Aroma minyak angin menyeruak masuk ke dalam hidung sesekali. Bau Khas dari minyak tukang pijat jaman dahulu. Tidak disangka jika bau yang dulu sangat tidak disukai, nyatanya kini dapat mengikis sedikit kerinduan atas kisah masa lalu.
Eeuuuhhhhh
Meremas kain seprei yang didudukinya untuk menyalurkan rasa sakit yang menyiksa.
Iissssssshh
"Maya, sakit!"
Tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata, saat ini yang dirasakan oleh Radit ialah rasa sakit akibat seseorang menggosok punggungnya menggunakan koin hingga memerah.
Sudah sepuluh tahun lebih lamanya, lelaki itu tidak pernah lagi merasakan kesakitan di punggung saat masuk angin. Sedikit merasa senang meski dirasa menyiksa. Sebab kini, ia mendapatkan perhatian lebih yang mustahil didapatkan.
"Tahanlah sebentar lagi!"
Awalnya, Maya sangat canggung ketika tangannya yang tidak sengaja menyentuh kulit punggung. Yang akhirnya, tampak begitu alami saat kini sudah hampir sepuluh menit berlalu meladeni lelaki yang sedang menginap di rumahnya.
Benar-benar menjadi malam teristimewa untuk mereka berdua. Yang mana selama ini saling merindu tanpa bisa berbuat apa-apa.
"Maya ...."
Menghembuskan napas kasar. Wanita itu mulai malas menanggapi. Di sisi lain, hubungan mereka juga tidak sedekat itu jika dirinya harus terus memaksa.
"Ya, ini sudah selesai!"
Meskipun hati masih sangat ingin melanjutkan aktivitasnya, Maya tetap harus mengakhiri. Ia tidak ingin sampai melebihi batas kewajaran.
Beranjak kini dari duduknya wanita itu. Dilihatnya sosok lelaki yang sedang duduk bersila memakai kaos yang tadi diambilnya dari koper milik lelaki itu.
"Apa sudah lebih baik?"
Radit menatap wajah kekasih hatinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Maya menunggu jawaban yang pasti dari lelaki yang telah membuatnya begadang malam ini.
Mengangguk kecil.
"Sepertinya begitu."
Agak sedikit berat mengatakannya. Sebab lelaki itu sebenarnya masih ingin ditemani oleh wanita itu.
"Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke kamar."
Radit terdiam sejenak sambil menatap kepergian wanita cantik yang selalu ia rindukan. Semua tentang wanita itu masih sama. Selalu mengisi kekosongan hatinya.
"Maya!"
Dan begitu saja terucap lirih. Radit membenarkan posisi sarung supaya menutup bagian tubuh atasnya yang terekspos.
Dilihatnya kini Maya membalikkan badannya saat tangan kanannya telah meraih handle pintu.
"Iya?"
Maya menahan diri dari perasaan bersalah dan juga sedikit merasa senang sebenarnya. Bagaimana tidak, sosok lelaki tampan yang duduk di atas tempat tidur itu sempat membuatnya tergoda ketika tadi mengekspos dada bidang juga postur tubuh yang masih terjaga dengan baik.
Sempat merutuki diri saat tadi melayangkan pertanyaan yang hanya mendapatkan tatapan tajam. Maya sudah berada di tempat yang benar baginya.
Sudah bertahun-tahun lamanya mereka tidak sedekat ini. Sebabnya ia terus menjaga jarak aman dengan lelaki yang masih dipertanyakan statusnya meskipun lelaki itu tidak pernah telat memberi nafkah lahir.
"Mmmm tidak bisakah kau ...."
Mengembuskan napas besar.
"Apa tidak bisa kau tidur di sini?"
Keduanya saling menatap dari jarak cukup jauh. Meski begitu hati mereka sama-sama merasakan sesuatu yang bergejolak.
"Aku tidak akan melakukan apapun. Hanya saja, malam ini aku begitu rindu tidur sambil menatapmu."
Maya menelan ludahnya kasar. Menimang keadaan diri dengan kenyataan yang terjadi. Ia hanya manusia. Mulai tergoyahkan imannya. Sebab apa yang dirasa oleh lelaki itu, ia pun juga merasakan sebenarnya.
"Aku ...."
Sedikit meragu saat ingatan masa lalu menggelitik hati. Mengingat bagaimana dulu suaminya sangat kejam hingga begitu tega membohongi dirinya.
Maya menggelengkan kepalanya samar.
Radit menatap dengan tatapan sendu. Ia benar-benar telah muak dengan kehidupannya sekarang. Seperti orang yang kehilangan gairah hidup ketika berada di rumahnya. Berbeda halnya ketika kini lelaki itu berada di sana. Melihat putri yang terlambat ia ketahui juga melihat sosok wanita cantik yang selalu ia agungkan hingga saat ini.
"Please!"
"Tidak sepantasnya kita tidur bersama Radit. Kita sudah berpisah ranjang selama bertahun-tahun. Status kita masih dipertanyakan."
