012 - Kemalangan Viona

"Vio, dari mana kamu? Kenapa baru pulang sekarang?"

Viona terpaku begitu ibunya menghadang di depan pintu masuk rumah.

"Kamu ini, Viona! Sudah tidak pulang, tidak memberi kabar juga! Kamu membuat Ayah dan Ibu cemas saja!"

Pak Ronal ikut muncul di depan pintu, menghalangi jalan masuk.

"I-ibu, A-ayah, maaf, a-aku ada urusan dan baterai ponselku habis," jawab Viona terbata.

Viona jelas tidak bisa bicara hal yang sejujurnya. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa semalam kejadian yang benar-benar gila sudah menimpanya. Terbangun dalam keadaan tanpa busana bersama seorang pria yang kemudian menjadi viral di media sosial sebagai pasangan mesum.

Bu Inaya dan Pak Ronal saling berpandangan, tak serta merta mereka langsung percaya apa yang disampaikan oleh Viona.

Viona membungkuk, berjalan pelan melewati kedua orang tuanya dengan perasaan takut. Ia benar-benar berharap, berita viral tentangnya sudah benar-benar diturunkan bahkan hilang dari media sosial.

Sebuah mobil terhenti di depan rumah, Sany bergegas turun dari mobil, setengah berlari ia berseru.

"Ibu! Ayah!"

"Sany, ada apa teriak-teriak begitu?" tanya Bu Inaya menyambut Sany.

"Ibu, Ayah, apa sudah ada berita dari Vio?" tanya Sany.

"Apa sih maksudmu, Sany?" tanya Pak Ronal.

"Ibu, Ayah, coba lihat, apa ini benar-benar Vio?" Sany menunjukkan gawai cerdasnya.

"Dari berita yang beredar di grup percakapan, katanya mereka adalah pasangan yang berbuat mesum di parkiran sebuah hotel mewah! Katanya beritanya sudah dihapus, tapi masih ada yang sempat menyimpan videonya."

Bu Inaya dan Pak Ronal terpaku melihat video berdurasi tiga puluh detik yang direkam secara amatir. Nampak seorang wanita keluar dari sebuah mobil mewah dengan keadaan linglung. Dan wajah Viona terekam sekilas saat menoleh di akhir video.

"Vio!" seru ayah dan ibu dengan suara menggelegar.

...*****...

Viona berjalan dengan tertunduk lesu sambil menyeret koper. Ia terpaksa harus pergi dari rumah lantaran diusir oleh kedua orang tuanya. Bu Inaya dan Pak Ronal benar-benar sangat marah hingga menghukum Viona untuk pergi dari rumah.

Hanya kantor saja yang bisa menjadi tempat tujuan untuk menginap malam ini sambil mencari tempat tinggal. Viona tidak mungkin mau merepotkan Memel lantaran Memel pun masih tinggal bersama adiknya di sebuah kos, sekamar berdua.

Viona duduk di meja kerjanya usai membawa sebuah mie cup yang telah diseduh dengan air panas. Sembari menunggu mie-nya matang, Viona membuka laman berita viral tentangnya. Menurut pria itu, pengacaranya sudah meminta agar portal berita tersebut menurunkan artikel itu. Namun mengapa Sany justru masih bisa mendapat videonya?

Viona mengklik artikel pasangan mesum yang muncul di beranda pencarian.

"Dasar sialan! Katanya beritanya sudah tidak ada!  Dasar penipu!" maki Viona.

Viona melempar gawai cerdasnya ke atas meja dengan frustrasi. Ia benar-benar sangat frustrasi sampai tidak tahu harus melakukan apa.

Diusir dari rumah, tidak punya uang, tidak punya tempat tinggal, dan tidak punya rencana apa pun.

"Hiks.." tangisnya sambil mengaduk mie cup.

Selera makannya benar-benar hilang meski aroma mie sangat menggoda.

...*****...

Viona keluar dari kantor tempat ia menggadaikan cincin milik nenek. Ia terpaksa melakukannya lantaran tidak punya uang. Gaji bulan depan tentu tidak bisa dimintanya dari Mas Gede. Sementara ia harus memiliki uang tambahan untuk membayar sewa kos yang akan dicarinya nanti.

Gawai cerdas Viona berdering, nama Sutopo muncul di layar.

Viona sebenarnya enggan untuk menjawab lantaran semalam Viona berusaha menghubungi pria itu namun pria itu tidak menjawab pesan atau pun teleponnya.

"Halo," jawab Viona terpaksa.

"Mari kita bertemu."

...*****...

