“Pengantin baru, kok, udah langsung masuk kerja, sih …! sorak mereka menggoda Kaileya.
“Aturannya honeymoon dulu ke mana gitu, sis,” lanjut seorang laki-laki yang sedikit melambai. Namun, dia lumayan dekat dengan Kaileya.
“Kerja aja dulu, kalau itu nanti bisa dipikirkan,” sahut Kaileya semakin mengundang tawa dari beberapa pegawai perias yang ada di sana.
Suasana ruang rias yang dikhususkan untuk model sangatlah ramai dan ricuh dengan suara-suara canda tawa beberapa perias yang sedari tadi menggoda si pengantin baru, siapa lagi kalau bukan Kaileya. Wanita itu kini sedang dirias, karena sebentar lagi akan ada pemotretan dengan brand fashion yang baru saja bekerja sama dengan agensi tempatnya bekerja.
Kaileya tidak banyak membalas godaan rekan kerjanya, sesekali wanita cantik itu akan tertawa nyaring dan tersenyum manis sebagai respon terhadap mereka. Wanita itu tidak berniat mengambil cuti seperti pasangan pada umumnya. Toh, dia menikah juga karena terpaksa demi menyelamatkan karirnya.
“Oh, iya, kapan kita mulai pemotretannya?” tanya Kalya kepada perias yang sedang menata rambutnya.
“Sekitar setengah jam lagi, Kailey,” balasnya sambil menyisir pelan sisi rambut yang masih berantakan. “Kenapa?”
Kaileya langsung menggeleng kepalanya. Wanita itu tidak tahu mengapa tiba-tiba perasaannya merasa tidak enak. Entah apa yang akan terjadi setelah ini.
Kaileya membiarkan sang penata rias merias dirinya semau mereka. Di saat sedang tenang-tenangnya dan diam-diamnya karena beberapa karyawan yang lain sudah keluar dari ruangan tersebut. Tiba-tiba sebuah suara menginstruksikan telinga dan mengalihkan atensi keduanya.
“Kaileya, ada tamu yang datang,” beritahu seorang wanita yang merupakan seorang karyawan resepsionis.
Kaileya tentu saja terkejut dan merasa aneh, ketika mendengar Jiak dirinya kedatangan tamu. Sejauh masa karirnya Kaileya belum pernah kedatangan siapa pun.
“Tamu aku?” tanya Kaileya lagi untuk memastikan jika ia tidak salah dengar. “Yang benar saja.”
Seorang karyawan bagian resepsionis mengangguk sebagai respon, jika tamu yang ia maksud adalah benar tamu Kaileya.
“Aduh, kira-kira siapa tamunya, ya?” tanya Kaileya sambil menatap si penata rias.
Sang penata rias menggeleng pelan. “Coba periksa aja sana. Nanti baru aku lanjutin lagi, lagian tinggal benerin aksesoris gaunnya doang.”
Kaileya mengangguk dan pergi dari ruangan tata rias untuk memeriksa siapa gerangan tamu yang datang.
Kaileya menelusuri setiap lantai yang ramai akan orang yang berlalu lalang mengerjakan tugasnya masing-masing. Hingga Kaileya tiba di meja resepsionis. Namun, yang membuat Kaileya terheran adalah banyak karyawan perempuan yang menatap kagum ke arah luar gedung. Apalagi ketika telinga Kaileya mendengar bisikan mereka yang mengatakan ‘wah, ada pria tampan, ada pria tampan’.
Kaileya mengikuti arah tunjuk karyawan resepsionis, di mana tamunya berada. Kaileya melihat para karyawan lainnya dengan tatapan aneh. Entah apa yang mereka lihat, sehingga mata mereka berdecak kagum sedemikian rupa.
Kaileya melangkahkan kakinya ke luar gedung untuk menemui sosok seseorang yang hari ini menjadi tamu perdananya.
Begitu tiba di luar, Kaileya menepuk pelan dahinya. Tidak ada dalam feeling Kaileya sedikit pun, jika orang tersebut akan datang. Ia tak habis pikir mengapa laki-laki usil itu mendatanginya hingga ke tempat kerja.
“Kenapa kamu ke sini, sih?” Kaileya berkata sinis kepada sosok laki-laki yang ada di hadapannya.
“Hai, Sayang,” sapa Justin masih bisa bersikap santai di saat Kaileya kesal.
“Mending kamu pergi, deh,” usir Kaileya.
“Kenapa harus pergi. Kan, aku mengunjungi istri ku,” balasnya santai tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Kaileya langsung bergelayut di lengan Justin ketika melihat area sekitar depan gedung yang mendadak semakin ramai dengan adanya awak media. Awak media yang semakin ramai menyoroti Kaileya yang berdiri di sana dengan Justin.
“Kaileya Jennata, bagaimana perasaan kamu setelah menyelenggarakan resepsi pernikahan dengan kekasihmu?” tanya seorang wartawan perempuan sambil mendekatkan alat rekaman ke arah Kaileya.
“Tentu saja saya sangat bahagia," balas Kaileya sambil merangkul erat lengan Justin.
Sekarang Kaileya benar-benar tidak nyaman dengan kerumunan orang-orang yang selalu ingin tahu apapun tentang kehidupan pribadi para model dan para publik figur lainnya.
