006 - Kondangan

Viona menarik napas lalu menghembuskan sekuat mungkin. Ia sudah berlatih di depan cermin, melatih senyumnya agar tidak terlihat kikuk di depan Mas Alan. Penolakan yang dialaminya jelas meninggalkan rasa tak nyaman jika nantinya mereka bertemu kembali. Rasa tak nyaman inilah yang harus bisa dikendalikannya. Ditolak pria idaman sudah menjadi hal yang wajar, siapa pun pasti pernah mengalami penolakan. Begitulah Viona memantrai dirinya, mantra penyemangat.

Mas Gede, bos Viona yang baru saja keluar dari ruang kerjanya langsung menghampiri Viona yang sudah kembali dari toilet.

Mas Gede adalah bos Viona yang berpenampilan nyentrik. Selera fashionnya terbilang unik dan nyentrik untuk ukuran pria. Maklum saja, Mas Gede adalah seorang designer yang banting setir menjadi pengusaha dan membuka lembaga kursus, mulai dari kursus menjahit hingga kursus bahasa inggris.

Pria bernama lengkap Gerald Demian itu langsung melotot sembari membuka kacamata hitam besar dengan bingkai merah cerah.

"Vio, kau mau pergi interview ya? Tumben rapi sekali!"

Mas Gede memindai penampilan Viona mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Viona bahkan memakai rok span panjang berwarna hitam dan sepatu pantofel berhak tiga sentimeter.

"Mas Gede, memangnya ada ya perusahaan yang membuka jadwal interview jam tujuh malam?" Viona balik bertanya.

"Terus, kau mau ke mana dengan penampilan macam pencari kerja begitu?" tanya Mas Gede.

Viona tidak menjawab, itu membuat Mas Gede menaikkan kacamatanya hingga ke kepala dan menjadikannya sebagai bando.

"Aku benar-benar akan marah, tidak, aku akan sangat marah kalau kau sampai pergi interview demi pekerjaan lain! Aku tahu, aku tidak bisa memberimu gaji yang tinggi karena bisnisku bukanlah bisnis yang besar dan saat ini masih dalam tahap perintisan! Tapi aku tidak punya pegawai tetap lain selain kau, Vio! Kau pasti sangat mengerti kan?!"

Mas Gede menggoyang-goyangkan tangannya, kemeja bermodel jala-jala berwarna merah cerah ikut bergoyang-goyang seiring dengan gerakan kakinya yang tertutup legging bermotif macan tutul.

"Mas Gede, aku tidak pergi wawancara kerja. Aku mau pergi kondangan," seloroh Viona.

"Hee? Kenapa kau pergi kondangan dengan penampilan macam orang mau pergi interview?" tanya Mas Gede penuh selidik.

Viona mendelik gusar, ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia tidak punya pakaian formal lain untuk pergi ke acara resepsi pernikahan di hotel berbintang lima. Ia tidak mungkin memakai gaun karena ia tidak pernah memiliki satu gaun pun selama hidupnya.

"Mas Gede, aku tidak mungkin memakai kaus dan celana jeans untuk pergi ke resepsi pernikahan kan?" Viona menyeringai getir.

"Aduh, Vio! Kau ini ya, kau itu sama sekali tidak tahu fashion? Atau bagaimana ya?"

Belum selesai Mas Gede berkomentar panjang lebar, terlihat Mas Alan yang menghampiri mereka.

"Ger," panggil Mas Alan.

"Oh, hai, Alan!" Mas Gede balas menyapa.

"Tumben datang hari ini? Bukankah sekarang bukan jadwalmu?" tanya Mas Gede.

Secara refleks, Viona menunduk, tak berani membuat kontak mata dengan Mas Alan. Padahal malam ini pria itu terlihat makin tampan dalam balutan kemeja putih berlapis jas hitam yang membuat punggung pria itu nampak tegap sempurna.

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Mas Alan.

"Bicara apa? Langsung katakan saja," jawab Mas Gede.

Viona berpura-pura sibuk berkutat di depan komputernya.

"Ger, aku minta padamu untuk saat ini aku mengajukan cuti mengajar," ucap Mas Alan.

"What? Kau mau cuti?" Mas Gede terbelalak. "Why? Why?"

Viona terperangah, ia yang tadinya berlagak sibuk langsung menjuruskan pandangannya ke arah Mas Alan.

"Urusan pribadi," jawab Mas Alan dengan tenang.

