Corenna : Infeksi Dan Evolusi

Corenna : Infeksi Dan Evolusi

Awal Mula Wabah

...Happy Reading...

...........

...[02. Asteroid yang Jatuh]...

.

Pada tanggal 12 Agustus tahun 2019, salah satu satelit NAYA merekam peredaran abnormal dari beberapa asteroid di luar angkasa.

Para profesor di NAYA terlambat menyadari pesan yang di sampaikan satelit itu, hingga pada tanggal 7 September 2019 sebuah asteroid bergerak menuju bumi. Pihak NAYA memberikan peringatan darurat, namun semua sudah terlambat.

Pada pukul 11:24 asteroid sukses menghantam bumi, untungnya lokasi jatuhnya asteroid itu berada di Atlantik sebuah dataran es abadi.

Peristiwa jatuhnya asteroid itu begitu mengguncang dunia, meski tidak ada dampak besar yang terjadi tapi saluran televisi menayangkan hal itu lebih dari 2 bulan berturut-turut setiap harinya.

.........

"Hei, kau sudah lihat berita di tv ? Katanya Antartika mulai mencair !"

"Bukankah itu cuma hoax saja ya.."

"Tidak ! Itu benar-benar mencair, salah satu kerabatku yang bekerja di kemiliteran memberitahukannya. Dan menurut prediksi bisa jadi dua atau empat tahun di masa yang akan datang, Antartika akan musnah !"

Helio pemuda berusia 23 tahun yang baru saja di drop out dari kampusnya, tengah berusaha menghibur diri dengan duduk segelas minuman manis di cafe.

Niat awal ingin meringankan beban pikiran dengan santainya suasana cafe, ia justru mendengar obrolan mengerikan yang membuat moodnya tambah hancur.

Meskipun ia di drop out, tapi bukan berarti dia bodoh. Ia kena drop out karena menunggak membayar biaya semester selama 4 kali. Helio tau dampak apa yang akan terjadi jika kutub es mencair, dan bagaimana juga nasib dirinya yang miskin dan yatim piatu.

Akhirnya tanpa pikir panjang Helio pun bangkit dari duduknya dengan malas, setelah menenggak habis minumannya.

"Oh iya asal kau tau saja, belakangan ada kehebohan yang terjadi di negara yang berada paling dekat dengan Antartika. Aku lupa nama negaranya, tapi yang jelas ada sebuah laboratorium yang meledak di sana."

"Hah ? Lalu apa hubungannya kehebohan dan lab yang meledak ? Ayolah jangan berbelit-belit, dan pada intinya saja. Otak ku terlalu kecil untuk menerima informasi dengan bahasa alien seperti itu.."

Helio terdiam mendengar obrolan dua remaja di belakangnya, hatinya berteriak untuk cepat-cepat pergi tapi otaknya menahannya untuk mengetahui info lebih lanjut itu.

Meskipun kebenarannya masih di pertanyakan, tapi jika hal itu benar itu akan sedikit membantunya dari pada duduk linglung seperti keledai bodoh.

Apalagi katanya remaja tadi bilang itu info langsung dari kerabatnya yang ada di kemiliteran, meskipun bukan hal terpuji membocorkan informasi seperti itu tapi namanya juga manusia.

"Iya dengarkan dengan baik. Aku baru saja ingat, laboratorium yang meledak itu ada di negara Peris. Beberapa waktu lalu setelah lab itu hancur, banyak warga-warga di sana tiba-tiba di temukan tewas begitu saja. Awalnya itu di klaim sebagai efek radiasi, tapi entah mengapa hal serupa juga terjadi di Inggris beberapa bulan setelahnya.."

"Hei yang kau ucapkan ini benarkan ? Jangan bercanda ! Itu terlalu mengerikan tau. Dan lagi jika ketahuan oleh orang lain dan di sebarkan ini bisa di sebut pencemaran nama baik dan mengedarkan berita bohong !"

"Astaga sudah ku bilang ini info asli dari militer, kerabat dari ibu ku ada yang bekerja di sana tau !"

Helio mengelus dada perlahan, jantungnya berdetak tak nyaman.

Jika di pikirkan lagi ia sempat melihat sebuah video yang merekam detik-detik sebuah ledakan di Peris di media sosial, tapi ia tidak tau jika ternyata yang meledak di video itu adalah sebuah laboratorium.

Helio kembali membuka handphonenya, mencari video itu yang memang sempat like saat itu. Akan tetapi, video itu hilang.

[Video tidak tersedia]

Helio menelan ludahnya dengan susah payah.

"Ha.. Hahaha !" tawa Helio terdengar sumbang.

"Ini gila.." Gumam Helio dengan helaan nafas berat.

.........

Helio menatap kosong layar lcd raksasa yang terpasang di sebuah gedung mewah pencakar langit, tiba-tiba sebuah peringatan tentang bencana tingkat 1 di umumkan.

Ini belum satu bulan sejak ia menguping obrolan dua remaja nakal di cafe waktu itu, tapi kini kenyataan yang seperti mimpi buruk itu benar-benar terjadi.

'Saat ini pihak pemerintah bersama militer menghimbau untuk seluruh masyarakat untuk menghindari aktivitas berlebih di luar ruangan, dan melakukan kontak fisik dengan orang asing. Negara memberlakukan kode siaga 1, di harapkan semua pihak dapat bekerjasama sebaik-baiknya.'

