“Tempat ini adalah salah satu tempat yang selalu mengingatkanku tentangmu.” ~Aqila~
.
.
.
Menikmati hembusan angin yang segar, Aqila tak beranjak dari tempat duduknya itu. Ia menatap langit yang mulai berwarna orange, pantai yang masih indah dan menunggu matahari terbenam.
Kembali melintas kenangan tentang lelaki yang sangat ia cintai. Tempat ini adalah salah satu tempat kenangan mereka berdua. Selama 4 tahun berpacaran mereka selalu melakukan perjalanan ke berbagai pantai. Karena James sangat tau jika Aqila sangat suka dengan air.
Dadanya mulai sesak air mata menggunung dipelupuk matanya. Aqila mencoba menahan laju air mata itu. Ia tak ingin menangis kembali. Sayangnya air mata itu tetap menetes. Semakin deras hingga membuat kedua tangan Aqila menutup wajahnya.
“Hiks hiks ya tuhan sembuhkan hatiku,” lirih Aqila sambil menangis.
“Aku ingin mendapat kebahagiaan juga tuhan, aku sama ingin merasa dicintai oleh seseorang yang sangat mencintaiku,” gumam Aqila di isak tangisnya.
Ia masih bertahan menutup wajahnya dengan linangan air mata yang tak berhenti. Mencoba mengatur gemuruh di hatinya ia menghembuskan nafas berat. Akhirnya air mata itu berhenti. Ia menghapus sisa air mata dan menengadah ke langit.
Warna orange telah menghiasi langit sebentar lagi momen yang sangat ia suka. Yang dulu selalu ia lewati dengan pelukan dari belakang oleh seorang yang ia cintai. Tetapi sekarang ia lewati sendirian.
Ia mencoba tersenyum ketika matahari mulai terbenam.
“Mulai detik ini aku akan melihatmu dengan hati yang sendiri,” gumam Aqila.
Setelah selesai ia kembali ke mobil dan melajukan mobilnya kerumah.
---*---
Dirumah Aqila.
“Adikmu kemana sayang?” tanya Mama Angel pada anak lelakinya.
“Mungkin Qila masih mampir ma,” saut Axel.
Sejujurnya ia juga sedang khawatir tapi tak ia tunjukkan. Ia takut sang mama akan lebih khawatir. Pikirannya kalut memikirkan sang adik melakukan hal konyol. Karena tadi pagi sang adik sudah memberitahu jam pulangnya tetapi kenapa sampai menjelang magrib sang adik tak kunjung pulang.
“Semoga kau baik-baik saja sayang,” gumam Axel dalam hati sambil menatap pintu utama.
Beberapa menit kemudian terdengar suara mobil dari luar. Mama Angel segera menuju ke pintu utama. Ia membuka pintu dan terlihat sang anak berdiri didepannya.
“Assalamu’alaykum ma,” salam Aqila sambil mencium punggung tangan sang mama.
“Wa’alaykumsalam, kamu darimana sayang? Kok baru pulang hmm?” tanya beruntun Mama Angel dengan wajah cemas.
“Maafin Aqila ya mah. Aqila tadi masih kepantai mah jadi lupa mau ijin ke mama,” ucap Aqila penuh penyesalan.
“Ya sudah gakpapa sayang. Lain kali kamu harus pamit jangan bikin orang rumah khawatir oke?” lirih Mama Angel.
Aqila mengangguk lalu ia masuk kerumah sambil bergelanyut manja dilengan sang mama. Dengan jalan beriringan mereka memasuki rumah. Dan terlihat Axel sedang bersedekap dikursi ruang tamu.
Aqila sudah bisa menebak bagaimana cemasnya sang kakak, ia menghela nafas berat dan perlahan mendekat ke arah sang kakak.
“Maafin Aqila yang gak pamit sama kakak,” rengek Aqila dengan nada manja.
Axel masih diam tak menatap Aqila.
“Kakak jangan ngambek,” rengek Aqila.
Tetapi Axel tetap diam.
“Aqila janji gak bakal ulangin lagi kak,” sambil menyodorkan jari kelingkingnya ke arah sang kakak.
Akhirnya final Axel menoleh, menatap manik mata sang adik. Meraih jari kelingking itu meaki dengan wajah datar.
“Janji yah?” tanya Axel.
“Janji kak.”
Akhirnya Axel memeluk tubuh sang adik. Adik yang sangat ia sayangi sejak kecil. Meski sering berselisih faham keduanya sangat saling menyanyangi.
“Jangan pernah mengingatnya lagi sayang,” ucap Axel.
“Iya kak aku berusaha untuk melupakannya kak. Kakak bantu aku yah,” lirih Aqila.
