Di chapter ini juga ada adegan kekerasan buat pasangan Carter dan Ashana..
Toxic juga ternyata hubungan suami istri ini 😶😶
Okee sekian, dan happy reading..
“Awh !!”
Di pagi hari pun, Ashana tidak bisa melepaskan diri dari Carter yang sengaja mendorongnya kasar ke arah dinding kamar mandi, dan wajahnya hampir menabrak kaca cermin besar di sana. Beruntung wanita itu bisa menghentikan tubuhnya, sehingga dirinya hanya terbentur dinding, dan wajahnya tidak menabrak kaca besar itu.
Semalam, Carter memperlakukannya benar-benar sangat kasar, dan pagi inipun, suaminya itu tidak melepaskannya begitu saja, dan malah menariknya dengan kasar ke kamar mandi.
Carter kemudian mengurung tubuh Ashana dengan kedua tangannya dan tubuhnya, Carter menyeringai licik di sana, dia bisa melihat hiasan karya darinya di tubuh Ashana, tapi wanita itu memberikan tatapan tajam dan terlihat kesal bukan main.
“Oh istriku, bukankah kau seharusnya merasa senang dan bahagia, semalam ??” Ujar Carter mengangkat alisnya.
“Menyingkirlah dariku, Carter !!”
“Jangan berkata seperti itu, istriku. Oh iya, meskipun kau tidak lagi perawan, tapi kau masih terlihat mengasyikan..” Ujar Carter dengan nada berbeda, Ashana berusaha mendorong tubuh Carter meskipun itu sia-sia saja, Ashana berfikir dirinya bisa membuat nafsu Carter menghilang begitu saja, dengan memberontak, tapi rupanya semua tidak sesuai rencananya.
“Lepaskan aku !! Kau b**ng**k !!” Ujar Ashana dengan kesal, tapi malah membuat Carter semakin menggilai sosok wanita pemberontak itu.
“Kau berani menghina suamimu, hmm ?! Bersiaplah anak nakal !!” Ujar Carter menyeringai licik, membayangkan hukuman kejam yang akan dilakukan kepada Ashana.
...
“Jadi apa kau sudah menemukan seorang kekasih ?? Kau sudah lama menjadi seorang single, banyak wanita di luar sana yang menggilaimu.”
“Hah.. Mom, jangan membahas itu lagi.”
Di Keluarga Florian sendiri, Nicholas dan Drowny, makan pagi bersama dengan Mom Kaylie, dan Dad Davine. Karena ini hari spesial, jika Nicholas mendapatkan peran utama dalam sebuah film, maka Nicholas berfikir akan mengunjungi kedua orang tuanya, sekaligus memberitakan kabar gembira ini, tapi sayang yang menjadi pusat perhatian dari Kaylie, adalah status Nicholas yang masih menjadi single. Dan belum memiliki kekasih.
“Aku hanya berharap, kau datang membawakan sosok calon istri di hadapan, Mom mu ini.” Ujar Kaylie tersenyum di sana, Nicholas menghela nafas.
“Sebenarnya.. Ada seseorang yang aku taksir..”
“Benarkah ?? Siapa sosok wanita itu ?!” Ujar Kaylie tampak bersemangat, sementara Drowny memutar matanya malas, dia tahu siapa sosok yang disebut oleh Nicholas, kakaknya.
“Istri or-”
Belum sempat menjawab, Nicholas langsung menutup mulut adiknya itu, yang sepertinya sengaja hendak menyebutkan ‘Istri orang' tapi sayang, Nicholas langsung menutup mulut adiknya.
“Kau bicara apa, Drowny ??” Tanya Davide yang sepertinya sempat mendengar istilah istri itu, dan sepertinya sedikit tertarik.
“Ah, dia bicara ngawur, sosok yang aku suka bermain dalam drama dan berperan sebagai istri orang. Yang benar saja, aku menyukai aktrisnya, bukan tokoh yang dia perankan.” Ujar Nicholas dengan santai, melepaskan mulut Drowny dan memperlihat senyuman kesal kepada adiknya, tapi Drowny mah bodoh amat.
“Begitukah ??” Davide mengangkat alisnya, dia tidak bisa ditipu dengan mudah, dia masih merasa penasaran dan bahkan memandang curiga pada Nicholas, tapi Kaylie sudah memutuskan percakapan itu.
“Ah, sudahlah Davide.. Nicholas tidak mungkin segila itu menyukai istri orang lain, benar bukan ??”
“Benar Mom.” Ujar Nicholas dengan percaya diri, sementara Drowny hanya memandang malas saja.
