“Mungkin dulu hadirmu sangat aku inginkan tapi sekarang jangankan hadirmu, mendengar namamu saja aku sudah tak menginginkannya.” ~Aqila~
.
.
.
“Lo mau makan apa La?” tanya Rossa.
Ya setelah menghabiskan waktu hampir 2 jam lebih akhirnya mereka bertiga telah selesai menonton film action terbaru yaitu bumblebee. Memang dari dulu Aqila dan Rossa adalah pecinta film action terutama jika filmnya film barat itu membuat keduanya semangat untuk segera menontonnya.
“Gue ngikut lo deh,” seru Aqila.
“Kamu Lis mau makan apa?” tanya Rossa pada Lisa.
“Ngikut juga deh kak,” seru Lisa.
Akhirnya Rossa mengangguk dan segera memanggil pelayan untuk mendekat. Dengan cekatan pelayan menulis semua pesanan ketiga gadis itu. Setelah selesai pelayan meninggalkan meja mereka.
“Besok lo ada kegiatan La?” tanya Rossa memulai percakapan.
“Besok gue ya jadwal rumah sakit Ca, kenapa?” tanya Qila.
“Gue kangen Mama Angel pengen maka masakan mama,” ucap Rossa dengan cengengesan.
“Dasar lo emang suka numpang makan dirumah gue,” ucap Qila meledek Rossa.
“Ya kan biarin deh, Mama Angel aja gak protes wlekk,” memeletkan lidahnya ke arah Qila.
“Jelas gak protes lah lo udah dianggap anak juga. Sampek kadang gue heran anaknya gue apa lo,” gerutu Qila.
“Eitss gak boleh iri yah,” rayu Rossa.
“Mulai dulu mah gue gak pernah iri sama lo,” ucap Qila.
“Jangan diem aja Sa,” ucap Qila.
“Hehehe bingung mau ikut ngobrol apaan,” menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Ngobrol aja terserah asal ngablak Sa,” ucap Rossa.
“Kalau lo mah emang ngablak,” lirih Lisa pada Rossa.
“Nah itu loh tau hahaha.”
Ketiganya tertawa terbahak dan terus mengobrol hingga pelayan datang membawa makanan pesanan mereka. Mereka langsung dengan lahap memakan makanan yang sudah diatas meja.
Saat Aqila makan ia merasa ada yang memperhatikannya, ia mendongak dan mengedarkan pandangannya. Kepalanya berputar dan
Deg.
Matanya terbelalak ketika kedua manik mata itu terpaku dengan manik mata diseberang sana. Tatapan yang sulit diartikan dari seorang lelaki yang menyebalkan dan dengan sengajanya si pria menatapnya.
Aqila langsung membuang pandangannya dan memakan makanannya dengan lahap tanpa menatap keluar lagi.
“Kenapa harus mukanya dia sih yang dilihat sebel gue,” gerutu Aqila lirih tapi masih didengar Rossa dan Lisa.
“Lo kenapa La?” tanya heran Rossa.
“Gak papa yok cepet makannya gue pen pulang,” ucap kesal Aqila.
Rossa dan Lisa heran kenapa mood temannya satu ini cepat berubah. Sepertinya tadi masih bagus kenapa sekarang jutek dan kesal. Tetapi mereka hanya diam mengikuti kemauan Aqila. Menghabiskan makanannya dengan cepat lalu Aqila segera berdiri dan membayar semua makanannya.
“Yuk,” ajak Aqila.
Mereka keluar dari restaurant dan Aqila pun tak menatap pada lelaki didekat jendela itu.
“Semoga gak ketemu lagi, ngeselin banget,” umpat Qila dalam hati.
Setelah sampai di parkiran Aqila dan Rossa berpisah karena memang mereka mengendarai mobil masing-masing. Aqila segera meninggalkan area parkir dan membelah ramainya jalanan dimalam hari.
Aqila sempat menengok kiri jalan ketika melewati taman kota. Berderet warung pedagang yang berjualan.
“Hmmm pentol telur enak pasti tuh turun ah,” ucap Aqila.
Ia menghentikan mobilnya di tempat parkir yang tersedia. Sebelum keluar Aqila memakai jaket terlebih dahulu karena ia yakin udara malam sangat dingin.
Brakk.
Menutup pintu lalu ia berjalan menuju deretan pedagang ringan.
“Mbak aku 5000 yah,” ucap Aqila pada penjual pentol telur.
Sambil menunggu Aqila mengedarkan pandangannya. Banyak muda mudi yang berjalan dan bermesraan di area taman.
“Huh ya allah kenapa harus mampir kesini kalau suguhan kek gini,” gerutu Aqila pelan.
