BEAUTIFUL NANNY
Dava Wibisana seorang pria tampan berusia 28 tahun dan merupakan pemilik sebuah perusahaan terbesar di Negara ini. Selain mengurus perusahaan, Dava juga harus mengurus kedua keponakannya karena orang tua mereka meninggal akibat kecelakaan satu tahun yang lalu.
Saat ini Dava sedang mengadakan rapat, tapi Dava merasa tidak tenang karena dari tadi ponselnya terus saja bergetar. Sehingga, setelah selesai rapat, Dava segera membuka ponselnya dan ternyata ada beberapa panggilan dari Mamanya.
"Ada apa Mama menyuruhku segera pulang?" gumam Dava.
Dava segera mengambil kunci mobilnya dan pergi dari kantor menuju rumahnya. Tidak membutuhkan waktu lama, Dava pun sampai di rumahnya.
Betapa terkejutnya Dava saat melihat kondisi rumah yang berantakan dan seorang pengasuh yang sedang menangis.
"Ada apa ini?" tanya Dava.
"Dava lihatlah, lagi-lagi Chika dan Cello membuat pengasuh menangis. Mereka menjahili pengasuh sampai terjatuh ke kolam berenang, untung ada Pak Rahmat yang menolong," sahut Mama Amelia.
Dava mengusap wajahnya dengan kasar, Dava sangat pusing dengan kelakuan kedua keponakannya itu. Otaknya seakan mau meledak, memikirkan antara kerjaan dan keponakannya yang super aktif dan sangat nakal itu.
"Sekarang mana Chika dan Cello?" tanya Dava.
"Ada di kamarnya," sahut Mama Amelia.
Dava segera berjalan ke lantai dua menuju kamar Chika dan Cello. Dava mengetuk pintu kamar kedua keponakannya itu. "Chika, Cello, apa Daddy boleh masuk!" tegas Dava.
Chika dan Cello yang mendengar suara Dava, langsung naik ke atas tempat tidur dan pura-pura tertidur.
"Oke, kalau kalian tidak mau membukanya biar Daddy yang masuk," seru Dava.
Dava pun masuk ke dalam kamar Chika dan Cello, Dava memperhatikan kedua keponakannya itu. Dava tahu kalau saat ini mereka sedang pura-pura, Dava pun melipat kedua tangannya di dada.
"Jangan pura-pura tidur, Daddy tahu kalau saat ini kalian sedang pura-pura, ayo bangun!" tegas Dava.
Chika dan Cello mulai membuka matanya dan duduk di atas tempat tidur dengan menundukkan kepala. Chika dan Cello sangat takut kepada Dava sehingga mereka tidak berani untuk menatap Dava.
"Apa yang sudah kalian lakukan kepada Mbak Maryam?" tanya Dava dengan tatapan tajam.
Chika dan Cello tidak ada yang berani menjawab, bahkan keduanya sudah saling menggenggam tangan satu sama lain.
"Jawab atau Daddy akan marah sama kalian dan tidak mau bicara lagi dengan kalian," ancam Dava.
"Maafkan kita, Daddy," lirih Chika dengan masih menundukkan kepalanya.
Chika dan Cello sangat takut kepada Dava, bahkan saat ini keduanya sudah meneteskan air mata mereka membuat Dava kembali mengusap wajahnya.
Dava berjongkok di hadapan kedua anak kembar itu lalu mengusap air mata keduanya, Dava sangat menyayangi mereka lebih dari apa pun. Dava memegang lengan keduanya dan menatap dalam mereka.
"Kenapa kalian suka sekali menjahili pengasuh kalian? kalian tahu, sudah berapa pengasuh yang mengundurkan diri akibat tidak kuat menghadapi kenakalan kalian? Daddy mohon, kalian jangan seperti ini memangnya kalian tidak kasihan kepada Daddy dan Nenek?" seru Dava.
"Tidak, Daddy jangan bicara seperti itu maafkan kita," sahut Cello.
"Apa kalian sayang sama Daddy?"
Chika dan Cello menganggukkan kepala..
"Kalau kalian sayang sama Daddy, tolong kerja samanya. Kalian harus nurut sama Daddy dan Nenek, Daddy itu sibuk mengurus perusahaan tidak bisa menjaga kalian setiap waktu begitu pun dengan Nenek yang sudah mulai tua dan cepat lelah. Tolong kalian jangan bersikap seperti itu lagi kepada pengasuh kalian," seru Dava lembut.
"Kita tidak suka dengan mereka Daddy, Mami sama Papi bilang kalau kita jangan terlalu dekat dengan orang asing jadi kita tidak mau dekat-dekat dengan mereka," sahut CHika.
Dava menghela napasnya, kakaknya dulu memang tidak pernah mempekerjakan pengasuh untuk Chika dan Cello karena kakak iparnya mempunyai trauma tersendiri mengenai pengasuh.
Waktu kecil, kakak iparnya mengalami penyiksaan dari pengasuhnya sehingga membuat ia trauma. Maka dari itu, ia tidak mau mempekerjakan pengasuh karena takut anak-anaknya mengalami hal yang sama.
Dava duduk di tengah-tengah antara Chika dan Cello, lalu Dava merangkul keduanya dengan penuh kasih sayang.
"Dengarkan Daddy, dulu ada Mami kalian yang mengurus kalian tapi sekarang kalau bukan pengasuh, siapa yang akan menjaga kalian? Daddy sibuk kerja, sedangkan Nenek Amel sering sakit-sakitan. Kalian tidak perlu takut karena di rumah ini banyak CCTV jadi kalau pengasuh itu macam-macam kepada kalian, Daddy yang akan menghukum dia," seru Dava lembut.
Chika dan Cello terdiam..
"Jadi, Daddy mohon kalian jangan seperti itu lagi ya?"
"Iya Dad, kita janji tidak akan mengulanginya lagi," sahut Cello.
"Bagus, kalau begitu sekarang kalian main lagi soalnya Daddy harus kembali ke kantor masih banyak pekerjaan yang harus Daddy kerjakan," seru Daddy.
"Oke, Daddy."
Dava menciumi kedua keponakannya itu, dari kecil mereka memang memanggil Dava dengan sebutan Daddy.
Dava pun keluar dari kamar Chika dan Cello, lalu menghampiri Mamanya yang saat ini sedang bicara dengan Maryam.
"Mbak, tolong jangan mengundurkan diri dulu soalnya saya sudah bingung harus mencari pengasuh lagi. Tolonglah bertahan untuk beberapa minggu ke depan, nanti saya akan kasih bonus untuk Mbak," seru Dava.
"Baik, Pak," sahut Mbak Maryam.
"Ma, Dava kembali dulu ke kantor soalnya pekerjaan Dava masih banyak."
"Iya, kamu hati-hati ya di jalan."
Dava pun pergi meninggalkan rumah dan kembali ke kantor. Dava memijat keningnya yang tiba-tiba terasa berdenyut itu, bagi Dava yang tidak mempunyai pengalaman mengurus anak kecil, menjaga Chika dan Cello sungguh terasa sangat sulit.
***
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, sudah satu minggu semenjak kejadian itu dan Dava tidak mendengar keluhan dari Mamanya mengenai Chika dan Cello.
Dava mengira kalau semuanya baik-baik saja dan kedua keponakannya menurut tapi ternyata dugaan Dava salah, Dava yang baru pulang dari perjalanan bisnisnya merasa terkejut saat mengetahui Maryam sudah mengundurkan diri dia hari yang lalu.
"Daddy sudah tidak tahu lagi apa yang harus Daddy lakukan kepada kalian, Daddy sudah pusing," seru Dava dengan memejamkan matanya di sofa.
"Daddy maafkan kita," seru Chika.
"Kalian benar-benar keterlaluan, kalau kalian terus-terusan seperti ini bisa-bisa tidak akan ada yang mau menjadi pengasuh kalian," kesal Dava.
Chika dan Cello terdiam dengan menundukkan kepala, sedangkan Amelia hanya bisa menghela napasnya.
"Ya sudah, sekarang biar Mama saja yang menjaga Chika dan Cello," seru Mama Amelia.
"Tapi Ma, Mama harus antar jemput mereka sekolah bagaimana kalau migrain Mama kambuh lagi? mama itu tidak bisa capek," seru Dava.
"Tidak apa-apa, daripada mempekerjakan pengasuh dan membuat para pengasuh tersiksa akan kelakuan Chika dan Cello, lebih baik Mama saja yang jaga mereka," sahut Mama Amelia.
Dava menatap kedua keponakannya itu, tanpa banyak bicara lagi Dava pun memutuskan untuk pergi dan masuk ke dalam kamarnya membuat Chika dan Cello semakin takut dan sedih.
Dava menghubungi asisten pribadinya dan menyuruh dia untuk membuat iklan pencarian pengasuh yang mempunyai mental baja karena mengasuh kedua keponakannya harus kuat menghadapi kejahilan-kejahilan yang dilakukan oleh Chika dan Cello.
*
*
*
Hallo guys, karya ini ikutan event tolong minta dukungannya ya🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ida. Rusmawati.
/Smile/
2024-06-09
1
mama De
apa pun cerita nya siapa pun penulis nya kalian author memang terbaik
2024-06-08
2
Muawanah
aku mampir nieh kak 😊
2024-02-05
1