“Tapi Nicholas, ingat pesan Mom.. Siapapun sosok perempuan yang kau sukai, kau harus memperlakukannya dengan lembut.” Ujar Kaylie menasehati Nicholas. Lelaki itu mengangguk, dia memang sosok yang sangat nekad dan keras kepala, tapi masalah kepatuhan kepada Mom nya, Nicholas cukup patuh dan penurut.
“Dan kau harus tahu, jika wanita itu menolakmu, bukan ??” Tanya Davide juga melakukan pertanyaan kepada Nicholas.
“Tentu saja, yang harus aku lakukan adalah menodongkan senj-”
“Maksud kak Nicholas adalah menodongkan bunga kesukaannya, dan memberikan kata-kata yang manis.” Potong Drowny saat menyadari perkataan Nicholas hanya akan membuat ricuh suasana sarapan di pagi hari.
Davide dan Kaylie merasa bingung dengan perlakuan dari Drowny dan Nicholas yang sepertinya sedari tadi menyembunyikan sesuatu, tapi biarlah saja. Toh mereka itu sudah dewasa, sudah pasti mereka menyadari perilaku mereka masing-masing. Sementara Davide sendiri merasakan ada yang di sembunyikan oleh kedua putranya itu.
Ah, sudahlah biarkan aku mencari tahu sendiri Batin Davide, dia yakin kedua putranya sama sekali tidak akan mengatakan apapun, jika dia bertanya kepada mereka.
“Ah.. Iya, tapi bisakah menggunakan kalimat yang lebih baik, memberikan bunga. Kau tahu, menodongkan seakan-akan kau mengancamnya dengan senjata.” Ujar Kaylie.
“Ah, aku jadi teringat masa lalu yang indah.” Ujar Davide, membuat Kaylie menatapnya tajam, sementara suaminya hanya memasukkan makanan ke dalam mulutnya dan mengangkat bahunya acuh.
“Tidak di depan anak-anak !!”
“Oh, ayolah sayang. Mereka juga sudah tahu masa lalu itu.” Ujar Davide tersenyum miring ke arah Kaylie, sementara wanita itu menghela nafasnya berat.
Memang benar kan ?? Dulu Davide sengaja menodongkan senjatanya untuk Kaylie, demi menjebak wanita itu tinggal dan mau menikah dengannya. Sementara itu seperti memberikan ide kepada Nicholas, mengenai bagaimana dirinya bisa meraih Ashana.
Hmm.. Menodongkan senjata dan menjebaknya ?? Aku sudah menjebaknya untuk tidur bersamaku, lalu apalagi yang harus aku lakukan.. Batin Nicholas memikirkan ide apalagi yang harus dia lakukan untuk meraih Ashana ke dalam dekapannya.
...
“Nyonya, biar saya bantu mengeringkan tubuh anda.” Ujar seorang wanita pelayan membantu Ashana di sana.
“Jangan lupa, gunakan syal untuk menutupi lehermu !!” Ujar Carter di sebelah Ashana dengan nada sinis dan tatapan tajamnya, kemudian keluar dari sana.
Pelayan itu tidak terkejut mendapati tubuh Ashana penuh dengan luka disana-sini, dan bagian lehernya juga terlihat terdapat luka cukup dalam, seperti luka gigitan. Bedanya, jika sosok lelaki memberikan kissmark hanya untuk sebagai tanda cinta dan posesifnya. Carter sepertinya sengaja menyiksa dan menggigit leher Ashana secara kasar hingga berdarah.
Ashana kemudian duduk di meja riasnya, membuka bath robes atau jubah handuknya, memperlihatkan tubuh putih dengan luka di sana-sini, bahkan ada luka bekas sayatan pisau di sana. Sang pelayan menatap miris ke arah tubuh, Nyonya besarnya itu. Rasanya dia ingin membantu wanita itu, tapi dia hanya pelayan biasa, dia tidak memiliki kekuasaan apapun.
“Apakah perban luka masih ada ??”
“Masih, Nyonya.. Biar saya ambilkan.”
Pelayan itu berlalu dari sana, mengambil sebuah perban gulungan, dengan warna yang sama dengan kulit Ashana. Sehingga tidak ada kamera atau media yang curiga dengan perban itu, karena jika di lihat secara sekilas saja, tidak akan ada yang menyangka jika Ashana menggunakan penutup luka.
“Nyonya.. Tidakkah sebaiknya.. Anda berpisah saja, daripada hidup dengan penderitaan ??” Ujar pelayan itu dengan nada rendah, khawatir jika Tuan Carter mendengarkan percakapan mereka.
Ashana hanya terdiam sejenak, dia memang sudah lama memikirkan ini. Tapi... Jika dia menggugat perceraian, maka Carter pasti akan marah, dan semakin menganiayanya, atau malah menyiksanya hingga masuk ke dalam rumah sakit. Entah, bagaimana caranya dia bisa melarikan diri dari perlakuan kasar Carter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments