Masa lalu di Carleon Metropolis

"Dari mana Kei?" Sebuah suara menyapanya ketika ia menuju tangga untuk mencapai kamarnya.

Keiyona berbalik, mendapati Callisto Meadow tengah berjalan menghampirinya. Dengan menggunakan tongkat, Callisto menunjuk sebuah sofa nyaman di ruang keluarga. Keiyona, mengikuti langkahnya, yang kemudian menghempaskan diri ke sofa, disampingnya.

"Kenapa dengan pakaianmu? Bukankah kau benci penampilanmu yang dulu!"

Semasa sekolah Keiyona mendapat perlakuan kejam dari temannya, karena tubuh gendutnya dan kacamata tebal yang menangkring di hidungnya.

"Ooh! Dadda jangan mengingatkanku lagi. Itu sungguh pengalaman mengerikan."

"Dan apa yang mengubahmu kembali seperti dulu?"

"Dadda lah yang menyebabkanku melakukannya."

Callisto mengernyitkan alisnya menjadi satu bentuk lurus, mencoba memahami perkataan putrinya tersebut.

"Nash." Keiyona menjawab kebingungannya. Callisto tersenyum simpul menanggapi sebuah nama yang di ucapkannya.

"Kenapa Dadda mengundang orang itu?" Tambah Kaiyona penasaran.

"Karena menemukannya di catatanmu."

"Pengintip."

Hahaha... Callisto tertawa lepas mendengar sang putri mengejeknya. Kemudian ia berusaha menghentikan tawanya ketika mendapati wajahnya yang cemberut.

"Hanya ingin mengetahui siapa yang sudah membuat putri semata wayang Callisto Meadow menangis."

"Dadda tidak ingat! Ia yang terjerat kasus...."

"Tentu saja ingat! Dadda hanya ingin memberikan pekerjaan saja."

"Di hari ulang tahunku! Yang benar saja."

"Ini trik sayangku. Berbisnis jangan terang-terangan," sarannya. "Jadi bagaimana kondisinya kini?" Callisto mengedipkan matanya menunggu respon putrinya.

"Aku tidak tahu." Wajah kemerahan Keiyona sudah menjawab semuanya. Callisto kembali tertawa.

"Sepertinya tidak usah di jawab."

"Dadda menyebalkan."

Ketika Keiyona berlalu pergi, ia berpapasan dengan Pavo yang baru saja pulang. Pavo tersenyum hormat. Yang di balas oleh Keiyona.

Callisto memastikan Keiyona sudah memasuki kamarnya ketika bunyi pintu terdengar. Barulah matanya berubah menatap kepercayaannya tersebut dengan tatapan dingin menginterogasi.

"Bagaimana?" Intonasi gagah di gunakannya ketika bertanya pada Pavo. Dingin dan garang.

"Ia orang berpendirian teguh. Saya rasa kita bisa mempercayakan miss Kei padanya."

"Hmm!" Callisto mempercayai apa yang di katakan Pavo sebagai tangan kanannya.

"Lantas pergerakan Blackthorn?"

Blackthorn adalah musuh bebuyutan Meadow. Persaingan bisnisnya menyebabkan peristiwa berdarah kala itu.

"Saat ini masih belum ada tanda-tanda. Tapi rumor telah beredar, Lucius telah mengumumkan akan menyerang kasino milik kita."

"Bah! Anak kemarin sore mau berhadapan denganku."

"Tuan harus berhati-hati, saya cemas jika berita ini sampai terjadi akan berdampak kepada miss Kei."

"Aku tahu Pavo, maka dari itu bawalah Nash kehadapanku, segera."

"Apakah perlu saya menjemputnya besok?"

"Antarkan aku kehadapannya. Aku harus bicara padanya tentang Kei."

"Baik tuan!"

"Pavo, bisakah ia menjaga Kei untukku?"

"Saya tidak terlalu yakin."

"Mengapa? Karena ia playboy?"

"Mungkin. Saya tidak ingin miss Kei sakit hati akan tingkahnya. Belum lagi skandalnya yang...."

"Itu bukan salahnya."

"Maksud tuan?"

"Semakin sedikit kau tahu, semakin sedikit beban yang kau pikul, Pavo. Tugasmu hanyalah menjaga Kei selamat. Terutama dari cengkraman makhluk bernama Lucius."

"Baik tuan."

