PAP 5. TERBONGKAR

"Maaf, Den..., Aden apakah melihat Biduri.... Disuruh bersihkan ruang tamu kok malah main kemana bibi tidak tahu...." Terdengar lagi suara Bunda.

Biduri makin ketakutan berada di dalam toilet kamar Raka. Kalau di dalam kamar itu ada pintu belakang pasti akan memilih cepat-cepat kabur dari pintu itu.

"Tidak tahu Bi. Coba lihat ke dalam saja kalau Bibi tidak percaya." Terdengar jawaban Raka yang sangat berani.

Hih! Mengapa malah disuruh masuk. Gimana sih Mas Raka? Batin Biduri.

"Saya percaya, Aden...Maaf, Den. Bibi tidak usah mengecek ke dalam," kata Bi Minah kemudian meninggalkan Raka yang tetap berada di ambang pintu.

Setelah itu dia memutar jalan kursi rodanya, menutup pintu dan kembali ke dalam kamar menemui Biduri.

"Ibumu sudah pergi kita lanjutkan lagi?" Kata Raka menjajaki hasrat Biduri untuk bermain-main lagi.

Biduri tak menanggapi. Mimik mukanya nampak masam. Dia langsung balik kanan berjalan menuju ke pintu keluar.

"Hai! Hati-hati barangkaki ibumu masih ada di depan," seru Raka mengingatkan sehingga Biduri menghentikan langkahnya.

"Biarin Bunda tahu. Karena Mas Raka sih aku jadi repot begini. Kalau sudah begini situasinya apa yang mesti kita lakukan. Mas Raka mau bertanggungjawab?" kata Biduri dengan kesal sekali. Kedua matanya sudah basah hampir menangis.

"Jangan kuatir, aku mau bertanggung jawab kok. Misalkan ibumu minta menikahimu sekarang, aku pun sudah siap," kata Raka membuat perasaan Biduri sedikit lega.

Biduri kemudian mengintip situasi di luar dari sela-sela pintu. "Kelihatannya belum aman, Mas," ucapnya kemudian.

"Makanya kamu tidak usah keluar dulu. Kita masih ada kesempatan untuk bermain-main lagi haha...."

"Enak aja...!" kata Biduri lalu ditelitinya lebih dulu situasi di luar. Setelah kelihatan aman Biduri berlari dari pintu kamar Raka setengah berjinjit.

Sesampai di luar ia langsung menuju ke ruang belakang lewat teras samping. Sehingga tidak terlihat oleh ibunya yang sedang berada di dapur. Lalu dia langsung masuk kamarnya dan merebahkan badannya ke kasur.

Tidak beberapa lama setelah Biduri pura-pura tidur ibunya masuk dan kaget melihat Biduri sedang telentang denfan enaknya di tempat peraduan.

"Ya ampuuun...Ternyata kamu disini, Nduk. Bunda tsampai mencarimu kemana-mana. Malah tadi Bunda sempatkan bertanya kepada Raka apakah dia melihatmu," kata Bi Minah dengan pandangan curiga kepada Biduri.

Biduri pura-pura tidak enak badan menggosok-gosok keningnya dengan obat balsem. "Pusing rasanya kepala ini," gumamnya.

"Kamu pusing ya, Nduk. Apa karena belum makan," tanya Bi Minah memancing keterusterangan anaknya. Karena tadi pagi masih kelihatan segar bugar. Tidak ada keluhan apa-apa.

"Ndak tahu, Bun," jawab Biduri karena tidak tahu mau jelasin sakit apa.

Jawaban itu membuat dahi Bi Minah mengernyit. Muncul tanda tanya di dalam hatinya. Sedang mengalami apa sebenarnya anaknya itu. Bi Minah mengira-ngira. Apa mungkin karena masuk angin saja.

"Bunda kerokin saja, ya," pancing Bi Minah.

"Ndak usah, Bun. Sebentar lagi juga sembuh kalau sudah diberi obat balsem," Biduri menolak soalnya di bagian dada ada bekas tanda merah kenangan dari Raka tadi.

