Fokus Kehidupan Sendiri

“Len, besok aku ada pelatihan untuk sistem baru toko di salah satu cabang luar kota. Sepertinya aku satu bulan disana” Ucap Bagas pada Lena.

Lena terdiam sejenak, “Dimana mas?” Tanya Lena.

“Di Surabaya, sayang. Nanti aku disana ada mess khusus untuk karyawan. Gantian gitu, hari ini sampai satu bulan kedepan ada beberapa orang, bulan selanjutnya ada lagi yang lain jadi, toko gak akan tutup” Bagas menjelaskan semuanya ke Lena.

“Kapan berangkat?” Tanya Lena lagi.

“Nanti sore” Jawab Bagas.

“Naik motor? Ke Surabaya?”

“Iya dong, Len. Nanti berangkatnya bareng-bareng sama yang lain”

“Hmm, baiklah. Pasti banyak perempuan-perempuan juga kan yang ikut? Hati-hati disana ya, mas. Gak boleh nakal, gak boleh lirik sana-sini. Mana jarang ketemu” Ucap Lena, nadanya terdengar merengek. Sebenarnya tentu saja tidak rela jika kekasihnya harus jauh.

Pasalnya mereka tidak banyak memiliki waktu bersama. Seperti sekarang misalnya, jika tadi Lena tidak bolos kerja, entah kapan keduanya akan bertemu. Lena libur di hari minggu dan tanggal merah, sementara Bagas libur di hari Jum’at dan ketika tanggal merah datang dia akan sibuk dengan toko.

Kali ini mereka sedang berada di salah satu tempat wisata, kebun binatang. Karena tadi mereka datang menggunakan motor, jadi mereka tidak melihat-lihat binatang. Nyatanya, niat awal mereka kesana hanya untuk melihat pertunjukan the tample of terror. Terdengar remeh tapi, sangat menyenangkan bagi Bagas, apalagi Bagas tidak pernah menginjakkan kaki di kebun binatang katanya.

Sedangkan mereka menyempatkan mengobrol di tengah jam makan siang ini, ditemani dengan gemericik hujan di luar sana yang mulai jatuh meski tidak deras.

“Iya, Len. Kamu juga baik-baik disini, pokoknya kalau Rangga atau Edwyn mengganggu, gak usah digubris, itu akan membuat mereka makin senang mengganggu kamu” Pesan Bagas.

“Siap pak bos” Lena menaikkan tangannya seperti hormat pada Bagas.

Gadis itu memang sering bercerita bagaimana hari-harinya di tempat kerja, tidak untuk membuat Bagas cemburu tapi, semuanya mengalir begitu saja dari bibirnya.

...***...

Edwyn meletakkan anaknya ke kasur, membiarkan bayi mungil itu pergi ke alam mimpi setelah bermain bersamanya seharian.

Rupanya Edwyn sedang mengambil cuti karena harus menjemput sang istri dari rumahnya di luar kota. Selama perjalanan menggunakan motor, rasanya tubuh Edwyn juga remuk, dia akhirnya memilih merebahkan diri di samping sang anak.

“Perjalanan begitu melelahkan ya, sayang” Ucap Edwyn lalu mengecup pipi gembul putranya.

Mei bersama dengan ibu mertuanya sedang memasak di dapur, wanita itu terlihat masih begitu cantik meskipun tidak sempat merawat diri pasca melahirkan, waktunya habis tergerus untuk mengurus anak.

Memilih menjadi ibu rumah tangga bukanlah sesuatu yang mudah baginya, mengingat dirinya bahkan belum pernah menginjakkan kaki sebagai karyawan di perusahaan manapun. Dia ingin bekerja tapi, keadaan mengatakan hal lain.

“Nduk, Ekmal nanti biar tidur sama ibu ya. Kamu bisa bebas berdua dengan Edwyn nanti, dia sepertinya sangat merindukanmu sampai akhir-akhir ini jadi sering murung kayak orang habis patah hati” Ucap bu Anis, ibu Edwyn kepada Mei.

“Oh iya, bu” Jawab Mei dengan senyumnya yang menawan.

Setelah rampung dengan urusan masakan, Mei merebus air untuk memandikan Kemal, sembari menunggu air mendidih, wanita itu berniat menyiapkan baju dulu untuk anaknya.

Ceklek

“Lah?”

Mei dibuat terkejut juga senang melihat dua laki-laki tertidur pulas di kasurnya dengan posisi yang sama.

“As father as soon” Gumam Mei. Dia dengan perlahan memasuki kamar, membuka lemari baju, dan melakukan hal-hal lain dengan hati-hati agar tidak mengusik suami juga anaknya.

“Sayang, itu kamu?” Gumam Edwyn, matanya masih tertutup, tapi sepertinya sedikit terusik karena Mei sedikit agak keras ketika menutup lemari tadi.

“Mas, kok bangun? Udah tidur lagi aja” Balas Mei.

Seketika Edwyn membuka matanya. Saat itu terlihat mata lelahnya memandang Mei sayu.

“Peluk dulu, sini” Ucap Edwyn.

Apa yang dikatakan ibu mertuanya tidak salah, suaminya terlihat sedikit kurus memang.

“Mas, selama aku gak ada di rumah kamu makan atau nggak sih? Kamu kurusan banget” Ucap Mei.

