Empat Serangkai

Sudah dua bulan Aerelle menjadi anak kelas satu SMA. Pertemanannya juga biasa saja karena tidak ada yang dijadikannya akrab. Dikelas ini, Aerelle menjadi pengurus kelas sebagai sekretaris, karena tidak ada yang bersedia meringkas buku dan mencatatnya dipapan tulis. Semua ini atas usulan sepihak Sarah, si jahil yang selalu menggodanya dengan celetukan aneh-aneh. Tak ketinggalan, Yuli dan Iva ikut mengompori hingga akhirnya nama Aerelle tertulis sebagai Sekretaris. Kelas langsung heboh setelah Aerelle memulai tugas pertamanya menulis dipapan tulis.

"Tulisannya Baguuussss!".

Ugh! Dasar kamu Sarah. Kalau bukan teman sebangku, pasti aku cubit. Gerutu Aerelle dalam hati.

Selama bersekolah disini, banyak anak tak dikenal dari kelas lain menyapanya. Awalnya Aerelle kebingunga tapi ia memilih mengabaikannya. Ia kemudian mengetahui dari Kak Arya yang suka sekali menghampirinya sepulang sekolah diruang guru. Dengan gaya sok ganteng (yaahh memang ganteng sih. Tapi ya sekedar itu), Kak Arya menjelaskan bahwa Kak Irzan dan Kak Monicq sengaja menyebarkan gossip karena mereka senang menjahili Kak Santo dan juga penasaran akan reaksi Aerelle. Sewaktu mendengarnya, dalam kepala Aerelle langsung mengumpat "Dasar Gila"!

Sekilas Empat Serangkai OSIS SMA 1 Karta,

Para elite OSIS periode ini adalah dari Kak Arya Sang Ketua, Kak Irzan Sang Wakil, Kak Maya Si Sekretaris dan Kak Monicq Si Bendahara. Mereka sudah berteman sejak SMP. Persamaan mereka berempat adalah latar belakang anak orang berada sekaligus berkuasa. Karena itulah mereka disegani disekolah ini, termasuk para guru.

Banyak yang mengira bahwa mereka adalah dua couple karena keakrabannya. Lebih tepatnya, banyak yang iri dengan pertemanan mereka. Kak Arya dan Kak Irzan bertubuh tinggi tegap (mungkin sekitar 175-an cm), berambut lurus dan berkulit cukup putih. Kak Arya bermata agak sipit, sementara Kak Irzan bermata sedikit lebih besar dari Kak Andi. Sedangkan Kak Maya dan Kak Monica sedikit lebih pendek dari Aerelle (160 cm), dan mereka berdua sama-sama berambut lurus sebahu.

Mereka beremlat selalu berangkat sekolah bareng dalam satu mobil Kak Arya atau Kak Irzan. Keduanya memang populer, tapi masih kalah jauh dengan Kak Santo. Kak Santo yang tambah populer karena kepiawaianny memetik gitar. Dia juga anggota Band Sekolah bersama dengan empat serangkai OSIS. Hal itu membuat mereka menjadi sangat populer. Bahkan angkatan Aerelle banyak yang nekat menembak Kak Santo. Wajahnya memang rupawan, tapi Aerelle tidak peduli. Baginya, berada didunia mereka hanya akan menghambatnya mendapatkan beasiswa perguruan tinggi.

...****************...

Sepulang sekolah dihari Sabtu jam 3 sore,

Aerelle sedang piket sendirian karena petugas piket lainnya mendadak izin pulang cepat karena ada keperluan. Tidak apa-apa sih, karena hanya tinggal membersihkan papan tulis dan membuang sampah. Saat sedang membersihkan Papan Tulis, terdengar bunyi ketukan pintu. Aerelle menoleh dan langsung sebal. Oh, mereka. Mereka menghampiriku dengan langkah ceria seperti gerombolan anak PAUD.

"Langsung wajah masam disamperin,"Kak Arya cengengesan.

Aerelle langsung melengos cuek, melanjutkan tugas piketnya.

"Gimana, jadi masuk OSIS? Kamu cocok gantiin posisi Maya,"ucap Kak Monica.

"Kenapa harus saya sih, Kak?"Aerelle mulai jengah selama 2 bulanan ini diganggu terus.

"Akhirnya dia nanya juga!!"sambut Kak Irzan setengah berteriak.

"Karena kami suka kamu,"jawab Kak Arya tersenyum.

Aerelle langsung melempar tatapan sebal kepada Kak Aeya dan membalikkan badan melanjutkan untuk menghapus White Board sembari bergumam 'Ketua Bodoh'.

