018 - Tidak Adil Bagi Aran

"Kakek."

Aran menyapa Pak Sutopo yang saat ini sedang memberi makan ikan-ikan dalam kolam. Ikan-ikan berjenis ikan air tawar, meliputi ikan mas, ikan nila, dan ikan mujair berukuran besar berebut ketika pakan dilemparkan ke permukaan air.

Pak Sutopo menoleh ke arah cucunya itu. Aran menunduk dalam sebagai bentuk penghormatan kepada kakeknya.

"Ada apa, Aran? Tumben kau mendadak datang kemari," kata Pak Sutopo.

Aran menatap lurus kakeknya, dengan tangan terkepal kuat.

"Kakek, apa Kakek sudah tahu tentang pernikahan Arun?" 

Pak Sutopo mengerutkan alisnya, kemudian kembali membuang pandangannya ke kolam ikan.

"Ya," jawab beliau singkat.

"Kakek merestui pernikahan mereka?" tanya Aran terperangah.

Pak Sutopo terdiam, matanya kini teralih ke Aran yang terlihat menunjukkan ekspresi kesal.

"Kakek, bukankah Kakek sangat menentang jika aku atau pun Arun menjalin hubungan dengan wanita yang tidak Kakek restui?"

Aran menatap tajam ke arah Pak Sutopo.

"Kakek bahkan melarangku untuk berhubungan dengan wanita. Tapi lihatlah, Kakek bahkan membiarkan Arun menikahi kekasihnya."

"Bukankah ini sungguh tidak adil bagiku?"

Tatapan mata Aran berkilat-kilat penuh kemarahan. Bagi Pak Sutopo ini kali pertamanya melihat ekspresi marah Aran. Selama ini Aran dikenal sebagai sosok yang tenang dan dingin, berbanding terbalik dengan Arun.

"Aran," ucap Pak Sutopo akhirnya.

"Setiap apa pun yang aku lakukan terhadap kalian berdua, aku selalu berusaha untuk adil. Semuanya dipertimbangkan demi kebaikan kalian berdua."

"Tidak!" potong Aran. "Kakek selalu memberi Arun kebebasan yang tidak Kakek berikan padaku!"

Aran menatap lurus ke arah Pak Sutopo.

"Kakek memberi kebebasan pada Arun, hanya karena Arun tidak bisa didikte sepertiku, benar begitu kan?!"

"Aran," potong Pak Sutopo.

"Tidak apa-apa, aku mengerti!" potong Aran lagi.

"Tapi Aran, Arun menikah karena  skandal yang dibuatnya!" sergah Pak Sutopo.

"Kakek merestui pernikahannya karena Arun membuat skandal?"

"Apa aku harus membuat skandal juga agar mendapat restu dari Kakek?"

Aran mencecar kakeknya dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat pria tua itu terdiam.

Aran menarik napas, emosinya pecah begitu saja. Kemudian ia menunduk dalam sebelum berpamitan.

"Aku pergi dulu, Kakek. Semoga hari Kakek menyenangkan."

Aran berpamitan, ia melangkah dengan perasaan kesal yang tak bisa ditutupi meski ia sudah berusaha.

Aran benar-benar merasa diperlakukan tidak adil dengan keputusan kakek yang bahkan membiarkan Arun menikahi kekasihnya, sementara ia sendiri bahkan dilarang berkencan dengan wanita mana pun kecuali wanita itu dipilih langsung oleh kakek.

Hanya karena skandal yang dibuat Arun, kakeknya malah menyetujui pernikahan itu.

"Pak Varan, Anda mau mampir makan siang dulu?"

Pertanyaan sopir membuyarkan lamunan Aran. Aran menghela napas, ia terlalu tenggelam dalam rasa kesalnya pada sang kakek sehingga ia tak sadar telah membuang banyak waktu untuk berpikir.

Jam masih menunjukkan pukul dua belas kurang lima belas menit, masih ada waktu satu jam setengah lagi sebelum jadwal selanjutnya.

"Tolong singgah di kedai sandwich itu."

Sopir segera mengantarkan Aran ke sebuah kedai roti lapis ternama. Sungguh kebetulan belum terlalu banyak pembeli yang mengantri.

Aran tak suka membuang waktu hanya untuk makan. Ia lebih suka menyantap makan siang yang simpel daripada harus mengantri atau memesan makanan di restoran. 