"Urusan pribadi? Oh No, Alan!" keluh Gede.

"Ger, bukankah kita sepakat bahwa aku bersedia membantumu hanya untuk mengisi waktu luangku?" ujar Mas Alan.

"Oh, I see, I see, sorry, dude!" sahut Mas Gede merasa bersalah.

"Terima kasih sudah mengerti," sahut Mas Alan.

"Berapa lama kau akan cuti?" tanya Mas Gede.

"Entahlah, yang pasti saat urusanku selesai, aku berjanji akan kembali," jawab Alan singkat.

Viona merasakan kegetiran yang makin merambati dadanya, rasa getir yang berangsur-angsur berubah menjadi rasa sesak.

"Baiklah, terima kasih dan aku tunggu kau kembali," Mas Gede menepuk-nepuk bahu Mas Alan.

"Terima kasih Ger," sahut Mas Alan.

Mas Gede kembali ke ruangannya, sementara Viona mengikuti Mas Alan yang melangkah keluar.

"Mas Alan, tunggu," Viona berusaha menghentikan langkah pria itu.

Pria itu menghentikan langkahnya, memutar tubuhnya dengan gerakan lambat yang membuat jantung Viona makin berdebar menggila. Aroma parfum pria itu mengusik dan membuat Viona merasa mabuk kepayang.

"Ada apa, Mbak Vio?" tanya Mas Alan.

"Mas Alan, apa..apa..," Viona berusaha untuk bicara.

Lidahnya terasa begitu kaku dan kelu.

"Apa Mas Alan cuti karena merasa tidak enak dengan apa yang pernah saya sampaikan pada Mas?" tanya Viona.

Pria itu mengamati Viona.

"Mas, saya sungguh minta maaf kalau Mas memang merasa terganggu dengan pengakuan perasaan saya, tapi..tapi harusnya tidak perlu menghindari saya kan?"

Viona merasakan matanya memanas. Ia benar-benar merasa menyesal karena sudah mengungkapkan perasaan pada pria pujaannya ini hingga sang pujaan hati justru menghindar.

"Mbak Vio, mohon maaf, tapi alasan saya mengambil cuti sungguh tidak ada hubungannya dengan Mbak Vio, jadi tolong jangan merasa bersalah seperti ini," kata Mas Alan.

Viona merasakan dadanya makin sesak, bergemuruh, kini berubah drastis menjadi rasa malu. Ingin rasanya Viona menenggelamkan kepalanya ke dalam selokan terdekat atau menyembunyikan dirinya ke tempat sampah besar.

Sungguh memalukan!

"Ma-maaf Mas Alan!" Viona membungkuk dalam.

"Baiklah, kalau begitu sampai bertemu lagi," Mas Alan berpamitan.

"I-Iya, sampai jumpa lagi Mas," sahut Viona.

Viona hanya bisa meratapi punggung tegap itu menjauh dari pandangannya. Kemudian menghilang ke dalam sebuah mobil mewah yang terparkir di seberang ruko tempat kursus.

"Vio!"

Mendengar seruan dari Mas Gede, Viona langsung bergegas menuju ke ruang kerja pria itu.

"Vio, bagaimana ini ya? Alan cuti, lalu siapa yang menjadi penggantinya?" tanya Mas Gede.

"Hmm, minta tolong teman Mas Gede yang lain saja," jawab Viona.

"Yah, tapi kan ya, teman yang bisa dimintai tolong untuk menyediakan waktu luang secara sukarela tanpa ada honor itu, ya cuma si Alan saja," keluh Mas Gede.

"Hmm, Mas Gede, Mas Alan itu pekerjaan utamanya apa ya? Kok dia tampak selalu tampan dan rapi macam eksekutif muda begitu," ujar Viona.

"Yah, aku juga tidak pernah tanya-tanya sih, itu urusan pribadinya si Alan! Yang penting si Alan itu mau bantu, itu sudah cukup buatku," imbuh Mas Gede.

"Mas Gede, kalau begitu aku pamit dulu ya, aku mau pergi ke kondangan," pamit Viona.

"Kondangan apa kondangan?" seloroh Mas Gede.

"Kondangan Mas, sumpah! Apa perlu nanti kufoto sebagai bukti?" tanya Viona.

"Ya, siapa yang tahu kecuali kau dan Tuhan!" Mas Gede mengedikkan bahunya.

