Bab 2

Tiba jam makan malam,

Adel dan Ibu nya menikmati makan malam dengan lauk yang berbeda kali ini.

Karena di dalam belanjaan tadi, Istri pemilik toko menyimpan beberapa lauk untuk di makan oleh keduanya.

Hingga kini Adel merasakan kenyang dan juga nikmat bersama sang Ibu.

"Bu, besok siapkan kue beberapa untuk Paman dan Istri nya ya" ucap Adel dengan tangan yang membereskan bekas makan.

"Iya Nak, besok biar Ibu yang keliling dan kamu berangkat pagi untuk ke toko"

"Semoga apa yang kamu cita-cita kan tercapai ya, Nak"

Adel mengAminkan ucapan sang Ibu, dia juga akan bekerja keras agar bisa sukses dan merubah ekonomi keluarga nya.

Setelah selesai makan dan beberes, Adel langsung saja menyiapkan bahan untuk membuat kue.

Malam ini Adel akan membuat RainbowCake, dia akan mencoba resep baru yang tadi di berikan oleh Cika padanya.

Dan sudah pasti Adel akan membuatnya dalam versi mini, karena akan di jual untuk ke sekolah-sekolah.

"Loh kok beda lagi? Mau bikin kue apa Nak?" tanya Ibu yang baru masuk ke ruang tengah.

"RainbowCake Bu, ini resep baru dan mudah-mudahan laku keras ya" jawab Adel tetap fokus pada adonan di depannya.

Ibu hanya mangut-mangut saja, kemudian dia duduk dan membantu Adel menyiapkan bahan untuk yang lainnya.

Hampir jam 11 malam keduanya berkutat dan pada akhir nya selesai juga,

Semua dagangannya mereka simpan di tempat biasa dan esok pagi baru akan di masukan ke dalam box.

"Semoga suatu saat kamu akan punya toko kue sendiri seperti keinginan mu selama ini, Nak" lirih Ibu dengan sendu.

Selesai semua nya, Adel dan Ibu masuk ke dalam kamar masing-masing untuk istirahat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi yang begitu cerah, bahkan sinar matahari sudah menampakan dirinya dengan begitu indah nya.

Adel dan Ibu sudah bersiap untuk pergi, kali ini sepeda akan di gunakan oleh Ibu dan Adel akan berjalan kaki ke toko yang tak jauh dari Rumah.

Para tetangga langsung saja menatap keduanya sinis, apalagi melihat Adel yang cukup rapi entah akan pergi kemana.

"Ck, jam segini tuh belanja sayuran ya Ibu-ibu"

"Bukan malah dagang yang ujung nya gak akan laku"

Celetuk Bu Jihan, tetangga Adel yang memang entah kenapa sepertinya sangat membenci keluarga Adel.

Adel menggelengkan kepalanya, dia lalu pergi bersama sang Ibu dan nanti nya akan berpisah di pertigaan depan.

Mereka mengabaikan Ibu-ibu yang terus saja berbicara yang bahkan merendahkan keduanya.

*

Adel melangkah dengan riang, dia lalu mempercepat jalannya kala toko langganannya sudah buka.

"Assalamualaikum Paman, Bibi" sapa Adel dengan riang.

"Waalaikumsalam, loh pagi sekali datang nya Del" balas Bibi dengan terkekeh.

Adel hanya tersenyum, dia lalu menyalami Paman dan Bibi.

Tak lupa juga ia memberikan rainbow cake yang sengaja ia bawa.

"Bibi, ini kue terbaru yang Adel bikin dan Bibi serta Paman harus mencoba nya. Semoga suka ya" jelas Adel sambil memberikan box di tangannya.

"Kok repot-repot sih Del, tapi makasih banyak ya. Bibi selalu suka kue buatan kamu dan Ibu kamu, kalian memang pintar dalam membuat kue" ucap Bibi tersenyum.

Adel membalas senyuman tersebut, hingga beberapa saat ada beberapa yang belanja dan dengan sigap Adel langsung melayani nya.

Adel melayani pembeli dengan sangat cekatan, dan Paman serta Bibi duduk di meja kasir, namun sesekali Paman turun membantu Adel yang terlihat kerepotan.

