010 - Terjebak Jebakan

Tok..tok..tok..tok...

Terdengar suara ketukan berulang disertai dengan suara sayup-sayup yang ramai terdengar.

Masih dengan mata terpejam, Viona menggeliat. Rasanya aneh sekali, ada rasa nyaman dan hangat yang membuatnya enggan untuk membuka mata.

Yang terlintas dalam pikirannya saat ini, apakah selama ini tempat tidurnya senyaman ini?

Tiba-tiba Viona merasakan ada yang aneh. Ia mendengar suara detak jantung yang terdengar jelas di telinganya. Bagaimana bisa jantungnya pindah ke telinga?

Viona membuka paksa matanya. Hal pertama yang langsung menjadi pusat perhatiannya adalah saat ini ia tidak sedang berada di dalam kamarnya sendiri. Nampak banyak orang yang berada di sekelilingnya dengan pembatas berupa kaca jendela gelap. Orang-orang menggedor kaca jendela dengan gawai cerdas yang terarah padanya.

Viona mendongak dan menjerit tiga detik kemudian sesaat matanya menangkap sosok pria yang sedang tidur sambil memeluknya.

"Kyaaa..!"

Viona menjerit, mendorong keras pria yang memeluknya lalu mencari-cari pakaian yang berserakan di lantai untuk menutupi tubuh polosnya.

Oh tidak! Batin Viona menjerit lantaran perutnya langsung terasa melilit.

Mendapati dirinya terbangun dalam keadaan tanpa busana bersama seorang pria jelas bukanlah pagi yang menyenangkan. Terlebih pria itu adalah pria yang begitu dibencinya.

Arun terbangun saat kepalanya terbentur, ia juga mendengar jeritan keras yang memekakkan telinga disertai dengan suara-suara sumbang lain yang membuat kepalanya makin sakit.

Arun tersentak kaget saat matanya sudah terbuka lalu melihat betapa kacaunya keadaan di sekelilingnya.

Seorang wanita tanpa busana yang berada di sampingnya masih menjerit histeris sambil berusaha menutupi tubuhnya dengan pakaian yang berserakan di lantai.

Kemudian semua orang yang saat ini sedang berada di sekelilingnya, berseru sambil mengarahkan gawai cerdas mereka.

"Whaat the..?!"

Arun tersentak kaget saat menyadari bahwa ia juga sedang dalam keadaan tanpa busana. Ia menyambar celana panjang yang berserakan di kursi depan.

"Sutopo! Ada apa ini?! Kenapa ini bisa terjadi?" tanya Viona begitu kalut.

"Aku tidak tahu!" sahut Arun dengan kesalnya.

Viona harus segera memakai pakaiannya. Rasanya sungguh memalukan saat harus memakai baju sekaligus menjadi bahan tontonan semua orang.

Oh tidak! Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana bisa aku dan Sutopo seperti ini? Batin Viona begitu gusar.

"Buka! Cepat turun!" desak orang-orang.

"Sutopo! Cepat lakukan sesuatu!" desak Viona.

"Apa?! Kenapa aku?!" Arun terperangah.

"Cepat turun atau akan kami paksa!" seru orang-orang.

Di tengah kepanikan, Arun dengan cepat memakai celana dan kausnya. Setelah itu akhirnya ia keluar dari mobil.

Semua orang yang mengacungkan gawai cerdas mereka seketika mendadak jadi wartawan dadakan.

Terlebih saat Viona akhirnya ikut dipaksa turun dari mobil oleh petugas keamanan yang langsung menggiring mereka ke ruang keamanan untuk menjalani pemeriksaan terkait dugaan melakukan tindakan mesum di tempat umum.

Mereka dipergoki oleh salah satu tamu yang kebetulan hendak keluar dari parkiran. Saat melihat ke dalam mobil melalui kaca depan ia menyaksikan ada pasangan yang tidur di dalam mobil dalam keadaan tanpa busana, si tamu langsung memanggil petugas keamanan.

Dalam sekejap semua orang langsung terpanggil untuk ikut memastikan bahwa memang ada pasangan mesum yang berbuat tak senonoh di dalam mobil.

Viona benar-benar hanya bisa menunduk dengan rambut panjangnya terurai menutupi wajah demi menghindari sorotan kamera dari gawai cerdas yang sudah siap membuatnya viral di media sosial.

