Morning Kiss

April perlahan membuka matanya, dia merasa mencium aroma parfum dan benar saja sekarang dia memeluk lelaki itu.

Ternyata mereka sekarang tengah tidur di sofa.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam April seraya berusaha mengingat kejadian semalam.

Setelah mengungkapkan permintaannya semalam, Adam langsung menolak dengan tegas.

"Aku sebelumnya sudah memeriksa profil lelaki yang kau sukai itu, walaupun begitu dia adalah ketua tim di departemen pemasaran. Aku tidak bisa begitu saja memecatnya hanya karena masalah pribadi seperti ini, apalagi jika aku melakukan hal sesuka hatiku dia bisa menuntutku ke asosiasi kerja," jelas Adam semalam.

"Apa kau benar-benar akan balas dendam sampai sejauh ini?"

April jadi merasa emosional karena mendengar penjelasan Adam itu.

"Kalau begitu, aku akan melakukan dengan caraku sendiri," balas April yang ingin meninggalkan Adam ke dalam kamar.

Terserah lelaki itu mau pulang atau menginap malam ini, April tidak peduli.

Namun, siapa sangka kalau Adam akan menahan langkahnya dengan menarik tangan perempuan itu sampai tubuhnya jatuh di atas tubuh Adam.

"Aku belum selesai," ucap Adam kemudian.

"Bukankah kau tidak mau mengabulkan permintaanku? Jadi, apa yang mau dibahas lagi," balas April. Dia berusaha melepaskan diri tapi Adam justru semakin memeluk tubuhnya.

Kini April bisa bertatapan dengan wajah Adam dengan jarak yang sangat dekat sekali.

"Kalau kau melakukan apapun demi sebuah dendam, kau akan terbiasa melakukan apapun hanya untuk balas dendam itu. Jadi, menurutku lupakan semua yang telah terjadi, cara balas dendam terbaik adalah menaikkan value kita, bukan membalas perbuatan mereka," Adam berusaha membuat April jangan bertindak gegabah karena hal itu akan menjadi boomerang sendiri baginya.

"Jadi, kau mau aku melupakan begitu saja perbuatan mereka?" tanya April. Walaupun masih tampak kesal, perempuan itu menurunkan volume suaranya.

"Kau tidak tahu rasanya selalu mengalah dan menunggu penantian yang panjang, setelah pengorbanan itu aku dikhianati. Orang yang sudah memakai sendok emas dari kecil sepertimu, tidak akan mengerti apa yang aku rasakan," lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.

Adam mengulurkan satu tangannya untuk menyentuh pipi April, dia tidak mau perempuan itu menangis.

"Aku memang tidak mengerti rasanya tapi aku yakin jika apa yang kita tabur pasti kita juga yang akan tuai, tidak perlu repot balas dendam karena mereka pasti akan mendapatkan balasannya sendiri," ucap Adam.

Entah kenapa mendengar itu, emosi yang sebelumnya meledak jadi hilang begitu saja. Apalagi ketika Adam memeluknya.

April hanya diam saja dan tertidur dipelukan lelaki itu.

Pacar kontraknya sungguh sempurna dari segi finansial dan rupa, hatinya juga begitu lembut.

"Setidaknya aku pernah merasakan pelukan sehangat ini," ucap April dalam hatinya. Dia memejamkan mata dan terlelap dalam mimpi.

Dan keesokan paginya, April terbangun dengan posisi yang masih sama.

Hal pertama kali yang dilihat perempuan itu tentu saja wajah tampan Adam.

"Jadi, semalaman kami tidur dengan posisi seperti ini?" gumam April merasa malu.

Dia ingin menjauh perlahan tapi gerakan kecilnya mampu membangunkan Adam dari alam mimpi.

"Mau kemana?" tanya Adam.

Padahal lelaki itu baru bangun tidur tapi April tidak mencium bau mulut sama sekali.

"Apa orang kaya memang tidak bau mulut?" batin April.

Adam mengerutkan kening karena April hanya diam saja jadi dia kembali memeluk perempuan itu seraya mengecup bibirnya.

"Morning kiss," ucap Adam tanpa beban.

DEG! DEG! DEG!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***