“Makan kok, cuma gimana lagi urusan kerjaan banyak banget, sayang” Jawab Edwyn, lelaki itu begitu nyaman di pelukan istrinya. Posisi Mei yang sedang berdiri, dan posisi Edwyn sedang duduk membuat lelaki itu malah memeluk pinggang istrinya.

“Aku belum mandi, mas. Ini bau masakan, aku mau mandiin Ekmal dulu kamu lanjut tidur aja” Ucap Mei.

Edwyn mengerucutkan bibirnya, membiarkan sang istri membawa sang anak ke gendongan Mei untuk mandi bersama.

Setelah Mei keluar dari kamar dan menutup pintu, Edwyn berdiri dan menatap dirinya di kaca, “Pantas saja kurus, di pabrik ketika istirahat aku tidak ada makan nasi, hanya menyantap sedikit camilan sambil memperhatikan mereka.

Sadar, Edwyn. Kemarin ketertarikanmu pada Lena hanya karena Mei tidak di rumah jadi, ayo kembali seperti sebelum kamu mengenal gadis itu, sekarang istri dan anakmu sudah di rumah, fokus dengan keluarga kecilmu” Gumam Edwyn pada dirinya sendiri.

Episodes
1 Mendapat Pekerjaan
2 Lingkungan Baru
3 Rumah
4 PDKT?
5 Bagaimana Jika Tidak Seperti yang Kamu Pikirkan?
6 Panggilan Interview Lena
7 Interview Interaksi
8 Pesona Lena
9 Izin Kerja
10 Ternyata
11 Bagas Adiatma
12 Ketemu mantan
13 Balikan
14 Terikat
15 Fokus Kehidupan Sendiri
16 Satu Tahun Berlalu
17 Putus
18 Galau
19 Pingsan
20 Self Healing
21 Menemani Lena
22 Rumah Edwyn
23 Oh Baru Putus
24 Telur Naga
25 Senada
26 Bertemu Bagas
27 Resign
28 Kemarahan Edwyn
29 Babak Baru
30 Healing bikin Pusing
31 Setelah Bertemu
32 Masalah
33 Pengasuh, Dahlia
34 Dari Jauh
35 Takdir
36 Hukuman Ekmal
37 Bertemu
38 Bunda
39 Akrab
40 Deeptalk
41 Curhat
42 Bagaimana Bisa?
43 Sial, tapi Sempurna
44 Tidak Gratis
45 Rumah Lena
46 Makan Malam
47 Cerita Ekmal
48 Rahasia
49 Nenda
50 Mulut Tetangga
51 Memberi Pengertian
52 Gelandangan Pinggir Jalan
53 Kok gak sama?
54 Janjian
55 Mau Adik
56 Imam
57 Malang Night Paradise
58 Kapan-kapan Lagi
59 Tetangga Julid
60 Perhatian Edwyn
61 Godaan Lia
62 Makan Siang
63 Apakah Kita Bisa Mencobanya Lagi?
64 Kita Bisa Mencobanya
65 Akrab
66 Pertemuan Pertama.
67 Godaan Edwyn
68 Lamaran di Bawah Senja
69 Persiapan
70 Semakin Dekat
71 Hari itu Tiba
72 Suami Istri
73 Keluarga Hangat
74 Sempurna
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Mendapat Pekerjaan
2
Lingkungan Baru
3
Rumah
4
PDKT?
5
Bagaimana Jika Tidak Seperti yang Kamu Pikirkan?
6
Panggilan Interview Lena
7
Interview Interaksi
8
Pesona Lena
9
Izin Kerja
10
Ternyata
11
Bagas Adiatma
12
Ketemu mantan
13
Balikan
14
Terikat
15
Fokus Kehidupan Sendiri
16
Satu Tahun Berlalu
17
Putus
18
Galau
19
Pingsan
20
Self Healing
21
Menemani Lena
22
Rumah Edwyn
23
Oh Baru Putus
24
Telur Naga
25
Senada
26
Bertemu Bagas
27
Resign
28
Kemarahan Edwyn
29
Babak Baru
30
Healing bikin Pusing
31
Setelah Bertemu
32
Masalah
33
Pengasuh, Dahlia
34
Dari Jauh
35
Takdir
36
Hukuman Ekmal
37
Bertemu
38
Bunda
39
Akrab
40
Deeptalk
41
Curhat
42
Bagaimana Bisa?
43
Sial, tapi Sempurna
44
Tidak Gratis
45
Rumah Lena
46
Makan Malam
47
Cerita Ekmal
48
Rahasia
49
Nenda
50
Mulut Tetangga
51
Memberi Pengertian
52
Gelandangan Pinggir Jalan
53
Kok gak sama?
54
Janjian
55
Mau Adik
56
Imam
57
Malang Night Paradise
58
Kapan-kapan Lagi
59
Tetangga Julid
60
Perhatian Edwyn
61
Godaan Lia
62
Makan Siang
63
Apakah Kita Bisa Mencobanya Lagi?
64
Kita Bisa Mencobanya
65
Akrab
66
Pertemuan Pertama.
67
Godaan Edwyn
68
Lamaran di Bawah Senja
69
Persiapan
70
Semakin Dekat
71
Hari itu Tiba
72
Suami Istri
73
Keluarga Hangat
74
Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!