008 - Munculnya Sutopo

Di mata Viona, sesosok pria bertubuh tinggi dan tegap begitu terlihat sempurna saat memakai kaus putih terbalut jas hitam.

Masih dalam pandangan Viona, pria berwajah tampan dengan rambut acak-acakan itu bergerak dalam gerakan lambat di saat semua mata tertuju padanya.

Pria berwajah tampan yang membangkitkan semua kenangan, padahal selama ini Viona berusaha mengubur jauh-jauh dalam sanubarinya.

Pria tampan yang tadinya sangat dipujanya itu,  pada akhirnya hanya bisa menggoreskan luka  batin tak berkesudahan.

Pria tampan yang hanya bisa meninggalkan kebencian dan rasa sakit yang kembali menganga dan berdarah-darah.

Viona bahkan sudah bersumpah untuk tidak pernah mau bertemu kembali dengan pria itu. Ia bahkan tidak mau datang ke acara reuni sekolah, atau pun bergabung dalam grup percakapan sekolah hanya demi menghindar.

Memel bahkan meyakinkan Viona bahwa pria tampan itu bermigrasi ke planet lain lantaran sudah tidak pernah terdengar lagi kabar beritanya.

Namun apa yang disaksikan oleh Viona saat ini jelas adalah pria itu. Pria yang dipanggil Sutopo oleh semua orang.

Pria yang membuat semua orang menganggap Viona sudah gila lantaran tergila-gila pada Sutopo. Dan anehnya, dulu Viona senang-senang saja mengejar cinta Sutopo. Meskipun setiap hari ditolak, Viona tidak menyerah untuk mendapat cinta Sutopo. Hingga pada akhirnya hanya menyisakan rasa benci dan muak pada pria itu.

Viona merasa perutnya melilit, dan napasnya tercekik, sungguh atmosfer yang menyesakkan.

"Sutopo, kenapa kau tidak menyapa cinta sejatimu?" tanya Mira seraya tertawa.

Perut Viona seketika mulas mendengar pertanyaan yang dilemparkan oleh Mira. Mira adalah salah satu dari gerombolan gadis populer yang selalu terlihat nongkrong bareng Sutopo di masa sekolah.

"Oh, ya, cinta sejati Sutopo!" Gina, teman Mira menimpali.

Semua orang langsung terpancing oleh provokasi Mira dan Gina. Beberapa dari mereka langsung mengeluarkan cie-cie riuh di sekeliling Viona.

"Haha, memangnya pernah ada ya?!" Sutopo menyahut seraya tertawa.

Viona tidak tahu mengapa jantungnya berdentam keras melihat pria itu menertawakannya diikuti oleh orang-orang di sekitar mereka.

"Wah, Sutopo, kisah cinta kalian begitu fenomenal di zaman itu. Masa iya, kau sudah lupa?" Mira makin memprovokasi Sutopo.

Kumohon berhenti menjadikanku sebagai bahan ejekan kalian! Batin Viona nelangsa.

"Aduh, teman-teman, sudah lama kita tidak saling berjumpa. Harusnya tanya kabar kek, kenapa malah membahas cerita zaman dahulu?"

Memel segera memotong situasi yang benar-benar kurang baik bagi Viona.

"Ayo, Viona, kita beri salam pengantinnya, lalu cari makanan," ajak Memel.

Viona tidak tahu mengapa lagi-lagi ia harus merasa kembali tertekan dengan seluruh tatapan mencemooh yang diterimanya.

Viona hanya bisa menunduk dan itu membuat Memel merasa bersalah.

"Mel, kenapa si Sutopo muncul sih? Kau bilang Sutopo tidak mungkin datang karena sudah berpindah planet?!" Viona menggerutu kesal saat mengantri menu prasmanan bersama para tamu.

"Aku benar-benar sangat malu!" keluh Viona.

"Aduh Vio! Sumpah! Aku sungguh tidak tahu menahu bahwa Sutopo akan datang! Di grup tidak ada yang membahas Sutopo! Pasti itu ulah Mira dan gengnya!" Memel membela diri.

"Aku benar-benar malu, Mel! Aku malu harus bertemu lagi dengan Sutopo! Aku sudah tidak punya muka lagi untuk menampakkan diri di depan matanya!" sungut Viona.