“Pastinya sayang,” jawab yakin Axel.
Kemudian Aqila melonggarkan pelukannya dan menatap sang kakak. Menyunggingkan senyuman dan pamit ke kamar.
Berjalan gontai menuju kamar. Ia ingin berendam agar tubuh lelahnya menjadi hilang. Meletakkan jas dan tasnya ke atas ranjang. Lalu ia menuju walk in closet nya untuk melepas pakaiannya.
Meletakkannya ke keranjang kotor dan berjalan dengan sehelai handuk menuju kamar mandi. Mengisi buth up dengan air hangat dan menunggu full.
Meneteskan aroma yang menenangkan lalu Aqila mulai menceburkan dirinya dan berendam. Memejamkan matanya dengan tenang dan bersenandung kecil. Hatinya menghangat merasakan hembusan aroma vanilla kesukaannya.
Setelah selesai ia segera membilas tubuhnya dan keluar dari kamar mandi. Memakai satu set daster rumahan ia segera turun ke bawah. Berjalan menuju dapur dan berbaur dengan bibi sekaligus mamanya.
Selain Aqila seorang dokter ia juga pandai memasak. Rasa masakannya tak kalah enak dengan restaurant bintang 5. Nikmat dan memiliki ciri khas makanan Aqila. Selesai semua ia membantu menata makanan itu dimeja makan.
“Kakak ayo makan,” ucap Aqila dengan melongokkan kepalanya dipintu kamar sang kakak.
Terlihat sang kakak duduk disofa sambil memangku laptopnya. Axel segera menutup dan berjalan menuju pintu.
“Kebiasaan gak ketuk pintu dulu,” gerutu Axel.
“Heleh emang kenapa, orang jomblo kok dikamar ya cuma sendiri,” ledek Aqila.
“Kayak situnya aja punya pasangan,” ledek balik Axel.
“Wahhh jangan salah, sebentar lagi bakalan punya Qila yah,” menjulurkan lidahnya kearah sang kakak lalu berlari kecil ke meja makan.
“Awas kamu yah,” menyusul sang adik lalu menggelitik sang adik ketika ia berhasil menangkap Aqila.
“Hahahah ampun kak ampun lepasin,” berontak Aqila sambil berteriak.
“Biarin salah siapa iseng banget,” masih dengan tangan menggelitik diperut Aqila.
“Hahhahah udah kak iya ampun ampun.”
Akhirnya axel melepas gelitikannya dan menatap sang adik yang sedang mengatur nafasnya.
“Kapok wleek,” menjulurkan lidah lalu menggeser tempat duduk dimeja makan.
“Awas aja kalau butuh sama Qila,” gerutu Aqila sambil cemberut setelah nafasnya teratur.
Aqila juga meraih kursi disamping Axel dan duduk.
Mereka menyantap makanan bersama dengan sang mama. Aqila terlihat memakan dengan lahap hingga ia nambah nasi. Begitupun Axel sepertinya mereka berdua sedang kelaparan. Sang Mama Angel hanya bisa tersenyum melihat keakraban kedua anaknya.
Ia tau kedua anaknya ini yang paling saling berantem tetapi keduanya juga yang selalu akrab dan saling menyanyangi.
Sehabis makan Aqila tak masuk ke kamarnya ,ia memilih ikut ke kamar sang mama. Mama Angel pun tak masalah ia juga ingin mengobrol berdua dengan mamanya.
“Ada apa sayang?” tanya Mama Angel setelah mereka duduk bersandar di atas ranjang.
“Gak ada mah. Qila cuma pengen tidur sama mamah,” lirih Aqila.
“Kalau ada masalah jangan lupa cerita sama mama yah,” ucap Mama Angel dengan memeluk sang anak.
Aqila masih terdiam tetapi lama-lama bahunya bergetar dan semakin erat memeluk sang mama.
“Sebenarnya....."
--*--
Bersambung.
Hayo sebenarnya apa hayoo. Sebenarnya author butuh vote koin dan poin kalian buat naikin rank nih hahahaha.
Ayo vote dong guys biar author semangat upnya. Udah dua bab sehari loh. Apa mau sebab aja sehari kah?
Ayo jangan Lupa Like juga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
𝐴𝑐𝒉𝑎✨𒆜 <_
sebenernya apa nih 😂
2020-09-17
0
OFF 📵
sebenarnya ?,,, 🤔🤔
2020-09-17
0
🍾⃝ᴠͩɪ͜ᴠᷞɪͧᴀᷠɴᷧ ᴡɪᴊ͠ᴀʏᴀ
OMG
2020-07-27
0