Aran segera berbaris mengikuti antrian sambil memeriksa gawai cerdasnya. Tiba-tiba terdengar keluhan dari beberapa pembeli yang mengantri.

"Apa-apaan pembeli di depan itu! Bikin antrian makin panjang saja!"

"Kalau tidak bawa uang, jangan pesan!"

Mata Aran tertuju pada seorang wanita yang sibuk mengaduk-aduk isi tasnya di depan kasir dengan begitu panik.

Aran langsung menghampiri wanita itu untuk menawarkan bantuan.

...*****...

Pertolongan Tuhan pasti selalu datang dengan cara yang tak terduga bagi orang yang membutuhkan dan percaya.

Itulah yang ada dalam benak Viona saat ini.

Ketika harus menghadapi krisis di depan kasir lantaran tidak membawa uang untuk membayar pesanan makanan bosnya, Viona malah mendapat bantuan dari seseorang yang tak terduga.

Viona bahkan tak bisa berkata-kata saat pria itu akhirnya mengajak Viona untuk sekalian makan siang bersama.

Mimpi apa aku semalam? Batin Viona begitu girang.

"Mas Alan, terima kasih banyak sudah dibantu seperti ini. Terima kasih juga sudah ditraktir."

Viona meringis lantaran terlalu grogi. Pria tampan dalam balutan jas begitu rapi tentu saja kontras dengan Viona yang hanya mengenakan kaus berkerah dan celana jeans.

"Tidak masalah, sungguh kebetulan kita bisa bertemu di sini," jawab pria itu singkat.

"Se-sebenarnya ini pesanan Mas Gede, tadi Mas Gede sudah memberi saya kartu beliau, tapi, saya yang lupa membawanya," kata Viona terbata.

Aran tersenyum mendengar Viona yang sudah dua kali menjelaskan hal itu. Terlihat jelas bahwa wanita di hadapannya ini sedang grogi tingkat dewa.

"Iya, saya mengerti, Mba Viona tidak perlu menjelaskannya sampai tiga kali."

"Eh! Haha," Viona tertawa kaku.

"Mari dimakan," ajak Aran.

Aran membuka bungkus kertas roti lapisnya, dengan cepat mulai memakannya.

"Terima kasih, Mas," ucap Viona. "Mas sering makan siang di sini?" tanya Viona.

"Tidak juga," jawab Aran singkat.

"Oh, tempat kerja Mas di sekitar sini?" tanya Viona lagi.

Aran menggeleng. "Kebetulan lewat, jadi sekalian mampir saja."

"Oh begitu," kata Viona.

Viona memandangi pria di hadapannya. Batinnya bertanya-tanya, mengapa pria ini tetap terlihat tampan saat makan?

Viona mencuri pandang ke tangan pria itu. Tidak ada cincin yang melingkar di jari manisnya. Baik di tangan kiri, maupun tangan kanan.

"Ada apa, Mba Viona? Kenapa tidak dimakan?"

Eh! Viona terperanjat karena kepergok seperti ini.

"I-iya, ini baru mau makan," Viona meringis kuda.

Aran kembali tersenyum melihat Viona yang kembali salah tingkah.

"Oh ya, Mas. Kira-kira kapan ya, Mas akan kembali mengajar di kursus? Sudah banyak murid-murid yang bertanya," kata Viona.

Viona mengamati wajah pria itu, masih mengulas senyum tipis membuat jantung Viona makin berdebar.

"Oh, maaf, Mas, saya hanya menyampaikan pertanyaan saja, mumpung bertemu dengan Mas. Dan juga selamat untuk pernikahan Mas Alan," ceplos Viona.

"Pernikahan?" alis Aran terangkat sebelah.

"Iya, kata Mas Gede, Mas Alan menikah makanya mengambil cuti," sahut Viona.

"Apa Gerald sungguh membuat gosip seperti itu?" Tanya Aran.

 "Eh? Gosip?!" Viona terperangah.

Aran mengangguk pelan sambil menyeruput minumannya.

"Saya bahkan tidak punya kekasih, mau menikah dengan siapa?"

Viona kembali meringis, ia mengumpat kesal dalam hati karena ternyata Mas Gede hanya membohonginya saja.