Justin paham dengan situasi yang sangat mendesak istrinya. Ia berusaha melindungi sang istri dari desakan para awak media yang terus ingin mendapatkan informasi kehidupan pribadi istrinya.
Satpam pengaman yang melihat model papan atas agensi mereka sedang dikerumuni banyak infotainment, sontak beberapa dari mereka berlari menghampiri sosok model papan atas tersebut. Kedua satpam itu membelah lautan manusia untuk membantu Kaileya dan Justin agar bisa keluar dari kerumunan para awak media yang senantiasa menanti berita-berita baru yang sedang hangat-hangatnya di dunia entertainment.
Akhirnya Kaileya dan Justin berhasil keluar dari kerumunan. Kaileya menetralkan deru nafasnya, begitu pula dengan Justin yang melakukan hal yang sama. Ketika Kaileya hendak akan bersuara lagi untuk memarahi Justin, sebuah suara lebih dulu menginstruksikan pendengaran seluruh karyawan yang lalai akan tugas mereka karena sibuk melihat kedatangan seorang Justin Killer tadi.
“Ada apa ini ramai-ramai di lobi? Kalian, kembali pada pekerjaan masing-masing!” teriak Arya—atasan di agensi dengan suara yang lantang.
Para karyawan yang tadi sibuk memandang kagum ketampanan Justin, buru-buru mereka langsung berlalu dari sana untuk kembali pada pekerjaan yang mereka tinggalkan.
Arya menghampiri Kaileya dan Justin yang masih berada di sana. Laki-laki itu bisa melihat bagaimana Kaileya merangkul mesra lengan suaminya, terlihat sangat mesra bukan? Itu adalah pertanda jika model mereka berada dalam pernikahan yang tepat.
“Oh, ada suami Kaileya ternyata,” ujarnya sambil menjabat tangan Justin sebagai sapaan.
“Iya, Pak. Suami saya gak bisa jauh-jauh dari saya,” ungkap Kaileya berbohong sambil menerbitkan senyuman manisnya kepada Justin.
Kaileya mulai sekarang memang harus sering-sering menebarkan kemesraan di depan publik, agar tidak ada lagi isu buruk tentang dirinya yang nanti akan berimbas pada karirnya. Wanita itu tidak ingin hal itu terjadi. Cukup sekali pertama dan terakhir kalinya, bahkan semuanya hampir usai begitu saja apabila Justin tidak datang dan hadir kembali di hidupnya.
Semua yang Kaileya lakukan di depan publik adalah rekayasa wanita itu. Dalam hati Kaileya tidak ada sedikit rasa murni ingin bermesraan dengan laki-laki yang kini mendadak menjadi suaminya.
Mereka berbincang-bincang santai di sofa khusus untuk para tamu, sebelum setelahnya penata rias Kaileya memanggil wanita cantik itu karena jadwal pemotretannya sudah tiba.
***
Satu dua tiga
Suara beberapa fotografer memberi aba-aba dan disusul dengan suara kamera yang siap membidik setiap inci kecantikan dan kecetaran seorang Kaileya Jennata.
Beberapa karyawan yang bertugas pada acara pemotretan hari ini, sangat-sangat kagum dengan kecantikan dan kelincahan model mereka dalam melakukan pose-posenya.
Begitu pula dengan Justin yang tidak pernah berhenti mengucapkan rasa syukur karena sudah dipertemukan lagi dengan wanitanya. Laki-laki itu tersenyum manis ketika melihat tubuh indah tanpa celah milik istrinya yang berpose sempurna.
“Pak, bisa bantu menjadi model laki-laki sebentar?” Pemandu pemotretan hari itu meminta Justin untuk melakukan pemotretan bersama Kaileya. “Karena model pria yang berperan sebagai pasangan Kaileya sedang tidak di tempat,” jelasnya kembali.
Justin menerima saja tawaran itu. Asalnya dirinya dekat Kaileya, bukanlah sebuah hal yang buruk.
Satu dua tiga
Suara sang fotografer kembali terdengar. Dengan lincah jemarinya menekan tombol untuk membidik pose pasangan yang baru kemarin menyelesaikan resepsi pernikahan.
Ini tentu saja kesempatan besar Justin untuk berdekatan dengan Kaileya dan memegang tangan wanita itu. Jika bukan karena ini, maka Justin rasa ia akan selamanya tidak akan lagi bisa berdekatan sedekat sekarang dengan Kaileya-nya, karena wanita tersebut sangat memberi batas pada dirinya.
Hingga di mana pose terakhir sang fotografer menuntut tangan Kaileya bisa memegang indah dada bidang milik Justin. Tidak sampai di situ, kini sang fotografer menuntun Justin agar bisa lebih mendekatkan wajahnya ke arah wajah Kaileya. Kini posisi keduanya sangatlah intim jika dilihat sekilas.
Kaileya mendadak menjadi gugup karena berada sedekat ini dengan Justin, apalagi saling bertatapan dalam keadaan yang sadar. Entah mengapa Kaileya hilang fokus menatap wajah tampan milik dan semua wanita-wanita.
“Jangan segitunya menatap aku,” tegur Justin dengan begitu percaya diri.
Kaileya terkejut mendengar teguran dari Justin, sehingga tidak fokus dan langsung memalingkan wajahnya.
Cup
“Waw …!”
Sedetik kemudian Kaileya hilang keseimbangan, sehingga bibir Kaileya tertempel sempurna pada bibir seorang Justin Killer.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments