Mobil Hesty meluncur meninggalkan rumah ku menuju sekolah. Hampir 30 menit di perjalanan akhirnya sampai lah di sekolah. Di sana sudah menunggu Naura.
Setelah memarkirkan mobil, aku dan Hesty segera berjalan menghampiri Naura.
" Jadikan kita pergi ke mall nanti pulang sekolah?" ucap Naura sambil berjalan beriringan menuju ke arah kelas.
" Jadi, aku udah ijin bunda. Tapi aku gak bisa lama-lama soalnya ayah hari ini pulang dari dinasnya." jawabku.
" iya gpp, yang penting bahan tugas kelompok kita udah ada." sahut Hesty.
" Lagian mepet banget Pak Harun ngasih tugasnya." imbuh Hesty sebal.
" Kamu mau protes Hes, sana langsung ke pak Harun sekalian." sahut Naura.
" Oh iya, kalian tau gak hari ini katanya ada kakak kelas baru pindahan dari kota X Lo." kata Naura.
" Cowok apa cewek nih? Emang di kelas berapa" tanya Hesty penasaran.
" Dari yang aku denger, katanya cowok. Tadi aku sempet ketemu pas lagi nunggu kalian. Ganteng banget, mirip oppa Korea." jawab Naura senyum-senyum.
" Jomblo gk ya, he-he-he" imbuh Naura.
" He Naura, walaupun dia jomblo kayak nya gk bakalan mau dia Ama kamu" ejek ku
" Emang nya kenapa, aku cantik kok kata mamaku. Nih liat body aku udah kayak Gigi hadid" jawab Naura sambil berjalan melenggak-lenggok bak model yang lagi catwalk.
Hesty dan aku kompak bersorak dan tertawa melihat tingkah Naura. Yang sukses, mendapat atensi dari siswa lain. Saat sedang asyik mengobrol, tanpa aku sadari ada sepasang mata yang juga ikut memperhatikan kami dari tadi.
Kamipun sudah sampai di kelas. Dan bel tanda masuk pun berbunyi, pelajaran pun dimulai. Semua siswa fokus memperhatikan apa yang guru sampaikan. Waktu berlalu dengan cepatnya, hingga tak terasa bel istirahat pun berbunyi.
Segera ku bereskan buku-buku ku , kumasukkan kembali ke dalam tas.
"Kalian ke kantin aja dulu, aku masih ada keperluan bentar. Nanti aku susul kalo udah selesai." ucapku pada dua temanku.
" Emang ada keperluan apa Ais?" tanya Hesty.
" Aku udah janjian ketemuan sama Ardian di taman belakang." jawab ku.
" Kamu yakin Ais mau ketemuan sama Ardian? " tanya Naura.
" Hmm... Yakin gak yakin sih. Cuma mau gimana lagi, udah terlanjur aku bilang iya." jawab ku lagi.
" Apa kita temenin kamu aja deh Ais buat ketemuan. Takutnya nanti kamu kenapa-napa." ucap Naura cemas.
" Gak usah, aku gpp kok. Aku bisa jaga diri kok. Lagian kalo kalian ikut, nanti kita gak bakalan kebagian meja. Lagian cuma sebentar doang ini." mencoba menenangkan Naura.
" Beneran nih gpp, ya udah deh kita ke kantin duluan. Kamu dipesenin juga sekalian nggak? Apa aku pesenin yang kayak biasanya aja ya. Dan jangan lupa cepetan." ucap Hesty meminta persetujuan ku
" Iya kayak biasanya aja , makasih ya kalian emang besti kesayangan akyu. Lophe-lophe sekebon pokoknya" ucapku.
Kami berjalan bersama menuju kearah kantin sekolah yang searah dengan arah ke taman belakang sekolah.
Saat di persimpangan, aku pun berpisah dengan kedua teman ku. Aku berjalan menuju ketempat yang telah ditentukan Ardian. Setelah sampai , nampak Ardian sudah menunggu ku di bangku taman.
