8. Air mata

Aroma minyak angin menyeruak masuk ke dalam hidung sesekali. Bau Khas dari minyak tukang pijat jaman dahulu. Tidak disangka jika bau yang dulu sangat tidak disukai, nyatanya kini dapat mengikis sedikit kerinduan atas kisah masa lalu.

Eeuuuhhhhh

Meremas kain seprei yang didudukinya untuk menyalurkan rasa sakit yang menyiksa.

Iissssssshh

"Maya, sakit!"

Tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata, saat ini yang dirasakan oleh Radit ialah rasa sakit akibat seseorang menggosok punggungnya menggunakan koin hingga memerah.

Sudah sepuluh tahun lebih lamanya, lelaki itu tidak pernah lagi merasakan kesakitan di punggung saat masuk angin. Sedikit merasa senang meski dirasa menyiksa. Sebab kini, ia mendapatkan perhatian lebih yang mustahil didapatkan.

"Tahanlah sebentar lagi!"

Awalnya, Maya sangat canggung ketika tangannya yang tidak sengaja menyentuh kulit punggung. Yang akhirnya, tampak begitu alami saat kini sudah hampir sepuluh menit berlalu meladeni lelaki yang sedang menginap di rumahnya.

Benar-benar menjadi malam teristimewa untuk mereka berdua. Yang mana selama ini saling merindu tanpa bisa berbuat apa-apa.

"Maya ...."

Menghembuskan napas kasar. Wanita itu mulai malas menanggapi. Di sisi lain, hubungan mereka juga tidak sedekat itu jika dirinya harus terus memaksa.

"Ya, ini sudah selesai!"

Meskipun hati masih sangat ingin melanjutkan aktivitasnya, Maya tetap harus mengakhiri. Ia tidak ingin sampai melebihi batas kewajaran.

Beranjak kini dari duduknya wanita itu. Dilihatnya sosok lelaki yang sedang duduk bersila memakai kaos yang tadi diambilnya dari koper milik lelaki itu.

"Apa sudah lebih baik?"

Radit menatap wajah kekasih hatinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Maya menunggu jawaban yang pasti dari lelaki yang telah membuatnya begadang malam ini.

Mengangguk kecil.

"Sepertinya begitu."

Agak sedikit berat mengatakannya. Sebab lelaki itu sebenarnya masih ingin ditemani oleh wanita itu.

"Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke kamar."

Radit terdiam sejenak sambil menatap kepergian wanita cantik yang selalu ia rindukan. Semua tentang wanita itu masih sama. Selalu mengisi kekosongan hatinya.

"Maya!"

Dan begitu saja terucap lirih. Radit membenarkan posisi sarung supaya menutup bagian tubuh atasnya yang terekspos.

Dilihatnya kini Maya membalikkan badannya saat tangan kanannya telah meraih handle pintu.

"Iya?"

Maya menahan diri dari perasaan bersalah dan juga sedikit merasa senang sebenarnya. Bagaimana tidak, sosok lelaki tampan yang duduk di atas tempat tidur itu sempat membuatnya tergoda ketika tadi mengekspos dada bidang juga postur tubuh yang masih terjaga dengan baik.

Sempat merutuki diri saat tadi melayangkan pertanyaan yang hanya mendapatkan tatapan tajam. Maya sudah berada di tempat yang benar baginya.

Sudah bertahun-tahun lamanya mereka tidak sedekat ini. Sebabnya ia terus menjaga jarak aman dengan lelaki yang masih dipertanyakan statusnya meskipun lelaki itu tidak pernah telat memberi nafkah lahir.

"Mmmm tidak bisakah kau ...."

Mengembuskan napas besar.

"Apa tidak bisa kau tidur di sini?"

Keduanya saling menatap dari jarak cukup jauh. Meski begitu hati mereka sama-sama merasakan sesuatu yang bergejolak.

"Aku tidak akan melakukan apapun. Hanya saja, malam ini aku begitu rindu tidur sambil menatapmu."

Maya menelan ludahnya kasar. Menimang keadaan diri dengan kenyataan yang terjadi. Ia hanya manusia. Mulai tergoyahkan imannya. Sebab apa yang dirasa oleh lelaki itu, ia pun juga merasakan sebenarnya.

"Aku ...."

Sedikit meragu saat ingatan masa lalu menggelitik hati. Mengingat bagaimana dulu suaminya sangat kejam hingga begitu tega membohongi dirinya.

Maya menggelengkan kepalanya samar.

Radit menatap dengan tatapan sendu. Ia benar-benar telah muak dengan kehidupannya sekarang. Seperti orang yang kehilangan gairah hidup ketika berada di rumahnya. Berbeda halnya ketika kini lelaki itu berada di sana. Melihat putri yang terlambat ia ketahui juga melihat sosok wanita cantik yang selalu ia agungkan hingga saat ini.

"Please!"

"Tidak sepantasnya kita tidur bersama Radit. Kita sudah berpisah ranjang selama bertahun-tahun. Status kita masih dipertanyakan."

