Dahi Alluna mengkerut
Bibir milik gadis itu tampak mengerucut
Ekspresi wajah yang ia miliki benar - benar seperti sedang berusaha berpikir keras untuk memecahkan sebuah pertanyaan sulit yang tak kunjung jua ia temukan jawabannya
" Kau kenapa Alluna ? " tanya Riska , teman sebangku gadis itu
Alluna sebenarnya bukanlah anak yang nakal ataupun jahat
Hanya saja ke obsesiannya terhadap Gio , membuat gadis itu menjadi sedikit gila hingga membuat orang - orang yang melihatnya jadi merasa muak sekaligus kesal akan perilaku yang di perlihatkan oleh Alluna di hadapan mereka
Apalagi penampilan gadis itu dulu , yang terlihat seperti cabe - cabean badut ancol sehingga membuat orang - orang jadi ilfell dan menjaga jarak seribu meter dengan Alluna
" Apa kau kenal Gio ? "
Deg
Mata Riska membola
Nama Gio merupakan nama keramat yang sangat sulit untuk ia ucapkan di depan Alluna
Takut - takut gadis yang baru sembuh dari kecelakaan itu jadi berubah ngereog lagi ketika ia ceritakan tentang Gio di hadapannya
" Kenapa kau bertanya nama itu ? " tanya Riska penasaran
Yang ia tahu bahwa Alluna saat ini tengah tak mengingat tentang nama pria itu
Sebenarnya Riska juga penasaran kenapa Alluna bisa hanya lupa tentang Gio saja di ingatannya , sedangkan yang lain tidak
" Aku hanya penasaran saja , karena dia bilang bahwa aku dulu sangat mencintainya lebih dari apapun di dunia ini "
Duar
mata Riska yang sudah membola , makin terlihat membulat sangat besar di depan sana
Kalimat yang di lontarkan oleh gadis itu benar - benar hampir membuat kejut jantung bagi dirinya
" Beneran Gio berkata seperti itu padamu ? "
Alluna mengangguk mantap , yang mana membuat Riska jadi berpikir keras di dalam sana
Untuk apa coba pria itu berusaha mengingatkan tentang cinta Alluna kepada dirinya
Bukankah dengan Alluna hilang ingatan tentangnya , bisa membuat Gio jadi terbebas serta terhindar dari obsesi cinta gila yang dimiliki oleh Alluna kepada pria balok es itu
" Woi....ih ! Nie anak di tanyain malah bengong "
" Astaga Alluna kaget tahu " Riska mengelus dada
Lagi enak - enak berpikir malah dikejutkan
" Habisnya kamu ditanyain malah bengong , kan aku jadi kesal " mulut Alluna mengerucut , ingin sekali rasanya Riska mengambil sebuah tang untuk ia gunakan mencapit mulut gemas milik Alluna di depannya
" Aku berpikir , bukannya bengong . Tapi kamu gak ngarang cerita kan kalau Gio bicara seperti itu kepadamu " mata Riska menelisik , yang langsung menerima toyoran pelan dari Alluna
" Ngapain juga ngarang , gak ada untungnya buatku . Aku kan mau pdkt- an sama Erza , bukannya Gio "
Kedua tangan milik Alluna terlihat menopang dagu miliknya sendiri
Gadis itu terlihat tersenyum lebar , kala membayangkan wajah tampan milik Erza di pikirannya
" Ini anak benar - benar sudah gila . Dulu Gio sekarang Erza. Apa penyakit amnesia bisa membuat hati orang berubah untuk berpindah tempat haluan? "
" Jadi kamu udah gak suka Gio lagi ? "
Pertanyaan dari Riska membuat Alluna jadi mengerjap seketika
" Jadi aku dulu beneran pernah suka sama Gio ?
