Braaakkk
Pintu tertutup dengan keras. Ia merasa sangat marah pada keadaan yang telah membuatnya harus merasakan hancur. Bahkan sebelum dirinya mencoba berjuang.
"Sialan!"
"Aaaarrrrkkkkhh!"
Ssrrrueeekk
Praaannngg
Tak kuasa lelaki itu menahan diri dari kehancuran yang dirasa. Kepala terasa sangat panas bahkan hampir saja meledak.
"Perasaan apa yang sedang kualami saat ini?"
Sungguh kesal berada dalam penjara cinta yang bahkan dirinya belum memulai untuk melukis kisah. Sangat sakit ia rasakan hatinya kini. Benar-benar membunuh jiwanya yang baru merasakan bahagia.
"Mengapa rasanya sesakit ini?"
Prrraaaaangggg
Kembali melampiaskan amarah dengan meratakan meja yang dipenuhi dengan berbagai berkas dan peralatan kerja. Ia tidak peduli. Hatinya hanya ingin mencari kepuasan.
"Jadi dia sudah memiliki kekasih!"
Brrreaakkk
Dengan masih menahan diri dari amarah yang meletup, lelaki itu menggebrak meja kerjanya yang telah bersih dari segala macam berkas dan peralatan kerja. Bahkan ia sama sekali tidak merasa sayang telah menghempaskan sebuah benda elektronik canggih yang bisa membantunya untuk meringankan urusan pekerjaan.
"Seharusnya, data yang Reno berikan padaku sudah mencakup semua. Nyatanya aku salah."
Mengembuskan napas besar. Lelaki itu mencoba meredam amarah yang belum juga berkurang. Berharap dengan mengingat setiap kenyataan mengenai gadis itu, ia bisa mengikis rasa cinta yang selama ini disimpan. Nyatanya lelaki itu semakin dibuat menderita, sebab hati semakin dibuat merana.
Tidak disangka-sangka jika sejumput rasa yang tersimpan begitu dalam, sangat luar biasa membuat keadaan diri menjadi gila. Sama sekali tidak pernah menyangka ini akan terjadi padanya.
Apalagi selama ini, siapa yang tidak tahu sosok Kenan Adi Pratama. Banyak di antara rekan kerja juga sahabatnya yang sering bersenang-senang menghabiskan malam indah bersama dengan wanita-wanita cantik. Nyatanya, hanya seorang gadis berkerudung biasa yang kini dapat mengoyak seluruh dunia yang dimilikinya.
Kenan masih berpikir atas apa yang sedang dialaminya. Ia telah berjanji pada seluruh anggota keluarga untuk mengajak wanita yang menjadi pilihannya. Tapi, semua itu agaknya tidak bisa terwujud.
Padahal ia sadar, jika kenalan wanita cantik dan seksi di luar sana tidak terhingga. Tetap saja hatinya tidak bisa menerima. Pilihannya jatuh pada gadis berkerudung tampil sederhana itu.
Kenan sedikit membungkukkan badannya sambil kedua tangan menapak meja untuk menopang tubuhnya. Rasa kesal, bercampur dengan cemburu yang menimbulkan emosi meluap, membuatnya tidak bisa berpikir jernih.
Tok tok tok
Tok tok tok
Tok tok tok
"Pak Ken!"
Ken mengembuskan napas sambil kini mencoba tegar. Ia mengusap wajahnya dan menyugar rambut ke belakang. Mendengar suara yang tidak asing baginya, siap ia untuk menyambut seseorang yang sudah dikenal.
"Masuk!"
Tidak malu pada kondisi ruangan yang sudah berantakan. Sering ia melakukan hal semacam ini jika dirinya benar-benar frustrasi.
Seseorang membuka pintu ruangan. Tertegun sesaat melihat pemandangan di dalam sana. Ada embusan napas yang terbuang kasar.
"Apa lagi yang sekarang terjadi pada Pak Ken?" dalam hati Reno berbisik.
"Ada apa, Ren?"
Pertanyaan Ken sedikit membuat Reno terkejut. Segera lelaki yang berada di depan pintu masuk ke dalam juga tidak lupa menutup pintu ruangan tersebut.
"Pukul 8 Pak Ken ada meeting di perusahaan Flame Plastik."
Ken yang kini telah berdiri sambil menatap wajah Reno dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celana hanya mengangguk paham.
"Emmm ... Apa tidak berangkat sekarang saja, Pak?"
Sedikit ragu saat Reno mengutarakan pendapatnya.
"Seperti biasa, jalanan ibukota selalu macet. Apa kita tidak sebaiknya berangkat lebih awal, Pak?"
Ken menggelengkan kepalanya. Otaknya sedang bermasalah, apalagi hatinya. Yang pasti saat ini lelaki itu sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
"Apa bisa kau batalkan janji temu hari ini?"
"Ganti dengan hari lain saja, saat ini aku sedang kesal, Ren."