"Ahahaha, bisa hangat sedikit gak sikapnya?"Kak Arya masih saja berusaha mengajaknya bicara.

"Setelan pabrik,"jawabku ketus.

"Buahahaaa...mampus lo!!"Kak Monica dan Kak Maya

ngakak.

"Kami tahu nikai akademik kamu bagus. Kamu cocok bantu Ketua dan Wakil Osis,"bujuk Kak Irzan.

"Kita juga nanya gimana kamu ke Wali Kelas dan beberapa guru. Terus diskusi sama Bu Melly, pembina OSIS. Bu Melly ngajar Kesenian dikelasmu kan? Penilaian kami gak salah. Posisi Sekretaris butuh orang rapi, disiplin sekaligus pintar. Kamu punya semua itu,"Kak Maya menjelaskan dengan lengkap disambut anggukan mereka bertiga.

Aerelle terdiam berpikir, jawaban apa yang layak kuberikan pada mereka. Lembaran OSIS masih tersimpan rapi dalam tasnya tanpa rusak sedikitpun. Setelah membersihkan White Board, ia melangkah ke mejanya dan mengeluarkan Formulir OSIS itu. Aerelle mulai gak enak hati menolak mereka. Sudah diganggu dua bulan begini, kalau masih bersikeras menolak, entah gangguan apa lagi yang akan mereka buat. Apalagi Aerelle sudah jadi bahan pembicaraan disebut "Anak Bawang Empat Serangkai".

"Formulirnya masih bagus begini,"Kak Arya kagum.

"Kakak benar Ketua OSIS?"tanya Aerelle

"Iya lah! Masa gak percaya?"dia kebingungan.

"Ketua itu imagenya diam. Ini kok cerewet banget?"sambungnya cuek.

Rasakan! Aku balas! Kak Arya yang paling jahil dan usil kepadaku. Gumam Aerelle dalam hati.

"Buahahaha, hahahaha, mampus lo Ar,"seru mereka bertiga kompak dan tertawa ngakak.

"Kamu acting sedikit kek. Jujur amat sih!"Kak Arya cemberut jadi bahan ledekan tiga orang temannya.

"Ya ya,"

"Ada uang saku bulanan lho untuk OSIS. Sekolah ini lain dari yang lain. Supaya siswa bersemangat dan belajar tanggung jawab. Sebulan seratus,"sambung Kak Monica.

Astagaaaaa, lupa banget! Iya ya, disini kan OSIS nya dapat uang saku per bulan. Makanya Aerelle mencari beasiswa di sekolah ini agar bisa masuk OSIS. Ia benar-benar lupa dengan goals yang ditulisnya sendiri.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Aerelle mengisi formulir tersebut. Lumayan uang saku untuk beli buku pelajaran. Aerelle sadae mereka saling tukar pandangan melihatnya yang langsung menulis setelah mendengar penjelasan Kak Monica. Ia tidak menghiraukan itu. Aku butuh untuk sekolah. Tahu apa mereka para anak orang kaya? Ucapnya dalam hati.

"Wah mata duitan juga,"celetuk Kak Arya.

"Lumayan buat beli buku pelajaran,"jawab Aerelle singkat.

"Pacaran kaliii...,"Kak Arya gak mau kalah.

"Ya terserah mikir apa,"sahut Aerelle cuek.

"Si Judes Mata Duitan,"dia meledek Aerelle.

"Ya,"sahut Aerelle asal.

"Ini formulirnya. Tolong kasih tahu Kak, prosedurnya. Rahasiakan ini,"ucap Aerelle menyerahkan formulir tersebut kepada Kak Arya.

"Kok rahasia?"dia balik bertanya.

"Pemilihan Ketua Osis belum dibuka kan?"

"Oh iya. Minggu depan acaranya. Mangkanya kita minta kamu duluan masuk OSIS sebelum buka pendaftaran,"

"Iya, saya udah tahu, Kak. Ketua OSIS kok malah lupa agendanya sendiri. Ketua Payah,"Aerelle membalas ejekan Kak Arya.

"Buset!! Udahlah dingin. Sadis lagi,"sahut Kak Arya.

"Permisi Kak. Mau buang sampah. Saya ingin cepat pulang. Kakak kalau mau pidato, besok saja Senin,"

"Buru-buru amat,"ucap Kak Irzan.

"Udahlah Zan, Ar. Gangguin Aerelle mulu. Makasih. Oh iya, abaikan aja kamu yang dibilang mata duitan. Becanda itu,"ucap Kak Maya.

"Oh, saya tidak peduli tuh!"

