Enam Belas

Aluna tampak ragu untuk memberikan tas dan sepatu miliknya yang didapat dari kotak misterius. Namun Bella tak menyerah untuk meyakinkan Aluna jika dua benda tersebut sangat berbahaya bagi jiwanya.

"Begini Aluna, aku akan menggantikan tas dan sepatu milikmu itu dengan yang lebih bagus, kakak janji okey. Tapi berikan tas dan sepatu tersebut kepada kakak ya??" bujuk Bella

Aluna memegang erat kedua benda tersebut karena tak rela jika menyerahkan benda tersebut kepada Bella dan Atta.

"Eidhara Ikhsanoo Bellasthas"

Cring

Cring

Muncul tas dan sepatu baru di tangan Bella, Aluna melihatnya dengan mata yang berbinar-binar. Tas yang sangat bagus dan berkilau dengan hiasan bintang -bintang yang bercahaya dan sepatu yang sangat indah ber-hak pendek dengan hiasan pita kecil di bagian depan.

"Itu buat aku kak??" tanya Aluna

"Tentu saja Lun, memangnya buat siapa lagi," ucap Bella dengan senyum terkembang.

Tanpa rada ragu Aluna menukar tas dan sepatu miliknya dengan tas dan sepatu yang ada di tangan Bella. Aluna bahkan langsung memakainya dengan riang gembira.

"Kak, ini bagus sekali. Pasti besok teman-temanku akan memuji nya. Terima kasih banyak kak Bella dan Kak Atta," ucap Aluna dengan tulus

"Sama-sama cantik. Oke kakak sekarang kakak tunjukkan ya kalau kedua benda ini tuh sebenarnya palsu," ucap Bella

Atta langsung meminta untuk Aluna mundur beberapa langkah agar tidak terkena efek saat Bella menghilangkan energi negatif dari kedua benda tersebut.

Dhaaasshhhh

Kilatan cahaya hijau keluar dari ujung jari Bella dan langsung mengarahkan kepada kedua benda tersebut. Angin berhembus kencang, suhu udara disekitar mereka menjadi sangat dingin. Atta langsung memeluk tubuh Aluna agar tidak kedinginan. Bella mengerahkan energi untuk menghilangkan energi negatif yang menyelimuti kedua benda tersebut.

Akhirnya Bella berhasil mengembalikan wujud asli kedua benda tersebut. Aluna tampak tak percaya dengan apa yang dia lihat. Ternyata tas dan sepatu yang dia dapatkan dari kotak misterius berubah menjadi bentuk aslinya yaitu batu karang yang tak berbentuk.

Tubuh Aluna langsung membeku dan ketakutan, terkejut apa yang dia yakini selama ini hanyalah tipuan atau ilusi.

"Kakak mohon Aluna jangan lagi mendatangi kotak tersebut ya. Ada makhluk jahat yang sedang mengincar jiwa Aluna. Untung saja Aluna baru meminta dua hal, jika sudah empat hal maka saat pertukaran terakhir makhluk tersebut akan meminta tubuh dan jiwa Aluna," ucap Atta mengingatkan Aluna

"Iya Kak Aluna janji, sekarang Aluna tidak akan pernah mendatangi tempat tersebut. Aluna akan berusaha mengumpulkan uang lebih banyak agar bisa membeli barang-barang yang Luna inginkan," janji Aluna sambil terisak menangis.

"Sudah adik cantik jangan menangis ya. Kalo Luna mau, Luna bisa bantuin kak Atta jaga toko kue kakak, kebetulan setiap sore disana suka kewalahan melayani pembeli. Jika Luna bersedia nanti kakak akan berikan gaji untuk Luna setiap bulannya," ucap Atta memberikan penawaran.

Senyum merekah tergambar jelas di bibir mungil Aluna. Dengan semangat Aluna menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Atta.

"Maaf Luna kak Bella ingin menanyakan sesuatu, tapi tolong Jawab dengan jujur ya. Apa ada orang lain yang mengetahui tentang keberadaan kotak tersebut?" tanya Bella.

Aluna menggelengkan kepalanya,

"Kayaknya nggak ada kak, soalnya Luna tidak pernah bercerita kepada siapapun."

"Okey bagus kalo begitu!"

.

.

Keesokan harinya, Aluna pergi ke sekolah dengan terburu -buru. Pagi ini dia harus membantu ibunya mengantarkan beberapa kue buatan ibunya ke beberapa toko. Untung saja Aluna tidak terlambat masuk sekolah.

