“Perjuangan mu semakin meninggi hanya untuk mencari perhatianku” ~Aqila~
.
.
.
Aqila terdiam ia akan menjawab tetapi tenggorokannya seperti tercekat. Entah ia takut ingin menjawab jujur atau harus berbohong pada sang kakak. Karena sejak dulu sang Kakak Adel tak pernah bisa dibohongi oleh dirinya.
“Qila,” panggil Adel.
“Ah iya kak,” saut Aqila.
“Kenapa melamun? Kakak tanya pulang sama siapa sayang?” tanya lembut Adel.
“Itu kak anu,” Aqila terbata.
“Kakak tadi liat kamu naik mobil. Apa kamu pesan grab car?” tanya Adel.
“Eh iya kak. Qila tadi pesan grab car,” mengangguk cepat
.
“Tumben sayang?” ucap Adel.
Ya Aqila sejak dulu lebih suka naik grab motor daripada mobil. Menurutnya selain ongkosnya lebih murah ia lebih leluasa menatap keindahan jalanan dengan nyata.
“Iya kak aku tadi sama beli ini,” Aqila menunjukkan bingkisan ditangannya.
Spontan Adel tersenyum lebar ketika melihat logo cafe favoritnya. Aqila menjadi lega karena sang kakak tidak menaruh curiga padanya. Ia masuk dan meletakkan bingkisan itu di ruang keluarga, setelahnya ia segera memasuki kamarnya untuk membersihkan diri.
Sehabis berganti pakaian Aqila segera merebahkan dirinya dan melihat ponselnya. Ada pesan masuk dari nomer tak dikenal. Ia membuka pesan itu dan seketika dirinya menegang.
+*6282140××××××
Hy Ini aku James. Save yah*
Begitulah isi pesan singkat dari lelaki yang baru ia temui. Aqila tak berniat membalas dan menyimpan nomer itu. Ia hanya menatap dan langsung tertidur karena memang ia begitu lelah dengan semua rutinitas sekolahnya.
--*--
Keesokan harinya..
Hari ini Aqila akan menghadap sang kakak ipar yang sudah menyelesaikan semua perihal kuliah untuk Aqila. Kevin sangat mendukung keinginan Aqila yang memintanya untuk memasukkan kejurusan kedokteran.
Adel dan Kevin pun sudah sepekat untuk menuruti semua keinginan Aqila dan Axel tanpa harus memaksa. Tetapi Kevin hanya meminta Aqila untuk sekaligus mengambil jurusan bisnis. Aqila pun tak keberatan. Karena memang orang cerdas apapun akan ia lakukan selama ia belajar menurutnya semua akan mudah.
Setelah menjelaskan semuanya pada Aqila. Akhirnya Aqila merasa puas. Karena menurutnya sang Kakak Adel dan Kevin sangat menyayanginya. Karena semua keperluan kuliah Qila sudah beres. Tinggal Aqila masuk saja.
Tepat hari ini adalah Hari Pertama kuliah Aqila. Aqila pun sudah bisa mengemudikan mobil sendiri dengan bantuan sang Kakak Kevin. Kevin melatih Aqila agar ia tidak kerepotan ketika kuliah dan mengerjakan tugas dengan memesan Ojek online. Lebih baik Kevin membelikan mobil agar Aqila bisa lebih mudah kemanapun ketika ada tugas fikir Kevin.
Setelah bersiap ia pun berpamitan pada sang kakak dan segera menaiki mobilnya. Sepanjang perjalanan Aqila tersenyum sambil bersenandung.
Hingga suara aplikasi ponselnya membuatnya terganggu.
*Dari : Dia J
Semangat kuliah nya dihari pertama❤️*
Aqila membaca pesan itu dengan senyum tak luntur di bibirnya. Menurutnya James sedang berusaha mendekatinya. Karena meski Aqila sering tak membalas dan hanya membacanya saja, James tak lupa selalu memberi kabar dan support seperti ini.
Ketika lampu merah Aqila segera membalas pesan itu.
Me
Terimakasih. Kamu juga semangat untuk hari ini.
Send
Senyum makin mengembang di bibir Aqila sampai mobil yang ia tumpangi sudah berhenti di parkiran Kampus. Ia turun dan langsung meninggalkan parkiran mobilnya.
Sehari ini ia dikenalkan untuk mengerti lingkungan kampus dan berkenalan dengan teman-teman barunya. Semua temannya merasa senang dan bangga pada Aqila yang memiliki umur paling muda tetapi memiliki otak yang cerdas.
Tepat pukul 13.00 acara dikampus telah selesai.