Mereka berempat tertawa ngakak seperti biasa. Aerelle langkah ambil seribu takut dicegat lagi dengan ocehan aneh-aneh. Begitu memasuki angkot, Aerelle bernafas lega. Ugh! Sulitnya sosialisasi itu. Semoga di OSIS bisa baik-baik saja.

...****************...

Hari Pemilihan Ketua OSIS

Suasana pemilihan anggota baru OSIS berlangsung sangat meriah. Bahkan kami mendapatkan snack ala-ala seminar. Lapangan biasa dipakai upacara dipasangi tenda agar semua tidak kepanasan karena pemilihannya diselenggarakan secara terbuka.

Akhirnya ketua yang terpilih berasal dari Kelas XI Jurusan IPA, sementara wakil dari kelas XI Jurusan IPS. Untuk posisi sekretaris dan bendahara dipilih secara acak oleh pembina melalui kertas gulung. Karena Aerelle sudah diminta duluan, ia yakin sudah ada skenario yang dirancang menghindari kecurigaan para siswa. Bendahara yang terpilih berasal dari kelas XI Jurusan IPA. Itu artinya, hanya Aerelle satu-satunya yang anak kelas X.

Aerelle langsung melempar pandangan sadis kearah Empat Serangkai. Sadar akan tatapan itu, mereka mulai cengengesan. Dengan lemas, Aerelle naik ke panggung agar semua siswa mengenal 4 Tahta Tertinggi dalam kepengurusan OSIS.

Untunglah bendaharanya adalah orang yang pernah ia kenal, yaitu Kak Fitri yang jadi pembina gugusku saat MOS. Setidaknya ia tidak terlalu canggung berada diruang OSIS bersama Ketua dan Wakilnya (entah siapa namanya, lupa).

Acara pemilihan itu ditutup dengan penampilan satu lagu dari anggota band sekolah. Empat Serangkai dan Kak Santo. Para siswi histeris meneriakkan nama Kak Santo. Yah, si tampan yang populer. Kalau dimasa kini, jadi ingat Film Cowok Tampan yang membuat Aerelle banyak tertawa. Aerelle mulai merasa sesak karena suasana yang berisik. Saat akan mencari tempat duduk, bahunya dicolek Kak Fitri.

"Yuk, ke ruang guru. Dipanggil Bu Melly,"ucapnya.

Aerelle mengangguk dan melangkah cepat. Lebih baik diruang guru yang sedikit legaan daripada sesak sekaligus berisik.

Bu Melly menyampaikan wejangannya mengenai OSIS dan gambaran umum program sekolah yang sudah dijalankan sekaligus tradisi sekolah. Aerelle mendengarkan dengan seksama sembari mencatat beberapa poin yang menurutku penting. Masuk OSIS disekolah ini mendapatkan uang saku seperti penjelasan Kak Monica, namun hanya untuk 4 posisi teratas saja. Anggota lainnya mendapatkan fasilitas gratis makan dikantin seminggu sekali dengan porsi maksimal lima ribu rupiah (zaman dulu segitu sudah besar dan super kenyang). Tak lama kemudian, datanglah empat serangkai untuk serah terima tugas.

Sekolah ini memang hebat. Sungguh cepat melakukan hal semacam ini. Yang biasanya terjadi ada berbagai macam rapat, namun disini langsung menuju pada intinya. Karena ada acara OSIS, Aerelle sudah memberitahu Ibunya bahwa hari ini pulang sedikit terlambat. Dia berbohong mengatakan ada kuis berhadiah buku pelajaran (padahal sudah lunas). Karena semua tugas rumah sudah dirapel dari Subuh, Ibunya memberi izin.

Aerelle berjalan mengikuti semua kakak kelas dan Bu Melly dibelakang. Ia merasa sangat canggung. Sialan! Benar-benar dikerjain. Anak Bawang itu dijadikan nyata. Hanya dia saja anak kelas sepuluh sementara 3 lainnya adalah kakak kelas. Sepanjang jalan menuju ruang OSIS, Aerelle lebih banyak diam.

"Nah, Ibu tinggal disini. Arya, Irzan, Maya dan Monica, silakan pandu dan serah terima tugas kalian dengan baik dan benar. Terima kasih sekali lagi atas usaha Arya dan Team,"Ibu Melly memberi sepatah kata, dan berlalu meninggalkan kami.

"Nih, semuanya. Ada dalam kardus ini. Semua dikelompokkan dari yang sudah dan belum dikerjakan. Gua masih sekolah disini. Tanya-tanya aja ntar,"tutur Kak Arya kepada si Ketua OSIS baru.