...*****...

"Kenapa kalian harus berbuat mesum di tempat umum? Di lantai atas hotel banyak kamar yang tersedia!" tanya petugas polisi yang langsung menginterogasi mereka.

Arun dan Viona terdiam, mereka berdua kehilangan kata-kata. Saat ini Viona bahkan hanya bisa menunduk. Ia benar-benar sangat malu. Berita tentang pasangan mesum ini pasti sudah viral di media sosial.

"Apa kalian tahu perbuatan mesum kalian di tempat umum bisa dituntut oleh pihak manajemen hotel karena sudah mencemarkan nama baik hotel?!" lanjutnya.

"Ka-kami tidak melakukan a-apa apa, Pak," ucap Viona tergagap.

"Su-sungguh, a-aku tidak tahu, Pak!" Viona memelas.

Viona menoleh ke arah Arun yang masih bungkam. Pria itu hanya bisa mengerutkan keningnya.

"Sutopo! Lakukan sesuatu! Kenapa kau hanya diam saja?!" Viona bicara dengan suara rendah sambil menepuk lengan pria itu.

Arun tidak menanggapi Viona, saat ini ia diam lantaran sedang berpikir keras. Mengapa ia bisa mengalami hal ini?

Tiba-tiba terbangun sudah dalam keadaan polos bersama seorang wanita. Ia bahkan tidak mengingat apa pun. Semalam ia hanya mengingat kegelapan yang mendadak menyelimutinya.

Ini aneh! Sungguh aneh! Ini seperti jebakan!

Ya, seseorang pasti berencana menjebaknya. Tapi siapa?

"Kalian harus memberi keterangan yang lengkap dan sejelas-jelasnya," ujar pak polisi dengan sikap penuh intimidasi.

"Pak, sungguh! Saya tidak tahu!" sahut Viona.

Viona benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Kepalanya seakan sedang ditutupi oleh kabut tebal. Ia bahkan terlalu takut untuk menghubungi orang tuanya.

"Tidak tahu! Tidak tahu! Alasan saja!" cibir pak polisi.

"Pak, sungguh! Saya tidak berbohong! Saya mengatakan apa adanya!" Viona menekankan.

"Alah! Dasar pasangan mesum tidak punya modal!"

"Tapi Pak.."

"Sudahlah! Kalau sudah salah ya salah!" cibir Pak polisi.

Arun masih memikirkan segala kemungkinan bahwa saat ini memang ada pihak yang menjebaknya. Tapi siapa, itulah yang menjadi permasalahannya.

Apa wanita yang sedang menangis di sampingnya ini adalah pelaku yang menjebaknya?

"Jadi kalian tetap tidak mau bicara yang sejujurnya?" desak para polisi.

"Pak, sungguh, saya..saya sudah berkata sejujurnya."

Viona berusaha menenangkan diri, namun tangisnya yang pecah tak bisa dihindarinya.

"Saya tidak akan memberikan keterangan apa pun. Biar pengacara saya saja yang bicara," ucap Arun pada akhirnya.

...*****...

Viona benar-benar hanya bisa menahan diri agar tidak menangis, ia menangis bukan karena merasa sedih. Namun ia sungguh malu lantaran membaca pesan yang dikirimkan oleh Memel melalui sebuah tautan. Saat ini berita tentang  pasangan mesum yang terciduk di parkiran sebuah hotel sudah menjadi topik utama.

Ia benar-benar berharap, tidak akan ada seorang pun yang mengenalinya dalam berita viral itu.

Beberapa saat kemudian, Viona melihat kedatangan seorang pria paruh baya yang langsung disambut oleh Arun.

"Arun," pria itu menghampiri Arun.

"Pak Hadian, tolong bantu selesaikan ini," Arun memohon.

"Iya, saya akan bantu, tapi ada apa ini?" tanya Pak Hadian.

"Pak Hadian, pastikan kakekku tidak mengetahui hal ini," pinta Arun.

"Mengetahui hal apa, Arun?"

Arun terkesiap mendengar suara berat, disertai dengan suara tongkat yang membuat semua perhatian teralih ke arah pria tua yang berjalan menghampiri Arun.