" Maaf udah lama nunggu ya?" ucapku
" Nggak juga kok, aku baru sampai." ucap Ardian.
" Mari duduk sini Ais, biar enak ngobrolnya" pinta Ardian padaku.
Aku pun duduk di sebelah Ardian dengan masih memberi jarak.
" Emang apa yang mau kamu omongin Ardian. Keliatan nya penting banget." ucapku penasaran.
" Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu masalah Reyna. Jujur aku udah gak ada perasaan Sama Reyna, Aisyah. Dan masalah kalo aku bilang ke Reyna kalo kamu pacarku itu. Maksud aku tuh,.... Hmm" ucap Ardian.
Aku hanya bisa diam mendengarkan.
" Aisyah, sejak pertama kali aku kenal kamu. Sebenarnya aku udah suka sama kamu. Tapi karena aku gk punya nyali buat deketin kamu. Dan baru sekarang aku berani deketin kamu. Jadi kamu mau kan jadi pacar aku?" ucap Ardian sambil menatap ku.
Aku masih diam mencerna semua kata-kata yang diucapkan oleh Ardian. Jauh di lubuk hatiku sebenarnya ada rasa gak percaya kalo orang yang selama ini aku suka diam-diam. Ternyata pada hari ini menyatakan perasaannya.
Namun disisi lain ada ruang yang hampa. Yang entah mengapa disaat seperti ini ada perasaan tidak nyaman. Ketika mendengar ungkapan hati Ardian.
" Udah terima aja Ais, toh ini kan yang selama ini kamu nantikan" kata hati ku.
" Jangan di terima Ais, diakan Playboy" kata hatiku yang lain.
Aku masih diam memikirkan jawaban yang harus kuberikan pada Ardian. Tanpa aku sadari sepanjang aku berinteraksi dengan Ardian. Ada sepasang mata yang mengawasi di balik tembok dekat taman.
" Gimana Ais, kamu terima aku nggak buat jadi pacar kamu?" tanya Ardian.
" Hmm... Gimana ya Ar? Kalo seandainya aku terima kamu. Nanti gimana dengan Reyna." ucapku ragu.
" Masalah Reyna biar aku yang jelaskan ke dia. Yang penting sekarang, kamu mau ya jadi pacar aku." ucap Ardian menyakinkan.
" Hmmm..... Iya aku mau jadi pacar kamu." jawabku ragu-ragu.
" Beneran kamu Nerima aku." ucap Ardian sambil menggenggam tangan ku.
" Iya...." jawab ku singkat.
" Yes..... Akhirnya kamu jadi pacar aku. Makasih ya sayang. UPS, maaf keceplosan sangking senengnya" ucap Ardian dengan senyum lebarnya.
" Tapi gppkan, kalo sekarang aku manggil kamu sayang." imbuhnya lagi.
Antara yakin dan tidak yakin aku pun menganggukkan kepala tanda menyetujuinya.
Nampak raut bahagia di wajah Ardian. Entahlah itu raut bahagia asli atau pura-pura. Yang aku tahu sekarang aku tidak ingin menyakiti hati seseorang.
" Ya udah ayo ke kantin Yang, mumpung masih ada waktu. Kamu pasti laper, maaf ya gara-gara aku. Kamu harus nahan laper. Yuk...." ajak Ardian tak melepaskan genggaman tangannya.
Aku dan Ardian berjalan bersama menuju kantin. Suasana kantin yang ramai mendadak senyap, karena kehadiran kami. Semua mata fokus memandang kearah kami. Dan terdengar bisik-bisik diantara mereka.
Aku berusaha untuk mengabaikan mereka. Fokus mencari kedua teman ku yang mungkin sejak tadi sudah menunggu. Setelah beberapa saat aku melihat lambaian tangan dari Hesty. Lalu aku berjalan kearah mereka.