"Kamu itu sebenarnya sedang memikirkan apa sih, Nduk? Apa kamu kecewa Bunda larang memakai rok mini?" kata Bi Minah pingin Binari terus terang saja apa yang sedang dipikirkannya. Jelas sekali keluhan pusingnya itu terlihat tidak wajar.

"Saya tidak memikirkan apa-apa kok, Bun," jawab Biduri bertahan dengan kebohongan.

"Kamu tidak perlu malu mengatakan kepada, Bunda. Siapa lagi kalau bukan Bunda yang bisa membantumu memecahkan persoalan."

"Iya. Tapi Biduri tidak punya masalah kok, Bun."

"Jangan bohong! Lebih baik kamu sampaikan saja masalah itu sebelum terlambat."

Biduri berpikir keras. Aakah sebaiknya dia katakan saja apa yang sudah terjadi dengan Raka. Karena cowok itu kelihatan serius mencintainya. Bahkan sudah merencanakan ingin menikah dengan Biduri.

"Sebenarnya sih tidak ada masalah yang berat. Cuma saya kok kepikiran tentang ayah," kata Biduri membelokan ke masalah yang dari dulu masih abu-abu itu.

Perkataan Biduri itu membuat mimik muka Bi Minah berubah kecut.

"Bukankah sudah pernah Bunda katakan kepadamu, kalau ayahmu sudah meninggal, Nduk," jawab Bi Minah sangat terpaksa. Ia selalu merasa gamang untuk mengungkapkan masalah ayah Biduri sampai sekarang.

"Kalau sudah meninggal mestinya ada makamnya. Kenapa Bunda tidak pernah menunjukkan makamnya kepadaku?" Biduri lebih tajam mengajukan pertanyaan. Membuat Bi Minah terpojok.

"Makamnya ada di kampung. Tapi sekarang sudah hilang akibat bencana tanah longsor," jelas Bi Minah mengarang alasan agar Biduri tidak tahu masalah yang sebenarnya.

"Apakah tidak ada bekasnya sama sekali, Bun?"

"Ya sudah tidak ada. Tanah makam itu kini telah menjadi sawah dan sungai." Kebohongan itu makin melebar.

"Berarti jasad yang dimakamkan disana semuanya hilang?" Biduri penasaran ingin tahu.

"Ya, tidak hilang semua. Sebagian kecil masih ada terutama yang tidak ikut longsor."

"Kalau begitu percuma ya, Bun. Padahal aku ingin tahu makam ayah," kata Biduri dengan mimik sedih.

"Memangnya kamu ada keperluan apa kok tiba-tiba ingin menjenguk makam ayahmu?"

"Cuma pingin tahu saja, Bun. Entah kenapa aku kok kepingin kehadiran seorang ayah saat ini."

Biduri menyampaikan suara hatinya yang sebenarnya. Suara hati itu tiba-tiba muncul setelah Raka merencanakan akan menikah dengannya beberapa menit yang lalu.

Jika Raka benar mau melamarnya, mestinya orangtuanya tidak akan mengabulkannya begitu saja. Tuan Arkan dan Nyonya Elzatie pasti akan menanyakan asal usul Biduri. Darimana dia berasal, siapa orangtuanya. Jangan sampai mereka akan menuduh Biduri adalah anak haram. Karena ayahnya tidak jelas.

"Bunda jadi curiga kamu pasti sedang ada masalah besar, Nduk. Katakan saja tidak apa-apa. Bunda tidak akan memarahi kamu."

Waduuh. Biduri jadi yang merasa terpojok sekarang. Ia menyesal kenapa tadi menyinggung persoalan ayahnya. Tapi sudahlah sebaiknya terus terang saja.

"Ya, Bun. Biduri memang sedang menghadapi masalah yang rumit sekarang. Tapi Bunda tidak perlu tahu dulu. Nanti pada waktunya Bunda akan aku beri tahu."

"Bunda sudah menebak sejak Bunda melarangmu sering memakai pakaian minim. Pasti masalahmu itu ada hubungannya dengan Raka, bukan?"

Seperti ada bom yang meledak dalam dada Biduri. Terbongkar sudah apa yang disimpan rapat-rapat selama ini.

