Saat sedang mencari suaminya, tiba-tiba saja kaki Ashana melangkah pada sebuah ruangan, dan ruangan itu memiliki pintu kaca bening, sehingga memperlihatkan seseorang di dalamnya. Di sana, Ashana melihat suaminya, Carter berciuman mesra dengan seorang perempuan yang diduga adalah Stella. Ashana tidak sakit, dia sudah terbiasa melihat pemandangan itu, dia melangkah mundur supaya tidak ketahuan oleh Carter. Tapi baru beberapa langkah ke belakang, tiba-tiba saja, Ashana menabrak sesuatu, yang dia pikir adalah dinding, tapi ternyata bukan. Saat membalik badan, dia melihat Nicholas ada disana, Nicholas juga memandang ke depan tepat dimana Carter berciuman dan bermesraan dengan Stella.
Nicholas menyeringai licik, ini adalah saat yang tepat untuk menjatuhkan Carter. Tapi kemudian Nicholas menundukkan wajahnya, dan melihat Ashana disana, yang juga memandang ke arahnya. Ashana tidak mengatakan apapun, Nicholas hanya mengangkat bahunya acuh, dia berfikir ingin memotret dan menghancurkan nama baik Carter, tapi.. Melihat Ashana disana, dia berfikir tidak ingin menghancurkan nama Ashana.
“Kau.. Tidak akan melakukan apapun, bukan ??”
Mendengar perkataan itu, Nicholas hanya menyeringai kecil, sembari terkekeh pelan.
“Tidak, tapi-” Nicholas memotong ucapannya sendiri, mengambil tangan Ashana dan menariknya dalam pelukan.
“Akhhh !!” Ashana sempat berteriak kecil, karena kaget, beruntung teriakan kecil itu tidak sebanding dengan besarnya ruangan dan lorong disana, sehingga tidak ada yang mendengarkan teriakan kecil Ashana itu. Tapi wanita itu terjatuh pada dada bidang Nicholas.
Dan tanpa berfikir panjang, Nicholas menggendong Ashana, membuat wanita itu memberontak kecil.
“A... Apa yang kau lakukan ?!”
“Sstt suamimu bersenang-senang dengan wanita lain, kenapa kau tidak bersenang-senang dengan lelaki lainnya ?? Hmm ??”
“Ja..jangan..”
“Hey, jangan terlalu bodoh, dia hanya memanfaatkanmu tidak mencintaimu. Carilah lelaki yang mencintaimu, dan memperlakukanmu dengan lembut.” Ujar Nicholas menggendong dan membawa Ashana ke ruangannya sendiri.
Ashana terdiam mendengarkan perkataan dari Nicholas. Karena memang, perkataan Nicholas itu benar adanya. Carter memang tidak mencintainya sejak awal pernikahan, dan perlakuan kasar Carter menandakan lelaki itu tidak pernah mencintainya sedikitpun.
Nicholas membawa Ashana ke ruangannya pribadi yang letaknya memang sedikit rahasia daripada model lainnya. Dan saat sampai di sana, Nicholas bisa membuka pintu tanpa kesulitan, meskipun kedua tangannya menahan tubuh Ashana, tapi dia bisa membuka menggunakan kakinya. Saat berada di dalam.
“Akhirnya kau sampai juga- Astaga Nicholas ?! Apa yang kau lakukan ?!!”
Drowny yang juga ada disana, terkejut bukan main melihat kakaknya menggendong seorang perempuan yang dia kenali sebagai istri dari Carter sendiri. Drowny berteriak cukup keras, tapi ruangan itu memiliki dinding kedap suara. Nicholas memutar matanya malas, dia lalu menaruh Ashana di sofa yang empuk. Lalu duduk di sofa lainnya. Sementara Drowny, duduk di sofa lainnya, dengan laptop di depannya, terlihat sedikit sibuk tapi pikirannya buyar saat melihat kakaknya membawa wanita ke kamar ini.
“Santailah adikku, ini tidak seperti aku seorang pedofil yang menculik anak-anak.”
“Tapi kau menculik istri orang !!”
“Suaminya bercinta dengan perempuan lain, bukan salahku menculik istrinya.” Ujar Nicholas tidak peduli, Drowny hanya menghela nafasnya berat, dia kemudian menatap ke arah Ashana.
“Maafkan kakakku yang kurang ajar itu.”
“Hey-” Nicholas sedikit tidak terima, saat adiknya mengatainya sebagai sosok yang kurang ajar. Dasar adik nakal, berani sekali mengatai kakaknya itu !!
“Dia tidak seharusnya membawamu kemari.” Lanjut Drowny tidak memperdulikan Nicholas yang tidak terima dengan perkataannya.
“Ah.. Ti..tidak masalah, kau tidak perlu meminta maaf.”
