Violetta Angeline

Violetta Angeline

Bab 1

Saat Violetta sedang berada di sekolah tiba-tiba mendapat kabar bahwa kedua orang tuanya kecelakaan.

tok tok tok

"Eh, pak Burhan ada pak?" tanya bu Septi yang langsung menghentikan tulisannya ketika pak Burhan selaku kepala sekolah datang ke kelasnya.

"kedatangan bapak kesini mau memberitahu sesuatu ke Violetta bahwa kedua orang tuanya mengalami kecelakaan," jawab pak Burhan.

Deg

sontak perkataan pak Burhan membuat bu Septi dan siswanya tersentak kaget termasuk Violetta.

"Bapak enggak bohong kan?" tanya Violetta yang memastikan pendengaran salah atau tidak.

"Beneran Vio, bapak mendengar kabar dari teman mama kamu bahwa kedua orang tua mengalami kecelakaan saat pulang dari pasar," jawab pak Burhan membuat Violetta mematung.

"Bu Septi saya izin pulang dulu," ucap Violetta yang dibalas anggukan oleh bu Septi.

"Ya silakan nak," ucap bu Septi.

"Terima kasih bu," ucap Violetta yang langsung memasukan semua alat tulisnya kemudian berlari dengan cepat dengan air mata yang terus mengalir.

sesampainya di rumah Violetta memandang jenazah kedua orang tuanya yang sudah ditutupi kain kafan.

"Bapak! ibu!" teriak Violetta yang langsung memeluk kedua orang tuanya dengan air mata yang masih mengalir.

"Jangan tinggalkan kami," sambung Violetta sambil menggoyangkan tubuh kedua orang tuanya.

"kak Vio bapak dan ibu kenapa pergi secepat ini? Apa bapak dan ibu enggak sayang sama kita lagi?" tanya Afika adik pertamanya yang masih berumur 10 tahun.

sementara Violetta hanya diam namun tiba-tiba adiknya keduanya masih berusia 8 bulan menangis.

Oek oek oek

"Nak Vio tolong tenangkan dedek Lisa dulu kasihan dia sedari tadi nangis terus namun tadi baru diam sekarang nangis lagi," ucap salah satu dari mereka.

"Iya bu," ucap Violetta sambil mengangguk.

Lalu Violetta mendekati adiknya yang sedang tidur digendongan bu Dinar.

"Dek, diam dulu ya sayang ada kakak di sini kakak janji sama adek Lisa dan kak Afika akan selalu membahagiakan kalian berdua," ucap Violetta seraya mencium kening adiknya yang masih kecil membuat semua orang yang melihatnya merasa iba.

"Yang sabar ya nak Vio kami turut berduka cita atas meninggalnya kedua orang tua kamu," ucap bu Minah yang dibalas anggukan oleh Violetta.

"Terima kasih semuanya sudah hadir kesini," ucap Violetta.

"Ya sama-sama nak Vio," ucap mereka secara bersamaan.

"Sebaiknya kita segera makamkan kedua orang tua nak Vio," ucap pak Darto sekalu Rt di desanya.

"Ya pak," ucap violetta sambil mengangguk.

Beruntung Lisa sudah tidak menangis lagi setelah Violetta menenangkannya. Sementara Afika masih menangis segugukan lalu mereka segera memakam jenazah kedua orang tuanya Violetta.

Setelah pemakaman selesai semua orang yang hadir dimakam pulang tinggal Violetta dan kedua adiknya.

"Kak, kenapa bapak dan ibu ninggalin kita secepat ini?" tanya Afika lagi.

"Dengarkan kakak kematian, jodoh dan rezeki sudah ada yang mengaturnya kita hanya bisa berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik lagi jadi kita tidak bisa menyalahkan siapa pun," jawab Violetta membuat Afika terdiam.

"Kita cukup mendoakan bapak dan ibu agar diterima disisi Allah SWT," sambung Violetta.

"Iya kak," ucap Afika sambil mengangguk.

"Sebentar lagi hujan kita pulang yuk," ucap Violetta yang dibalas gelengan oleh Afika.

"Aku enggak mau kak karena aku masih pengin di sini," ucap Afika membuat Violetta menghela nafas panjang.

"Tapi dek sebentar lagi hujan kasihan dedek Lisa kehujanan," ucap Violetta membuat Afika menatap ke arah adik kecilnya yang tertidur dengan sangat lelap.

"Kasihan adek Lisa kak dia masih sangat kecil tapi sudah ditinggal sama bapak dan ibu," ucap Afika sambil menunduk sedih dengan pandangan ke arah adik kecilnya.