Maya mencoba menjelaskan. Nyatanya hal itu memanggil Radit untuk beranjak dari duduknya. Ia melangkah mendekati Maya yang berdiri di depan pintu.

"Aku hanya ingin tidur ditemani olehmu. Tidak lebih dari itu, May!"

Tidak berdaya atas ajakan yang dipengaruhi oleh orang ketiga. Siapa lagi jika bukan penghuni kamar. Akhirnya Radit berhasil menggandeng tangan Maya.

Sedikit menarik memang, sebab Maya sepertinya masih ragu. Tapi keadaan diri sama sekali tidak menolak.

"Benar-benar gila," batinnya terus memaki diri.

Radit telah naik ke atas kasur. Masih menggandeng tangan Maya hingga wanita itu ikut naik ke atas sana. Keadaan Radit sudah sedikit membaik sepertinya. Bisa dilihat dari wajahnya yang sudah tidak sepucat tadi.

"Mengapa kamu masih duduk, May?"

Radit menatap Maya dengan posisi sudah tidur di atas kasur. Dengan sedikit ragu, wanita itu mulai ikut merebahkan diri.

"Tidak seharusnya kita berada dalam keadaan seperti ini, Radit. Bagaimana jika Anggi tahu? Dia pasti akan sangat sedih."

Kembali membuat hati Radit kesal juga sakit. Tidak diketahui oleh Maya jika lelaki itu juga merasakan sakit saat ia mendengar nama Anggi.

"Bagaimana dengan perasaanmu?"

Bukannya menjawab pertanyaan, lelaki itu sebaliknya melayangkan sebuah pertanyaan yang kini membuat Maya susah untuk bernapas.

Hening sejenak.

"Hidupku berantakan karena kepergian mu, May!"

Keduanya saling menatap dengan posisi tidur miring. Berusaha keras mereka untuk bertahan dari kesedihan yang mendalam.

"Kamu benar-benar tega!"

"Apa katamu?"

Maya mulai tersulut emosi atas pernyataan yang diungkapkan oleh Radit. Bagaimana bisa, dirinya yang tersakiti malah kini menjadi bersalah.

Begitu saja ribuan kata ditelan mentah-mentah saat jari telunjuk Radit menyentuh bibir Maya. Wanita itu terdiam seketika.

"Aku memang bersalah, May."

"Sebenarnya aku tidak pernah mau melakukan keinginan mama untuk menikahi Anggi."

"Waktu itu mama mengancam ingin menceraikanmu, bahkan mama berniat terang-terangan ingin meminta ijin pada orang tuamu jika dia berniat menikahkan aku dengan wanita lain hanya karena ingin mendapatkan keturunan."

"Kamu tidak pernah mau mendengarkan alasan dariku. Aku melakukan semuanya karena tidak ingin kamu dan keluargamu dipermalukan oleh mama."

Tanpa terasa air mata meleleh saat dirasa sudah tidak bisa dibendung. Lelaki itu menangis dalam keadaan yang tidak pernah ia duga.

"Sangat bingung jika berada di posisi ku saat itu, May. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Demi menjaga nama baikmu dan orangtuamu, aku melakukan kesalahan fatal itu."

"Sungguh, aku tidak pernah bisa memberikan hati dan jiwaku padanya. Sebab semua itu sudah aku berikan padamu, May!"

Lelaki itu semakin dalam memasuki ruang penyesalan. Semua yang terjadi tidak bisa terulang lagi. Hanya menunggu hati yang dapat menerimanya untuk kembali.

Maya hanya diam menyaksikan. Tidak percaya saja jika kini hatinya juga turut berdenyut sakit menatap sosok lelaki yang dulu sangat dipuja yang sedang menangis di depannya.

"Aku tidak bisa berada jauh darimu, May. Sebab kaulah segalanya dalam hidupku."

Dengan mulut bergetar dan mengeluarkan suara putus-putus, Radit kembali berbicara yang membuat Maya juga ikut menangis dalam kesedihan dan penyesalan yang mendalam.

"Hatiku hancur berkeping-keping saat mendapatkan kabar ketika kamu hamil."

"Sebuah kabar gembira yang kunantikan selama lima tahun dan hanya bisa kutangisi saat itu. Sungguh kejam takdir mempermainkan hidupku."

Radit memukul kasur dengan keadaan hati yang dirasakan terluka oleh kisah masa lalu. Hal itu membuat hati Maya tergugah.

Entah salah atau tidak. Wanita itu telah kalah dengan keadaan hati yang semakin tersiksa melihat Radit menangis pilu.

Tidak banyak bicara. Wanita itu sedikit menggeser tubuhnya. Menggenggam tangan yang terkepal erat saat hendak memukul kasur.