“Lihat ?! Dia bahkan tidak masalah, di culik sosok tampan dan menawan ini ?!” Ujar Nicholas dengan angkuhnya.
“Maksudku, siapa perempuan yang menolak pesona sang model ternama Nicholas Theo Florian.” Lanjut Nicholas, membuat Drowny dan Ashana menghela nafas mereka, melihat perlakuan Nicholas yang begitu percaya dirinya.
“Terserah kau saja, jika sampai Carter membuat permasalahan denganmu, aku tidak akan membantu.” Ujar Drowny dengan tegas.
“Tapi.. Kau sudah mengambil gambarnya, bukan ??”
“Yeah, lalu apa ??”
“Aku bisa menggunakannya sebagai senjata nantinya.”
“Oh, lalu bagaimana dengan Ashana. Kau mau membuatnya tersiksa lagi ?!” Ujar Drowny dengan kesal, Ashana tersentak diam di sana.
“Ka..kalian tahu semuanya ??” Ujar Ashana dengan tanda tanya, saat mendengarkan perkataan Drowny.
Drowny mengangguk, “Nicholas berusaha keras untuk menjatuhkan suamimu itu, sampai seluruh data dan privasinya juga aku cari. Tapi ternyata, aku menemukan fakta tidak menyenangkan darimu. Maaf.” Ujar Drowny dengan sopan, berbeda dengan Nicholas.
“Karena itu, Ashana cantik.. Lepaskan suami bodohmu itu, dan pergilah bersamaku !! Hah, kenapa kau masih saja mempertahankan lelaki b**ngs** itu !!” Ujar Nicholas dengan kesalnya, membuat Drowny menggelengkan kepala.
“Apa.. Kau benar-benar adiknya ??” Tanya Ashana ke arah Drowny.
“Yeah, seperti yang kau dengar. Dia kakakku, dan aku adiknya.”
“Sepertinya karakter kalian tertukar.” Ujar Ashana mengamati perilaku dari Drowny dan Nicholas.
“Memang, semua mengatakan hal yang sama.” Ujar Drowny dengan nada pasrah.
“Hey !! Hey !! Aku tidak terima ini, apa kau mau mengatakan jika aku sosok yang kekanak-kanakan !! Dasar adik kurang ajar !!” Ujar Nicholas dengan nada cemberutnya.
“Aku semakin tidak percaya, jika dia kakakmu.” Ujar Ashana mendengarkan suara cemberut dari Nicholas.
“Pfftt.. Kau dengar sendiri, bukan ?? Kakak ??” Ujar Drowny menaikkan alisnya.
“Terserah.” Ujar Nicholas dengan kesalnya, sementara Drowny terkekeh pelan dan merasa geli mendengarkan perkataan dari Nicholas.
“Sudah, aku akan keluar. Jika dia memperkosamu atau apa berlarilah keluar, aku akan menolongmu.” Ujar Drowny mengangkat dirinya, bangun dari sofa, dan menaruh laptop di atas meja. Segera lelaki itu keluar, hendak mencari suasana dan mencari minuman, serta.. Memata-matai Carter.
“Dan ingat, jangan sentuh laptopku !!” Ujar Drowny membuka pintu keluar, sempat membalik badannya, dan memberikan peringatan bagi siapapun yang menyentuh laptopnya itu, Nicholas memutar matanya malas.
“Iya, adik kesayanganku, aku tidak akan mengotak-atik laptopmu.” Ujar Nicholas dengan tidak ikhlas.
“Baguslah, aku permisi.” Ujar Drowny dengan lembut lalu keluar dari ruangan itu.
Nicholas memandang ke arah Ashana.
“Jangan terlalu kau pikirkan perkataan adikku.” Ujar Nicholas dengan perlahan.
Ashana tersenyum geli, dan mengangguk secara perlahan. Dia merasa geli melihat interaksi dari kedua kakak beradik itu, sangat berbeda dengan suasana di rumahnya bersama Carter, ada perasaan kaku dan dingin, sementara disini Drowny dan Nicholas malah terkadang saling meledek dan bercanda satu sama lain.
“Apakah masih sakit ??” Ujar Nicholas secara perlahan, membuat Ashana terdiam. Suasana kembali sunyi dan dingin, Ashana hanya tersenyum pahit.
“Tidak, aku sering melihat dia berciuman dan bercinta dengan wanita lain.”
“Bukan itu, lehermu, dan tubuhmu. Kau memakai perban untuk menutupi seluruh luka di tubuhmu, bukan ??” Tanya Nicholas, membuat Ashana terdiam memandang horor dan kaget, serta bingung. Bagaimana bisa Nicholas mengetahui semua itu ??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Pie Yana
kenapa serasa aku yg di perhatikan. ayo thor satukan mereka
2024-02-21
1