Bagaimana tidak banyak pasangan yang bergandengan tangan bahkan tanpa malu bermesraan ditempai ramai. Hingga mencium pipi pula astaga apa tidak punya muka pikir Aqila.
“Ini dek,” ujar penjual itu pada Aqila.
Setelah membayarnya Aqila mulai berjalan kembali dan membeli makanan ringan yang ia inginkan sekaligus minumannya. Setelah selesai Aqila mencari tempat duduk yang ia ingin. Setelah menemukan tempat duduk tepat didekat air mancur akhirnya Aqila duduk.
Membuka satu persatu makanan yang ia beli lalu mulai melahapnya. Aqila cuek dengan keadaan ia hanya fokus dengan makanan dan ponsel ditangannya. Aqila sedang membaca pemberitaan kondisi di Palestina terkini.
“Semoga ketika aku pulang dari sana hatiku telah tertata rapi,” gumam Aqila sambil menghembuskan nafasnya kasar.
Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang mengamatinya dari jauh. Pasang mata menatap penuh kerinduan pada Aqila. Hingga tanpa lelaki itu sadari matanya telah berkaca-kaca. Tanpa dicegah kakinya melangkah mendekati tempat duduk Aqila.
Hingga tepat berhenti didepan Aqila. Aqila yang sedang menunduk menatap hp melihat sebuah sepatu berhenti didepan dirinya. Dengan perlahan Aqila mendongak dan ternyata Aqila tercengang. Hatinya seketika berdenyut sakit. Jantungnya berpacu cepat perlahan matanya berkaca-kaca.
“Kamu,” lirih Aqila menahan air matanya.
Aqila buru-buru berdiri lalu hendak melangkah tapi sayang pergelangan tangannya dicekal oleh pria itu.
“Lepaskan,” ucap Aqila dengan nada meninggi dengan mengibaskan tangannya.
Sayangnya pegangan itu tak terlepas hingga dengan berani Aqila menatap kewajah lelaki itu dengan mata memerah.
“Lepaskan tangan kotormu dari tanganku,” teriak Aqila.
Dan benar saja James segera melepas cekalan itu.
“Aku aku...” James hendak berucap sayangnya dipotong oleh Aqila.
“Camkan ini jangan pernah temuin aku lagi sekalipun tanpa sengaja kamu liat aku jangan pernah lagi nyamperin aku. Karena aku udah jijik liat muka kamu,” murka Aqila.
Aqila dengan langkah cepat meninggalkan James dan berlari menuju mobilnya. Ia segera masuk dan membenturkan dahinya ke stir kemudi.
“Hiks hiks kenapa dia muncul lagi arggg,” jerit Aqila dengan menjambak rambutnya.
“Aku benci aku benci liat kamu benci banget,” teriak frustasi Aqila.
Untung saja mobil itu sudah dimodifikasi oleh Kevin agar kedap suara. Jadi meski teriak tak ada yang bisa mendengarnya.
Aqila mempererat cengkraman tangannya pada setir hingga terlihat tangannya memutih. Matanya memerah dengan emosi Aqila mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Aqila ingin pulang ia harus melampiaskan emosinya ini dengan berenang. Ia sudah tak tahan dengan gemratak giginya.
Tin tin
Bunyi klakson Aqila saat satpam belum membukakan pintunya. Setelah terbuka Aqila segera melajukan mobilnya hingga kedepan pintu utama.
Tanpa mengucap salam Aqila masuk dan berlari sambil menangis menuju kamarnya.
Axel yang sedang mengerjakan laporan diruang keluarga terkejut melihat sang adik yang berpenampilan acak-acakan. Axel segera meletakkan laptopnya di meja dan segera menyusul sang adik.
Tok tok.
“Sayang kamu kenapa?” teriak Axel dibalik pintu.
Ia tak bisa masuk karena ternyata kamar Aqila dikunci.
“Qila kamu kenapa dek,” panggil Axel.
--*--
Nah cut dulu oke hehehe besok lanjut lagi. Biar Aqila bobok dulu yah kasihan abis marah-marah jangan ganggu hahaha.
YUK BANTUK NAIKIN RANK DONG GUYS.
Like itu gratis loh kalian tinggal pencet doang, dan komen yang banyak oke.
JANGAN LUPA VOTE KOIN/POIN buat bayar aku huhu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
ƖąƖą
oke kak sampe sini dulu ya nanti q lanjut lagi udah like 20 eps dan rate *5 jgn lupa mmpir novelku
2020-09-03
1
🍾⃝ᴠͩɪ͜ᴠᷞɪͧᴀᷠɴᷧ ᴡɪᴊ͠ᴀʏᴀ
kuyyyy
2020-07-27
0
Resha poeza nur wafa
Hyo Rey Pepet terus qila tunjukan pesona mu ..hihii
2020-07-25
0