Viona mendelik gusar, entah apa yang harus dilakukan untuk meyakinkan bosnya bahwa ia hanya pergi ke kondangan saja.

...*****...

Episodes
1 001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2 002 - Wasiat Kakek
3 003 - Beban Keluarga
4 004 - Cincin Janji
5 005 - Ajakan Aliansi
6 006 - Kondangan
7 007 - Kondangan ( 2 )
8 008 - Munculnya Sutopo
9 009 - Bicara Empat Mata
10 010 - Terjebak Jebakan
11 011 - Mencari Solusi
12 012 - Kemalangan Viona
13 013 - Jebakan Untuk Aran
14 014 - Persyaratan Pernikahan
15 015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16 016 - Pernikahan Arun
17 017 - Menjawab Telepon
18 018 - Tidak Adil Bagi Aran
19 019 - Bolehkah Berkencan?
20 020 - Kehilangan Pekerjaan
21 021 - Membawa Masalah
22 022 - Jangan Terbawa Perasaan
23 023 - Tanggung Jawab
24 024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25 025 - Istri Yang Dibully
26 026 - Bertemu Mas Alan
27 027 - Nonton Film Horor
28 028 - Tak Bisa Tidur
29 029 - Makan Sushi
30 030 - Tergoda
31 031 - Handuk
32 032 - Tetangga Cabul
33 033 - Ajakan
34 034 - Kesempatan
35 035 - Kencan Pertama
36 036 - Pujian Untuk Arun
37 037 - Kekasih Sempurna
38 038 - Kedatangan Tamu VVIP
39 039 - Pengeroyokan
40 040 - Nasi Goreng
41 041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42 042 - Menjadi Babu
43 043 - Menyelamatkan Viona
44 044 - Pacarku Gigolo?
45 045 - Reka Ulang
46 046 - Godaan Terlalu Berat
47 047 - Viona Jatuh Sakit
48 048 - Bukan Pria Simpanan
49 049 - Kemarahan Arun
50 050 - Kejutan Untuk Viona
51 051 - Pindah
52 052 - Perkenalkan
53 053 - Dansa
54 054 - Sial
55 055 - Sabotase
56 056 - Penjelasan
57 057 - Aku Milikmu
58 058 - Kencan Bersama Aran
59 059 - Cemoohan Bu Inaya
60 060 - Kesabaran Setipis Tisu
61 061 - Cemburu
62 062 - Penyerangan
63 063 - Perundungan
64 064 - Meluruskan Gosip
65 065 - Bu Dyan
66 066 - Sok Akrab
67 067 - Drama Tepung
68 068 - Kakek
69 069 - Berita Buruk
70 070 - Ancaman
71 071 - Mencari Tahu
72 072 - Kecurigaan
73 073 - Keluhan
74 074 - Kehamilan
75 075 - Ketahuan
76 076 - Kebimbangan Aran
77 077 - Perintah Kakek
78 078 - Keputusan Viona
79 079 - Air Mata Viona
80 080 - Kepergian
81 081 - Menyelesaikan Masalah
82 082 - Putus Asa Aran
83 083 - London
84 084 - Pupus
85 085 - Kembali Pulang
86 086 - Kehidupan Baru Viona
87 087 - Bertemu Lagi
88 088 - Kehadiran Arun
89 089 - Masalah Rumah Tangga
90 090 - Suami Viona
91 091 - Pasar Malam
92 092 - Tamu
93 093 - Masa Lalu Bu Har
94 094 - Adik Arun
95 095 - Kenyataan
96 096 - Ibu Arun
97 097 - Rasa Bimbang
98 098 - Akhir Kisah Cinta
99 099 - Manusia Bawang
100 100 - Kepuasan
101 101 - Mengakui Suami
102 102 - Anakku
103 103 - Cemas
104 104 - Upacara Peringatan
105 105 - Rasa Kecewa Aran
106 106 - Mari Saling Membahagiakan
107 107 - Kasus
108 108 - Penjara
109 109 - Menjenguk
110 110 - Tuduhan Aran
111 111 - Hari Kebebasan
112 112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113 113 - Semalam Bersamamu
114 114 - Perpisahan
115 115 - Hidup Harus Berlanjut
116 116 - Menata Hidup
117 117 - Cincin
118 118 - Pencarian Cincin
119 119 - Pemilik Cincin
120 120 - Mengembalikan Cincin
Episodes

