"Sakitkan kamu lemah sekarang .Jadi enyahlah dan leburlah menjadi debu seperti temanmu sipocong yang suka sekali menggerogoti kaki keturunan Karto Harjo", Ucap Nisa melesatkan anak panah kalimasada menacap pas dijidat siluman ular terkutuk itu.
"Ahhhhh...ahhhh sakit.Jangan dorrrr", Meledak hancur lebur siluman ular raksasa itu.
Lalu keluarlah para dedengkot dan dedemit dari perut Siluman ular raksasa itu.Yang menjadi wadah dari para demit untuk memperkuat siluman ular raksasa itu.
"Jangan harap kalian kabur.Shettttt...yaaa matilah kalian", Ucap Nisa melesatkan anak panah kalimasada yang menjadi kilattan cahaya ribuan yang menyilaukan mata Dedemit hingga teriakkan mereka menggema meleking menakutkan lalu musnah.
Gerakan terbang yang begitu cepat dan memanah yang cepat.Terlihat gagah membuat sosok Nisa terlihat bagai Srikandi.
Membuatnya ditakuti para paranormal,dukun sakti maupun Dedemit.
"Shut", Terdengar kaki Nisa memijak batu .
"Kini giliran aku membebaskan kalian jiwa-jiwa.Semoga jiwa kalian lebih damai", Ucap Nisa menutup guci yang nantinya akan dibersihkan lewat doa lalu seizin Tuhan yang maha Esa kembali padanya dalam damai.
Nisa kini kembali normal dengan tubuh tak lagi bercahaya.Bola mata yang kembali hitam seperti semula.Bahkan sejatanya pun sudah tidak ada ditangan Nisa.
"Semua ini bisa karena izin Allah SWT Tuhan semesta alam.Alkamdulilah ", Bisik lirih Nisa .
Nisa pun kembali kealam manusia dengan sekejap mata.Dengan izin Allah SWT.
Disatu sisi Bram mulai kelelahan melawan badaspati yang kalah kena sabettan pedang apinya namun lagi-lagi muncul badaswati lainnya yang membuatnya semakin lelah karena makhluk itu tak ada habisnya.
Begitu pun Hanum yang terus mengayunkan rantainya seperti cemeti terlihat Buto ijo ijo itu menjerit dan lenyap tapi datang lebih banyak lagi Buto ijo kerdil yang menyerangnya membuat Hanum merasa lelah.
Namun entah mengapa? Buto ijo kerdil dan badaswati yang banyak jumlahnya itu menghilang semua menyisakan satu badaspati dan satu Buto ijo kerdil yang agak berbeda wujudnya.
"Bram apa? Nisa berhasil melewati gerbang dimensi gaib", Ucap Hanum setengah teriak .
"Mungkin Num.Hiatt dasar Badaspati enyahlah dari dunia.Ini bukan tempatmu", Ucap Bram berteriak mengayunkan pedangnya tepat sasaran.
"Tidak. Berhenti sakittt huuuuu...heiii", Jerit Badaspati meleking mengema begitu menyeramkan.
"Num badaspatinya lenyap.Ayo kita satukan kekuatan untuk melenyapkan Buto ijo kerdil yang sedikit menjengkelkan itu", Ucap Bram geram karena cemeti rantai yang dikibaskan Hanum yang kelelahan masih bisa diatasi sibuto ijo dekill umpat hati Bram.
"Sudah Siap Num", Ujar Bram membuat pedang apinya kembali seperti semula tasbeh yang dihuyung-huyungkan.
"Haaaa...main keroyokkan kalian manusia", Umpat Buto ijo dengan suara berat.
"Dasar pengecut kamu Buto.Bilang aja takut dengan serangan kami .Aku siap Bram", Gertak Hanum menarik rantai cemetinya dan berubah kembali menjadi tasbeh yang juga dihuyung-huyungkan dan melemparnya bersamaan dengan tasbeh milik Bram.
"Ciatttt", Suara tasbeh yang bersatu dan mengikat tubuh demit yang sering disebut Buto ijo kerdil.
Lalu Bram dan Hanum Berdoa sungguh -sungguh dengan menyebut asma Allah dan mengerahkan energi prana yang dimilikinya.
"Allah Akbar.Allah maha besar ciatttt", Ucap Bram menggunakan energi prananya lewat tangannya menyerang Buto ijo kerdil dengan kalimat tauhid.
Sedangkan Hanum memejamkan mata bersila dibelakang Bram dengan tangan menyalurkan tenaga prananya dibelakang Bram untuk membantu Bram yang bersikap kuda-kuda melawan Buto ijo kerdil.
"Ahhhhh....panas..panas sakit..sakit hentikan panas manusia hentikan dorrrr", Meledaklah Buto ijo kerdil itu hancur lebur lalu tasbeh itu kembali ke tangan pemiliknya.