Keiyona kembali ke kamar, memandangi dirinya yang terlihat culun seperti 13 tahunan yang lalu, semasa dirinya tidak di anggap oleh teman sekolahnya.

Hanya Nash saja yang mau berteman dengannya, semasa sekolahnya itulah ia merasakan jatuh cinta, pada pria populer yang ternyata tidak menganggapnya sebagai lawan jenis, sehingga cintanya kandas tanpa sempat berbunga.

Patah hatilah yang membuatnya berubah ketika kuliah. Ia mengikuti kelas make-up untuk merubah penampilan serta tubuhnya. Ia rajin menjaga asupan kalorinya dan berolahrga. Jadilahia yang sekarang, bisamelelhkan hati pria manapun yang ia mau. Sayangnya, hati Keiyona masih di penuhi kenangan masa lalu.

"Ia tidak mengenaliku!" Ucapnya sedih.

Keiyona menatap lesu dirinya di depan cermin, membuka kacamata tebalnya dan mengurai rambut yang di kepangnya.

"Ketampanannya tidak berubah. Masih seperti dahulu. Badannya kekar, dan tubuhnya harum." Keiyona memukul kepalanya sendiri. "Kau mesum!"

Ia tertawa geli atas perkataannya sendiri. Sembari cengengesan di depan cermin mengingat pertemuannya kembali dengan Nash Orlando sebagai Allyn.

...◦•●◉✿✿◉●•◦◦•●◉✿✿◉●•◦◦•●◉✿✿◉●•◦◦•●...

"Sesuatu mengganggumu?" Rigel menghampiri Nash yang termangu di depan tumpukan dokumen yang ia abaikan.

"Tidak!"

"Lantas mengapa kau abaikan itu." Rigel menggunakan dagunya untuk menunjuk dokumen yang telah di susun Seren. "Aku mendengar kau kedatangan 2 tamu misterius! Mereka 'kah penyebabnya?"

Hahaha... Tawa Nash menyebabkan Rigel mengernyitkan alisnya.

"Telingamu cukup cepat dalam menangkap rumor?"

"Terima kasih atas pujian anda. Jadi siapa mereka?"

"Kau akan terkena serangan jantung bila aku menyebutkannya."

"Aku bertaruh akan hal tersebut!"

"Meadow!" Nash merasa bahwa jantung temannya tersebut telah berhenti untuk sesaat. Rigel kembali bernapas setelah Nash menjentikkan jarinya.

"Meadow! Callisto Meadow. Pemilik kasino terbesar, maksudmu Meadow yang itu!"

"Yap! Ada lagi nama Meadow di kota ini?"

"Waah!" Serunya lantang tidak percaya. "Jadi kenapa Meadow kemari? Sampai mengutus 2 orang!"

"Hanya mengantarkan ini!" Nash melemparkan undangan ke arah Rigel. Ia memungut dan membuka isinya, kemudian membacanya. Ekspresi jantung berhenti kembali di pertontonkan olehnya.

"Undangan special. Mencari calon suami untuk lady Keiyona! Menurut pembantunya miss Kei"

"Calon suami!" Ulang Rigel.

Nash ingin melempari Rigel dengan salah satu tumpukan dokumen, kala temannya itu berekspresi yang menurutnya menjijikan ketimbang kaget.

"Callisto terdengar gila! Kenapa dia memilihmu, yang jelas adalah musuhnya?"

"Mana aku tahu! Dan 'kan ku cari tahu"

"Tidak gampang mencari info tentang mereka terutama sang lady yang selalu di sembunyikan oleh Callisto. Kau tahu 'kan apa yang terjadi dengan sang istri, ia di tembak ketika..."

"Ya."

Kisah menyayat pilu terjadi ketika sang putri Keiyona berusia 10 tahun. Keiyona dan Cassia, isteri Callisto sedang berbelanja tanpa pengawalan. Ketika turun dari mobilnya, suara tembakan mengenai jantung Cassia yang menyebabkan ia tewas di tempat.Sejak saat itu Callisto selalu menyembunyikan putrinya dari publik.

Sebenarnya klan Meadow sudah berbisnis secara legal, banyak kasino ilegalnya yang sengaja di tutup. Tapi musuh bebuyutannya tidak terima ketika anggapan publik tentang klan Meadow berubah. Blackthorn yang kini di pimpin oleh Lucius berniat menggulingkan kekuasaan yang telah di pegang Meadow sejak lama.

