya
58
58. Darah
59
59. Apakah benar?
60
60. Romantis
61
61. Malam penuh cerita
62
62. Lemas
63
63. Berusaha lebih baik
64
64. Bagai busur panah
65
65. Tragedi malam itu
66
66. Malam Indah
67
67. Seseorang yang pernah singgah
68
68. Gejolak hati
69
69. Siapa itu?
70
70. Kecewa
71
71. Penyesalan
72
72. Saling mengkhawatirkan
73
73. Lelaki berharga
74
74. Menyesal
75
75. Bicara Berdua
76
76. Cemas
77
77. Perawatan selanjutnya
78
78. Luapan isi hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!