"Kakak janji sama kamu dan adek Lisa bahwa kakak akan selalu bersama kalian dan akan selalu membahagiakan kalian berdua," ucap Violetta.

"Kakak janji kan enggak meninggalkan aku dan adek Lisa seperti bapak dan ibu yang meninggalkan kita," ucap Afika yang dibalas anggukan oleh Violetta.

"Ya kakak janji sayang," ucap Violetta sambil tersenyum.

"Sekarang kita pulang ya sayang," sambung Violetta yang dibalas anggukan oleh Afika.

"Bapak, ibu kami pulang dulu ya assalamu'alaikum," ucap Afika seraya mencium batu nisan kedua orang tuanya yang diikuti oleh Violetta.

Namun saat Violetta dan Afika berdiri tiba-tiba hujan turun membasahi area pemakaman.

"Yah, hujan kak gimana dong kasihan dedek Lisa," ucap Afika.

"Kita neduh dulu di sana," ucap Violetta sambil menunjukkan semua gubuk dan menarik tangan adiknya untuk segera berlindung dari hujan.

"Kalau hujannya semakin deras gimana kak?" tanya Afika yang takut hujannya semakim deras dan mereka tidak bisa pulang ke rumahnya.

"InsyaAllah nanti berhenti koq hujannya," jawab Violetta yang di aminkan oleh Afika.

Oek oek oek

Lisa tiba-tiba menangis membuat Violetta yang sedang melamun sambil menatap pemakaman kedua orang tuanya merasa terkejut.

"Sayang, jangan takut ada kak Vio dan kak Afika di sini," ucap Violetta seraya mengayunkan adiknya dalam gedongannya agar tidak menangis lagi.

"kak gimama nih hujannya semakin deras dan adek Lisa pasti kedinginan," ucap Afika membuat Violetta terdiam.

Saat Violetta sedang menenangkan adik kecilnya tiba-tiba Megantara datang sambil memegang payung.

"Assalamu'alaikum," ucap Megantara.

"Walaikumsalam," ucap Violetta dan Afika secara bersamaan.

"Megan, ada apa kesini?" tanya Violetta dengan raut wajah penasaran.

"Aku kesini mau mengantar kalian pulang," jawab Megantara.

"Tapi aku enggak mau merepotkan kamu Gan," ucap Violetta yang merasa tidak enak Megantara datang dengan hujan yang semakin deras.

"Aku sama sekali enggak direpotkan apa kamu enggak kasihan sama kedua adik kamu terutama Lisa pasti dia sangat kedinginan berada di sini apalagi sedari tadi adik kamu menangis terus," ucap Megantara membuat Violetta terdiam seraya melirik adik kecilnya yang tidak berhenti menangis kemudian Violetta menghela nafas panjang lalu mengangguk.

"Ya sudah kita pulang sekarang," ucap Violetta membuat Megantara tersenyum.

"Nah gitu dong dari tadi kek. Oh iya, ini payung buat adek Afika," ucap Meganyara secara menyerahkan payung tersebut kepada Afika.

"Ya terima kasih kak Megantara," ucap Afika yang dibalas anggukan oleh Megantara.

Lalu mereka segera pergi meninggalkan pemakaman tersebut. Megantara dan Violet hanya menggunakan satu payung karena Megantara hanya membawa dua payung saja.

Di dalam perjalanan menuju rumahnya mereka hanya diam sambil menikmati air hujan yang terus berdatangan tanpa henti.

Mereka bernafas lega karena sudah sampai ke rumah dengan selamat.

"Terima kasih ya Gan sudah mengantar kami pulang," ucap Violetta yang dibalas anggukan oleh Megantara.

"Ya sama-sama Vio, hmm aku pulang dulu ya dan kamu yang tabah kamu harus kuat demi kedua adik kamu. Assalamu'alaikum," ucap Megantara lalu segera pergi dari rumah Violetta.

"Iya walaikumsalam," ucap Violetta sambil menatap punggung Megantara yang semakin menjauh.

"Ayo dek masuk," ajak Violetta.

"Iya kak," ucap Afika sambil menanggauk lalu mereka masuk ke dalam di rumahnya dan mengunci rumahnya.

Terpopuler

Comments

Aretha Kazumi

Aretha Kazumi

Yang sabar ya Vio

2023-11-25

0

Dinda Annisa

Dinda Annisa

Kasihan Violetta dan kedua adiknya ditinggal sama kedua orang tuanya untuk selamanya😢

2023-11-21

0

Kresna Stefania

Kresna Stefania

Baru baca udah langsung sedih😢

2023-11-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!