Dan begitu saja Radit dengan segala kesedihan dan kerinduannya membawa isak tangis masuk ke dalam dekapan hangat wanita itu.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Ninik

Ninik

kalau Radit menyesal kenapa begitu tau Maya hamil g kembali ke Maya malah tinggal dgn istri barunya dasar laki2 g punya hati

2024-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Maya dan Radit
2 2. Shanum Marwah
3 3. Kenan Adi Pratama
4 4. Gara-gara bulpen
5 5. Keluarga Pratama
6 6. Kedatangan tamu istimewa
7 7. Masuk angin
8 8. Air mata
9 9. hati yang hancur
10 10. Terbawa perasaan
11 11. Ken dan Radit
12 12. Pilunya tangisan Maya
13 13. Pertemuan tidak sengaja
14 14. Keberuntungan Ken
15 15. Sebuah alasan
16 16. Perjanjian
17 17. Ada apa?
18 18. Gadis tawanan
19 19. Lelucon takdir
20 20. Kantor polisi VS Rumah sakit
21 21. Percakapan keluarga
22 22. Semakin Rumit
23 23. Mencari harapan
24 24. Masalah apa lagi
25 25. Sebuah penjelasan
26 26. Ungkapan hati
27 27. Jalan terbaik
28 28. keterkejutan
29 29. Kegilaan Ken
30 30. Percakapan dalam mobil
31 31. Upik Abu
32 32. Putri salju
33 33. Hotel Kempinski
34 34. Pesta
35 35. Pesta sungguhan
36 36. Bukan seperti ini
37 37. Kesialan Shanum
38 38. Penyesalan
39 39. Penjelasan Radit
40 40. Kejutan apa lagi?
41 41. Masalah kehidupan
42 42. Menyakitkan
43 43. Percakapan dari hati
44 44. Supermodel
45 45. Kegirangan Ken
46 46. Suara hati
47 47. Kejujuran
48 48. Kejutan
49 49. Perdebatan dua saudara
50 50. Luka di hati
51 51. Saling merasakan
52 52. Kejutan apa lagi
53 53. Akhirnya
54 54. Tamu tak diundang
55 55. Foto 3R
56 56. Tamu istimewa
57 57. Masa lalu yang sebenarnya
58 58. Darah
59 59. Apakah benar?
60 60. Romantis
61 61. Malam penuh cerita
62 62. Lemas
63 63. Berusaha lebih baik
64 64. Bagai busur panah
65 65. Tragedi malam itu
66 66. Malam Indah
67 67. Seseorang yang pernah singgah
68 68. Gejolak hati
69 69. Siapa itu?
70 70. Kecewa
71 71. Penyesalan
72 72. Saling mengkhawatirkan
73 73. Lelaki berharga
74 74. Menyesal
75 75. Bicara Berdua
76 76. Cemas
77 77. Perawatan selanjutnya
78 78. Luapan isi hati
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1. Maya dan Radit
2
2. Shanum Marwah
3
3. Kenan Adi Pratama
4
4. Gara-gara bulpen
5
5. Keluarga Pratama
6
6. Kedatangan tamu istimewa
7
7. Masuk angin
8
8. Air mata
9
9. hati yang hancur
10
10. Terbawa perasaan
11
11. Ken dan Radit
12
12. Pilunya tangisan Maya
13
13. Pertemuan tidak sengaja
14
14. Keberuntungan Ken
15
15. Sebuah alasan
16
16. Perjanjian
17
17. Ada apa?
18
18. Gadis tawanan
19
19. Lelucon takdir
20
20. Kantor polisi VS Rumah sakit
21
21. Percakapan keluarga
22
22. Semakin Rumit
23
23. Mencari harapan
24
24. Masalah apa lagi
25
25. Sebuah penjelasan
26
26. Ungkapan hati
27
27. Jalan terbaik
28
28. keterkejutan
29
29. Kegilaan Ken
30
30. Percakapan dalam mobil
31
31. Upik Abu
32
32. Putri salju
33
33. Hotel Kempinski
34
34. Pesta
35
35. Pesta sungguhan
36
36. Bukan seperti ini
37
37. Kesialan Shanum
38
38. Penyesalan
39
39. Penjelasan Radit
40
40. Kejutan apa lagi?
41
41. Masalah kehidupan
42
42. Menyakitkan
43
43. Percakapan dari hati
44
44. Supermodel
45
45. Kegirangan Ken
46
46. Suara hati
47
47. Kejujuran
48
48. Kejutan
49
49. Perdebatan dua saudara
50
50. Luka di hati
51
51. Saling merasakan
52
52. Kejutan apa lagi
53
53. Akhirnya
54
54. Tamu tak diundang
55
55. Foto 3R
56
56. Tamu istimewa
57
57. Masa lalu yang sebenarnya
58
58. Darah
59
59. Apakah benar?
60
60. Romantis
61
61. Malam penuh cerita
62
62. Lemas
63
63. Berusaha lebih baik
64
64. Bagai busur panah
65
65. Tragedi malam itu
66
66. Malam Indah
67
67. Seseorang yang pernah singgah
68
68. Gejolak hati
69
69. Siapa itu?
70
70. Kecewa
71
71. Penyesalan
72
72. Saling mengkhawatirkan
73
73. Lelaki berharga
74
74. Menyesal
75
75. Bicara Berdua
76
76. Cemas
77
77. Perawatan selanjutnya
78
78. Luapan isi hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!