Nisa mengusap airmatanya dan meninggalkan mamahnya yang masih terpaku dikamar mandi.Dengan motor matic pinjamman Hanum yang terparkir dirumah Wak Wati.Nisa pun meninggalkan perumnas Kedung Benteng tanpa sepatah kata pun.
Wak Wati pun tak berani menyapa.Bila Nisa sudah begitu diam dengan tatapan tajam yang membuat siapapun? Tak berani bersuara.
"Hanum aku akan cukup lama tinggal bersamamu.Semua tabunganku belumlah cukup untuk membeli rumah impianku yang akan kutinggali bersama mamah Kinanti yang bersahaja suatu saat nanti aku nyakin mamah pasti berubah", Guman lirih batin Nisa diperjalanan ke rumah Hanum.
Dirumah Kinanti dikedung benteng.Kinanti masih terpaku dengan ucapan Nisa putri kecilnya yang kini sudah beranjak remaja.
"Nisa..mamah ", Guman Kinanti yang beranjak dari bak mandi berlari menuju kamar putrinya yang sudah pergi kerumah temannya Hanum.
Kinanti menangis dengan lolongan halus memeluk surat yang baru saja dibacanya.Sepuluh gepok uang juga ditinggalkan Nisa.
"Nis masih pantaskah aku menjadi mamahmu ", Ratap Kinanti.
Tujuh belas tahun yang lalu tepatnya.Saat Kinanti menjajakan diri disebuah gang Dolly Kartajaya yang kini menjelma menjadi kawasan pesantren.Tak ada satu pelanggan pun yang membeli tubuhnya yang terkenal sintal itu.
Suasana saat itu terlihat sepi dan mencekam dari biasanya.Tiba-tiba sesuatu bercahaya berwarna putih melesat cepat membuang bukussan itu tepat dikedua tangannya yang tengadah saat gerimis tiba-tiba datang.
"Gusti Allah ini seorang bayi yang baru lahir.Tali pusarnya saja baru dipotong...ahhh cantiknya bayi ini.Uh ada tanda bulan sabit merah dibelakang telinga kanannya . Kasian bayi ini biar ku bawa pulang dulu ", Guman Kinanti yang mendekap bayi yang tertidur pulas itu.
"Bang Jali", Ucap Kinanti memanggil bajai langganannya yang kebetulan lewat.
"Neng Kinanti itu bayi siapa? ", Jawab bang Jali penasaran melihat Kinanti mengendong seorang bayi yang dibedong dengan kain jarik motif batik lurik.
"Ceritanya panjang bang.Kasian nih bayi kehujanan.Cepat antarkan aku pulang kekontrakkan", Tutur Kinanti yang lekas masuk dan duduk dibelakang bang Jali.
"Baik neng", Jawab Bang Jali yang mulai mengemudikan bajajnya menuju kontrakan Kinanti.
Kinanti mendekap bayi itu begitu erat .Dan memandangi wajah cantik bayi itu dengan penuh kasih sayang.Ada rasa sayang dihatinya untuk menjadi ibu dari bayi ini.
"Neng ..mau merawat bayi itu ya.Atau dilaporkan kepada berwajib", Ujar bang Jali.
"Belum tahu bang tapi aku terlanjur sayang pada bayi ini .Aku juga tidak tahu alasannya apa? Kenapa aku ingin sekali merawatnya ", Jawab Kinanti.
"Kalau niat rawat ya rawat aja neng Kinanti.Mungkin itu sudah reziki neng.Mungkin saja suatu saat nanti bayi ini merubah masa depan neng Kinanti menjadi lebih baik lagi takdir orang siapa? Tahu neng iya kan neng Kinanti ", Timpal bang Jali.
"Mungkin benar kata bang Jali.Terimakasih sarannya ya bang", Seru Kinanti.
"Sama-sama neng", Jawab bang Jali.
Ingatan itu membekas jelas kembali di memori Kinanti saat menemukan bayi yang diberi nama Nisa Cipta Rahayu.Bayi yang tumbuh menjadi gadis genius, cantik, bar-bar , terkesan liar karena tidak suka -suka diatur.
Mungkin karena dibesarkan seorang pelacur dengan lingkungan pelacur juga.Baginya tak mudah keluar dari dunia esek-esek yang bisa menafkahi kebutuhan batinnya yang liar dan juga kebutuhan hidupnya selama ini.
Meski kini putrinya itu menghasilkan uang banyak tapi tetap saja Kinanti masih suka melacur.Nisa putrinya seorang Indigo kelas Wahid yang sering bolak balik kedunia lain.