" Lama amat sih Ais, kita nunggu kamu Sampek kembung karena kebanyakan minum air." protes Naura.
" Ya deh maaf ya, udah mana makanan aku?" ucapku meminta maaf.
Lalu Naura menyodorkan, sepiring nasi dengan lauk ayam geprek dan juga segelas es teh manis. Tanpa basa basi aku langsung melahap makanan itu. Dan melupakan keberadaan Ardian yang masih setia menyaksikan kami bertiga.
" Maaf boleh aku gabung dengan kalian?" tanya Ardian pada ke dua temanku.
Naura dan Hesty hanya diam, belum ada yang menjawab karena keterkejutan mereka.
" emmm, boleh" ucap Hesty.
Ardian pun duduk di sebelahku.
" Terima kasih, oh ya bentar yang. Aku mau pesen makanan dulu. Kamu mau tambah makan apa atau kalian mau pesan apa biar sekalian aku pesenin." tawar Ardian.
" Gak usah deh Ar, ini udah cukup kok." jawabku yang masih asyik melahap habis makanan ku.
" gak usah, terima kasih. Kita udah kenyang kok" jawab Hesty.
Lalu Ardian beranjak dari duduknya menuju ke stand makanan yang dia inginkan. Setelah jarak Ardian cukup jauh, Naura dan Hesty menatapku tajam.
" Coba jelasin, maksud nya apa. Dateng-dateng gandengan pake segala panggil yang...yang" ucap Hesty.
" Aisyah Humaira, sepertinya anda dalam zona bahaya" ucap Naura sedikit mengancam.
" Oke, bisa aku jelaskan. Tapi untuk saat ini biarkan aku makan dulu. Perut aku udah laper banget tau" pinta ku dengan nada memelas.
" Kita tunggu penjelasan kamu, jangan coba-coba kabur dari pengawasan kita. Kalau kamu gak mau terima akibatnya." ancam Hesty kembali.
Aku hanya mengangguk, karena mulutku sedang penuh dengan makanan.
Beberapa saat kemudian Ardian datang dengan mangkok yang berisi soto ayam dan segelas Jus jeruk dan beberapa macam camilan.
" Nih yang , camilan buat kalian." ucap Ardian sambil menyerahkan camilan tadi.
" Terima kasih" ucapku menerima pemberian Ardian.
Obrolan pun semakin seru dengan adanya Ardian. Hingga bel masuk berbunyi. Kami berempat pun berjalan menuju kelas. Ardian mengantarkan ku sampai didepan kelas.
" Ya udah yang, aku balik ke kelas dulu. Yang semangat belajarnya." ucap Ardian sambil mengelus kepalaku.
" Iya, makasih udah dianterin sampai disini." jawabku.
Aku sedikit kaget dengan sikap Ardian yang seperti itu padaku. Karena selama ini aku tidak pernah dekat dengan seorang cowok. Dan Ardian adalah cowok pertama.
" eh hmmm... Ayo masuk Ais. Keburu Bu Mega masuk." ucap Hesty.
Lalu Hesty segera menyeret ku masuk ke kelas. Ardian lalu berjalan meninggalkan kelasku menuju kelasnya.
Jam pelajaran pun dimulai, ditengah-tengah guru menerangkan. Ponsel ku bergetar beberapa kali tanda ada pesan masuk.
Dan benar ada notifikasi pesan masuk itu pun lagi-lagi dari no yang tidak dikenal kemarin.
089xxxxx
Assalammualaikum Humaira
Pagi Humaira.
Semangat belajarnya ya
Hai Humaira
Kenapa kamu tadi telat ke kantin?
Siapa cowok yang jalan sama kamu tadi?
Jangan asal percaya sama cowok
Kok chat aku gak kamu baca sih
Humaira..
Dan banyak lagi teks pesan yang terkirim. Lagi-lagi hanya aku baca tanpa berniat aku membalas chat tersebut.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments