بسم الله الرحمن الرحيم
▪︎▪︎▪︎
Sore hari, Dea duduk termenung di dalam kamar. Dea benar-benar bosan, selama hidupnya yang kini sudah 19 tahun tidak pernah di atur oleh siapa-pun.
Bahkan kuliahnya sampai kandas di tengah jalan, lantaran Dea malas masuk kampus. Hanya berkeliaran di tempat-tempat dosa. Dan berfoya-foya, menghabiskan uang, untung saja kedua orang tuanya meninggalkan harta.
"Bibi ..." panggil Dea.
"Ada apa nak?" tanya Bibi Rani.
"Aku mau makan bakso, apa di sekitar sini ada yang menjual bakso?"
"Ada nak, tepat di depan pesanten warung tempat menjual bakso."
"Kalau gitu Dea mau makan bakso dulu." Ucap Dea hendak melangkah.
"Dea, ganti baju dulu. Di depan mungkin ada banyak orang," ucap Paman Zaki.
"Gak usah ahh, Dea udah kebelot suka makan bakso." Dea berlari keluar meninggalkan paman Zaki.
"Astagafirullah anak itu." Paman Zaki mengelus dadanya.
"Sabar pak, semua butuh proses. Dea itu masih remaja, apalagi ia sudah terbiasa hidup bebas. Kita akan mendidiknya pelan-pelan, insya'allah Dea akan menjadi anak baik." Bibi Rani tersenyum.
"Iya bu, jangan lupa ajak Dea ke pesantren. Ada tadarus sebentar."
"Iya!"
Sementara itu Dea berjalan dengan santai, sambil melihat ke sekitar. "Muslim semua orang di sekitar, mana kerudungnya panjang lagi." gumannya.
"Assalamu'alaikum mbak," ucap seorang perempuan yang seumuran dengannya.
"Enak aja, aku itu bukan mbak-mbak tukan sayur ya." Balas Dea ketus.
Perempuan itu tersenyum. "Maaf, tapi mbak harus jawab salam saya dulu."
"Walaikum'salam..." ucap Dea.
"Kenalin nama saya Yuli, kalau kamu?"
"Aku Dea."
"Kamu mau kemana Dea? Aku baru pertama kali melihatmu, apa kamu pendatang baru?" tanya Yuli memperhatikan penampilan Dea.
Dea hanya menggunakan rok jeans sebatas paha. Dan kaos berwarna hitam polos agak sedikit ketat. Sehingga lekuk tubuhnya terlihat jelas.
"Mau makan bakso," ucap Dea langsung menarik tangan Yuli.
"Temani aku makan bakso, ntar aku traktir." lanjutnya.
Yuli hanya mengangguk, mengikuti langkah kaki Dea. Tiba di warung itu, Dea melepaskan tangan Yuli.
Yuli mendahului Dea masuk ke dalam. "Assalamu'alaikum."
"Walaikum'salam," Jawab seorang pria yang sedang makan.
Dea mengikuti langkah kaki Yuli tanpa mengucapkan salam, lalu ia memilih duduk di seberang pria itu.
"Dea kamu mau pesan bakso?" tanya Yuli.
"Iya, memang itu tujuan aku datang ke sini." Jawab Dea acuh, kembali mempokuskan pandangannya pada layar ponselnya.
Pria yang ada di seberang Dea menglihkan pandangannya menatap Dea. Pria itu adalah Azmi, yang biasa di sapa sebagai ustadz Azmi.
"Astagafirullah halazim."
Ustadz Azmi beristifar, sebab matanya tidak sengaja menatap Dea. Yang penampilannya begitu terbuka.
"Nih," Yuli menyerahkan semangkok bakso ke arah Dea.
"Kakak gak mengajar?" tanya Yuli.
"Gak, nanti besok insya'allah." Jawab ustadz Azmi.
Yuli menatap Dea, yang sudah melahap makannya. Tanpa mempedulikan bagaimana tata cara makan yang benar.
"Dea?"
"Hm..."
"Kamu dari mana? Tinggal di mana? Kita kan sudah berteman, jadi kapan-kapan aku bisa main ke rumah kamu."
"Aku dari dari kota, aku tinggal sama paman Zaki. Kamu main ke rumah paman aku dong, sepi di rumah. Gak di boleh keluar," ucap Dea.
"Jadi kamu keponakan ustadz Zaki?" tanya Yuli terkejut, Dea mengangguk.
"Udah kenyang ihh, kamu makan ajak aku ngomong segala." Gerutu Dea.
"Dea, kamu bisa kan pakai baju yang sedikit tertutup?"
"Malas, gerah aku. Udah aku duluan ya. Nih bayarin baksonya." Pamit Dea sambil berlari meninggalkan Yuli.
Yuli membayar makanan, lalu dia menghampiri kakaknya. "Kenapa kak?"
"Gak apa-apa, cuman sedikit kaget aja lihat teman kamu."
"Iya, itu namanya Dea. Yang sering di ceritain sama ibu Rani, katanya Dea gak bisa di atur sama orang lain. Kecuali paman dan bibinya, yaitu ustadz Zaki sama ibu Rani."
"Oh..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Mamah Kekey
Alhamdulillah mampir kk
2023-11-23
0
Nailil Ilma
semangat kak, salam dari Cinta Anak Pesantren 😍
2021-08-21
0
mastura librae
pak ustadjaga mata😂
2021-08-04
0