Bavaria Park Muenchen
Arya membawa Riko ke sebuah taman yang sangat dikenal para warga Muenchen. Riko sangat suka lingkungannya yang ramai. Banyak orang yang menggelar kain piknik untuk menikmati bersama keluarga dan anjing-anjing mereka.
Warga Muenchen banyak memelihara anjing yang dibawa berjalan-jalan ke taman. Jerman juga memiliki aturan ketat pada warganya yang memiliki anjing dan dibawa berjalan - jalan tempat umum, harus bertanggung jawab dengan kotoran dari hewan peliharaan mereka.
"Tempatnya terlalu ramai kah Riko?" tanya Arya melihat sekelilingnya.
"Lumayan... " senyum Riko. "Tapi tidak apa-apa, Arya. Lagipula disini banyak anjing dimana-mana."
"Kamu suka anjing?" tanya Arya. "Aku sudah pernah memegang hampir semua ras anjing karena ibuku dokter hewan. Jadi dari kecil aku sudah terbiasa."
"Ibumu dokter hewan ?" tanya Riko sambil menggelar kain piknik di dekat rimbunnya pepohonan.
"Yup. Keluarga kami keluarga dokter kecuali adik kembarku yang perempuan" jawab Arya sambil duduk diatas kain piknik dan membuka keranjangnya untuk menata isinya.
"Kamu kembar?" Riko menatap Arya tidak percaya.
"Yup. Triplets. Aku paling duluan lahir, lalu adikku Benoit yang biasa dipanggil Ben tapi sekarang sedang terbang ke Tokyo untuk mendaftar spesialis bedah di Todai. Lalu bungsu kami, Charusmita atau biasa dipanggil Mita. Dia adalah penari balet tapi kemungkinan besar tidak bisa menari lagi..." ucap Arya sendu.
"Kenapa?"
"Mita mengalami kecelakaan lalulintas di Paris hampir dua bulan lalu. Dia selamat tapi kakinya patah di beberapa bagian dan yang paling fatal adalah di tulang metatarsal dan remuk di calcaneus. Dokternya, dokter Vikram Gupta, sampai harus berjibaku memasang bagian per bagian satu persatu..."
"Oh Tuhan. Jika bagian itu yang kena, maka untuk menari balet, kecil kemungkinannya untuk bisa fouettés..." ucap Riko.
"Kamu tahu gerakan balet?" tanya Arya.
"Sedikit. Aku suka balet tapi untuk menjadi balerina aku merasa tidak mampu. Tubuhku terlalu kaku macam papab cuci baju .. " kekeh Riko. "Lalu kalian semua keluarga dokter?"
"Yup, ayahku dokter bedah, ibuku dokter hewan, aku sedang mengambil spesialisasi penyakit dalam, Ben mengambil bedah di Tokyo, dan adikku, Mita benci dengan dokter ..." senyum Arya. "Ironisnya, Mita pernah bilang tidak mau mendapatkan pasangan dokter tapi dokternya dia sudah jatuh cinta pada adikku. Entah mereka bagaimana sekarang..."
"Dan sekarang kamu bertemu denganku yang juga seorang dokter yang hendak mengambil spesialisasi anak..." cengir Riko.
"Iya ya. Tidak jauh-jauh ketemunya dokter lagi..." balas Arya.
"Eh Arya, bisakah kamu memotret aku ? Mumpung ada yang bisa aku mintakan tolong..."
"Absolutely. Pakai ponsel kamu atau ponselku ?" tanya Arya.
"Ponselmu saja Arya." Riko pun berjalan ke pepohonan dan Arya mengambil beberapa gambar gadis itu.
Riko Ichida
***
Ruang Rawat Inap Mita di Paris Perancis
Mita memperhatikan Vikram yang membersihkan kasur lipat dan mengganti dengan seprai baru yang tampaknya dibelinya di sebuah toko perlengkapan tidur terkenal di Paris.
"Kenapa kamu ganti dengan seprai mahal? Bukankah mommy sudah menyediakan di lemari?" komentar Mita setelah lama tidak bersuara.
"Memangnya tidak boleh memberikan yang terbaik untuk calon mertua?" senyum Vikram.
"Haaaahhh?" seru Mita. "Calon mertua? Siapa calon mertua?"
"Dokter Raj Rao dan Dokter Gemintang Lexington Rao. Mereka adalah calon mertua aku. Oh, aku juga sudah menyiapkan manisan untuk mereka santap sebagai camilan..." jawab Vikram sambil tetap tersenyum lebar.
"What? Tunggu ! APAAAAA? Manisan ? Ooohhh kamu sangat India sekali !" omel Mita.