Aluna sampai di halaman sekolahnya namun nampak begitu sepi, agak aneh karena biasanya sebelum bel masuk ramai oleh temen-temennya yang bermain di halaman. Lantas Aluna bergegas menuju kelasnya.

"Aaahhh keren sekali handphone ini, pasti harganya mahal. Lihatlah ada taburan yang mirip batu berlian, sangat berkilau," ucap salah seorang anak

"Ini juga jaketnya Irene sangat bagus. Kok bisa sih sudah punya produknya, padahal jelas-jelas aku baru melihat iklannya tadi malam. Kata ibuku ini tuh limited edition," timpal anak yang lain.

Irene menjadi besar kepala. Dia merasa sangat puas mendapatkan perhatian dan pujian dari teman-teman sekelasnya.

"Tentu dong, aku kan anak kesayangan dari orang tuaku pasti mereka selalu memberikan yang terbaik untukku," ucap Irene sambil menyingsingkan lengan bajunya sehingga terlihat apa yang dia pakai di pergelangan tangannya.

"Woow, ini kan jam tangan yang edisi tahun baru kemarin. Dengar-dengar hanya ada 3 buah saja di dunia. Kok kamu bisa punya. Gila, hari ini kamu sangat keren Irene," puji teman lainnya.

Irene tampak puas, total tiga buah benda baru yang ada di tangannya. Tak sia-sia kemarin dia mengikuti Aluna hingga ke sebuah gang sempit dan menemukan kotak misterius.

Ya.. Irene yang sudah mengikuti Aluna. Awalnya dia ketakutan dengan suara kotak misterius tetapi detik berikutnya dia langsung membuat tiga permintaan dengan menukarkan tiga benda kesayangan sekaligus.

Aluna tampak heran dengan teman-temannya yang berkumpul di bangku belakang. Aluna memang tidak melihat Irene karena tertutupi oleh tubuh teman-temannya.

"Hai teman-teman lihatlah Aluna datang. Itu-itu dia cantik sekali kayak putri Cinderella. Ah cantiknya tas dan sepatunya, berkilau," pekik salah gadis. Dia lalu menghampiri Aluna yang tampak kikuk.

Teman yang lain yang penasaran melihat tas dan sepatu baru Aluna segera meninggalkan Irena. Mata-mata mereka begitu bercahaya melihat milik Aluna yang sangat indah. Hiasan bintang -bintang itu sangat memukau, seperti bintang sungguhan.

"Ini dari kakak yang baik hati," ucap Aluna dengan malu-malu.

"Ahh kamu beruntung sekali sih Aluna, Padahal kemarin kamu baru saja dapat sepatu baru. Sekarang kamu udah dapat lagi sepatu dan tas yang baru, bagus banget lagi," ucap salah seorang temannya.

"Ini hanya benda murah kok, bukan sesuatu yang sangat mahal. Mana mungkin aku bisa.membeli barang mahal seperti milik Irene. Orang tuaku kan hanya penjual kue, memiliki sedikit tabungan saja sudah sangat bersyukur," ucap Aluna rendah diri

"Ih kamu ngomong apaan sih Lun. Walaupun ini bukan barang mahal tapi ini sangat bagus dan cantik. Pengen deh punya tas dan sepatu sebagus ini. Aku rasa ini cocok untuk anak-anak sekolah seusia kita. Bener-bener cantik!!!"

Aluna hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan dan pujian yang berasal dari teman-temannya. Sedangkan Irene mengepalkan tangannya menahan emosi yang sudah membara di dalam hatinya. Dia tidak menyangka Aluna akan merebut perhatian teman-temannya lagi, kali ini Irena tidak akan melepaskan Aluna kembali. Dia akan membuat Aluna sadar diri dengan posisinya yang hanya seorang anak dari keluarga miskin.

Jam istirahat dimulai, semua anak mulai keluar dan menuju kantin. Aluna seperti biasa memakan bekal makanan yang dia bawa dari rumah. Hari ini dia ingin berhemat agar bisa mengumpulkan uang lebih banyak.

Tiba-tiba sebuah tangan mencengkram kuat pergelangan tangannya sehingga terasa sedikit perih. Aluna menegakkan kepalanya untuk melihat siapa yang sudah membuatnya kesakitan.

"I-rene lepaskan, ini sakit!!!" Rintih Aluna

"Hai gadis cantik, segera ucapkan permintaanmu yang ke tiga dan ke-empat sehingga aku akan segera memiliki tubuh dan jiwamu. Hahahahaha"

Terpopuler

Comments

🌺🌺White_Angel🌺🌺🌺

🌺🌺White_Angel🌺🌺🌺

sekolah kok jadi ajang pamer /Scream//Scream/

2023-12-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!