Dan Meadow pun bertekad mencari siapa pembunuh Cassia yang belum terungkap walau kasus ini telah hampir mencapai batas kadaluarsa di tahun ini.

"Tragis memang. Tapi kejahatan Meadow cukup banyak, walau di bawah kepepimpinan Callisto menjadi lebih baik, tetap saja dendam akan menyulut amarah dan kebencian hingga berakhir menjadi aksi kejam." Jelas Nash.

Ruangan menjadi sunyi sejenak. Meskipun ia bukanlah pengacara lagi, tapi jiwa keadilan dalam dirinya meluap. Terutama skandal tentangnya mencuat kala ia menyelidiki kasus Cassia, sang isteri bos kasino.

"Jadi kau akan datang!" Rigel memecah keheningan. Membawa Nash kembali ke dunia nyata.

"Menurutmu! Keduanya bagai 2 bilah mata pisau. Datang atau tidak nyawaku taruhannya."

"Kenapa dia memilihmu? Bukankah itu aneh. Setelah menjatuhkanmu sebagai pengacara, kini ia memintamu menjadi pengikutnya," Rigel mencemooh pemikiran Callisto yang menurutnya tidak masuk akal.

"Kalau aku tahu, aku tidak akan mengabaikan dokumen ini. Besok pagi Seren akan menggerutu di belakangku."

Rigel kembali tertawa, kasihan akan nasib Seren yang setiap harinya ketakutan di bawah disiplin Nash.

"Jangan terlalu keras padanya. ia adalah pilihan terbaik untukmu."

"Temani aku minum. Kepalaku serasa mau pecah!"

Kedua sahabat tersebut melenggang keluar dari kantornya. Menuju bar bernama Midnight Mirage. Bar langganan tempat berkumpulnya informasi dan orang ternama di Corleon Metropolis.

"Siapa yang tengah hadir di sini? Sang pengacara yang tersingkir menjadi pemilah dokumen!" Lucius menghampiri kami yang tengah duduk di meja bar.

"Kau merusak acara minumku!" Tanpa gentar Nash mengungkapkan ketidaksukaannya. Rigel hanya menelan ludah melihat kedatangan Lucius.

"Aku datang dengan damai. Jadi, apa yang kau bicarakan dengan Pavo?"

"Hanya masalah dokumen, memang apa lagi? Kau sendiri yang bilang kalau aku hanya mengurus dokumen."

"Kau satu dari sekian orang yang berani melawanku."

Lucius mendentingkan gelas minuman kerasnya pada gelas Nash. "Cheers! Sebagai keberanianmu."

Mereka berdua menegak isi dalam gelas tersebut sekali minum. Rigel mematung, kala tatapan mata Lucius memandanginya.

"Jagalah temanmu jangan sampai mabuk!" Kemudian ia melangkah pergi ditemani para pengawalnya.

"Aargh! Hariku hancur tidak bersisa!"

Nash kembali mengisi gelasnya dengan minuman keras dan meminumnya, rasa panas memenuhi tubuhnya kala minuman itu turun ke lambungnya. Berkali-kali ia meminum hingga botol yang tersaji di hadapannya tidak bersisa.

"Hei!" panggilnya pada bartender. "Berikan aku botol yang lain," Suruhnya kasar.

Rigel segera menghentikan aksinya itu, dan membayar tagihannya. Nash telah mabuk, hingga ia harus menopangnya.

"Sebaiknya kita pulang, kau sudah terlalu mabuk!"

Rigel mengantar Nash pulang ke rumah sederhana yang ia tempati. Rigel membantu Nash membukakan pintu, dan menyalakan lampu.

Walau Nash berdiri sempoyongan, matanya dengan jeli menyisir keadaan sekitar, firasatnya mengatakan bahwa rumahnya telah kedatangan seseorang.

"Pulanglah!" Suruh Nash.

"Ku harap kau bisa pulih besok." Ucap Rigel sebelum keluar dari rumah.

Sepeninggalan Rigel, Nash berjalan menuju kamarnya, membuka laci hendak mengambil senjatanya, namun kepalanya telah di todong senjata terlebih dahulu.

Nash mengangkat tangannya, dan si penodong mengambil senjatanya.

"Jangan lakukan hal yang merugikanmu Mr. Nash. Kami datang hanya untuk bicara!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!