Memel menyeringai saat mengambil sesendok sayur dan mie goreng ke atas piringnya.

"Vio, kenapa baru sekarang kau merasa malu? Harusnya dari dulu kau menyambung urat malumu yang sudah putus sejak ditolak Sutopo, bukannya malah makin mengejar cinta Sutopo!" cibir Memel.

"Apa yang harus kulakukan Mel? Aku sungguh tidak mau menjadi bahan ejekan semua orang gara-gara Sutopo!" keluh Viona.

"Kalau dari aku sih, lebih baik abaikan saja suara-suara sumbang itu! Toh sekarang kau sudah tidak tergila-gila lagi pada Sutopo kan?!"

Viona menggigit bibir bawahnya. Sesekali ia melirik melalui sudut matanya, mencari-cari sosok Sutopo yang terlihat bersinar dan menjadi pusat perhatian.

Viona hanya bisa merutuk kesal dalam hati. Ya, dia kesal karena Sutopo terlihat makin tampan dan dewasa. Di saat semua pria tampil dengan perut buncit, rambut yang mulai botak, dan memancarkan aura bapak-bapak pada umumnya, Sutopo malah tidak terlihat seperti itu.

Kenapa pria itu justru terlihat makin memesona?

"Hei Vio! Kok malah bengong?!" Memel menjentikkan jari ke depan wajah Viona.

"Eh, ya," Viona segera tersadar.

"Viona! Jangan bilang kau kembali terjerat pesona Sutopo ya?!" tuding Memel.

"Ih, apa sih Mel?! Sudah cukup dulu aku gila, sekarang aku sudah tobat!" gerutu Viona.

...*****...

Viona kembali harus mengalami tekanan batin jilid selanjutnya ketika secara terpaksa berbagi meja bersama Sutopo dan teman-temannya.

Viona tidak mungkin melakukan aksi memonopoli meja bundar yang memang masih kosong sementara meja lain sudah penuh terisi tamu.

Saat ini fokus Viona adalah duduk tenang sambil menyantap makanan. Tapi bagaimana Viona bisa makan dengan tenang, saat ini di hadapannya ada Sutopo yang sedang asyik berbincang dengan teman-teman yang sepertinya memang sudah lama tidak berjumpa dengannya.

"Cie..Sutopo duduk bareng cinta sejatinya!" Mira kembali bercie-cie saat melintas di sekitar meja mereka.

"Sambil nostalgia masa lalu!" Gina ikut menyahut.

Ucapan Mira dan Gina sontak mengundang kembali perhatian semua orang.

"Haha, cinta sejati apanya? Apa yang kalian bicarakan?" tanya Sutopo seraya tertawa.

"Aduh, Sutopo! Kalau melihat kalian seperti ini, aku benar-benar langsung teringat betapa fenomenalnya kalian berdua!" seloroh Mira.

"Itu benar! Kalian semua masa tidak ingat? Aku saja langsung mengingatnya dengan jelas! Seperti semua kejadian itu baru terjadi kemarin!" Gina menimpali.

"Bagaimana menurutmu, Viona? Kau pasti sangat terkejut melihat Sutopo yang masih tetap tampan seperti ini kan?" Mira kembali memprovokasi.

"Apakah cinta lama akan bersemi kembali? Ups, itu kalau Sutopo masih lajang, tapi sepertinya Sutopo sudah ada yang punya! Tidak mungkin Sutopo yang tampan begini masih sendiri, ya kan Sutopo?" tanya Gina.

"Ya itu benar! Memangnya di usia kita sekarang, apa masih ada yang lajang?" sahut Sutopo.

"Tuh, Viona, dengarkan! Berhentilah mengharap cinta Sutopo! Haha!" Mira tertawa dibuat-buat.

Viona benar-benar tidak tahan masa lalunya yang begitu kelam dijadikan bahan omongan seperti ini. Rasanya ia ingin melenyapkan diri dari muka bumi.

"Hei, tunggu! Aku sungguh tidak mengerti! Memangnya ada apa antara aku dan dia?" Tanya Sutopo sambil menunjuk ke arah Viona dengan dagunya.

"Mengapa dari tadi kalian mengait-ngaitkanku dengan dia?"

Viona beranjak dari tempat duduknya tanpa bisa berkata apa-apa.

