Masuk Skenario

Adam harap-harap cemas melihat layar laptop yang ada di depannya, laptop itu menampilkan grafik nilai saham perusahaan Bamantara pagi ini.

Matanya menyipit dan perlahan melihat grafik itu.

Langsung terdengar helaan nafas lega ketika melihat jika presentase sahamnya naik.

Ternyata cara jitu April memang ampuh menghilangkan rumor yang beredar, dengan begini jajaran dewan direksi pasti tidak akan meragukannya lagi.

"Di mana April?" tanya Adam pada asistennya. Dia ingin memberitahu kekasih kontraknya itu.

Namun, asisten Rio memberi kabar mengejutkan jika April saat ini tengah berada di kediaman keluarga Bamantara.

"Apa yang April lakukan di sana?" Adam jadi cemas. Ini di luar skenario mereka.

Ternyata pagi ini, seorang supir menjemput April atas perintah mama Luna.

"Nyonya besar membuat kue bersama nona April," ucap asisten Rio memberi laporan.

"Kalau begitu, cepat selesaikan pekerjaan hari ini dan aku akan ke rumah utama menjemput April," balas Adam.

Lelaki itu jadi mengingat percintaan singkat mereka semalam yang menguji adrenalin, bersama dengan April membuat Adam banyak melakukan hal baru dalam hidupnya.

Untuk pertama kalinya jadwalnya jadi berantakan seperti ini.

Sementara April sendiri awalnya memang merasa gugup karena Luna yang tiba-tiba mengundangnya di kediaman keluarga Bamantara tapi sekarang perempuan itu bisa bersikap santai karena Luna memang menyambutnya penuh suka cita.

"Apa kau suka membuat kue?" tanya Luna seraya memberikan apron pada April.

"Saya sibuk bekerja jadi tidak sempat melakukan banyak hal seperti memasak," jawab April memberi alasan.

"Itu tidak masalah, mama akan mengajarimu. Kita harus selesai membuat kuenya sebelum Gema pulang," ucap Luna antusias sekali.

"Gema?" tanya April pura-pura tidak tahu.

"Ah, itu anaknya Galang. Kau pasti belum melihatnya karena memang kemarin anak itu tidak ikut pesta," sahut Luna menjelaskan.

April tidak mau banyak bertanya karena sebenarnya dia sudah mempelajari silsilah keluarga Bamantara.

Untuk pertama kalinya, April merasa diperhatikan oleh seorang ibu begini apalagi wanita itu menganggapnya calon menantu.

Bagaimana jadinya kalau April nanti berpisah dengan Adam?

Sebaiknya memang April harus membatasi diri supaya tidak terbawa suasana atau nanti akan banyak orang yang tersakiti oleh drama kekasih kontrak ini.

Luna dengan telaten mengajari April membuat kue step by step sampai perempuan itu mengangguk beberapa kali.

Karena masih pemula, Luna mengajari April caranya membuat cupcake.

"Kau bisa menghiasnya sesuka hati," ucap Luna ketika cupcake sudah keluar dari oven.

April mengambil butter cream dan menghias cupcake itu sebaik mungkin, untuk pemula hasilnya cukup lumayan.

"Kita akan meletakkan cupcake nya di ruang santai biar semua orang bisa melihatnya," Luna merasa harus pamer cupcake hasil buatan April pada semua anggota keluarga.

"Ini terlalu berlebihan," balas April yang merasa malu.

"Kenapa? papa pasti menyukai kalau calon menantunya pandai di dapur apalagi berhasil menaklukkan Adam," ucap Luna antusias.

Membicarakan masalah Adam, April jadi teringat kejadian semalam.

Setelah bercinta di balkon pesta dan di depan Bian, mereka belum bicara apapun lagi.

"Adam nanti pasti akan menjemputmu kemari," tambah Luna.

April jadi merasa resah dan gelisah, semoga saja Adam tidak membahas percintaan mereka semalam.

"Kenapa wajahmu memerah?" tegur Luna yang melihat perubahan wajah April. "Baru mendengar nama kekasih saja sudah merona seperti itu, orang kalau jatuh cinta pasti berjuta rasanya!"

April dan Adam sudah masuk sepenuhnya dalam skenario mereka sendiri.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***