"Aku orang India, Mita. Kamu juga separuh India. Memangnya kenapa?" Vikram menghampiri Mita usai memasang seprai dan sarung bantal.
"Haaaiisshhhh ! Rasanya ingin aku hilangkan darah India aku. Adat Jawa saja sudah rempong, ketambahan India yang terkadang berkontraksi..."
"Kontradiksi, Mita... " kekeh Vikram sambil duduk di pinggir tempat tidur gadis itu.
"Ya itulah berawalan 'kon' berakhiran 'si' ..." eyel Mita.
"Kamu memangnya kenapa tidak mau sama aku?" Mata hazel Vikram menatap dalam ke Mita.
"Dengar ya Dokter Gupta terhormat. Satu, kamu dokter. Dua, kamu orang India. Tiga, kamu terlalu ganteng ! Aku sudah minta sama Allah kalau bisa aku diberikan jodoh satu, bukan dokter, dua, bukan orang India, tiga, wajah biasa saja ! Tapi kenapa semuanya kebalikannya?" rengek Mita sebal dengan sedikit menangis drama. (Menurut Raihanun mendramatisir segala sesuatu itu akan mendapatkan simpati dan empati ).
"Sayang, terkadang apa yang kamu minta, tidak seperti yang kamu harapkan. Allah tahu yang terbaik buat kamu. Mungkin aku yang dinilai terbaik bagimu?"
"Kepedean !" sungut Mita.
"Aku kan memang pede, Mita. Kalau tidak, bagaimana bisa mendapatkan kepercayaan dari para pasienku? Kalau aku tidak pede, bagaimana bisa aku konsentrasi di dalam ruang operasi bahwa aku mampu menyembuhkan pasienku atas seijin Allah?" jawab Vikram sabar.
"Dasar !"
Vikram memegang wajah Mita dengan tangannya. "Bagaimana jika kita menjalani hubungan ini ?"
"Mau berapa lama?" tantang Mita.
"Selamanya. Sampai maut memisahkan..." jawab Vikram serius.
Pipi Mita memerah mendengar jawaban Vikram.
***
Tokyo University, Medical Faculty , Tokyo Jepang
Benoit berjalan tergesa-gesa sambil membawa berkas-berkas dalam map plastik karena dirinya terlambat bangun tadi. Ben yang menginap di rumah Bianchi, merasakan yang namanya jetlag semalam hingga akhirnya kesiangan.
Pria jangkung itu berjalan menuju ruang administrasi dan tanpa memperhatikan jalan karena berkonsentrasi dengan mapnya hingga dirinya menabrak seseorang hingga berkas-berkas nya pun jatuh, begitu juga dengan berkas orang yang ditabraknya.
"Ah ! Sumimasen ( maafkan ). Gomen.. " ucap Benoit sambil membereskan berkasnya. Ben bisa melihat bahwa yang ditabraknya seorang gadis berambut pendek.
"Me de mite arukimasu ka ( Kamu jalan pakai mata nggak sih )?" bentak gadis itu.
"Shazai shimashita ( aku kan sudah minta maaf )" jawab Ben bingung.
Gadis itu mendongakkan wajahnya. "Chanto shita. Ryūgakusei bēsu ( pantas. Mahasiswa internasional )... Gaikoku hito wa Nihon no rūru o shiranai koto ga ōi ( orang asing sering tidak paham aturan di Jepang )" ucapnya sinis.
"What? Dōiu imi ( apa maksud kamu )?" balas Ben tidak terima. Pria itu memasukkan semua berkas nya ke dalam map plastik nya.
"Nihongo ga ryūchō dakaratoitte nani demo dekiru wakede wanai ( bisa berbahasa Jepang bukan berarti bisa seenaknya )!" Gadis itu pun berdiri, begitu juga Ben.
"Nihon no on'nanoko wa anata to onajiyōni bitchida to shirimashita ( Baru tahu ada gadis Jepang yang judesnya macam kamu )..." balas Ben judes.
"Dengar Shah Rukh Khan, aku memang judes !" ucap gadis itu. "Dasar Baka ( bodoh )!"
Gadis itu pergi meninggalkan Benoit yang masih terbengong bengong dengan galaknya gadis cantik itu. "Ya Allah, Baru mau daftar, aja saja cobaannya ..." gumam Ben.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Noey Aprilia
Mngkn dia abs mka singa kli,bru ktmu udh galak gt....😂😂😂....
btw,trima aja y mita....mngkn dia emng jdohmu.....
2023-12-07
1
heidiy
❤️❤️
2023-12-07
1
heidiy
nyunyun ngajarin yg ngga bener 🤣🤣
2023-12-07
1