Bab 4

Berita tentang akan digelarnya resepsi pernikahan seorang model papan atas, sudah tersohor dari semenjak konferensi pers yang dilakukan oleh Kaileya. Para awak media sudah sangat menunggu di mana hari itu akan tiba. 

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Benar, hari ini adalah resepsi pernikahan seorang model papan atas, bernama Kaileya Jennata dengan sang suami yaitu Justin Killer, yang dikenal sebagai CEO dari sebuah perusahaan JK entertainment.

Suasana gedung yang sudah dihias dengan dekorasi yang begitu mewah dan elegan. Nuansa putih abu-abu dan banyaknya bunga-bunga indah nan segar yang terhampar di setiap sisi ruangan semakin menambah kesan romantis di acara berkesan tersebut. Resepsi yang tidak terencana ini tetap mengundang banyak tamu-tamu dan rekan kerja kedua belah pihak mempelai. 

Satu persatu tamu dari pihak mempelai wanita dan pria mendatangi keduanya untuk memberi mereka ucapan selamat atas pernikahan yang sudah mereka selenggarakan.

“Selamat, ya, Kaileya dan suami.”

Ucapan tersebut yang kerap para tamu berikan kepada Kaileya dan Justin.

Justin dan Kaileya tersenyum manis membalas ucapan selamat yang diucapkan rekan-rekannya. Kedua mempelai tersebut tampak sekali bahagia, apalagi ditambah dengan tangan kekar Justin yang bertengger nyaman di pinggang ramping Kaileya. Terlihat mesra, tetapi hanya Justin yang menikmatinya, sedangkan Kaileya terpaksa harus hanyut dalam perlakuan Justin, agar para tamu undangan tidak ada yang merasa curiga.

“Jangan cari-cari kesempatan, ya,” bisik Kaileya menatap Justin dengan ujung matanya. 

“Cari kesempatan gimana? Wajar dong aku begini ke istri sendiri,” goda Justin sambil mengedipkan sebelah matanya dan semakin mendekatkan tubuh Kaileya kepadanya.

Kaileya hanya bisa pasrah. Ia menerima semua perlakuan yang Justin berikan selama resepsi berlangsung. Ini semua demi menyelamatkan karirnya, hanya itu saja, tidak akan lebih.

Resepsi yang dihadiri oleh banyaknya rekan-rekan kerja. Kini satu persatu dari mereka meninggalkan tempat acara pertanda resepsi tersebut telah usai. Begitu pula dengan Justin dan Kaileya yang juga sudah kembali ke kamar hotel mereka. Jika kalian menanyakan keberadaan si kembar, sekarang kedua anak itu sudah kembali ke apartemen bersama dengan Sara.

Di dalam kamar hotel kelas atas yang begitu mewah. Dengan kasur yang dihasilkan dengan sepasang angsa dan juga kelopak mawar yang bertaburan, semakin menambah kesan romantisnya malam pertama.

“Kailey, sekarang kita udah sah … ayo kita lakukan,” ajak Justin kembali mengusili Kaileya.

“Mending sekarang kamu mandi aja sana,” usir Kaileya sudah lelah mendengar celotehan laki-laki yang sekarang menjadi suaminya.

Bukannya menuju kamar mandi, Justin malah mendekatkan tubuhnya ke arah Kaileya. Tangan laki-laki itu membelai wajah cantik Kaileya yang terlihat sangat lelah.

“Kau tak pernah berubah, Kailey. Kau masih tetap cantik seperti dulu,” ucapnya lagi dengan nada yang tulus.

Bukannya merasa senang atas pujian tersebut. Kaileya malah mendorong tubuh kekar Justin agar menjauh dari dirinya. Kaileya menampakkan wajahnya yang begitu kesal dengan perlakuan laki-laki tersebut.

“Yaudah, kalau kamu gak mau mandi. Minggir!” sentak nya pada Justin yang sedang menghalangi jalannya menuju kamar mandi. “Aku mau mandi.”

Kaileya hilang dari pandangan Justin. Laki-laki itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang sudah terhias sedemikian rupa.

“Akhirnya, kita bertemu lagi, Kailey.”

***

Jam sudah menunjuk pukul 09.12. Kini Justin dan Kaileya sudah selesai membersihkan diri dan melepaskan semua atribut yang mereka gunakan ketika resepsi siang tadi.

“Oke, sekarang ceritakan mengapa kamu pergi dan apapun yang kamu lalui tanpa aku,” titah Justin pada Kaileya begitu perempuan cantik itu menaiki ranjang.

Kaileya tidak menggubris permintaan suaminya. Wanita itu menyibukkan dirinya dengan membalas pesan Sara yang sedang melaporkan keadaan dua buah hatinya.

Justin yang terlampau kesal karena diabaikan oleh wanita yang kini mendadak menjadi istrinya. Ia langsung menarik paksa ponsel yang sedari tadi ditatap oleh Kaileya.

“Kamu apa-apaan, sih, Justin? Aku lagi nanya kabar anak-anakku,” kesal Kaileya menatap tak suka Justin.

“Anak kita, Kailey.” Justin memperbaiki kalimat Kaileya. “Sekarang ceritakan apa saja yang sudah kamu lalui selama ini.” Justin menatap dalam manik Kaileya.

Suasana yang tadinya penuh gurauan Justin. Sekarang mendadak berubah menjadi serius karena nada bicara laki-laki itu. 

“Aku mengandung mereka dan dulu aku bekerja sebagai pelayan restoran untuk memenuhi kebutuhan janin ku.” Kaileya memulai ceritanya.

Justin membuka telinganya mendengar semua kalimat yang keluar dari mulut Kaileya. Posisi keduanya yang begitu dekat, sehingga semakin mempermudah Kaileya dalam menceritakan beban yang selama ini ia tanggung seorang diri.

“Aku melahirkan mereka seorang diri, tanpa ada yang menemani. Setelah melahirkan mereka aku bekerja lagi sebagai pelayan, agar aku bisa membeli kebutuhan si kembar.” Kaileya akhirnya bisa mengeluarkan isi hatinya yang terpendam selama beberapa tahun terakhir. “Hingga akhirnya aku mendapatkan tawaran dari sebuah agensi.”

“Kenapa kau masih tetap memilih untuk pergi, di saat tau jika waktu itu kamu sedang mengandung?” tanya Justin memberi respon atas cerita yang dipaparkan oleh Kaileya.

Sedetik hingga sepersekian detik Justin tidak menerima balasan apapun dari wanita tersebut. Justin mengalihkan atensinya untuk memeriksa mengapa Kaileya berani-beraninya mengabaikan pertanyaannya.

“Ternyata udah tidur,” gumam Justin saat mendapati Kaileya yang sudah memejamkan matanya damai dengan bersandarkan pundak tegapnya.

Justin tersenyum melihat wajah manis istrinya dan ia mengusap lembut surai hitam Kaileya. Kemudian Justin membubuhkan sebuah ciuman di kening Kaileya setelah membenarkan letak selimut wanitanya. 

“Dasar, kau langsung tidur tanpa menjawab pertanyaan ku, ya,” desis Justin.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***