Tiap jam 10, Bibi akan pergi ke belakang untuk memasak makan siang.

Dan di toko hanya Adel dan Paman saja yang berjaga.

Sudah 2 jam pembeli sangat banyak, dan hal itu membuat tenaga Adel terkuras cukup lelah.

"Minum Del, ambil saja yang dingin jangan sungkan" jelas Paman,

"Iya Paman, nanti Adel akan mengambil nya" balas Adel.

Paman mengangguk, dia lalu mengecek barang apa saja yang sudah mulai menipis stok nya.

"Oh iya Del, kamu lulus sekolah akan kuliah apa gimana?" tanya Paman yang sudah duduk di kursi nya kembali.

"Kalau ada rezeki Adel ingin kuliah Paman, soalnya kemarin ada program beasiswa dan Adel mengikuti tes nya"

"Tapi itu juga akan Adel tunda dulu sampai Adel ada uang untuk membeli penunjang lainnya dalam kuliah" jelas Adel dengan semangat.

Paman menganggukan kepala nya,

"Minimal harus punya ponsel yang canggih dulu ya, baru nanti harus ada laptop" ucap Paman.

"Benar Paman, ini Adel juga lagi nabung untuk membeli ponsel" balas Adel berdiri dari duduk nya karena ada pembeli.

*

Tepat jam makan siang toko tutup sebentar untuk makan dan melaksanakan kewajiban.

Adel duduk bersama Bibi setelah melaksanakan kewajiban, keduanya tengah menunggu Paman yang belum datang.

"Oh iya tadi Bibi dengar kamu butuh ponsel dan laptop untuk menunjang kuliah ya, Del?" tanya Bibi.

"Iya Bi, minimal aku punya ponsel dulu yang canggih agar memudahkan semuanya" jawab Adel.

"Bahkan selama sekolah aku sering ketinggalan info karena tak punya ponsel" timpal Adel kembali.

"Bu, bukannya di Rumah ada ponsel yang baru aja di beli Putra kita 1 bulan yang lalu. Namun ponsel itu tidak di pakai karena ia sudah dapat dari perusahaan" jelas Paman yang baru saja datang.

Bibi diam sejenak, lalu tak lama kemudian dia pergi ke Rumah yang memang ada di belakang toko nya.

Hingga tak lama kemudian dia datang kembali dengan membawa ponsel serta paperbag kecil.

"Sebentar, Ibu akan telepon dulu pada Putra kita Pak" ucap Bibi.

Tut.

Tut.

"Halo Nak, ponsel punya mu tidak terpakai kan?" tanya Bibi.

"...... "

"Ohh baiklah, berarti gak apa kalau Ibu jual ya" jelas Bibi.

"...... "

Tut.

"Del, kata Putra Bibi ponsel nya gak kepakai dan boleh di jual" jelas Bibi dengan tangan yang menyajikan makanan.

Adel langsung berbinar, dia lalu menanyakan harga nya agar bisa mengumpulkan uang.

Mereka makan dengan sambil berdiskusi harga ponsel,

"Bibi, aku akan melihat tabunganku di Rumah dan sisa nya aku akan mencicil nya. Bolehkah?" tanya Adel hati-hati.

"Boleh Nak, ini ambil ponsel nya dan besok bawa uang yang sudah terkumpul" jawab Paman tersenyum.

"Baik Paman, terimakasih" ucap Adel dengan berbinar.

Setelah selesai makan siang, Paman membuka toko kembali dan Adel dengan sigap melayani pembeli yang sudah mulai berdatangan kembali.

Memang toko itu satu-satu nya toko yang paling besar di kampung itu, bahkan dari kampung sebelah pun selalu ke toko itu jika belanja.

Bukan hanya harga nya yang cukup murah, tetapi disana juga sangat lengkap dan tak perlu belanja ke Kota jika perlu sesuatu.

Paman selalu menyetorkan catatan apa saja yang habis pada Putra nya yang bekerja di Jakarta, dan nanti akan datang barang nya dari sana.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

bunda s'as

bunda s'as

suka yang kayak Adel gadis tangguh

2023-11-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!