"Alhamdulillah", Ujar Nisa yang baru keluar dari gerbang dimensi gaib.
"Alhamdulillah", Ujar Bram dan Hanum berbarengan.
Terlihat kurungan lingkaran untuk menjaga Tuan Nyonya Sastro itu terlihat sebagian patah diserang makluk tak kasat mata untunglah masih bisa bertahan untuk melindungi pasutri itu .
"Bismillah", Ucap Nisa berdoa lalu terpejam dan tangannya bergerak seolah-olah menarik semua kurungan gaib itu.
"Pyarrr", Suara kurungan lingkaran hitam yang menjaga tuan nyonya Sastro itu hancur dan menghilang.
Tampak keduanya ketakutan karena bisa melihat amukan makluk gaib yang berupa siluman kera yang buruk rupa.
"Tuan Nyonya Sastro sekarang anda aman tinggal satu langkah lagi insa Allah semua akan berakhir hari ini.Dan insa Allah putera anda akan sembuh dengan izin Allah SWT.Tapi janji anda untuk sodakoh tanpa diketahui orang ikhlas itu yang akan membuat rumah ini selalu akan dilindungi Allah jadi ", Ucap Nisa panjang lebar tertahan seakan memastikan.
"Iyaaaa... mbak kami pasti melakukannya kami berdua berjanji.Kami sangat takut tadi dengan makhluk -makhluk yang menyerang kami untunglah mbak makhluk kera itu tak bisa menembus penjagaan yang mbak buat", Ucap pasutri itu berbarengan dengan tubuh masih gemetaran tergidik mengingat kejadian barusan.
Bram dan Hanum yang membantu keduanya berdiri terlihat sedikit tertawa dengan ekspresi mereka yang terlihat ketakutan.
"Baiklah.Ayo tunjukkan dimana ruangan yang seperti rumah joglo itu.Bram Hanum apa? kalian mencium dupa yang khas itu", Ucap Nisa.
"Iya itu arahnya benar kan tuan nyonya Sastro ", Timpal Bram dan Hanum berbarengan.
"Iya mas ,mbak itu arahnya ", Jawab Pasutri itu terlihat masih gagap karena shock melihat penampakan yang seumur -umur baru mereka lihat.
Lalu mereka pun.Pergi kearah bau dupa itu.Yang tak bisa dirasakan pasutri itu.
Lalu tampaklah bangunan yang paling mencolok didalam rumah dengan kesan unik yang berbalut rumah khas joglo.
"Apa? dikunci tuan Sastro", ucap Nisa tegas .
"Tidak mbak memang pemilik rumah yang menjual rumah ini sengaja tidak mengunci pintunya dan memang ruangannya cuma biasa saja.Tapi memang tergidik kami bila lewat ", Ujar pasutri itu.
"Disini titik pemujaan itu aku akan mengembalikan keasalnya dengan bantuan dua temanku.Namun sebelumnya aku akan membuka mata batin kalian agar kalian bisa tau betapa mengerikan perjanjian manusia dan jin.Buyut mereka yang bersekutu dengan dedengkot dan dedemit paling kuat dikota ini dan persekutuan ini berlanjut hingga anak cucu keturunannya", Ucap Nisa tegas .
"Hahhh", Jerit kaget pasutri itu semakin ketakutan dan saling berpelukan erat.
Lalu Nisa membuat pintu khas joglo itu.Aroma dupa menyelimuti ruangan.Sebelumnya Nisa berdoa kepada Allah SWT memohon pertolongannya.
"Hemm.. rupanya begitu", Guman Nisa tersenyum penuh kemenangan.
"Tuan nyonya kalian kesini tak usah takut saya dan kedua teman saya berada disini", Ucap Nisa pada tuan nyonya Sastro yang masih merasa takut.
"Baik....baik mbak", Ujar pasutri itu menggigil ketakutan.
"Bismillah", Ucap Nisa memohon kepada Allah SWT lalu mengusap kedua mata tuan nyonya Sastro.
"Ya Allah pah itu apa?", Suara nyonya Sastro kaget.
"Mah ya Allah ", Suara Tuan Sastro tak kalah kaget dan merasa takut seperti istrinya.
Terlihat didekat pintu yang dibuka itu dua keris menjaga pintu itu terbang sendiri.Seolah ingin membunuh orang yang mengusik tempat itu.
Terlihat sebuah batu ukuran rumayan besar tampak berkilau melayang ditengah -tengah pemujaan.Orang Jawa kuno pasti menyebutkan sentong tengah.Batu itu berwarna kuning keemasan.Ya itulah sumber petaka perjanjian Karto Harjo dan para dedemit.
Subscribe, like, komen pembacaku mohon dukungannya pembacaku terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Sintya Ashari
☺️
2024-11-15
1
Ali B.U
next.
2024-11-15
1