Namun sebagian hati Viona merasa senang karena pada akhirnya tahu bahwa idolanya ini belum menikah, bahkan kekasih pun tak punya. Viona pun tersadar bahwa manusia berkasta rendah sepertinya sungguh lancang karena sudah menyukai dan menyatakan perasaannya.

...*****...

Episodes
1 001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2 002 - Wasiat Kakek
3 003 - Beban Keluarga
4 004 - Cincin Janji
5 005 - Ajakan Aliansi
6 006 - Kondangan
7 007 - Kondangan ( 2 )
8 008 - Munculnya Sutopo
9 009 - Bicara Empat Mata
10 010 - Terjebak Jebakan
11 011 - Mencari Solusi
12 012 - Kemalangan Viona
13 013 - Jebakan Untuk Aran
14 014 - Persyaratan Pernikahan
15 015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16 016 - Pernikahan Arun
17 017 - Menjawab Telepon
18 018 - Tidak Adil Bagi Aran
19 019 - Bolehkah Berkencan?
20 020 - Kehilangan Pekerjaan
21 021 - Membawa Masalah
22 022 - Jangan Terbawa Perasaan
23 023 - Tanggung Jawab
24 024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25 025 - Istri Yang Dibully
26 026 - Bertemu Mas Alan
27 027 - Nonton Film Horor
28 028 - Tak Bisa Tidur
29 029 - Makan Sushi
30 030 - Tergoda
31 031 - Handuk
32 032 - Tetangga Cabul
33 033 - Ajakan
34 034 - Kesempatan
35 035 - Kencan Pertama
36 036 - Pujian Untuk Arun
37 037 - Kekasih Sempurna
38 038 - Kedatangan Tamu VVIP
39 039 - Pengeroyokan
40 040 - Nasi Goreng
41 041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42 042 - Menjadi Babu
43 043 - Menyelamatkan Viona
44 044 - Pacarku Gigolo?
45 045 - Reka Ulang
46 046 - Godaan Terlalu Berat
47 047 - Viona Jatuh Sakit
48 048 - Bukan Pria Simpanan
49 049 - Kemarahan Arun
50 050 - Kejutan Untuk Viona
51 051 - Pindah
52 052 - Perkenalkan
53 053 - Dansa
54 054 - Sial
55 055 - Sabotase
56 056 - Penjelasan
57 057 - Aku Milikmu
58 058 - Kencan Bersama Aran
59 059 - Cemoohan Bu Inaya
60 060 - Kesabaran Setipis Tisu
61 061 - Cemburu
62 062 - Penyerangan
63 063 - Perundungan
64 064 - Meluruskan Gosip
65 065 - Bu Dyan
66 066 - Sok Akrab
67 067 - Drama Tepung
68 068 - Kakek
69 069 - Berita Buruk
70 070 - Ancaman
71 071 - Mencari Tahu
72 072 - Kecurigaan
73 073 - Keluhan
74 074 - Kehamilan
75 075 - Ketahuan
76 076 - Kebimbangan Aran
77 077 - Perintah Kakek
78 078 - Keputusan Viona
79 079 - Air Mata Viona
80 080 - Kepergian
81 081 - Menyelesaikan Masalah
82 082 - Putus Asa Aran
83 083 - London
84 084 - Pupus
85 085 - Kembali Pulang
86 086 - Kehidupan Baru Viona
87 087 - Bertemu Lagi
88 088 - Kehadiran Arun
89 089 - Masalah Rumah Tangga
90 090 - Suami Viona
91 091 - Pasar Malam
92 092 - Tamu
93 093 - Masa Lalu Bu Har
94 094 - Adik Arun
95 095 - Kenyataan
96 096 - Ibu Arun
97 097 - Rasa Bimbang
98 098 - Akhir Kisah Cinta
99 099 - Manusia Bawang
100 100 - Kepuasan
101 101 - Mengakui Suami
102 102 - Anakku
103 103 - Cemas
104 104 - Upacara Peringatan
105 105 - Rasa Kecewa Aran
106 106 - Mari Saling Membahagiakan
107 107 - Kasus
108 108 - Penjara
109 109 - Menjenguk
110 110 - Tuduhan Aran
111 111 - Hari Kebebasan
112 112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113 113 - Semalam Bersamamu
114 114 - Perpisahan
115 115 - Hidup Harus Berlanjut
116 116 - Menata Hidup
117 117 - Cincin
118 118 - Pencarian Cincin
119 119 - Pemilik Cincin
120 120 - Mengembalikan Cincin
Episodes

