Ketemu Lagi

Waktu berlalu begitu cepat. Liburan sekolah juga sudah usai. Tak terasa, besok sudah memasuki semester dua. Selama semester satu, tidak ada kejadian yang berkesan bagi Aerelle. Hari-harinya dipenuhi dengan kegiatan OSIS dan juga belajar. Apalagi ia juga menjadi anggota Rohis karena ingin menambah nilai agar mendapat kesempatan ikut tes perguruan tinggi favorit dengan jalan mudah melalui sekolah. Aerelle yang bercita-cita menjadi dokter ini, harus fokus dan sungguh-sungguh mengejar mimpinya.

Semester satu kemarin, ia berhasil meraih peringkat satu dikelas. Ibu Zahra Wali Kelasnya yang beraura killer itu, secara khusus memberi hadiah berupa sepatu baru. Aerelle langsung terharu karena saat masuk SMA kemarin, ia masih memakai sepatu lama dari kelas 2 SMP. Sepertinya Bu Zahra menyadari kondisi Aerelle yang bersusah payah untuk bisa sekolah, namun memilih tidak bertanya karena karakter Aerelle yang tertutup.

Aerelle membereskan buku-buku pelajaran kedalam tas dan menyiapkan segala keperluan untuk kembali bersekolah esok hari. Selama liburan sekolah, dia hanya dirumah saja. Orangtua dan juga kakak adiknya pergi berwisata. Mereka tidak mengajak Aerelle dengan alasan fisik lemah. Yah, benar juga sih! Aerelle tidak terlalu pandai berolahraga. Rasanya konyol sekali meninggalkan anak remajanya seorang diri dirumah dengan alasan lemah fisik. Bilang saja tidak mau mengajak. Yaahh sudahlah! Aerelle ingin cepat tidur agar bisa kembali nongkrong diperpustakaan sekolah yang sering kali sunyi. Tempat yang cocok untukku melepas penat usai belajar.

***

"Ciiee si juara kelas,"goda Sarah.

"Bisa aja nih!"sahut Aerelle datar.

"Kamu bisa gak sih, berekspresi dikit? Gue meneliti selama enam bulan, belum pernah liat kamu senyum,"

"Ekspresi gimana?"

"Maksudnya lebih ekspresif,"Sarah menjelaskan.

"Ini setelan pabrik,"jawab Aerelle cuek, lalu melanjutkan membaca buku biologi.

"Hahaha, sumpah! Gemes banget,"pipi Aerelle diuyel-uyel Sarah.

"Cakiii...(sakit)."

"Sarah, ngapain?"tahu-tahu Yuli nimbrung.

"Biasalah Sarah pasti gangguin Aerelle,"timpal Iva.

Sarah melepaskan cubitannya dan tersenyum puas.

"Gak ke kantin?"Aerelle meringis mengelus pipi.

"Iya ini mau pergi. Kamu makan disini?"tanya Yuli.

Setelah Aerelle membalas dengan anggukan, lalu mereka bertiga keluar menuju kantin.

Hari ini Aerelle tidak ke perpustakaan karena ada ulangan biologi jam satu siang. Ia memilih mengingat kembali materi pelajaran sambil makan siang dikelas. Entah kenapa, jam istirahat kedua hanya ada Aerelle saja dikelas. Diluar beberapa teman sekelasnya yang sedang bercanda dengan temannya. Dari suaranya, mereka adalah Faizal, Doni dan Ardi. Faizal yang bertubuh sedikit gempal dengan tahi lalat dekat hidung, Doni si Jangkung berkulit putih, dan Ardi si gempal berambut keriting dan kulit sawo matang. Mereka adalah Tiga Serangkai terkenal dikelas X5.

Aerelle buru-buru menyantap makan siangnya agar tidak ada yang tahu bahwa ia membawa bekal. Sejauh ini, hanya Sarah CS yang tahu.

Selesai makan, Aerelle merapikan kembali mejanya dan melangkah keluar untuk buang sampah. Sesampainya didepan kelas, Faizal menyapanya.

"Aerelle, sini gabung!"

"Enggak,"

"Duh, dingin. Si Putri Es,"celetuk Doni.

"Ngapain sendirian dikelas?"tanya Faizal.

"Belajar,"

"Anak teladan. Oh iya, ulangan biologi habis ini. Nyontek ya, Aerelle!"pinta Ardi cengengesan.

"Pemalas,"jawab Aerelle ketus disambut tawa mereka bertiga.

"Eh eh Aerelle, kenalin nih!"ujar Faizal menyeret tangan orang yang ternyata dari tadi berdiri disamping pintu kelas.