Bukannya menjawab gadis itu malah ikut memberi sebuah pertanyaan kepada Riska
Riska menghembuskan nafas kasar , meski berat bukankah jujur lebih baik
" Ya..kau dulu pernah menyukai Gio. Bahkan bukan cinta biasa , melainkan cinta mati dan gila . dan kabar buruknya lagi kau tahu.. kecelakaan yang menyebabkan mu amnesia seperti ini itu adalah karena kau tak sengaja melihat Gio yang membonceng kekasih barunya - Laura Monarch " ucap Riska menggebu yang membuat Alluna jadi makin terbelalak di depan sana
Hati milik gadis muda itu jadi spontan terasa membara di dalam sana
" Sialan sekali pria brengsek itu ! Udah punya kekasih masih saja suka cium gadis lain secara sembarangan " kesal Alluna sembari menggebrak meja karena sedang di landa emosi tingkat setan di dalam jiwanya
" Ci.cium...apa maksudmu dengan cium ? Jangan bilang kalau kau dan gio telah berciuman .." tanya Riska penasaran dan hal itu malah membuat Alluna jadi langsung gugup di depan sana
" Astaga aku keceplosan "
Tangan Riska bersidekap , mata milik gadis itu menatap tajam ke arah Alluna berada hingga membuat nyali Alluna jadi langsung berubah menciut seketika
" Kenapa dia menyeramkan sekali sih "
" Alluna cepat jawab , jangan diam bak orang bodoh seperti itu ! " tekan Riska yang mau tak mau membuat Alluna jadi harus berkata jujur kepada gadis muda di depannya
Alluna mengangguk yang mana membuat Riska memekik
" Oh my God , what the f@ck . Bagaimana bisa Alluna , bagaimana bisa ? " tanya Riska kembali dan akhirnya di ceritakanlah oleh Alluna secara panjang kali lebar hingga gadis itu puas mendengarkannya
*****
"Lo kenapa Gi...dari tadi lo diam terus dah kayak orang kena sariawan " ucap Dion sembari memakan sekotak popcorn di tangannya
Saat ini mereka bertiga sedang berada di atas rooftop sekolah , tempat biasa yang mereka jadikan tempat berkumpul dikala jam senggang seperti ini
Hembusan nafas berat terdengar keluar dari dalam mulut Gio
Sungguh hati pria itu sedang dalam keadaan tak baik - baik saja saat ini
Pertemuan terakhirnya dengan Alluna di dalam gudang sekolah benar - benar sangatlah membekas di dalam ingatan yang pria itu miliki saat ini
" Lo kenapa ? " kini giliran Erza yang bertanya
ia tahu temannya itu tipe pria yang pendiam
Namun kali ini diamnya Gio sedikit terlihat berbeda dari biasanya
Pria itu terlihat gusar tak tenang di hadapannya
" Gue...sepertinya mencintai Alluna "
Uhukkk...uhukkk..uhukk
Dion tersedak , begitupula dengan Erza di sampingnya
Jawaban yang diberikan oleh pria kaku itu benar - benar diluar jangkauan demartologi
" Minum..bro..minum - minum "
Tangan Gio terlihat terulur menyerahkan sebotol minuman kepada Dion yang terlihat hampir mati tersedak popcorn di depan sana
" Lo gak lagi kena amnesia seperti Alluna kan Gi ? " Dion bertanya setelah menghabiskan minuman sebotol penuh hingga tandas
Mata Gio memicing " Kenapa lo tanya begitu ? "
" Ya secara setelah sekian purnama si Alluna ngejar - ngejar lo seperti orang gila dan lo tolak mentah - mentah , tapi sekarang setelah gadis itu amnesia dan tak mengejar lo lagi . Lo malah bilang mencintai dia . Lo waras gak sih Gio " ucap Erza panjang kali lebar yang membuat Gio jadi bungkam seribu bahasa
Perkataan Dion memang benar , ia telah berubah menjadi gila
dan hal itu disebabkan oleh satu nama
Alluna
Erza terlihat geram dengan aksi Gio yang saat ini terlihat plinplan di depannya
" Iya gue juga setuju yang di ucapkan oleh Erza ke lo Gi... . Meski gue playboy , tapi gue juga punya rasa empati terhadap Alluna . Mending lo gak usah usik kehidupannya Alluna lagi dah . Mengingat perlakuan lo yang dulu pernah kasar dan berlaku acuh terhadapnya , benar - benar buat gue kasihan . Meski si Alluna memang anaknya agak nyebelin sih ! Tapi tetap aja tuch cewek cuma mau memperjuangkan cinta yang dia miliki terhadap lo " kini giliran Dion yang terdengar bertutur kata bagaikan seorang penatua kepada cucunya
" Mending saran gue... sekarang jika lo beneran cinta ma dia , lebih baik lo jauhin si Alluna . Biarkan dia bahagia dengan kehidupannya sendiri . Dan bukankah lo udah punya si Laura saat ini yang lo jadikan kekasih , jadi gue rasa gak etis buat lo untuk berkata cinta terhadap Alluna ketika lo sudah memiliki cewek lain di kehidupan yang lo miliki saat ini " saran Erza kembali yang mana membuat Gio makin menghela nafas berat di dalam sana
" Apa benar gue harus mengubur cinta yang gue miliki untuk lo Alluna ? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments