Bab 17

Pagi-pagi sekali, seseorang sudah tampak rapih dengan baju non formal. Celana panjang hitam dipadukan Baju kaos berwarna merah menyala, dengan sepatu hitam. Penampilan yang sederhana namun tampak elegan karena melekat di tubuh seorang wanita cantik yang hari ini sudah mulai kerja. Ya, Nisa. Semalam Reza sudah menyetujui permintaannya untuk kerja di toko, di bagian kasir. Dia bertugas di meja kasir, sedangkan wanita sebelumnya yang bertugas di situ dipindahkan untuk melayani pembeli.

Mina yang bangun terlambat karena kelelahan semalam, tampaknya masih mengantuk. Ia menghampiri Nisa dan menepuk bahunya, membuat sang pemilik bahu kaget.

"Eh, maaf, Nisa. Tumben pagi-pagi sudah rapih. Mau ke mana?"

"Ya, cari uang, lah. Aku di toko bukunya Reza."

"Wah, enak dong. Aku juga mau tapi, sudah terlanjur jadi karyawan kesayangan boss Coki, ya mau gimana lagi."

"Mina, jangan bilang kalau kamu dekat dengan Kakak tiriku itu."

"Emang iya, Nis.Kami dekat tapi tenang saja. Itu tidak akan mempengaruhi persahabatan kita. Janji."

Wanita munafik ini berusaha terlihat tulus di depan Nisa.

Ia pamit sama Sahabatnya dan berlari ke arah mobil yang sudah terparkir di depan rumah.

"Yank, aku numpang ke toiletnya Mina sebentar, ya. Sudah kebelet pipis, ini."

Tanpa menunggu ijin pacarnya lagi, Reza buru-buru berlari ke toilet.

"Wah, kesempatan emas, ini."

Bisik Mina yang dari tadi sudah masuk ke dalam rumah. Ia berpura-pura menyapu lantai ke arah belakang.

Sedangkan Nisa, ia santai menunggu di mobil karena tidak berpikir yang aneh-aneh.

Tak lama, yang ditunggu sudah keluar dari toilet.

"Aduh, kakiku. Tolong.!'

Dengan sengaja orang ini menjatuhkan tubuhnya hingga terduduk di lantai.

Melihat itu, Reza menghampiri sambil memegang kaki Mina yang dari tadi ia gosok-gosok. Entah sakitnya di mana, tapi yang jelas ia berlaku seolah-olah kakinya keseleo.

Dengan cepat diraihnya tangan cowok itu lalu menempelkan pada mata kakinya seraya berbisik "Makasih, Reza.Sudah peduli sama aku."

Pacar Nisa ini dengan cepat menarik tangannya seraya berlari pergi. Yang ditinggal hanya melongo tak percaya melihat Reza pergi meninggalkan dia dia yang sedang ber-akting.

__________

Malam mulai menyelimuti bumi, mami dan Hana sibuk menyiapkan makan malam. Sedangkan Bobi asyik menunggu papinya yang mungkin sebentar lagi pulang dari kampus.

Tak menunggu lama, Reza dan Nisa datang sambil menenteng kantong berisi martabak.

"Mami. Bobi kangen sekali sama mami."

Ia berlari dan menghambur dalam pelukan maminya

"Mami juga kangen sekali sama kamu."

Diraihnya tangan anak tunggalnya dan memeluknya erat seakan takut terlepas. Anak itu kegirangan melihat martabak manis yang dibawa om dan ibunya.

"Om, ada tante Hana di dapur. Dia tadi nanyain om sama Bobi."

Ucap anak ini polos.

"Nisa dan Reza saling berpandangan, Lelaki ini merasa aneh dengan pacar kakaknya. Bukannya apa tapi, wanita itu pernah menggodanya dengan tingkah genitnya. Reza merasa bahwa Mina dan Hana adalah wanita yang agresif, mudah jatuh cinta, sehingga ia yakin mereka akan sulit setia bila menjalani suatu hubungan percintaan.

Tak lama bunyi motor Risal pun datang. Kini ke enam orang di dalam rumah itu siap menyantap makan malam. Ada rasa aneh yang menjalari hati Risal. Bagaimana tidak, wanita yang sudah memberinya anak, kini duduk berdampingan dengan adik kandungnya sendiri.

Mami makan sambil memperhatikan ke empat orang yang sangat ia sayangi. Kedua wanita di depannya adalah orang lain, namun kasih sayang yang ia rasakan terhadap mereka sama besarnya seperti yang ia rasakan terhadap kedua anaknya.

Sehabis makan, Reza pergi ke dapur untuk mencuci tangan. Ia sekalian mencuci piringnya, karena tidak mau merepotkan sang ibu.

"Za, nanti di baca, ya.!"

Ucap Hana yang baru muncul dan meletakkan kertas kecil di kantong baju pria ini.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***