Sepertinya aku harus memberi paham ke Sutopo! Batin Viona.

...*****...

Episodes
1 001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2 002 - Wasiat Kakek
3 003 - Beban Keluarga
4 004 - Cincin Janji
5 005 - Ajakan Aliansi
6 006 - Kondangan
7 007 - Kondangan ( 2 )
8 008 - Munculnya Sutopo
9 009 - Bicara Empat Mata
10 010 - Terjebak Jebakan
11 011 - Mencari Solusi
12 012 - Kemalangan Viona
13 013 - Jebakan Untuk Aran
14 014 - Persyaratan Pernikahan
15 015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16 016 - Pernikahan Arun
17 017 - Menjawab Telepon
18 018 - Tidak Adil Bagi Aran
19 019 - Bolehkah Berkencan?
20 020 - Kehilangan Pekerjaan
21 021 - Membawa Masalah
22 022 - Jangan Terbawa Perasaan
23 023 - Tanggung Jawab
24 024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25 025 - Istri Yang Dibully
26 026 - Bertemu Mas Alan
27 027 - Nonton Film Horor
28 028 - Tak Bisa Tidur
29 029 - Makan Sushi
30 030 - Tergoda
31 031 - Handuk
32 032 - Tetangga Cabul
33 033 - Ajakan
34 034 - Kesempatan
35 035 - Kencan Pertama
36 036 - Pujian Untuk Arun
37 037 - Kekasih Sempurna
38 038 - Kedatangan Tamu VVIP
39 039 - Pengeroyokan
40 040 - Nasi Goreng
41 041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42 042 - Menjadi Babu
43 043 - Menyelamatkan Viona
44 044 - Pacarku Gigolo?
45 045 - Reka Ulang
46 046 - Godaan Terlalu Berat
47 047 - Viona Jatuh Sakit
48 048 - Bukan Pria Simpanan
49 049 - Kemarahan Arun
50 050 - Kejutan Untuk Viona
51 051 - Pindah
52 052 - Perkenalkan
53 053 - Dansa
54 054 - Sial
55 055 - Sabotase
56 056 - Penjelasan
57 057 - Aku Milikmu
58 058 - Kencan Bersama Aran
59 059 - Cemoohan Bu Inaya
60 060 - Kesabaran Setipis Tisu
61 061 - Cemburu
62 062 - Penyerangan
63 063 - Perundungan
64 064 - Meluruskan Gosip
65 065 - Bu Dyan
66 066 - Sok Akrab
67 067 - Drama Tepung
68 068 - Kakek
69 069 - Berita Buruk
70 070 - Ancaman
71 071 - Mencari Tahu
72 072 - Kecurigaan
73 073 - Keluhan
74 074 - Kehamilan
75 075 - Ketahuan
76 076 - Kebimbangan Aran
77 077 - Perintah Kakek
78 078 - Keputusan Viona
79 079 - Air Mata Viona
80 080 - Kepergian
81 081 - Menyelesaikan Masalah
82 082 - Putus Asa Aran
83 083 - London
84 084 - Pupus
85 085 - Kembali Pulang
86 086 - Kehidupan Baru Viona
87 087 - Bertemu Lagi
88 088 - Kehadiran Arun
89 089 - Masalah Rumah Tangga
90 090 - Suami Viona
91 091 - Pasar Malam
92 092 - Tamu
93 093 - Masa Lalu Bu Har
94 094 - Adik Arun
95 095 - Kenyataan
96 096 - Ibu Arun
97 097 - Rasa Bimbang
98 098 - Akhir Kisah Cinta
99 099 - Manusia Bawang
100 100 - Kepuasan
101 101 - Mengakui Suami
102 102 - Anakku
103 103 - Cemas
104 104 - Upacara Peringatan
105 105 - Rasa Kecewa Aran
106 106 - Mari Saling Membahagiakan
107 107 - Kasus
108 108 - Penjara
109 109 - Menjenguk
110 110 - Tuduhan Aran
111 111 - Hari Kebebasan
112 112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113 113 - Semalam Bersamamu
114 114 - Perpisahan
115 115 - Hidup Harus Berlanjut
116 116 - Menata Hidup
117 117 - Cincin
118 118 - Pencarian Cincin
119 119 - Pemilik Cincin
120 120 - Mengembalikan Cincin
Episodes