Updated 120 Episodes

1
001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2
002 - Wasiat Kakek
3
003 - Beban Keluarga
4
004 - Cincin Janji
5
005 - Ajakan Aliansi
6
006 - Kondangan
7
007 - Kondangan ( 2 )
8
008 - Munculnya Sutopo
9
009 - Bicara Empat Mata
10
010 - Terjebak Jebakan
11
011 - Mencari Solusi
12
012 - Kemalangan Viona
13
013 - Jebakan Untuk Aran
14
014 - Persyaratan Pernikahan
15
015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16
016 - Pernikahan Arun
17
017 - Menjawab Telepon
18
018 - Tidak Adil Bagi Aran
19
019 - Bolehkah Berkencan?
20
020 - Kehilangan Pekerjaan
21
021 - Membawa Masalah
22
022 - Jangan Terbawa Perasaan
23
023 - Tanggung Jawab
24
024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25
025 - Istri Yang Dibully
26
026 - Bertemu Mas Alan
27
027 - Nonton Film Horor
28
028 - Tak Bisa Tidur
29
029 - Makan Sushi
30
030 - Tergoda
31
031 - Handuk
32
032 - Tetangga Cabul
33
033 - Ajakan
34
034 - Kesempatan
35
035 - Kencan Pertama
36
036 - Pujian Untuk Arun
37
037 - Kekasih Sempurna
38
038 - Kedatangan Tamu VVIP
39
039 - Pengeroyokan
40
040 - Nasi Goreng
41
041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42
042 - Menjadi Babu
43
043 - Menyelamatkan Viona
44
044 - Pacarku Gigolo?
45
045 - Reka Ulang
46
046 - Godaan Terlalu Berat
47
047 - Viona Jatuh Sakit
48
048 - Bukan Pria Simpanan
49
049 - Kemarahan Arun
50
050 - Kejutan Untuk Viona
51
051 - Pindah
52
052 - Perkenalkan
53
053 - Dansa
54
054 - Sial
55
055 - Sabotase
56
056 - Penjelasan
57
057 - Aku Milikmu
58
058 - Kencan Bersama Aran
59
059 - Cemoohan Bu Inaya
60
060 - Kesabaran Setipis Tisu
61
061 - Cemburu
62
062 - Penyerangan
63
063 - Perundungan
64
064 - Meluruskan Gosip
65
065 - Bu Dyan
66
066 - Sok Akrab
67
067 - Drama Tepung
68
068 - Kakek
69
069 - Berita Buruk
70
070 - Ancaman
71
071 - Mencari Tahu
72
072 - Kecurigaan
73
073 - Keluhan
74
074 - Kehamilan
75
075 - Ketahuan
76
076 - Kebimbangan Aran
77
077 - Perintah Kakek
78
078 - Keputusan Viona
79
079 - Air Mata Viona
80
080 - Kepergian
81
081 - Menyelesaikan Masalah
82
082 - Putus Asa Aran
83
083 - London
84
084 - Pupus
85
085 - Kembali Pulang
86
086 - Kehidupan Baru Viona
87
087 - Bertemu Lagi
88
088 - Kehadiran Arun
89
089 - Masalah Rumah Tangga
90
090 - Suami Viona
91
091 - Pasar Malam
92
092 - Tamu
93
093 - Masa Lalu Bu Har
94
094 - Adik Arun
95
095 - Kenyataan
96
096 - Ibu Arun
97
097 - Rasa Bimbang
98
098 - Akhir Kisah Cinta
99
099 - Manusia Bawang
100
100 - Kepuasan
101
101 - Mengakui Suami
102
102 - Anakku
103
103 - Cemas
104
104 - Upacara Peringatan
105
105 - Rasa Kecewa Aran
106
106 - Mari Saling Membahagiakan
107
107 - Kasus
108
108 - Penjara
109
109 - Menjenguk
110
110 - Tuduhan Aran
111
111 - Hari Kebebasan
112
112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113
113 - Semalam Bersamamu
114
114 - Perpisahan
115
115 - Hidup Harus Berlanjut
116
116 - Menata Hidup
117
117 - Cincin
118
118 - Pencarian Cincin
119
119 - Pemilik Cincin
120
120 - Mengembalikan Cincin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!