"Sudah sejauh mana kau berhubungan dengan Den Raka?" tanya Bi Minah sudah mirip pak polisi yang menginterogasi.

"Biasa saja kok, Bun," jawab Biduri pendek.

"Biasa saja bagaimana? Ini kejadian yang luar biasa! Tuan Arkan pasti akan murka kalau tahu. Bunda takut hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada kita nanti," kata Bi Minah dengan sikap marah campur panik.

"Maaf, Bun. Bukan Biduri yang memulai tapi Mas Raka," Biduri coba ngeles.

"Tapi kalau kamu tidak menanggapi pasti tidak akan terjadi pacaran. Kamu juga salah kenapa selalu memancing perhatiannya," Bi Minah tetap menyalahkan anaknya sendiri.

"Terus bagaimana Bun yang mesti Biduri lakukan?"

"Pokoknya Bunda tidak ingin kamu pacaran dengan Raka. Bagaimana caranya untuk tidak melanjutkan hubungan itu kamu yang tahu," kata Bi Minah serius.

"Tapi bagaimana jika Raka tidak mau, Bun. Karena dia pernah mengancam kita akan dipecat bila aku tidak mau jadi pacarnya."

"Itulah yang Bunda takutkan. Kamu disuruh jangan terlalu dekat dengan Raka, malah sekarang sudah pacaran. Bunda jadi pusing mikirin kamu," kata Bi Minah kesal lalu meninggalkan Biduri begitu saja....