Ingatan Kinanti pun kembali dimana Nisa masih kecil yang selalu berbicara sendiri yang membuatnya takut . Sampai anak itu kelewat liar.Yang membuatnya harus membayar mahal atas perlawanannya membela dirinya atas pembelaan untuk seorang Kinanti ibunya.
Sekalipun Nisa tak pernah menyalahkan ibunya yang seorang pelacur.Nisa memang berbeda dari anak pada umumnya.
Pernah suatu hari dihalaman kontrakan kecilnya.Nisa Cipta Rahayu membuat lubang kecil seperti liang lahat.Lalu membuat pocongan kecil dari kain bekas dan dikuburkan.
"Nis kok serem mainnya..mamah takut lho ", Tanya Kinanti waktu itu.
"Hemm....kok lama ya mah gak ada orang meninggal jadi aku mau ngubur orang mati kan gini caranya.Gitu aja takut mah", Jawab Nisa.
"Sayang... jangan bilang gitu to sayang..mamah takut nih", Timpal Kinanti namun bulu kuduknya meremang seketika.
Namun esoknya... tetangga kontrakan yang rumayan jauh jaraknya itu . Meninggal karena kecelakaan maut ditol Cipularang.Yang sering memakan korban jiwa.
"Nisa maafkan mamah Kinanti.Apakah? Mamah bisa berubah dorongan hasrat ini tubuh mama selalu berkobar -kobar.Mamah sebenarnya ingin berubah tapi ada sesuatu yang berkorban dalam diri mamah Nis", Guman lanjut Kinanti yang memeluk surat Nisa . Airmatanya menetes deras dipipinya meski tanpa suara.
Disatu sisi Nisa sudah sampai di gerbang mension mewah milik Hanum.
Sekuriti ganteng itu pun terlihat malu saat sahabat nonanya itu datang.
"Silahkan masuk non Nis", Ucap Jo segan.
"Makasih Jo..Hanum apa? Masih tidur nyenyak atau sedang buat kerusuhan dirumah", Jawab Nisa enteng.
"Saya kurang tahu non", Timpal Jo terlihat gugup dengan sosok sahabat nona mudanya itu.
"Ya udah..tolong ya Jo motor matic nya.Bang Jo sip deh.. sering-sering tahajud aku yakin suatu saat nanti kamu jadi orang besar", Jawab Nisa tersenyum.
"Amin ...makasih Non saran dan doanya", Tutur Jo sekuriti tampan itu.
Nisa pun geloyor meninggalkan Jo dengan menepuk pundaknya berlahan.Meninggalkan Jo yang masih terpaku dengan sosok cantik Nisa yang terlihat tengil dan cuek itu.
Dadanya bergetar hebat ketika berhadapan dengan sosok Nisa.
"Ahhhh...bocah nih punya magic sendiri . Pesonanya bisa mengganggu tidurku akhir -akhir ini ahhh", Guman Jo mengacak-acak rambutnya sembari menutup pintu gerbang mension mewah Hanum.
Sebentuk senyum tipis nan nakal terbentuk diwajahnya yang teramat cantik itu .
"Assalamualaikum...Hanum apa? Kamu masih ngorok ", Ucap Nisa.
"Nona kayaknya masih tidur non coba ke kamarnya saja seperti biasa.Biar tas ranselnya saya yang bawa", Jawab salah satu asisten rumah tangga Hanum.
"Hemmm...gak usah bik biar kubawa sendiri saja ranselnya.Aku langsung keatas saja ", Timpal Nisa .
Lalu beranjak kelantai atas menuju kamar Hanum yang sering ditempatinya.
"Cklek", Bunyi suara pintu terbuka.
"Aihhh...dasar malasnya kumat nih anak", Ujar Nisa tersenyum dengan posisi tidur Hanum .
Nisa meletakkan ranselnya dan merebahkan tubuhnya didekat Hanum untuk sekedar melepas lelah.Dan memeluk erat sahabatnya itu .
"Num aku sangat lelah hari ini aku ingin tinggal bersamamu untuk waktu yang cukup lama.Rasanya lelah tubuhku dan hatiku dengan memelukmu rasanya lelahku berkurang", Guman lirih batin Nisa semakin memeluk erat tubuh Hanum yang tertidur pulas.
Subscribe, like, komen pembacaku mohon dukungannya pembacaku terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Ali B.U
next.
2024-11-18
1