Di mata Viona, sesosok pria bertubuh tinggi dan tegap begitu terlihat sempurna saat memakai kaus putih terbalut jas hitam.
Masih dalam pandangan Viona, pria berwajah tampan dengan rambut acak-acakan itu bergerak dalam gerakan lambat di saat semua mata tertuju padanya.
Pria berwajah tampan yang membangkitkan semua kenangan, padahal selama ini Viona berusaha mengubur jauh-jauh dalam sanubarinya.
Pria tampan yang tadinya sangat dipujanya itu, pada akhirnya hanya bisa menggoreskan luka batin tak berkesudahan.
Pria tampan yang hanya bisa meninggalkan kebencian dan rasa sakit yang kembali menganga dan berdarah-darah.
Viona bahkan sudah bersumpah untuk tidak pernah mau bertemu kembali dengan pria itu. Ia bahkan tidak mau datang ke acara reuni sekolah, atau pun bergabung dalam grup percakapan sekolah hanya demi menghindar.
Memel bahkan meyakinkan Viona bahwa pria tampan itu bermigrasi ke planet lain lantaran sudah tidak pernah terdengar lagi kabar beritanya.
Namun apa yang disaksikan oleh Viona saat ini jelas adalah pria itu. Pria yang dipanggil Sutopo oleh semua orang.
Pria yang membuat semua orang menganggap Viona sudah gila lantaran tergila-gila pada Sutopo. Dan anehnya, dulu Viona senang-senang saja mengejar cinta Sutopo. Meskipun setiap hari ditolak, Viona tidak menyerah untuk mendapat cinta Sutopo. Hingga pada akhirnya hanya menyisakan rasa benci dan muak pada pria itu.
Viona merasa perutnya melilit, dan napasnya tercekik, sungguh atmosfer yang menyesakkan.
"Sutopo, kenapa kau tidak menyapa cinta sejatimu?" tanya Mira seraya tertawa.
Perut Viona seketika mulas mendengar pertanyaan yang dilemparkan oleh Mira. Mira adalah salah satu dari gerombolan gadis populer yang selalu terlihat nongkrong bareng Sutopo di masa sekolah.
"Oh, ya, cinta sejati Sutopo!" Gina, teman Mira menimpali.
Semua orang langsung terpancing oleh provokasi Mira dan Gina. Beberapa dari mereka langsung mengeluarkan cie-cie riuh di sekeliling Viona.
"Haha, memangnya pernah ada ya?!" Sutopo menyahut seraya tertawa.
Viona tidak tahu mengapa jantungnya berdentam keras melihat pria itu menertawakannya diikuti oleh orang-orang di sekitar mereka.
"Wah, Sutopo, kisah cinta kalian begitu fenomenal di zaman itu. Masa iya, kau sudah lupa?" Mira makin memprovokasi Sutopo.
Kumohon berhenti menjadikanku sebagai bahan ejekan kalian! Batin Viona nelangsa.
"Aduh, teman-teman, sudah lama kita tidak saling berjumpa. Harusnya tanya kabar kek, kenapa malah membahas cerita zaman dahulu?"
Memel segera memotong situasi yang benar-benar kurang baik bagi Viona.
"Ayo, Viona, kita beri salam pengantinnya, lalu cari makanan," ajak Memel.
Viona tidak tahu mengapa lagi-lagi ia harus merasa kembali tertekan dengan seluruh tatapan mencemooh yang diterimanya.
Viona hanya bisa menunduk dan itu membuat Memel merasa bersalah.
"Mel, kenapa si Sutopo muncul sih? Kau bilang Sutopo tidak mungkin datang karena sudah berpindah planet?!" Viona menggerutu kesal saat mengantri menu prasmanan bersama para tamu.
"Aku benar-benar sangat malu!" keluh Viona.
"Aduh Vio! Sumpah! Aku sungguh tidak tahu menahu bahwa Sutopo akan datang! Di grup tidak ada yang membahas Sutopo! Pasti itu ulah Mira dan gengnya!" Memel membela diri.
"Aku benar-benar malu, Mel! Aku malu harus bertemu lagi dengan Sutopo! Aku sudah tidak punya muka lagi untuk menampakkan diri di depan matanya!" sungut Viona.
Memel menyeringai saat mengambil sesendok sayur dan mie goreng ke atas piringnya.