Sudah bisa ditebak, apa yang akan dikatakan oleh bosnya itu. Reno hanya bisa mengangguk pasrah. Lelaki itu paham apa yang terjadi setelah ini.
"Urus semua urusan perusahaan, aku ingin mencari udara segar."
Dan begitu saja Ken melenggang pergi. Sepertinya biasa, Reno akan bertanggung jawab penuh atas keadaan perusahaan seharian ini. Sebab ia sudah tahu jika lelaki yang menjadi bosnya itu tidak akan datang lagi hingga jam kerja berakhir.
Reno hanya bisa menghela napas. Sedikit penasaran sebenarnya, tapi ia tidak punya waktu untuk mencari tahu saat ini. Sebab tugasnya telah menunggu.
"Beno, datang ke ruang Pak Ken. Bereskan keadaan di sini. Cepat!"
Telepon seluler yang baru saja tersambung dengan bagian kebersihan seketika kembali tertutup kembali. Reno tidak ingin terlalu lama membuang waktu.
Cepat ditinggalkannya ruangan yang berantakan itu. Lelaki itu memilih segera pergi menuju tempatnya bekerja.
Di sisi lain di tempat lain pula, tampak seseorang sedang mengemudikan kendaraan beroda empat dengan mencengkram erat setir kemudinya. Ia masih sangat ingat betapa sakit hatinya saat melihat wanita yang mulai mengisi hatinya dipanggil oleh seseorang dengan sebutan "sayang".
"Mengapa rasanya sangat sakit?"
Sambil lelaki itu memukul setir untuk melampiaskan amarah. Semakin ia larut dalam keadaan yang belum pasti. Akhirnya lelaki itu memilih untuk menghibur diri ke suatu tempat.
Dengan segera ia membawa laju mobil mewahnya menuju tempat yang memang sudah menjadi tempat kesukaannya.
Terlihat kini, Ken sedang menghubungi seseorang. Menunggu panggilannya tersambung dengan sesekali membuang napas besar.
"Hallo Bro!"
"Aku akan ke tempatmu, siapkan tempat dan pelayanan terbaikmu!"
Tanpa banyak memberikan tanggapan juga ekspresi wajah yang nyata. Begitu saja panggilan telepon ia matikan. Padahal hari masih sangat pagi, nyatanya lelaki itu memilih pergi untuk menenangkan diri ke tempat yang biasa ia datangi malam hari.
Masih sesekali menggeretkan gigi sambil kini membawa lengannya bersandar pada pintu mobil. Ia memijat keningnya yang dirasa mulai pening hanya karena sebuah kesaksian yang tidak sengaja ia ketahui.
"Mungkin Elle bisa sedikit mengurangi rasa kesalku saat ini!"
Pupus sudah harapan menjadi lebih baik jika lelaki itu memilih untuk kembali berhubungan dengan wanita itu. Dimana ia adalah seorang penari striptis yang sangat menggoda kejiwaan dan kewarasan seorang lelaki.
Siapa yang tidak tahu mengenai wanita bernama Ellena Grize. Seorang wanita dengan postur tubuh yang tidak bisa ditemukan kekurangannya. Apalagi ia juga memiliki ukuran dada yang sangat menggoda pandangan mata.
Dan Ken telah memilih wanita itu untuk menghiburnya kali ini. Dapat dipastikan jika lelaki itu pasti akan kembali sulit terlepas dari jerat wanita cantik itu seperti dua tahun yang lalu.
"Benarkah kau akan berurusan lagi dengan wanita itu, Ken?"
Lelaki itu bermonolog untuk dirinya sendiri. Sebenarnya ia masih ragu, tapi entahlah mengingat wanita cantik juga seksi itu minatnya seketika memuncak.
"Kegilaan apa lagi yang akan terjadi setelah ini?"
Tersenyum pahit untuk dirinya sendiri. Mengingat bagaimana dirinya dulu menjadi seorang penjahat wanita yang tidak bisa terlepas oleh tipu rayu wanita cantik nan seksi itu.
"Sekali saja!"
Meyakinkan diri untuk melakukannya lagi dengan batasan yang ia mantapkan dalam hati.
Setelah mengembuskan napas, lelaki itu menekan icon berwarna hijau. Dimana di depan layar ponselnya tertera sebuah nama beserta nomor dari seseorang yang begitu dia inginkan saat ini.
Beberapa detik ...
"Hallo Ell, apa kau sibuk pagi ini?"
....
"Temani aku di tempat biasa!"
....
"Baiklah, aku akan menjemputmu."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Rita Riau
Kenan cemburu,,,, lagian apa shanum mau pada penjahat kelamin 🤔🤭
2024-02-15
0
Riri
berandalan rupanya....
Shanum liat papanya aja gak sreg, lha ini petualang....
2023-12-12
0
Riri
kok ada yg terlewat.... memang data papa nya gak nyampe ya .... wkwkwk 🤭
2023-12-12
0