Bab 3

Tepat jam 3 sore Adel pulang, dia melangkah dengan semangat dan senyuman tak pernah luntur dari wajah cantik nya.

Hah.

"Kenapa aku harus ketemu sama Bu Jihan sih" keluh Adel saat akan sampai ke Rumah nya.

Wajah yang tadi nya semangat mendadak mendung seketika, apalagi melihat wajah tetangga nya yang sudah sinis.

"Heh Adel, minggu besok kamu ujian kan? Bukannya belajar kok malah kelayapan sih, gak lulus baru tau kau" ejek Bu Jihan.

"Iya Bu" ucap Adel tersenyum.

Lalu dengan segera Adel masuk saja ke Rumah, dia agak malas saat Bu Jihan yang sudah siap akan berbicara kembali.

Yang pasti nya hanya ada ejekan dan hinaan saja.

*

"Nak, kenapa celengan nya di bongkar?" tanya Ibu saat masuk ke dalam kamar.

"Uang ini akan aku gunakan untuk beli ponsel nya Putra Paman, harga nya lumayan murah dan mudah-mudahan uang yang selama ini aku tabung akan cukup" jelas Adel pada sang Ibu.

Ibu duduk dan membantu Adel menghitung uang tersebut, meskipun uang lembaran receh namun cukup banyak.

Adel sendiri mengumpulkan uang nya sudah lama, jadi tak heran kalau uang sudah terkumpul banyak.

"Kurang 500 ribu lagi, Bu" ucap Adel setelah ia selesai menghitung nya.

"Sebentar, Ibu juga ada tabungan" balas Ibu sambil beranjak dari duduk nya.

Hingga tak lama kemudian Ibu pun masuk kembali dan memberikan uang itu pada sang Putri.

"Ini uang tabungan Ibu, uang untuk modal esok dagang lagi sudah ada"

"Kamu jangan tolak ya, cepat sana pergi sebelum malam" jelas Ibu dengan lembut.

"Terimakasih Bu, doakan Adel selalu ya Bu" balas Adel memeluk sang Ibu.

Adel bergegas mengeluarkan sepeda, dia lalu pergi dengan semangat ke Rumah Paman.

"Semoga ini awal dari semua nya" gumam Adel lirih.

*

Hampir adzan magrib Adel baru kembali ke Rumah, dia lalu mencari Ibu nya ke dapur.

"Bu, gak usah masak ya. Ini Adel di beri makanan oleh Paman sama Bibi" jelas Adel.

"Kenapa repot-repot sekali, besok bawa kue buat mereka lagi ya Del" balas Ibu.

Keduanya masuk ke kamar masing-masing untuk menunggu adzan magrib.

Hingga tak lama kemudian terdengar juga adzan, Adel langsung saja bersiap untuk melaksanakan kewajibannya.

Setelah selesai, Adel tak langsung keluar namun ia membuka ponsel yang sudah di isi kartu sejak dari Rumah Paman.

"Besok aku akan minta nomor ponsel Cika" gumam nya dengan semangat.

...****************...

Hari berlalu begitu cepat, hingga tak terasa kini sudah waktu nya Adel melaksanakan ujian akhir.

Dia duduk dengan tenang, ia selalu belajar di malam hati demi ujian ini berlangsung lancar.

Satu demi satu teman-temannya masuk ke dalam dan duduk di kursi yang sudah di beri nama mereka.

"Cik, nanti kita ke halaman belakang ya. Aku bawa bekal buat berdua" ucap Adel sebelum Cika ke kursi nya sendiri.

"Wih mantap, oke deh" balas Cika semangat.

Lalu tak lama kemudian pengawas masuk dan ujian pun segera di mulai.

Adel berdoa terlebih dulu sebelum mengerjakan soal-soal yang ada di depannya.

Dia tak pernah merasa kesulitan karena memang selalu belajar demi meraih beasiswa untuk kuliah.

*

Kini kedua wanita cantik itu pun sudah duduk santai di halaman belakang.

Namun, Cika sejak tadi terus saja menggerutu kesal karena merasa pusing dengan soal ujian.