BERSAMBUNG

Episodes
1 PAP 1. NASIHAT BUNDA
2 PAP 2. TINGGALKAN ROK MINI
3 PAP 3. UNGKAPAN KASIH SAYANG
4 PAP 4. AJAKAN MENIKAH
5 PAP 5. TERBONGKAR
6 PAP 6. MASAKAN YANG LEZAT
7 PAP 7. MIMPI KISAH LAMA
8 PAP 8. BERATNYA BERTERUS TERANG
9 PAP 9. SINAR MATA CINTA
10 PAP 10. SIAPA PEMBEKAP ITU
11 PAP 11. RIBUT SOAL NASI GORENG
12 BAB 12. CEMBURU
13 PAP 13. MENANGKAP BASAH
14 PAP 14. PENGAKUAN YANG CANTIK
15 PAP 15. SKEDUL YANG MELELAHKAN
16 PAP 16. PEMBELAAN EL ZANTIE
17 PAP 17. PERPECAHAN
18 PAP 18. MINGGU YANG BERKESAN
19 PAP 19. HATI YANG BERALIH
20 PAP 20. HASRAT GADIS BELIA
21 PAP 21. MERETAS MIMPI
22 PAP 22. LOLOS DARI LUBANG JARUM
23 PAP 23. RACUN PUJIAN
24 PAP 24. INGIN BERTAHAN
25 PAP 25. CINTA BERSEMI KEMBALI
26 PAP 26. GUNDAH
27 PAP 27. MALAM MENAKUTKAN
28 PAP 28. BERTEMU JODOH
29 PAP 29. MENYENTUH KALBU
30 PAP 30. NIAT BAIK PAK DOSEN
31 PAP 31. KEMOLEKAN BIKIN MASALAH
32 PAP 32. GELOMBANG NAFSU TUAN ARKAN
33 PAP 33. KETEMU NYONYA EL
34 PAP 34. KEINGINAN YANG SULIT
35 PAP 35. MENCARI BIDURI
36 PAP 36. MENENTUKAN JALAN KEHIDUPAN
37 PAP 37. RASA IBA SEORANG DOSEN
38 PAP 38. CINTA BUJANG TUA
39 PAP 39. DESAHAN DI KAMAR TANTE
40 PAP 40. RENCANA BI MINAH
41 PAP 41. BATAL AJAK BIDURI
42 PAP 42. BERKUMPUL KEMBALI
43 PAP 43. KECURIGAAN RAKA
44 PAP 44. BUNTUT KECURIGAAN RAKA
45 PAP 45. RAYUAN MAUT RIYU
46 PAP 46. BIDURI SOCK BERAT
47 PAP 47. ANAK HARAM
48 PAP 48. CINTA SEMAKIN TERKIKIS
49 PAP 49. SEBUAH GAME
50 PAP 50. KEPUTUSAN
51 PAP 51. PENYESALAN
52 PAP 52. ZAFER AKMAL
53 PAP 53. SEBUAH MISI RAHASIA
54 PAP 54. PILAH PILIH PACAR
55 PAP 55. ZAVER BIDURI KAKAK ADIK?
56 PAP 56. CEMBURU
57 PAP 57. PERTENGKARAN RAKA DAN ZAFER
58 PAP 58. NILAI BAIK DAN BURUK
59 PAP 59. DIMINTA BERALIH HATI
60 PAP 60. RAKA TETAP CINTA BIDURI
61 PAP 61. MENUNGGU ALIZ
62 PAP 62. AIR MATA PERPISAHAN
63 PAP 63. TINDAKAN NEKAT
64 PAP 64. RAHASIA YANG TERUNGKAP
65 PAP 65. MASA LALU YANG SURAM
66 PAP 66. MENURUTI KATA BUNDA
67 PAP 67. RENCANA KE DEPAN
68 PAP 68. HATI YANG TERTUTUP KABUT
69 PAP 69. IMAGE BURUK
70 PAP 70. KENALAN BARU
71 PAP 71. PINGIN KENAL BOS
72 PAP 72. DITAWARI JADI SEKRETARIS
73 PAP 73. CEM CEMAN
74 PAP 74. TAK BISA MENGELAK
75 PAP 75. KESUCIAN YANG HILANG
76 PAP 76. MENDADAK JADI CINTA
77 PAP 77. SEMAKIN TERJERAT
78 PAP 78. PERTENGKARAN DUA WANITA
79 PAP 79. MALAM PERTAMA
80 PAP 80. KAWIN PAKSA
81 PAP 81. KEMELUT HATI
82 PAP 82. KEMELUT BELUM SELESAI
83 PAP 83. BESANKU LEBIH JOS
84 PAP 84. MOVE ON
85 PAP 85. WARISAN BIDURI
86 PAP 86. SANDIWARA YANG GAGAL
87 PAP 87. HATI YANG KERUH
88 PAP 88. PENGAKUAN BIDURI
89 PAP 89. MALAM MENEGANGKAN
90 PAP 90. KISAH SEDIH BI MINAH
91 PAP 91. MASALAH LAMA
92 PAP 92. HUTANG YANG TERLUNASI
93 PAP 93. PERNIKAHAN
94 PAP 94. WANITA LAIN
95 PAP 95. BERTEMU PACAR ZAFER
96 PAP 96. TERINGAT MASA LALU
97 PAP 97. JODOH YANG SUDAH TERTULIS
Episodes