"Vio, kenapa baru sekarang kau merasa malu? Harusnya dari dulu kau menyambung urat malumu yang sudah putus sejak ditolak Sutopo, bukannya malah makin mengejar cinta Sutopo!" cibir Memel.
"Apa yang harus kulakukan Mel? Aku sungguh tidak mau menjadi bahan ejekan semua orang gara-gara Sutopo!" keluh Viona.
"Kalau dari aku sih, lebih baik abaikan saja suara-suara sumbang itu! Toh sekarang kau sudah tidak tergila-gila lagi pada Sutopo kan?!"
Viona menggigit bibir bawahnya. Sesekali ia melirik melalui sudut matanya, mencari-cari sosok Sutopo yang terlihat bersinar dan menjadi pusat perhatian.
Viona hanya bisa merutuk kesal dalam hati. Ya, dia kesal karena Sutopo terlihat makin tampan dan dewasa. Di saat semua pria tampil dengan perut buncit, rambut yang mulai botak, dan memancarkan aura bapak-bapak pada umumnya, Sutopo malah tidak terlihat seperti itu.
Kenapa pria itu justru terlihat makin memesona?
"Hei Vio! Kok malah bengong?!" Memel menjentikkan jari ke depan wajah Viona.
"Eh, ya," Viona segera tersadar.
"Viona! Jangan bilang kau kembali terjerat pesona Sutopo ya?!" tuding Memel.
"Ih, apa sih Mel?! Sudah cukup dulu aku gila, sekarang aku sudah tobat!" gerutu Viona.
...*****...
Viona kembali harus mengalami tekanan batin jilid selanjutnya ketika secara terpaksa berbagi meja bersama Sutopo dan teman-temannya.
Viona tidak mungkin melakukan aksi memonopoli meja bundar yang memang masih kosong sementara meja lain sudah penuh terisi tamu.
Saat ini fokus Viona adalah duduk tenang sambil menyantap makanan. Tapi bagaimana Viona bisa makan dengan tenang, saat ini di hadapannya ada Sutopo yang sedang asyik berbincang dengan teman-teman yang sepertinya memang sudah lama tidak berjumpa dengannya.
"Cie..Sutopo duduk bareng cinta sejatinya!" Mira kembali bercie-cie saat melintas di sekitar meja mereka.
"Sambil nostalgia masa lalu!" Gina ikut menyahut.
Ucapan Mira dan Gina sontak mengundang kembali perhatian semua orang.
"Haha, cinta sejati apanya? Apa yang kalian bicarakan?" tanya Sutopo seraya tertawa.
"Aduh, Sutopo! Kalau melihat kalian seperti ini, aku benar-benar langsung teringat betapa fenomenalnya kalian berdua!" seloroh Mira.
"Itu benar! Kalian semua masa tidak ingat? Aku saja langsung mengingatnya dengan jelas! Seperti semua kejadian itu baru terjadi kemarin!" Gina menimpali.
"Bagaimana menurutmu, Viona? Kau pasti sangat terkejut melihat Sutopo yang masih tetap tampan seperti ini kan?" Mira kembali memprovokasi.
"Apakah cinta lama akan bersemi kembali? Ups, itu kalau Sutopo masih lajang, tapi sepertinya Sutopo sudah ada yang punya! Tidak mungkin Sutopo yang tampan begini masih sendiri, ya kan Sutopo?" tanya Gina.
"Ya itu benar! Memangnya di usia kita sekarang, apa masih ada yang lajang?" sahut Sutopo.
"Tuh, Viona, dengarkan! Berhentilah mengharap cinta Sutopo! Haha!" Mira tertawa dibuat-buat.
Viona benar-benar tidak tahan masa lalunya yang begitu kelam dijadikan bahan omongan seperti ini. Rasanya ia ingin melenyapkan diri dari muka bumi.
"Hei, tunggu! Aku sungguh tidak mengerti! Memangnya ada apa antara aku dan dia?" Tanya Sutopo sambil menunjuk ke arah Viona dengan dagunya.
"Mengapa dari tadi kalian mengait-ngaitkanku dengan dia?"
Viona beranjak dari tempat duduknya tanpa bisa berkata apa-apa.
Sepertinya aku harus memberi paham ke Sutopo! Batin Viona.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments