Dinikahi Sahabat Calon Suamiku

Dinikahi Sahabat Calon Suamiku

PROLOG

❤Assalamu'alaikum semuanya❤

💞Bismillahirrahmanirrahim💞

🥰Happy Reading🥰

Di keluarga Rajendra. . . .

Hari ini adalah hari berbahagia bagi gadis cantik yang saat ini sedang dirias oleh orang dari KUA karena hari ini adalah hari pernikahannya dengan Azka Ramadhan lelaki yang akan menjadi imannya nanti.

Mereka telah menjalani hubungan pacaran selama 6 tahun dan itu bukanlah waktu yang sebentar, banyak rintangan yang harus keduanya hadapi hingga sampai ke titik sekarang.

"Masya Allah cantiknya anak bunda." Ucap Bunda Rosanna Saputri, bunda Zia.

"Makasih bunda, bunda juga terlihat cantik hari ini."

"Bisa aja putri bunda ini."

Sementara Zia dan Bunda Rosanna berbincang dikamar sang putri, diluar telah dipadati oleh tamu undangan dari berbagai kalangan.

Dari rekan bisnis, keluarga terdekat dari kedua mempelai, tetangga serta sahabat dari kedua mempelai turut hadir untuk menyaksikan acara sakral tersebut yang tak lama lagi akan berlangsung serta memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai pengantin.

Ahmad Hermawan Rajendra menyambut satu persatu tamu-tamu yang datang ke acara pernikahan putri semata wayangnya.

Jam saat ini telah menunjukkan pukul 08.45 dan acara pernikahan dilaksanakan pada pukul 09.00 sampai sekarang mempelai pria belum datang padahal tinggal 15 menit lagi acara pernikahan akan berlangsung.

Semua orang gelisah dan membicarakan mempelai pria yang datang terlambat saat hari pernikahannya, termasuk kedua orang tua Zia serta Zia.

"Kenapa acaranya belum dimulai ya?"

"Padahal sudah jam segini tapi mempelai pria masih belum datang juga."

"Kenapa mempelai pria belum datang ya padahal tinggal 15 menit lagi acara dimulai."

"Iya apa mungkin mempelai pria membatalkan pernikahan ini tanpa sepengetahuan keluarga mempelai wanita."

"Masa sih."

"Atau ada masalah ya."

"Mungkin terjadi sesuatu terhadap pengantin prianya."

Bisik-bisik tamu undangan yang hadir dalam acara pernikahan tersebut membuat telinga ayah Hermawan panas mendengarnya, ayah Hermawan bangkit dari duduknya melangkah pergi menuju dan masuk ke dalam kamar putrinya mempertanyakan kapan Azka dan keluarganya datang.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

"Zia tolong hubungi Azka dia sudah sampai dimana?"

"Baik ayah."

Zia mengambil handphone miliknya yang terletak di atas nakas dan mencari nomor sang kekasih untuk mempertanyakan keberadaan nya saat ini.

Setelah menemukan nomor yang ia cari, Zia langsung menghubungi nomor tersebut meskipun tidak diangkat oleh si empu hingga panggilan ke-enam akhirnya panggilan tersebut diangkat oleh Azka.

"Assalamu'alaikum,kak Azka sudah dimana? Apa masih jauh lagi?"

"Waalaikumsalam dek Zia,maaf dek Zia kakak terjebak macet karena itu kakak sedikit terlambat datang mungkin sekitar 20 menit kakak sampai.Kakak tinggal melewati persimpangan didepan aja."

"Baik kak Azka, Zia tunggu kakak. Kakak hati-hati ya."

"Iya,kalau gitu kakak tutup ya telponnya. Assalamu'alaikum."

"Iya kak, waalaikumsalam."

Panggilan pun terputus dan Zia meletakkan kembali handphone miliknya diatas nakas, orang tuanya mendekati Zia dan bertanya keberadaan Azka.

"Gimana sayang, Azka sudah sampai dimana?"Tanya Bunda Rosanna.

"Iya, apa masih jauh lagi?"Tanya Ayah Hermawan.

"Kak Azka terjebak macet dijalan Ayah Bunda dan tinggal melewati persimpangan mereka akan sampai sekitar 20 menit kak Azka sampai."

"20 menit?! Tapi acara akan dimulai 10 menit lagi."