Updated 120 Episodes

1
001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2
002 - Wasiat Kakek
3
003 - Beban Keluarga
4
004 - Cincin Janji
5
005 - Ajakan Aliansi
6
006 - Kondangan
7
007 - Kondangan ( 2 )
8
008 - Munculnya Sutopo
9
009 - Bicara Empat Mata
10
010 - Terjebak Jebakan
11
011 - Mencari Solusi
12
012 - Kemalangan Viona
13
013 - Jebakan Untuk Aran
14
014 - Persyaratan Pernikahan
15
015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16
016 - Pernikahan Arun
17
017 - Menjawab Telepon
18
018 - Tidak Adil Bagi Aran
19
019 - Bolehkah Berkencan?
20
020 - Kehilangan Pekerjaan
21
021 - Membawa Masalah
22
022 - Jangan Terbawa Perasaan
23
023 - Tanggung Jawab
24
024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25
025 - Istri Yang Dibully
26
026 - Bertemu Mas Alan
27
027 - Nonton Film Horor
28
028 - Tak Bisa Tidur
29
029 - Makan Sushi
30
030 - Tergoda
31
031 - Handuk
32
032 - Tetangga Cabul
33
033 - Ajakan
34
034 - Kesempatan
35
035 - Kencan Pertama
36
036 - Pujian Untuk Arun
37
037 - Kekasih Sempurna
38
038 - Kedatangan Tamu VVIP
39
039 - Pengeroyokan
40
040 - Nasi Goreng
41
041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42
042 - Menjadi Babu
43
043 - Menyelamatkan Viona
44
044 - Pacarku Gigolo?
45
045 - Reka Ulang
46
046 - Godaan Terlalu Berat
47
047 - Viona Jatuh Sakit
48
048 - Bukan Pria Simpanan
49
049 - Kemarahan Arun
50
050 - Kejutan Untuk Viona
51
051 - Pindah
52
052 - Perkenalkan
53
053 - Dansa
54
054 - Sial
55
055 - Sabotase
56
056 - Penjelasan
57
057 - Aku Milikmu
58
058 - Kencan Bersama Aran
59
059 - Cemoohan Bu Inaya
60
060 - Kesabaran Setipis Tisu
61
061 - Cemburu
62
062 - Penyerangan
63
063 - Perundungan
64
064 - Meluruskan Gosip
65
065 - Bu Dyan
66
066 - Sok Akrab
67
067 - Drama Tepung
68
068 - Kakek
69
069 - Berita Buruk
70
070 - Ancaman
71
071 - Mencari Tahu
72
072 - Kecurigaan
73
073 - Keluhan
74
074 - Kehamilan
75
075 - Ketahuan
76
076 - Kebimbangan Aran
77
077 - Perintah Kakek
78
078 - Keputusan Viona
79
079 - Air Mata Viona
80
080 - Kepergian
81
081 - Menyelesaikan Masalah
82
082 - Putus Asa Aran
83
083 - London
84
084 - Pupus
85
085 - Kembali Pulang
86
086 - Kehidupan Baru Viona
87
087 - Bertemu Lagi
88
088 - Kehadiran Arun
89
089 - Masalah Rumah Tangga
90
090 - Suami Viona
91
091 - Pasar Malam
92
092 - Tamu
93
093 - Masa Lalu Bu Har
94
094 - Adik Arun
95
095 - Kenyataan
96
096 - Ibu Arun
97
097 - Rasa Bimbang
98
098 - Akhir Kisah Cinta
99
099 - Manusia Bawang
100
100 - Kepuasan
101
101 - Mengakui Suami
102
102 - Anakku
103
103 - Cemas
104
104 - Upacara Peringatan
105
105 - Rasa Kecewa Aran
106
106 - Mari Saling Membahagiakan
107
107 - Kasus
108
108 - Penjara
109
109 - Menjenguk
110
110 - Tuduhan Aran
111
111 - Hari Kebebasan
112
112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113
113 - Semalam Bersamamu
114
114 - Perpisahan
115
115 - Hidup Harus Berlanjut
116
116 - Menata Hidup
117
117 - Cincin
118
118 - Pencarian Cincin
119
119 - Pemilik Cincin
120
120 - Mengembalikan Cincin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!