"Ka-kakek!" Arun tercengang kehilangan kata-katanya.

...*****...

Episodes
1 001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2 002 - Wasiat Kakek
3 003 - Beban Keluarga
4 004 - Cincin Janji
5 005 - Ajakan Aliansi
6 006 - Kondangan
7 007 - Kondangan ( 2 )
8 008 - Munculnya Sutopo
9 009 - Bicara Empat Mata
10 010 - Terjebak Jebakan
11 011 - Mencari Solusi
12 012 - Kemalangan Viona
13 013 - Jebakan Untuk Aran
14 014 - Persyaratan Pernikahan
15 015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16 016 - Pernikahan Arun
17 017 - Menjawab Telepon
18 018 - Tidak Adil Bagi Aran
19 019 - Bolehkah Berkencan?
20 020 - Kehilangan Pekerjaan
21 021 - Membawa Masalah
22 022 - Jangan Terbawa Perasaan
23 023 - Tanggung Jawab
24 024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25 025 - Istri Yang Dibully
26 026 - Bertemu Mas Alan
27 027 - Nonton Film Horor
28 028 - Tak Bisa Tidur
29 029 - Makan Sushi
30 030 - Tergoda
31 031 - Handuk
32 032 - Tetangga Cabul
33 033 - Ajakan
34 034 - Kesempatan
35 035 - Kencan Pertama
36 036 - Pujian Untuk Arun
37 037 - Kekasih Sempurna
38 038 - Kedatangan Tamu VVIP
39 039 - Pengeroyokan
40 040 - Nasi Goreng
41 041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42 042 - Menjadi Babu
43 043 - Menyelamatkan Viona
44 044 - Pacarku Gigolo?
45 045 - Reka Ulang
46 046 - Godaan Terlalu Berat
47 047 - Viona Jatuh Sakit
48 048 - Bukan Pria Simpanan
49 049 - Kemarahan Arun
50 050 - Kejutan Untuk Viona
51 051 - Pindah
52 052 - Perkenalkan
53 053 - Dansa
54 054 - Sial
55 055 - Sabotase
56 056 - Penjelasan
57 057 - Aku Milikmu
58 058 - Kencan Bersama Aran
59 059 - Cemoohan Bu Inaya
60 060 - Kesabaran Setipis Tisu
61 061 - Cemburu
62 062 - Penyerangan
63 063 - Perundungan
64 064 - Meluruskan Gosip
65 065 - Bu Dyan
66 066 - Sok Akrab
67 067 - Drama Tepung
68 068 - Kakek
69 069 - Berita Buruk
70 070 - Ancaman
71 071 - Mencari Tahu
72 072 - Kecurigaan
73 073 - Keluhan
74 074 - Kehamilan
75 075 - Ketahuan
76 076 - Kebimbangan Aran
77 077 - Perintah Kakek
78 078 - Keputusan Viona
79 079 - Air Mata Viona
80 080 - Kepergian
81 081 - Menyelesaikan Masalah
82 082 - Putus Asa Aran
83 083 - London
84 084 - Pupus
85 085 - Kembali Pulang
86 086 - Kehidupan Baru Viona
87 087 - Bertemu Lagi
88 088 - Kehadiran Arun
89 089 - Masalah Rumah Tangga
90 090 - Suami Viona
91 091 - Pasar Malam
92 092 - Tamu
93 093 - Masa Lalu Bu Har
94 094 - Adik Arun
95 095 - Kenyataan
96 096 - Ibu Arun
97 097 - Rasa Bimbang
98 098 - Akhir Kisah Cinta
99 099 - Manusia Bawang
100 100 - Kepuasan
101 101 - Mengakui Suami
102 102 - Anakku
103 103 - Cemas
104 104 - Upacara Peringatan
105 105 - Rasa Kecewa Aran
106 106 - Mari Saling Membahagiakan
107 107 - Kasus
108 108 - Penjara
109 109 - Menjenguk
110 110 - Tuduhan Aran
111 111 - Hari Kebebasan
112 112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113 113 - Semalam Bersamamu
114 114 - Perpisahan
115 115 - Hidup Harus Berlanjut
116 116 - Menata Hidup
117 117 - Cincin
118 118 - Pencarian Cincin
119 119 - Pemilik Cincin
120 120 - Mengembalikan Cincin
Episodes