Viona selalu merasa kesal setiap kali harus melihat sosok pria yang dibencinya hingga ke sumsum tulang. Pria itu dengan rambut acak-acakan, kaus oblong berwarna putih, dipadukan dengan celana jeans yang sudah robek di kedua lututnya. Sialnya meski penampilannya begitu sederhana, namun tetap memancarkan aura mewah dari ketampanannya yang tak terbantahkan.

Berhenti mengagumi pria penipu penuh kebohongan itu! Batin Viona memberontak.

Saat ini pria penuh dusta itu sedang menyantap makanan sederhana di sebuah warteg yang secara otomatis jelas menyita perhatian pengunjung.

Viona duduk di sampingnya begitu pria itu menggeser posisi, memberi ruang untuk Viona duduk.

Duk..!

Viona memukul lengan pria itu dengan gawai cerdasnya.

"Aduh! Hei! Apa yang kau lakukan? Kau ngajak bertengkar ya?!"

"Dasar pembohong!" cibir Viona.

"Pembohong? Apa maksudmu?"

Arun mengusap lengannya sambil memasang sikap defensif.

"Kau bilang, pengacaramu sudah menurunkan berita viral tentang kita! Tapi nyatanya, berita itu masih ada!" cecar Viona.

Viona menunjukkan berita viral itu. Arun berdecih pelan.

"Cih! Begitulah, jejak digital tidak bisa terhapus, tapi kalau kau klik tautannya, beritanya sudah tidak ada lagi."

Arun menunjukkan layar gawai cerdas yang berisi pencarian gagal.

"Ya, tapi kenapa videonya masih tersebar? Apa kau tahu, aku sampai diusir dari rumah gara-gara video itu!" keluh Viona.

"Ya, mana kutahu! Kita tidak bisa menghapus semua video yang sudah diunduh oleh semua orang! Kecuali mereka semua menghapusnya dengan kesadaran sendiri! Yah, jejak digital memang kejam!" sahut Arun dengan entengnya.

Viona menghela napas berat, rasanya ia benar-benar bisa gila karena harus berurusan dengan pria yang menguras seluruh energinya.

"Baiklah, sekarang kita harus membicarakan masalah pernikahan kita," tukas Arun sambil menyuapkan telur dadar ke mulutnya.

Viona mendelik gusar. Bisa-bisanya pria itu membicarakan masalah pernikahan dengan mulut penuh nasi dan telur dadar.

"Tunggu, apa sungguh tidak ada jalan lain lagi kecuali dengan pernikahan?"

Viona menatap Arun dengan tatapan skeptis.

"Jujur saja, aku tidak mau menikah denganmu karena aku membencimu! Aku tidak bisa membayangkan harus hidup bersama orang yang kubenci seumur hidupku!" 

"Lantas, menurutmu bagaimana? Apa kau punya cara lain?" tanya Arun.

"Pasti ada cara lain, misalnya dengan memeriksa rekaman cctv, atau biasa di mobil-mobil mewah, pasti ada hasil rekaman kamera dalam mobil. Karena aku yakin, aku tidak mungkin dengan kesadaran penuh, bersedia untuk tidur bersamamu!" jawab Viona diplomatis.

Arun menyeringai, seringaiannya terlihat mencemooh.

"Kalau aku bisa meminta rekaman cctv, atau rekaman dari kamera dashboard, aku rasa aku tidak perlu meminta bantuan dari pengacara kakekku! Masalahnya, rekaman cctv di area parkir tidak ada karena malam itu ada maintenance seluruh kamera pengawas dan sempat ada pemadaman listrik akibat korsleting. Kemudian, berhubung mobil itu bukan milikku, aku sempat mematikan rekaman kamera agar posisiku tidak bisa terlacak," beber Arun.

"A-apa?! Mobil itu bukan milikmu? Maksudmu, itu mobil curian?!" sergah Viona.

Arun menggeleng. "Bukan, aku hanya meminjamnya dari saudaraku. Tapi, aku memang tidak berniat mengembalikannya dalam waktu dekat."

"Dasar pria gila!" cibir Viona.

"Aku sungguh tidak peduli meski kau membenciku. Toh pernikahan ini hanya menjadi alasan untuk mendapat bantuan dari pengacara kakek. Kau membenciku dan aku tidak menyukaimu, bukankah itu sungguh sempurna?"

"Apa kau sungguh cemas tidak mau menikah denganku, karena kau takut jatuh cinta padaku? Kau tenang saja, aku tidak mungkin mencintaimu! Aku sudah punya cinta lain yang kujaga! Haha!"

Viona mencebik mendengar betapa memuakkan rasa percaya diri pria itu.