Aqila dengan cepat berjalan menuju parkiran untuk pulang karena badannya sudah gerah dan ia haus. Tetapi saat sudah berada diarea parkir. Matanya membulat sempurna menatap seseorang berdiri didepan mobilnya membawa bunga dan minuman dingin. Lelaki itu tersenyum dan berjalan mendekati Aqila.
Aqila sendiri pun tanpa sadar juga menghampiri lelaki itu.
“Selamat siang, pasti capek kan kamu. Ini minumlah,” menyodorkan botol minum dingin.
Aqila menerimanya dengan tersenyum manis lalu segera meminumnya hingga isinya telah tinggal setengah.
“Hah segarnya,” gumam Aqila.
“Makasih,” ucap tulus Aqila.
James mengangguk lalu ia memberikan sebucket bunga mawar pada Qila. Qila menerimanya dengan tatapan bingung.
“Untuk hari pertamamu kuliah,” ucap James ketika tau tatapan bingung Aqila.
“Terimakasih,” seru Aqila dengan hati berbunga-bunga.
“Kamu mau pulang?” tanya James.
“Iyah karena cuacanya panas banget” seru Aqila sambil menatap langit diatasnya.
“Yah” wajah James terlihat kecewa dan Aqila menyadarinya.
“Memangnya kenapa?” tanya Qila penasaran.
“Aku ingin mengajakmu,” ucap James.
“Kemana?” tanya Aqila.
“Suatu tempat, gimana?”
Aqila diam dan sedikit berfikir. Lagi-lagi ia mengutamakan hatinya dan melupakan nasihat sang kakak. Ia setuju dan akhirnya mobil dikendarai oleh James.
Mobil melaju meninggalkan parkiran dan segera membelah jalanan. Aqila menatap jendela sampingnya hingga jalan yang tak ia kenal terlewati.
“Kita kemana kak?” tanya Aqila.
“Sebentar lagi kamu akan tau,” ucap James.
Beberapa menit kemudian mereka sampai disebuah tempat yang menurut Aqila asing. Mereka turun dan Aqila mengikuti langkah James. Dan disana sudah ada Alex duduk di sofa depan.
“James,” ucap Alex.
“Hay lex,” sapa James.
“Hy,” saut Alex.
Alex menatap wanita dibelakang James. Aqila sedikit menggeser tubuhnya dan terlihat wajahnya oleh Alex.
“Qila,” pekik kaget Alex.
“Oh hy kak Alex,” sapa canggung Aqila.
“Kamu kenapa kesini?” tanya bingung Alex.
“Emm aku diajak Kak James,” cicit Aqila.
Alex menatap James seperti bertanya tetapi James mengangkat bahunya dan membawa Aqila ke dalam. Ternyata Aqila dibawa ke ruangan berlatih tembak.
Spontan Aqila menatap kagum karena baru kali ini ia datang ketempat seperti ini. James pun menawari dirinya untuk mengajari Aqila dan ia menerimanya.
Mereka berlatih berdua hingga sore hari. Aqila sampai lupa waktu sampai alarm di hpnya mengingatkannya. Ia meraih ponselnya dan matanya membulat sempurna. Ketika menyadari waktu sudah sore.
“Kak,” panggil Qila.
James menoleh. “Aqila harus pulang udah sore,” sambung Aqila.
“Oke ayo,” James meletakkan pistolnya dan mereka keluar bersama.
“Ayo kakak antar,” ajak James.
Aqila menggeleng. “Aku pulang sendiri aja kak,” ucap Aqila.
“Kamu yakin?” tanya James.
Aqila mengangguk. Setelah berpamitan dengan James dan Alex. Ia segera keluar dan berjalan menuju mobilnya. Ia menginjak gas dan meninggalkan tempat itu.
---*---
Bersambung
Readers : Masih mengenang kisah 4 tahun ya thor?
Author : Iyee bener. biar pada gak bingung entar tanya napa bisa jadian
Readers : Tumben pinter thor
Author : Lah dari dulu juga ane pinter
Readers : Idih kagak tuh
Author : Awas aja kalau gak bilang gue pinter gue gantung nih cerita.
Readers : Eh jangan dong thor
Author : yaudah sana bilang pinter
Readers : iya dah author pinter. ngalah bae kita.
Oke sudah sudah jangan ngikik terus. Ayo sekarang waktunya yah..
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, VOTE DAN RATE BINTANG 5
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Jeni Safitri
Lah bagaimana ceritanya aqila bisa pulang pakai mobilnya, bukankah sia tadi 1 mobil dgn james
2022-06-27
0
M⃠⸙ᵍᵏWãterLīlyHõkKī²
sembunyi² y dek qil 🤭🤭🤭🤭
2022-03-12
1
𝕂𝕒𝕪𝕝𝕒🅠🅡🅕PUCUK🌱SQUAD🐛
hihihi🤭
2020-09-15
0