BAB 18 Apa ? Kau Bocah Yang Dikutuk Iblis Sewu Rakuti.

"Datuk senang bertemu dengan anda .Saya sempat mendengar dari Nisa dan saya akan mengikuti Nisa dan mengawal kehutan larangan", Jawab pangeran Abdul makubumi hormat.

"Maaf pangeran seharusnya anda memanggil kanjeng putri Nisa dengan sopan.Dan kenapa anda mengikutinya padahal anda seorang pangeran dari kerajaan gaib dan anda seorang muslim", Seru Datuk maung perak penasaran.

"Datuk aku yang tidak mau dipanggil olehnya kanjeng putri padahal dia bakalan seliweran lama mengikutiku ", Jawab Nisa menyela tersenyum dengan sikap kolot yang sangat memanggilnya kanjeng putri.

"Maaf Datuk maung perak itu permintaan Nisa salah satunya kalau mau mengikutnya.Benar aku memang pangeran jin Abdul makubumi dan aku seorang muslim Alkamdulilah.Ayahku raja dari jazirah Arab dan ibuku Ratu di pesisir Kidul.Bunda ratuku menerima lamaran dan mencintai ayahku yang membuat sakit hati iblis Sewu Rakuti pemimpin para dedengkot dan jin jahat. Dan memberikan kutukan padaku saat masih berada dikandungan dengan tanda naga merah dipunggungku yang berusaha menguasai diriku untuk berbuat jahat.Karena itu semenjak kecil aku lebih sering berada di kerajaan ayah untuk belajar dan mendalami ilmu tauhid dan Kanuragan agar kutukan itu bisa dikendalikan.Bundaku yang berusaha menyepi untuk mendapatkan wangsit mendapatkan bisikan agar aku mencari seorang gadis yang masih keturunan kyai yang memiliki kemampuan khusus dengan energi positif yang kuat.Yang akan membebaskan kutukan iblis sewu Rakuti ",Ujar pangeran Abdul makubumi panjang lebar terlihat gurat sedih karena sudah sangat lama dia menunggu sosok gadis yang dimaksud dan akhirnya menemukan Nisa .

"Dia pikir itu aku gadis yang dicari Datuk maung perak padahal aku tidak punya ayah dibesarkan oleh seorang wanita penghibur yang amat aku sayangi dan berharap dia berubah.Apa? mungkin aku keturunan kyai", Sela Nisa merasa aneh mengganggap dirinya dapat membantu pangeran jin yang tampan itu.

"Kanjeng putri", Ujar Datuk maung perak tersenyum mencairkan suasana.

"Datuk maung perak saya akan tetap mengikuti Nisa karena dia memiliki energi positif yang kuat . Bahkan bundaku mencium kedatangannya yang membuat geger takut dukun sakti dan dedengkot alam gaib", Seru pangeran Abdul makubumi tetap pada pendiriannya.

" Pangeran bisa saja mengikuti kanjeng putri tapi itu bila kanjeng putri memperbolehkan .Berarti apakah? Kau yang dikutuk oleh iblis Sewu Rakuti saat itu aku belum menjadi pemimpin Hutan larangan tetapi ayahku. Jika benar berarti ini sebuah takdir yang tersambung ", Ujar Datuk maung perak mencerna runtutan kejadian yang kini berlangsung.

"Hemmm....duh urusannya panjang nih Datuk", Sela Nisa gemas.

Terlihat Datuk maung perak tersenyum kecil begitu pun Abdul makubumi melihat tingkah ambigu Nisa yang lucu.

"Baiklah sekarang kalian harus kehutan larangan aku akan membuka gerbang gaib menuju hutan larangan", Ujar Datuk maung perak tiba-tiba.

"Sekarang Datuk aku pikir mungkin besok ", Jawab Nisa serius.

"Kanjeng putri saya rasa ini waktu yang tepat bulan purnama terlihat sempurna dilangit gerbang gaib pasti sempurna terbuka apalagi? Pengeran Abdul makubumi menemani perjalanan anda saya rasa mereka yang menjegat kita kehutan larangan pasti mikir dua kali untuk menggagalkan usaha kita kehutan larangan karena kendi-kendi itu ", Ucap Datuk maung perak tegas dengan keputusannya yang mendadak karena melihat bulan purnama sempurna terlihat.

"Baiklah tapi Hanum akan mencari-cariku bila aku pergi tanpa pamit juga penghuni lain rumah ini", Sela Nisa menghawatirkan Hanum sahabatnya.

"Biarkan telepati kanjeng putri Nisa yang bekerja mungkin ini sudah saatnya Hanum dan Bram tahu tentang dirinya dan Datuk Maung perak yang Menjadi pamongnya ", Ucap Datuk maung perak nyakin .