Aerelle sedikit terperanjat. Dia sama sekali tidak sadar ada orang yang sedari tadi berdiri disitu. Begitu ia melihat, Oh!! Si Nabrak tempo hari.

"Siapa ini Faizal?"tanya Aerelle.

"Enggak tahu???"Doni sampai kaget membelalakkan matanya.

"Kalau tahu, saya gak akan nanya!"jawab Aerelle sebal.

"Ini terkenal lho diangkatan kita. Masa gak tahu?"sambung Doni lagi masih saja tidak percaya.

Aerelle memandangi mereka semua satu persatu dan melengos masuk ke kelas. Buang waktu saja!

"Eit, eit, iya, iya. Panggil aja dia Richard,"Faizal setengah berlari mengejarku.

"Oh,"respon Aerelle datar.

"Mukanya jangan asem begitu,"komentar Ardi.

"Enggak mau,"Aerelle masih ketus.

"Kamu Aerelle kan? Salam kenal,"si cowok tinggi berkulit cerah itu mengulurkan tangannya. Aerelle menyambut uluran tangannya dan melepaskannya dengan sesegera mungkin, sampai tangan orang yang dipanggil Richard terpelanting.

"Buset! Baru kali ini ada yang nolakin elu segitunya. Hahaha,"Faizal tertawa.

"Mampus lu, kagak bisa nyombong lagi,"sambung Doni.

Si Richard itu malah cengengesan "Biar aja. Namanya juga Putri Es,"ucapnya.

Aerelle memilih meninggalkan mereka didepan karena ingin melanjutkan belajar Biologi. Selagi duduk dibangku, Faizal dan Doni tiada hentinya mengganggu dengan ucapan-ucapan mereka yang menurutnya sangat bodoh. Aerelle sama sekali tidak bergeming dengan ledekan mereka seolah menggodanya yang tidak tertarik dengan Richard.

Aerelle mencoba mengingat sosoknya dalam kepalaku. Dia tinggi, tapi masih dibawah Doni. Kelihatannya dia tidak terlalu banyak bicara. Sikapnya juga sopan. Sebetulnya ia menyadari Richard sesekali melirik kearahnya.

Kehebohan mereka bertiga terhenti karena satu per satu murid kelas X5 mulai kembali kekelas. Aerelle jam tanganku, 'Wah, sepuluh menit lagi udah jam satu siang,'gumamnya dalam hati. Ia langsung ke toilet dekat ruangan guru untuk mencuci peralatan bekalnya karena disana ada tisu basah dibandingkan toilet siswa yang tisunya pasti sudah hilang setelah jam istirahat pertama. Karena sudah banyak orang, Aerelle berani melangkah keluar tanpa perlu basa basi kepada Tiga Serangkai.

"Semangat ulangannya Aerelle,"sapaan lembut menghampiri telinganya.

Aerelle terdiam sebentar, dan memutuskan untuk tidak menoleh kearah sumber suara. Dia tahu itu Richard. Kenapa ya? Sejak bertabrakan awal semester satu, sebenarnya Aerelle menyadari cara pandangnya Richard yang aneh. Cara pandang seolah ingin bicara lama dan menjadi temannya. Aerelle merasa lebih baik tidak berurusan dengan orang yang dipanggil Richard ini.

Setelah perkenalan super aneh didepan pintu kelas X5, ia jadi sering berpapasan dengan Richard diruang guru. Karena Aerelle pengurus OSIS, mau tidak mau sering bolak balik untuk bertemu Ibu Melly. Richard ternyata sering dipanggil beberapa guru, tetapi dia tidak tahu penyebabnya. Tugas OSIS ini saja sudah menyita waktu dan perhatiannya. Tidak ada celah untuk memikirkan Richard. Terkadang samar-samar terdengar olehnya Richard dinasehati untuk lebih rajin. Ah, sudahlah. Fokus ini saja deh!

...****************...

Drap..drap..drap...

Langkah kaki terburu-buru menuju ruang OSIS. Ini sudah pasti langkah kakinya Kak Bagas, si grasa grusu.

"Aerelle, yang kemarin.....,"Kak Bagas membuka pintu seperti dikejar kuntilanak dengan nafas terengah-engah.

"Ini, sudah,"Aerelle memotong adegan yang akan dibuat Kak Bagas. Yup! Dia terkenal senang dramatisasi setiap bicara dengannya.

"Eh, eh? Lho, ini rangkumannya udah semua?"Kak Bagas membolak-balikkan buku itu berkali-kali.

"Iya,"jawab Aerelle singkat.