"Oke Bang. Thanks sebelumnya."

"Titip si Anak Bawang yak!"Kak Arya meledekku.

Semua yang diruangan tertawa. "Beres Bang!"jawab si Ketua OSIS baru.

"Aerelle diem aja. Sakit gigi?"Kak Arya seolah tidak ada kapoknya meledek.

"Halo. Mohon bantuannya,"Ketua OSIS baru mengulurkan tangan kepada kami anggota baru. Begitu sampai kepada Aerelle, ia menyambut uluran tangan itu dengan sedikit bingung.

"Oh, iya Kak,"

"Ada apa?"tanya Kak Fitri.

"Itu....."Aerelle mengatakannya.

"Oh, gua paham. Gak tahu nama Ketua dan Wakilnya ini pasti. Bener kan?"tebakan Kak Irzan tepat sasaran.

Begitu Aerelle mengangguk pelan, dan seketika suasana diruangan OSIS menjadi riuh. Apalagi Kak Arya, ketawanya paling kencang. Kak Irzan sampai melompat disofa saking kurang kerjaannya. Sialan nih Kak Irzan!

"Gua Hendra. Dan ini Bagas, wakil. Lalu Fitri, Bendaraha. Jangan lupa nama kami ya,"ujar Kak Hendra Ketua OSIS baru memperkenalkan teman seangkatannya dan tersenyum kearah Aerelle.

"Halo. Saya Aerelle kelas X5. Mohon bantuannya juga kakak-kakak,"jawabnya malu.

Aarrgghh! Sialan banget Kak Irzan. Kenapa menebak terang-terangan sih?!

"Ngapain aja tadi? Ngelamun jorok nih pasti!"tuduh Kak Irzan.

"Ngarang!!"balas Aerelle judes.

"Kasih kerjaan yang banyak Hen,"sambung Kak Arya membuat Aerelle melotot. Kak Arya puas banget ngetawain Aerelle hari ini.

"Maaf Kak, ini sudah?"tanya Aerelle ke Kak Hendra.

"Udah dijelasin semua sama Kak Maya?"tanya Kak Bagas.

"Bukannya Kak Bagas udah tahu dari awal?"tanya Aerelle balik.

"Hehe, jangan jutek-jutek gitu. Senyum. Senyum. Iya tahu. Kamu paling awal gabung OSIS. Udah diceritain,"ungkapnya dan tersenyum.

"Oh. Gitu. Terus kenapa nanya?"

"Dingin ya. Kayak kulkas,"sambung Kak Bagas.

"Kalau gitu saya boleh pulang?"tanya Aerelle lagi.

Kak Hendra dan Kak Bagas mengangguk.

Aerelle langsung pamit meninggalkan ruangan OSIS. Sebelumnya memang dia sudah dijelaskan oleh Kak Maya mengenai tugas Sekretaris OSIS. Aerelle juga sudah membuat catatan tersendiri. Hanya ke ruangan OSIS yang belum pernah diajak. Baru saja mau meninggalkan ruang OSIS, Kak Arya meledek lagi.

"Ah pacaran kali mah buru-buru pulang."

"Iya. Sama kambing!"sahutnya ketus.

Hahaha...hahaha...semua disana tertawa ngakak. Buru-buru ia menjauhi ruang OSIS untuk cepat pulang. Dasar Kak Arya dan Kak Irzan. Sialan banget mereka hari ini. Ugh!

...****************...

Dalam langkah cukup tergesa, Aerelle ditabrak oleh siswa laki-laki yang sedang membawa beberapa gulungan kalender. Gulungannya sangat banyak, jadi wajar saya dia menabrak. Aerelle memutuskan untuk membantunya karena ia bisa merasakan bagaimana repotnya melakukan semua itu sendirian.

"Makasih Aerelle,"ucapnya lembut.

Aerelle langsung menoleh seperti orang waspada.

"Jangan kaget gitu dong! Saya bukan setan,"dia tersenyum geli.

"Dibawa kemana ini?"Aerelle mencoba tidak terpancing dengan candaannya.

"Keruang BK. Mau bantu?"

"Iya boleh. Ayo cepat!"ajak Aerelle dengan langkah terburu-buru.

Karena dikejar waktu, Aerelle sampai lupa bertanya kepada anak itu bagaimana ia tahu namanya. Tanpa Aerelle tahu, anak itu tersenyum lembut menatap punggungnya yang membawa gulungan kalender itu.

"Akhirnya gua bisa juga ngomong sama dia,"gumam cowok misterius itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!