"Sabar ayah, kan tadi kata putri kita Azka terjebak macet kita tunggu saja dengan sabar ya. Semoga Azka cepat sampai."

"Baik bunda, ya udah ayah keluar dulu untuk memberikan pengertian terhadap tamu-tamu yang datang."

"Assalamu'alaikum."

"Iya yah, waalaikumsalam."

Ayah Hermawan keluar dari dalam kamar putrinya menuju ke ruang tamu rumahnya di mana acara pernikahan dilangsungkan, Ayah Hermawan berdiri di podium memberitahukan alasan keterlambatan mempelai pria datang.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, selamat siang semuanya pertama-tama saya meminta maaf atas ketidaknyamanan para hadirin yang menunggu kedatangan mempelai pria, mempelai pria terjebak macet itulah mengapa mempelai pria terlambat datang dan sekitar 20 menit mempelai pria akan datang. Silahkan nikmati acara hiburan yang disajikan sampai kedatangan mempelai pria dan sekali lagi maaf atas ketidaknyamanannya semuanya.Silakan menikmati persembahan yang kami siapkan.Waalaikumsalam."Ayah Hermawan menjelaskan panjang lebar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sedangkan orang yang ditunggu-tunggu oleh semua orang termasuk keluarga Zia dan orang tuanya, saat ini sedang gelisah ditempatnya karena dirinya sudah sangat terlambat sebentar lagi acara pernikahan nya akan dimulai dan ia sebagai mempelai pria belum datang juga dia caranya sendiri.

"Pa, apa tidak bisa lebih cepat lagi.Kita sudah terlambat ini." Ucap Azka dengan gelisah.

"Tidak bisa lebih cepat dari ini Azka kita akan kecelakaan jika menambahkan kecepatan dijalan menanjak seperti ini."Ucap Papanya Azka sembari fokus menyetir.

"Tenanglah Azka, biar lambat asalkan kita selamat dan meski terlambat asalkan kita sampai. Jangan terburu-buru."Ucap mamanya Azka menenangkan putranya yang nampak gelisah dan tidak tenang ditempatnya.

"Baiklah ma."

Azka menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan,Azka menghubungi sahabatnya untuk membantu mengulurkan waktu untuk dirinya.

Azka mengambil handphone miliknya disaku bajunya dan menggulir kontak HP tersebut mencari nomor sahabatnya dengan nama 'Patung es' setelah menemukannya,Azka segera menghubungi sahabatnya itu.

"Assalamu'alaikum El."

"Waalaikumsalam,sekarang lo dimana?"

"Gue sudah dijalan bisakah lo membantuku mengulurkan waktu sampai gue tiba."

"Kenapa harus gue?"

"Ayolah kumohon, gue tidak tau lagi harus meminta tolong sama siapa selain lo. Please, kumohon ya ya ya."

"Hufft baiklah karena ini adalah hari pernikahan lo kali ini gue turuti besok-besok jangan harap."

"Sip El, makasih ya."

"Sama-sama."

"Awas pa." Teriak seorang wanita paru baya disebrang sana.

Disisi Azka, saat sedang asik berbincang dengan El disebrang telpon dari arah persimpangan muncul sebuah truk yang hilang kendali sepertinya rem truk blong hingga membuat papanya Azka banting setir guna menghindari truk tersebut dan membuat mobil yang ditumpangi oleh keluarga itu berguling-guling hingga akhirnya menabrak pembatas jalan dengan sangat kencang.

Membuat bagian mobil itu rengsek dan bentuk mobil tersebut tak terbentuk lagi, sangat tipis kemungkinan nya orang yang selamat dari kecelakaan tersebut.

Kedua orang tua Azka tak sadarkan diri dengan luka dikepala mereka yang mengeluarkan darah,handphone Azka masih tersambung dengan El membuat disebrang telpon gelisah mendengar suara-suara yang seperti kecelakaan itu.

Para warga yang melihat kecelakaan tersebut langsung menghampiri dan mengecek kondisi korban dalam kecelakaan tersebut, mereka juga segera menghubungi mobil ambulance dan polisi untuk membawa korban kecelakaan tersebut kerumah sakit dan menyelidiki kecelakaan tersebut.

Karena jarak kecelakaan tersebut yang cukup jauh membutuhkan waktu yang cukup lama untuk ambulance dan mobil polisi datang.