Suara dari kepala negara menggema di jalanan, orang-orang untuk sejenak berhenti untuk melihat namun kemudian kembali acuh.

"Astaga jika seperti itu bagaimana kami bekerja. Ada-ada saja.."

"Apakah presiden juga melakukan prank sekarang ?"

"Kurang kerjaan sekali.. "

Helio masih menatap layar lcd raksasa itu dengan perasaan tak menentu, ia merasa keadaan tenang saat ini persis seperti suasana tenang sebelum badai menerjang.

Selepas pengumuman tentang himbauan siaga 1 bencana itu di siarkan pagi tadi, di siang hari layar televisi menampilkan berita tentang teror wabah mematikan di sebuah beberapa negara. Salah satunya menyebutkan wabah itu muncul pertama kali dari Peris.

"Seperti yang ku duga ! Ini benar-benar gila.." Pekik Helio dengan suara tertahan.

"Bagaimana jika dunia ini hancur dan terjadi kiamat zombie ?!" Gumam Helio dengan menggigiti kuku jarinya. Kebiasaannya saat sedang panik atau gugup.

"Anu.."

Brak

"Ha ?!" Teriak Helio terkejut yang membuat keseimbangan tubuhnya hilang dan menabrak kabinet di belakang punggungnya.

"Kak ? Anu saya mau pesan.." Cicit seorang perempuan yang ikut terkejut dengan respon dari Helio.

Saat ini Helio lupa jika dia sedang kerja part time di cafe gelato, ia terlalu fokus mengikuti berita yang di siarkan melalui handphonenya.

.........

6 bulan berlalu semenjak himbauan yang di suarakan kepala negara, total ada lebih dari 50 negara yang terinfeksi wabah dengan total kematian mencapai 80 juta jiwa.

Masyarakat mulai waspada pada tahap ini, bahkan militer turun tangan langsung ke jalanan untuk melakukan lockdown. Perbatasan negara, bandara, stasiun semua di jaga ketat dengan prajurit bersenjata.

Perekonomian hampir di setiap negara macet dan mengalami kemunduran.

PDD mengeluarkan dekrit untuk melakukan lockdown dan isolasi. Semua negara melakukannya termasuk Praza, kota kecil tempat tinggal Helio.

Semua orang menganggap serius keadaan pandemi itu saat jumlah korban menyentuh angka 300 juta orang dari total 50 negara, belum terhitung jumlah pasien yang terinfeksi dan terancam meninggal juga.

Dan angka itu di perkirakan akan terus naik seiring virus yang terus menyebar, dan saat ini pihak rumah sakit dari seluruh dunia baru memulai langkah awal pembuatan vaksin. Itu tidak sebanding dengan waktu wabah yang menyebar dengan cepat.

Lalu di atas semua kepanikan tentang wabah yang terus mengganas, ada beberapa oknum yang melakukan penyimpangan dan menyelewengkan wewenang mereka. Alhasil dari tindakan tak bermoral itu membuat korban jiwa semakin meningkat tajam.

Banyak orang tua yang kehilangan anaknya, begitupun anak-anak yang menjadi yatim dan piatu dalam semalam.

Sisi keji manusia yang mana di saat genting sekalipun, sisi kikir dari dirinya masih mampu muncul dan memeras darah dan daging sesamanya.

.........

"Bagaimana dengan pihak pemerintah saat ini ? kondisi semakin gawat dari hari ke hari. Bahkan jika harus di jelaskan secara terang-terangan, ini semua benar-benar di luar kendali. " ucap seorang pria dengan tubuh tegap dan berotot.

"Mayor, saat ini pemerintah sudah angkat tangan mengenai wabah. Apalagi ternyata vaksin gelombang pertama tidak memberi efek yang signifikan pada pasien terinfeksi."

Pria yang dipanggil mayor itu menghela nafas berat, ia yang bertugas sebagai prajurit pelindung negara pun di buat kelimpungan oleh wabah yang seperti mimpi buruk ini.

"Apa ada kemajuan dari negara lain mengenai penanganan pasien terinfeksi dan tempat evakuasi ?"

"Sebagian negara bukan hanya memblokir akses masuk tapi juga komunikasi, tapi jika melihat negara terdekat kondisi kita jauh lebih baik. Dan untuk saat ini kerjasama antar negara sedikit sulit Mayor."

"Oke, kita hanya bisa pelan-pelan.." Gumam mayor dengan desahan frustasi.

'Pandemi kali ini sepertinya akan menjadi pandemi paling mematikan, bahkan flu Spanil pun tak sampai memakan korban jiwa sebanyak ini. Jika ini terus berlanjut apa yang akan terjadi pada peradaban manusia sudah dipastikan musnah sepenuhnya.. '

..........

PS.

Semua nama kota, negara benua dan organisasi yang ada dalam cerita hanya fiktif. Jadi jangan tanyakan letak geografisnya, bayangkan saja sesuai imajinasi masing-masing.

Picture by Pinterest

Cast : Helio

Terpopuler

Comments

Kumbang 🐞

Kumbang 🐞

luar biasa, pemahan suku katanya saya salut/Applaud/

2024-01-25

0

ieru

ieru

bahasa enak gini. Lanjut thor

2024-01-21

0

Sederhana

Sederhana

sebagus ini, tapi kenapa View nya dikit.

2024-01-05

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!