"Cih!" Viona berdecih.

"Baiklah, kalau begitu, aku minta perjanjian tertulis! Aku tidak mau kau menipuku seperti yang sudah-sudah!" tandas Viona.

"Menipumu seperti yang sudah-sudah?"

"Hei, mana mungkin aku lupa! Kau bahkan sudah menipuku sejak lima belas tahun yang lalu!" 

"Kau bilang dulu akan menjadi pacarku..ah sudahlah, itu sudah masa lalu! Itu salahku yang terlalu gampang percaya padamu, tanpa ada bukti tertulis!" geram Viona.

"Ya, ya, baiklah, mari kita susun saja perjanjian itu!" sahut Arun.

...*****...

Episodes
1 001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2 002 - Wasiat Kakek
3 003 - Beban Keluarga
4 004 - Cincin Janji
5 005 - Ajakan Aliansi
6 006 - Kondangan
7 007 - Kondangan ( 2 )
8 008 - Munculnya Sutopo
9 009 - Bicara Empat Mata
10 010 - Terjebak Jebakan
11 011 - Mencari Solusi
12 012 - Kemalangan Viona
13 013 - Jebakan Untuk Aran
14 014 - Persyaratan Pernikahan
15 015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16 016 - Pernikahan Arun
17 017 - Menjawab Telepon
18 018 - Tidak Adil Bagi Aran
19 019 - Bolehkah Berkencan?
20 020 - Kehilangan Pekerjaan
21 021 - Membawa Masalah
22 022 - Jangan Terbawa Perasaan
23 023 - Tanggung Jawab
24 024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25 025 - Istri Yang Dibully
26 026 - Bertemu Mas Alan
27 027 - Nonton Film Horor
28 028 - Tak Bisa Tidur
29 029 - Makan Sushi
30 030 - Tergoda
31 031 - Handuk
32 032 - Tetangga Cabul
33 033 - Ajakan
34 034 - Kesempatan
35 035 - Kencan Pertama
36 036 - Pujian Untuk Arun
37 037 - Kekasih Sempurna
38 038 - Kedatangan Tamu VVIP
39 039 - Pengeroyokan
40 040 - Nasi Goreng
41 041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42 042 - Menjadi Babu
43 043 - Menyelamatkan Viona
44 044 - Pacarku Gigolo?
45 045 - Reka Ulang
46 046 - Godaan Terlalu Berat
47 047 - Viona Jatuh Sakit
48 048 - Bukan Pria Simpanan
49 049 - Kemarahan Arun
50 050 - Kejutan Untuk Viona
51 051 - Pindah
52 052 - Perkenalkan
53 053 - Dansa
54 054 - Sial
55 055 - Sabotase
56 056 - Penjelasan
57 057 - Aku Milikmu
58 058 - Kencan Bersama Aran
59 059 - Cemoohan Bu Inaya
60 060 - Kesabaran Setipis Tisu
61 061 - Cemburu
62 062 - Penyerangan
63 063 - Perundungan
64 064 - Meluruskan Gosip
65 065 - Bu Dyan
66 066 - Sok Akrab
67 067 - Drama Tepung
68 068 - Kakek
69 069 - Berita Buruk
70 070 - Ancaman
71 071 - Mencari Tahu
72 072 - Kecurigaan
73 073 - Keluhan
74 074 - Kehamilan
75 075 - Ketahuan
76 076 - Kebimbangan Aran
77 077 - Perintah Kakek
78 078 - Keputusan Viona
79 079 - Air Mata Viona
80 080 - Kepergian
81 081 - Menyelesaikan Masalah
82 082 - Putus Asa Aran
83 083 - London
84 084 - Pupus
85 085 - Kembali Pulang
86 086 - Kehidupan Baru Viona
87 087 - Bertemu Lagi
88 088 - Kehadiran Arun
89 089 - Masalah Rumah Tangga
90 090 - Suami Viona
91 091 - Pasar Malam
92 092 - Tamu
93 093 - Masa Lalu Bu Har
94 094 - Adik Arun
95 095 - Kenyataan
96 096 - Ibu Arun
97 097 - Rasa Bimbang
98 098 - Akhir Kisah Cinta
99 099 - Manusia Bawang
100 100 - Kepuasan
101 101 - Mengakui Suami
102 102 - Anakku
103 103 - Cemas
104 104 - Upacara Peringatan
105 105 - Rasa Kecewa Aran
106 106 - Mari Saling Membahagiakan
107 107 - Kasus
108 108 - Penjara
109 109 - Menjenguk
110 110 - Tuduhan Aran
111 111 - Hari Kebebasan
112 112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113 113 - Semalam Bersamamu
114 114 - Perpisahan
115 115 - Hidup Harus Berlanjut
116 116 - Menata Hidup
117 117 - Cincin
118 118 - Pencarian Cincin
119 119 - Pemilik Cincin
120 120 - Mengembalikan Cincin
Episodes