Salah satu warga mendekati mobil yang ditumpangi oleh keluarga Azka dan mengecek nafas orang tua Azka yang ternyata tidak bernafas yang menandakan bahwa orang tua Azka meninggal di tempat.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun." Ucap warga tersebut.

"Hallo, hallo, Azka kau disana. Azka jawab." Ucap El yang berada di sebrang telpon.

Azka yang tak sadarkan diri mulai tersadar saat mendengar suara sahabatnya yang berada di sebrang telpon,Azka mengumpulkan kesadarannya dan menjawab panggilan sahabatnya itu.

"Hallo Azka, jawab Azka kalau lo masih hidup. Gue mohon jawab Azka."

"El, gue mohon tolong sampaikan permintaan maaf gue ke Zia karena tidak bisa datang tepat waktu." Ucapnya dengan suara pelan dan terbata-bata.

"Apa yang lo ucapkan, sampaikan sendiri padanya gue gak akan menyampaikan hal itu padanya."

"Gue gak bisa El, waktu gue gak banyak lagi dan gue minta tolong terakhir sama lo. Anggap ini permintaan terakhir dari sahabat lo uhuk.... uhuk.... uhuk..... "

Azka terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Lo jangan banyak bicara lagi."

"Tolong dengarkan gue El, tolong gantikan gue untuk melindungi dan menjaga Zia dengan cara menikahinya gue mohon sama lo. Gue gak bisa percaya sama siapapun lagi selain lo, anggap aja ini permintaan terakhir gue."

"Uhuk.... uhuk.... uhuk...."

"Baiklah gue akan melakukannya."

"Makasih El dan selamat tinggal."

"Azka, Azka. Hallo Azka jangan bercanda Azka, jangan main-main sama gue."

"Hey sialan!" Teriak El sangat marah.

Tut... tut... tut...

Sambungan telpon pun terputus membuat El hampir jatuh karena lututnya seketika lemes saat tau Azka sahabatnya telah meninggal dunia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara dikediaman keluarga Rajendra.

Zia yang merasa haus meraih gelas yang ada di dekat nakas tapi karena pegangannya yang tidak kuat membuat gelas tersebut jatuh dan pecah membuat perasaan Zia seketika menjadi tidak tenang.

Praang

Zia seketika jadi teringat tentang Azka yang sampai sekarang belum datang juga padahal sudah lewat 20 menit.

"Kak Azka? Kenapa Zia tiba-tiba khawatir dengan keadaan Kak Azka."

"Bunda kenapa acaranya belum dimulai juga? Apa kak Azka masih belum datang? Zia khawatir bunda."

"Tenanglah nak, semua akan baik-baik saja dan semuanya berjalan dengan lancar."

Sampai akhirnya Zia mendengar ayahnya dan seorang pria mengucapkan ijab kabul menggunakan mic serta suara Sah yang menggema diruang tamu sampai terdengar di kamarnya.

Zia dan Bunda Rosanna merasa lega sekaligus terharu karena sekarang putrinya telah resmi menjadi istri orang, sedangkan Zia tanpa sadari meneteskan air mata saat suara Sah tersebut menggema dan ia resmi menjadi istri dari orang yang dicintainya.

"Bunda." Panggil Zia dengan air mata yang jatuh ke pipinya serta dengan suara parau nya.

"Kok nangis sih, nanti make up nya luntur loh. Jangan nangis, anak bunda harus senyum di hari bahagianya bukannya malah sedih."

Bunda Rosanna menghapus air mata Zia yang luruh kebawah dan memeluk anak kesayangannya itu.

"Sekarang putri kecil dan kesayangan Ayah Bunda telah resmi menjadi istri orang, Zia harus menjalani kewajiban Zia sebagai istri dengan baik dan harus patuh terhadap perintah suami selama itu tidak termasuk dalam larangan Allah."

Tok... tok... tok...

"Assalamu'alaikum bu, mempelai wanita diminta untuk turun ke bawah oleh Bapak."

"Waalaikumsalam, bilang kami akan segera turun ke bawah."

"Baik bu, kalau gitu saya pamit beritahu Bapak, assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

"Mari turun ke bawah nak, kita temui suamimu." Ajak bunda Rosanna kepada sang putri.

"Baik Bunda."

Next ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!