Maya mencoba menjelaskan. Nyatanya hal itu memanggil Radit untuk beranjak dari duduknya. Ia melangkah mendekati Maya yang berdiri di depan pintu.
"Aku hanya ingin tidur ditemani olehmu. Tidak lebih dari itu, May!"
Tidak berdaya atas ajakan yang dipengaruhi oleh orang ketiga. Siapa lagi jika bukan penghuni kamar. Akhirnya Radit berhasil menggandeng tangan Maya.
Sedikit menarik memang, sebab Maya sepertinya masih ragu. Tapi keadaan diri sama sekali tidak menolak.
"Benar-benar gila," batinnya terus memaki diri.
Radit telah naik ke atas kasur. Masih menggandeng tangan Maya hingga wanita itu ikut naik ke atas sana. Keadaan Radit sudah sedikit membaik sepertinya. Bisa dilihat dari wajahnya yang sudah tidak sepucat tadi.
"Mengapa kamu masih duduk, May?"
Radit menatap Maya dengan posisi sudah tidur di atas kasur. Dengan sedikit ragu, wanita itu mulai ikut merebahkan diri.
"Tidak seharusnya kita berada dalam keadaan seperti ini, Radit. Bagaimana jika Anggi tahu? Dia pasti akan sangat sedih."
Kembali membuat hati Radit kesal juga sakit. Tidak diketahui oleh Maya jika lelaki itu juga merasakan sakit saat ia mendengar nama Anggi.
"Bagaimana dengan perasaanmu?"
Bukannya menjawab pertanyaan, lelaki itu sebaliknya melayangkan sebuah pertanyaan yang kini membuat Maya susah untuk bernapas.
Hening sejenak.
"Hidupku berantakan karena kepergian mu, May!"
Keduanya saling menatap dengan posisi tidur miring. Berusaha keras mereka untuk bertahan dari kesedihan yang mendalam.
"Kamu benar-benar tega!"
"Apa katamu?"
Maya mulai tersulut emosi atas pernyataan yang diungkapkan oleh Radit. Bagaimana bisa, dirinya yang tersakiti malah kini menjadi bersalah.
Begitu saja ribuan kata ditelan mentah-mentah saat jari telunjuk Radit menyentuh bibir Maya. Wanita itu terdiam seketika.
"Aku memang bersalah, May."
"Sebenarnya aku tidak pernah mau melakukan keinginan mama untuk menikahi Anggi."
"Waktu itu mama mengancam ingin menceraikanmu, bahkan mama berniat terang-terangan ingin meminta ijin pada orang tuamu jika dia berniat menikahkan aku dengan wanita lain hanya karena ingin mendapatkan keturunan."
"Kamu tidak pernah mau mendengarkan alasan dariku. Aku melakukan semuanya karena tidak ingin kamu dan keluargamu dipermalukan oleh mama."
Tanpa terasa air mata meleleh saat dirasa sudah tidak bisa dibendung. Lelaki itu menangis dalam keadaan yang tidak pernah ia duga.
"Sangat bingung jika berada di posisi ku saat itu, May. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Demi menjaga nama baikmu dan orangtuamu, aku melakukan kesalahan fatal itu."
"Sungguh, aku tidak pernah bisa memberikan hati dan jiwaku padanya. Sebab semua itu sudah aku berikan padamu, May!"
Lelaki itu semakin dalam memasuki ruang penyesalan. Semua yang terjadi tidak bisa terulang lagi. Hanya menunggu hati yang dapat menerimanya untuk kembali.
Maya hanya diam menyaksikan. Tidak percaya saja jika kini hatinya juga turut berdenyut sakit menatap sosok lelaki yang dulu sangat dipuja yang sedang menangis di depannya.
"Aku tidak bisa berada jauh darimu, May. Sebab kaulah segalanya dalam hidupku."
Dengan mulut bergetar dan mengeluarkan suara putus-putus, Radit kembali berbicara yang membuat Maya juga ikut menangis dalam kesedihan dan penyesalan yang mendalam.
"Hatiku hancur berkeping-keping saat mendapatkan kabar ketika kamu hamil."
"Sebuah kabar gembira yang kunantikan selama lima tahun dan hanya bisa kutangisi saat itu. Sungguh kejam takdir mempermainkan hidupku."
Radit memukul kasur dengan keadaan hati yang dirasakan terluka oleh kisah masa lalu. Hal itu membuat hati Maya tergugah.
Entah salah atau tidak. Wanita itu telah kalah dengan keadaan hati yang semakin tersiksa melihat Radit menangis pilu.
Tidak banyak bicara. Wanita itu sedikit menggeser tubuhnya. Menggenggam tangan yang terkepal erat saat hendak memukul kasur.
Dan begitu saja Radit dengan segala kesedihan dan kerinduannya membawa isak tangis masuk ke dalam dekapan hangat wanita itu.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Ninik
kalau Radit menyesal kenapa begitu tau Maya hamil g kembali ke Maya malah tinggal dgn istri barunya dasar laki2 g punya hati
2024-02-02
0