Updated 120 Episodes

1
001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2
002 - Wasiat Kakek
3
003 - Beban Keluarga
4
004 - Cincin Janji
5
005 - Ajakan Aliansi
6
006 - Kondangan
7
007 - Kondangan ( 2 )
8
008 - Munculnya Sutopo
9
009 - Bicara Empat Mata
10
010 - Terjebak Jebakan
11
011 - Mencari Solusi
12
012 - Kemalangan Viona
13
013 - Jebakan Untuk Aran
14
014 - Persyaratan Pernikahan
15
015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16
016 - Pernikahan Arun
17
017 - Menjawab Telepon
18
018 - Tidak Adil Bagi Aran
19
019 - Bolehkah Berkencan?
20
020 - Kehilangan Pekerjaan
21
021 - Membawa Masalah
22
022 - Jangan Terbawa Perasaan
23
023 - Tanggung Jawab
24
024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25
025 - Istri Yang Dibully
26
026 - Bertemu Mas Alan
27
027 - Nonton Film Horor
28
028 - Tak Bisa Tidur
29
029 - Makan Sushi
30
030 - Tergoda
31
031 - Handuk
32
032 - Tetangga Cabul
33
033 - Ajakan
34
034 - Kesempatan
35
035 - Kencan Pertama
36
036 - Pujian Untuk Arun
37
037 - Kekasih Sempurna
38
038 - Kedatangan Tamu VVIP
39
039 - Pengeroyokan
40
040 - Nasi Goreng
41
041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42
042 - Menjadi Babu
43
043 - Menyelamatkan Viona
44
044 - Pacarku Gigolo?
45
045 - Reka Ulang
46
046 - Godaan Terlalu Berat
47
047 - Viona Jatuh Sakit
48
048 - Bukan Pria Simpanan
49
049 - Kemarahan Arun
50
050 - Kejutan Untuk Viona
51
051 - Pindah
52
052 - Perkenalkan
53
053 - Dansa
54
054 - Sial
55
055 - Sabotase
56
056 - Penjelasan
57
057 - Aku Milikmu
58
058 - Kencan Bersama Aran
59
059 - Cemoohan Bu Inaya
60
060 - Kesabaran Setipis Tisu
61
061 - Cemburu
62
062 - Penyerangan
63
063 - Perundungan
64
064 - Meluruskan Gosip
65
065 - Bu Dyan
66
066 - Sok Akrab
67
067 - Drama Tepung
68
068 - Kakek
69
069 - Berita Buruk
70
070 - Ancaman
71
071 - Mencari Tahu
72
072 - Kecurigaan
73
073 - Keluhan
74
074 - Kehamilan
75
075 - Ketahuan
76
076 - Kebimbangan Aran
77
077 - Perintah Kakek
78
078 - Keputusan Viona
79
079 - Air Mata Viona
80
080 - Kepergian
81
081 - Menyelesaikan Masalah
82
082 - Putus Asa Aran
83
083 - London
84
084 - Pupus
85
085 - Kembali Pulang
86
086 - Kehidupan Baru Viona
87
087 - Bertemu Lagi
88
088 - Kehadiran Arun
89
089 - Masalah Rumah Tangga
90
090 - Suami Viona
91
091 - Pasar Malam
92
092 - Tamu
93
093 - Masa Lalu Bu Har
94
094 - Adik Arun
95
095 - Kenyataan
96
096 - Ibu Arun
97
097 - Rasa Bimbang
98
098 - Akhir Kisah Cinta
99
099 - Manusia Bawang
100
100 - Kepuasan
101
101 - Mengakui Suami
102
102 - Anakku
103
103 - Cemas
104
104 - Upacara Peringatan
105
105 - Rasa Kecewa Aran
106
106 - Mari Saling Membahagiakan
107
107 - Kasus
108
108 - Penjara
109
109 - Menjenguk
110
110 - Tuduhan Aran
111
111 - Hari Kebebasan
112
112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113
113 - Semalam Bersamamu
114
114 - Perpisahan
115
115 - Hidup Harus Berlanjut
116
116 - Menata Hidup
117
117 - Cincin
118
118 - Pencarian Cincin
119
119 - Pemilik Cincin
120
120 - Mengembalikan Cincin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!