"Nih makan dulu, nanti lanjut cobain kue resep baru yang kamu berikan tempo lalu" ucap Adel memberikan kotak bekal pada Cika.

"Wihh mantap nih, ayo makan dulu nanti baru aku akan coba tuh rainbow cake. Menggoda sekali" kekeh Cika dengan antusias.

Keduanya lalu makan dengan sesekali bercanda, bahkan Cika sangat lahap memakan bekal dari sahabat nya itu.

Setelah selesai, Cika langsung saja mencoba kue yang di sodorkan oleh Adel.

"Hemm, ini enak Del. Manis dan lembut nya pas banget, gak terlalu gimana gitu pas di makan nya" jelas Cika dengan antusias

Hampir 3 potong kue Cika habiskan, namun ia berhenti memakannya karena ingin minta untuk sang Mama di Rumah.

"Oh iya Cik, aku minta nomor ponsel mu" ucap Adel dengan memberikan ponsel nya pada Cika.

Hah.

"Kapan kamu beli ponsel Del? Ini tuh ponsel cukup mahal dan aku takut kamu di tipu" jelas Cika panik.

Adel tersenyum, dia menggelengkan kepala nya.

"Ini aku beli dari anak nya Paman supri yang pemilik toko kelontongan itu, dia memberikan harga murah karena bekas walaupun menurutku ini masih sangat bagus"

"Aku membuka celengan ayam jago ku yang di kamar untuk membeli ini, dan alhamdulillah uang nya gak kurang"

Cika menghela nafas lega saat mendengar penjelasan dari Adel, dia takut sahabat nya di tipu dengan orang dan takut ponsel yang di beli nya jelek.

Cika lalu menulis nomor ponsel milik nya di ponsel Adel, dia lalu mengecek kondisi nya dan ternyata ponsel itu masih sangat bagus.

"Del, kenapa kamu gak nyoba aja jadi contentkreato* aja"

"Kamu kan suka sekali masak dan bikin kue, nah dari sana kamu vidio dan edit lalu upload di berbagai situs media. Nanti kalau banyak yang suka kamu akan dapat cuan"

Adel tertarik dengan usul dari Cika, dia lalu menanyakan apa saja untuk membuat ia bisa jadi contentkreato*

Dengan semangat dan penuh antusias Cika pun menjelaskan semua nya, bahkan ia membuatkan akun untuk Adel di berbagai aplikasi.

Hingga hampir setengah jam mereka disana dan Adel pun mengerti dengan cepat karena memang pintar.

"Aku akan coba bikin nanti sepulang dari sekolah, kebetulan sekali aku di kasih libur oleh Paman supri dan aku akan membuat kue untuk pesanan Ibu pengajian kampung sebelah" ucap Adel penuh semangat

"Nah bagus tuh, semoga saja kamu berhasil dan apa yang kamu impikan terwujud ya" balas Cika dengan tulus

Adel mengangguk, dia lalu pergi untuk mengambil sepeda nya dan Cika sendiri sudah masuk ke dalam mobil.

Siswa-siswi disana memang sangat cuek, tak pernah ada bully atau saling merendahkan.

Karena memang jika ada, maka pihak sekolah akan menegur keras walaupun itu anak kepala yayasan sendiri.

Adel mengayuh sepeda dengan semangat, dia akan mencoba apa yang di sarankan oleh Cika.

Namun tentu saja dia juga akan fokus belajar karena ujian akhir masih ada 2 hari lagi.

Huh.

"Kenapa Ibu-ibu itu selalu saja kumpul disana, bikin gerah aja" gerutu Adel saat melihat kumpulan Ibu-ibu yang ada di depan Rumah Bu Jihan.

Cih.

Bu Jihan berdecih bahkan menatap Adel sinis, namun hal itu selalu di acuhkan oleh Adel.

"Kalian lihat, sombong sekali si Adel itu" celetuk Bu Jihan.

"Iya ya, padahal dia hanya anak ingusan saja" timpal yang lainnya

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

bunda s'as

bunda s'as

Del mau aku bantu geplak tuh palanya si bu jihan gemes aku ...

2023-11-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!