Updated 120 Episodes

1
001 - Pernyataan Cinta Yang Ditolak
2
002 - Wasiat Kakek
3
003 - Beban Keluarga
4
004 - Cincin Janji
5
005 - Ajakan Aliansi
6
006 - Kondangan
7
007 - Kondangan ( 2 )
8
008 - Munculnya Sutopo
9
009 - Bicara Empat Mata
10
010 - Terjebak Jebakan
11
011 - Mencari Solusi
12
012 - Kemalangan Viona
13
013 - Jebakan Untuk Aran
14
014 - Persyaratan Pernikahan
15
015 - Menikahi Pria Yang Dulu Kusuka
16
016 - Pernikahan Arun
17
017 - Menjawab Telepon
18
018 - Tidak Adil Bagi Aran
19
019 - Bolehkah Berkencan?
20
020 - Kehilangan Pekerjaan
21
021 - Membawa Masalah
22
022 - Jangan Terbawa Perasaan
23
023 - Tanggung Jawab
24
024 - Mempertaruhkan Masa Depan
25
025 - Istri Yang Dibully
26
026 - Bertemu Mas Alan
27
027 - Nonton Film Horor
28
028 - Tak Bisa Tidur
29
029 - Makan Sushi
30
030 - Tergoda
31
031 - Handuk
32
032 - Tetangga Cabul
33
033 - Ajakan
34
034 - Kesempatan
35
035 - Kencan Pertama
36
036 - Pujian Untuk Arun
37
037 - Kekasih Sempurna
38
038 - Kedatangan Tamu VVIP
39
039 - Pengeroyokan
40
040 - Nasi Goreng
41
041 - Pria Kaum Jetset vs Wanita Kaum Jetlag
42
042 - Menjadi Babu
43
043 - Menyelamatkan Viona
44
044 - Pacarku Gigolo?
45
045 - Reka Ulang
46
046 - Godaan Terlalu Berat
47
047 - Viona Jatuh Sakit
48
048 - Bukan Pria Simpanan
49
049 - Kemarahan Arun
50
050 - Kejutan Untuk Viona
51
051 - Pindah
52
052 - Perkenalkan
53
053 - Dansa
54
054 - Sial
55
055 - Sabotase
56
056 - Penjelasan
57
057 - Aku Milikmu
58
058 - Kencan Bersama Aran
59
059 - Cemoohan Bu Inaya
60
060 - Kesabaran Setipis Tisu
61
061 - Cemburu
62
062 - Penyerangan
63
063 - Perundungan
64
064 - Meluruskan Gosip
65
065 - Bu Dyan
66
066 - Sok Akrab
67
067 - Drama Tepung
68
068 - Kakek
69
069 - Berita Buruk
70
070 - Ancaman
71
071 - Mencari Tahu
72
072 - Kecurigaan
73
073 - Keluhan
74
074 - Kehamilan
75
075 - Ketahuan
76
076 - Kebimbangan Aran
77
077 - Perintah Kakek
78
078 - Keputusan Viona
79
079 - Air Mata Viona
80
080 - Kepergian
81
081 - Menyelesaikan Masalah
82
082 - Putus Asa Aran
83
083 - London
84
084 - Pupus
85
085 - Kembali Pulang
86
086 - Kehidupan Baru Viona
87
087 - Bertemu Lagi
88
088 - Kehadiran Arun
89
089 - Masalah Rumah Tangga
90
090 - Suami Viona
91
091 - Pasar Malam
92
092 - Tamu
93
093 - Masa Lalu Bu Har
94
094 - Adik Arun
95
095 - Kenyataan
96
096 - Ibu Arun
97
097 - Rasa Bimbang
98
098 - Akhir Kisah Cinta
99
099 - Manusia Bawang
100
100 - Kepuasan
101
101 - Mengakui Suami
102
102 - Anakku
103
103 - Cemas
104
104 - Upacara Peringatan
105
105 - Rasa Kecewa Aran
106
106 - Mari Saling Membahagiakan
107
107 - Kasus
108
108 - Penjara
109
109 - Menjenguk
110
110 - Tuduhan Aran
111
111 - Hari Kebebasan
112
112 - Kesepakatan Arun dan Aran
113
113 - Semalam Bersamamu
114
114 - Perpisahan
115
115 - Hidup Harus Berlanjut
116
116 - Menata Hidup
117
117 - Cincin
118
118 - Pencarian Cincin
119
119 - Pemilik Cincin
120
120 - Mengembalikan Cincin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!