Updated 120 Episodes

1
001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2
002 - Wasiat Kakek
3
003 - Beban Keluarga
4
004 - Cincin Janji
5
005 - Ajakan Aliansi
6
006 - Kondangan
7
007 - Kondangan ( 2 )
8
008 - Munculnya Sutopo
9
009 - Bicara Empat Mata
10
010 - Terjebak Jebakan
11
011 - Mencari Solusi
12
012 - Kemalangan Viona
13
013 - Jebakan Untuk Aran
14
014 - Persyaratan Pernikahan
15
015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16
016 - Pernikahan Arun
17
017 - Menjawab Telepon
18
018 - Tidak Adil Bagi Aran
19
019 - Bolehkah Berkencan?
20
020 - Kehilangan Pekerjaan
21
021 - Membawa Masalah
22
022 - Jangan Terbawa Perasaan
23
023 - Tanggung Jawab
24
024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25
025 - Istri Yang Dibully
26
026 - Bertemu Mas Alan
27
027 - Nonton Film Horor
28
028 - Tak Bisa Tidur
29
029 - Makan Sushi
30
030 - Tergoda
31
031 - Handuk
32
032 - Tetangga Cabul
33
033 - Ajakan
34
034 - Kesempatan
35
035 - Kencan Pertama
36
036 - Pujian Untuk Arun
37
037 - Kekasih Sempurna
38
038 - Kedatangan Tamu VVIP
39
039 - Pengeroyokan
40
040 - Nasi Goreng
41
041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42
042 - Menjadi Babu
43
043 - Menyelamatkan Viona
44
044 - Pacarku Gigolo?
45
045 - Reka Ulang
46
046 - Godaan Terlalu Berat
47
047 - Viona Jatuh Sakit
48
048 - Bukan Pria Simpanan
49
049 - Kemarahan Arun
50
050 - Kejutan Untuk Viona
51
051 - Pindah
52
052 - Perkenalkan
53
053 - Dansa
54
054 - Sial
55
055 - Sabotase
56
056 - Penjelasan
57
057 - Aku Milikmu
58
058 - Kencan Bersama Aran
59
059 - Cemoohan Bu Inaya
60
060 - Kesabaran Setipis Tisu
61
061 - Cemburu
62
062 - Penyerangan
63
063 - Perundungan
64
064 - Meluruskan Gosip
65
065 - Bu Dyan
66
066 - Sok Akrab
67
067 - Drama Tepung
68
068 - Kakek
69
069 - Berita Buruk
70
070 - Ancaman
71
071 - Mencari Tahu
72
072 - Kecurigaan
73
073 - Keluhan
74
074 - Kehamilan
75
075 - Ketahuan
76
076 - Kebimbangan Aran
77
077 - Perintah Kakek
78
078 - Keputusan Viona
79
079 - Air Mata Viona
80
080 - Kepergian
81
081 - Menyelesaikan Masalah
82
082 - Putus Asa Aran
83
083 - London
84
084 - Pupus
85
085 - Kembali Pulang
86
086 - Kehidupan Baru Viona
87
087 - Bertemu Lagi
88
088 - Kehadiran Arun
89
089 - Masalah Rumah Tangga
90
090 - Suami Viona
91
091 - Pasar Malam
92
092 - Tamu
93
093 - Masa Lalu Bu Har
94
094 - Adik Arun
95
095 - Kenyataan
96
096 - Ibu Arun
97
097 - Rasa Bimbang
98
098 - Akhir Kisah Cinta
99
099 - Manusia Bawang
100
100 - Kepuasan
101
101 - Mengakui Suami
102
102 - Anakku
103
103 - Cemas
104
104 - Upacara Peringatan
105
105 - Rasa Kecewa Aran
106
106 - Mari Saling Membahagiakan
107
107 - Kasus
108
108 - Penjara
109
109 - Menjenguk
110
110 - Tuduhan Aran
111
111 - Hari Kebebasan
112
112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113
113 - Semalam Bersamamu
114
114 - Perpisahan
115
115 - Hidup Harus Berlanjut
116
116 - Menata Hidup
117
117 - Cincin
118
118 - Pencarian Cincin
119
119 - Pemilik Cincin
120
120 - Mengembalikan Cincin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!