Updated 97 Episodes

1
PAP 1. NASIHAT BUNDA
2
PAP 2. TINGGALKAN ROK MINI
3
PAP 3. UNGKAPAN KASIH SAYANG
4
PAP 4. AJAKAN MENIKAH
5
PAP 5. TERBONGKAR
6
PAP 6. MASAKAN YANG LEZAT
7
PAP 7. MIMPI KISAH LAMA
8
PAP 8. BERATNYA BERTERUS TERANG
9
PAP 9. SINAR MATA CINTA
10
PAP 10. SIAPA PEMBEKAP ITU
11
PAP 11. RIBUT SOAL NASI GORENG
12
BAB 12. CEMBURU
13
PAP 13. MENANGKAP BASAH
14
PAP 14. PENGAKUAN YANG CANTIK
15
PAP 15. SKEDUL YANG MELELAHKAN
16
PAP 16. PEMBELAAN EL ZANTIE
17
PAP 17. PERPECAHAN
18
PAP 18. MINGGU YANG BERKESAN
19
PAP 19. HATI YANG BERALIH
20
PAP 20. HASRAT GADIS BELIA
21
PAP 21. MERETAS MIMPI
22
PAP 22. LOLOS DARI LUBANG JARUM
23
PAP 23. RACUN PUJIAN
24
PAP 24. INGIN BERTAHAN
25
PAP 25. CINTA BERSEMI KEMBALI
26
PAP 26. GUNDAH
27
PAP 27. MALAM MENAKUTKAN
28
PAP 28. BERTEMU JODOH
29
PAP 29. MENYENTUH KALBU
30
PAP 30. NIAT BAIK PAK DOSEN
31
PAP 31. KEMOLEKAN BIKIN MASALAH
32
PAP 32. GELOMBANG NAFSU TUAN ARKAN
33
PAP 33. KETEMU NYONYA EL
34
PAP 34. KEINGINAN YANG SULIT
35
PAP 35. MENCARI BIDURI
36
PAP 36. MENENTUKAN JALAN KEHIDUPAN
37
PAP 37. RASA IBA SEORANG DOSEN
38
PAP 38. CINTA BUJANG TUA
39
PAP 39. DESAHAN DI KAMAR TANTE
40
PAP 40. RENCANA BI MINAH
41
PAP 41. BATAL AJAK BIDURI
42
PAP 42. BERKUMPUL KEMBALI
43
PAP 43. KECURIGAAN RAKA
44
PAP 44. BUNTUT KECURIGAAN RAKA
45
PAP 45. RAYUAN MAUT RIYU
46
PAP 46. BIDURI SOCK BERAT
47
PAP 47. ANAK HARAM
48
PAP 48. CINTA SEMAKIN TERKIKIS
49
PAP 49. SEBUAH GAME
50
PAP 50. KEPUTUSAN
51
PAP 51. PENYESALAN
52
PAP 52. ZAFER AKMAL
53
PAP 53. SEBUAH MISI RAHASIA
54
PAP 54. PILAH PILIH PACAR
55
PAP 55. ZAVER BIDURI KAKAK ADIK?
56
PAP 56. CEMBURU
57
PAP 57. PERTENGKARAN RAKA DAN ZAFER
58
PAP 58. NILAI BAIK DAN BURUK
59
PAP 59. DIMINTA BERALIH HATI
60
PAP 60. RAKA TETAP CINTA BIDURI
61
PAP 61. MENUNGGU ALIZ
62
PAP 62. AIR MATA PERPISAHAN
63
PAP 63. TINDAKAN NEKAT
64
PAP 64. RAHASIA YANG TERUNGKAP
65
PAP 65. MASA LALU YANG SURAM
66
PAP 66. MENURUTI KATA BUNDA
67
PAP 67. RENCANA KE DEPAN
68
PAP 68. HATI YANG TERTUTUP KABUT
69
PAP 69. IMAGE BURUK
70
PAP 70. KENALAN BARU
71
PAP 71. PINGIN KENAL BOS
72
PAP 72. DITAWARI JADI SEKRETARIS
73
PAP 73. CEM CEMAN
74
PAP 74. TAK BISA MENGELAK
75
PAP 75. KESUCIAN YANG HILANG
76
PAP 76. MENDADAK JADI CINTA
77
PAP 77. SEMAKIN TERJERAT
78
PAP 78. PERTENGKARAN DUA WANITA
79
PAP 79. MALAM PERTAMA
80
PAP 80. KAWIN PAKSA
81
PAP 81. KEMELUT HATI
82
PAP 82. KEMELUT BELUM SELESAI
83
PAP 83. BESANKU LEBIH JOS
84
PAP 84. MOVE ON
85
PAP 85. WARISAN BIDURI
86
PAP 86. SANDIWARA YANG GAGAL
87
PAP 87. HATI YANG KERUH
88
PAP 88. PENGAKUAN BIDURI
89
PAP 89. MALAM MENEGANGKAN
90
PAP 90. KISAH SEDIH BI MINAH
91
PAP 91. MASALAH LAMA
92
PAP 92. HUTANG YANG TERLUNASI
93
PAP 93. PERNIKAHAN
94
PAP 94. WANITA LAIN
95
PAP 95. BERTEMU PACAR ZAFER
96
PAP 96. TERINGAT MASA LALU
97
PAP 97. JODOH YANG SUDAH TERTULIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!