"Hoi, ngalangin jalan,"tegur Kak Hendra si Ketua OSIS yang mendapat julukan "Si Manis" sejak pelantikan OSIS. Dibelakangnya berdiri Kak Fitri.

"Hen, Hen, Aerelle tokcer dah. Kelar semua ini,"Kak Bagas antusias menunjukkan buku tersebut.

"Duuhh, tertolong banget. Bagas ceroboh, Min. Makasih,"Kak Hendra tiba-tiba saja mengelus rambut Aerelle, yang membuatnya mematung karena kaget.

"Wooo curang lu. Gua juga mau. Sini Aerelle,"Kak Bagas yang mau menyerobot seketika membuat Aerelle mengelak dengan gesit dan berdiri dibelakang Kak Fitri.

"Genit,"celetuknya.

"Kok Hendra boleh?"dia protes.

"Bodoh!"balas Aerelle sebal.

"Hahaha, aduh lucu. Tom and Jerry. OSIS tahun ini sungguh berwarna dengan adanya satu adik kelas yang imut ini,"seloroh Kak Fitri membuat Aerelle cemberut.

"Sana lu Gas, ke Pak Muhsin. Jelasin program itu. Gua mau ngerjain yang lain sama Fitri,"Kak Hendra menyuruh Kak Bagas bergegas pergi.

"Ok! Aerelle, I Love You,"canda Kak Bagas membuat Aerelle memasang muka super jutek. Yah, begitulah deskripsi Kak Fitri.

"Maaf Kak, boleh pulang? Udah selesai semua kok!"tanya Aerelle hati-hati.

"Oke boleh. Makasih ya. Hati-hati,"jawab Kak Hendra disambut anggukan Kak Fitri.

Aerelle berlalu dari ruangan OSIS dan buru-buru kembali ke kelas. Ia merasa lelah hari ini dan ingin cepat pulang.

...****************...

"Belum pulang Aerelle?"tanya pemilik suara yang hampir saja dia lupa. Si Richard!!

"Iya. OSIS."

"Ayo bareng sampai gerbang depan,"tahu-tahu dia sudah berdiri disamping.

"Jangan Richard,"cegahnya.

"Pppfffttt...uhuk, uhuk,"suaranya menahan tawa sambil batuk-batuk tidak jelas membuatku keheranan.

"Jangan heran gitu,"ia seakan membaca pikiran Aerelle.

"Ada yang salah?"

"Enggak. Yok bareng. Saya tungguin sampai kamu naik angkot,"ajaknya lagi.

Aerelle memilih tidak menjawab dan meninggalkannya begitu saja. Tapi Richard malah mengejarnya.

"Dingin amat. Bareng napa,"protesnya.

"Gak biasa,"

"Biasain kalau ada saya,"

"Kenapa?"

"Karena saya inginnya begitu,"

"Tidak mau!"balas Aerelle ketus.

Richard tertawa terbahak-bahak. Tanpa sadar, Aerelle sudah berjalan bersama dengan Richard menuju gerbang depan. Mau tidak mau, Aerelle jadi mendengarkan Richard yang bercerita bahwa dia terlambat pulang habis dipanggil Guru Agama karena tidur dikelas. Dia malah mengeluhkan Guru Agama yang cerewet. Dasar murid durhaka!

Pembicaraan Richard terhenti karena angkot yang biasa dinaiki Aerelle datang, dan berhenti depan halte sekolah. Akhirnyaaa...! Aerelle bergegas naik.

"Daahh Aerelle. Sampai ketemu besok,"Richard melambaikan tangannya. Semua diangkot tersenyum dan mendehem. Pasti salah paham semua. Heeiii....dia bukan pacarku!! Jerit Aerelle dalam hati.

Iseng, Aerelle melihat dari kaca angkot sosok Richard. Dia masih berdiri disana. Sosoknya lama-lama mengecil karena jarak dan hilang dari pandangan.

' Aneh. Dia kenapa ya? Aku ada bikin salah apa ya? Kenapa dia selalu datang saat aku lagi sendiri? Dia ngajak ngomong terus, jadi bingung gimana meresponnya ' pertanyaan-pertanyaan itu berputar dalam kepala Aerelle. Ia tidak mengetahui sama sekali bahwa sikap Richard hanya berbeda kepadanya saja dibandingkan dengan anak-anak perempuan lainnya disekolah. Sudahlah! Fokus belajar dan OSIS saja deh!

"Aerelle, sampai ketemu lagi,"gumam cowok misterius itu dalam hati.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Siapa cowok misterius itu??

2023-11-30

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!