Bab. 07

Di Dalam mobil Yuna diam saja, ia marah pada papanya, Revan. Saat ini mereka berada di jalan menuju pulang kerumah. Lagian hari juga sudah jam 4 sore. Sedangkan Gladies sudah Revan antar terlebih dahulu ke rumahnya.

Revan melirik arah kesamping, sejak kedatangan Gladies yang ikut jalan mereka ke mall putrinya menjadi diam saja, tidak seperti tadi ketika mereka main berdua saja. Bahkan putrinya tidak mau melihat nya.

"Princess..!" panggil Revan tapi Yuna diam saja. "Yuna.." panggilnya lagi karena tidak ada respon dari putrinya itu. "Yuna.. Papa panggil kamu loh. Apa seperti itu kalau di panggil Yuna..!" ucap Revan lagi.

"Yuna kesel sama papa!" sahut Yuna ketus. "Kan Yuna maunya papa jalan ke mall sama Yuna aja, tapi kenapa papa ajak Tante penyihir itu..!" ungkap Yuna sembari bibirnya di majukan.

"Yuna panggil Tante Gladies bukan penyihir!" Ucap Revan menegur Yuna. "Sayang, papa mau kamu dan tante Gladies itu semakin dekat. Kan papa pernah bilang kalau Tante Gladies yang jadi mama kamu kalau papa sudah nikah, nanti." lanjut Revan menjelaskan.

"Tapi Yuna gak suka sama dia. Yuna gak mau papa menikah sama Tante Gladies." sahut Yuna. Revan menghela nafasnya mendengar ucapan putrinya.

"Sekarang apa yang membuat princess papa gak suka sama Tante Gladies?!" tanya Revan sembari mengelus rambut putrinya. "Tante Gladies kan baik dan lembut sayang.." ucapnya lagi.

"Pokoknya Yuna gak suka sama tante itu! Dan Yuna gak mau papa nikah sama dia."

"Tante Gladies sayang..!" protes Revan karena putrinya masih tidak mau memangil kekasihnya Tante Gladies. Tapi Yuna hanya diam saja.

Sampainya di rumah Yuna langsung berlari masuk kedalam kamar dan mengunci pintu kamarnya. Anin yang berada di ruang tv bersama kakek Ray bingung dan kaget melihat Yuna masuk sambil berlari begitu saja ke kamarnya tanpa mengucapkan salam ketika masuk kedalam rumah.

"Yuna kenapa Van?!" tanya kakek ketika melihat Revan masuk kedalam rumah sembari membawa paper bag yang berisi mainan Yuna.

"Ini Anin, letakkan di ruang bermain Yuna." perintah Revan.

Kemudian Anin langsung beranjak dan mengambil paper bag dari tangan Revan lalu membawanya ke tempat ruangan bermain Yuna.

Inilah ruangan bermain Yuna yang sengaja di buat oleh Revan agar putrinya selalu betah di dalam rumah.

Ini koleksi boneka milik Yuna. Begitu banyak koleksi boneka Yuna yang di belikan oleh Revan.

Dan itu masih banyak lagi yang lainnya.

Setelah Anin meletakkan paper bag nya Anin pun pergi ke kamar Yuna untuk melihat keadaannya. Sepertinya Yuna lagi ngambek pada papanya batin Anin.

"Yuna.." panggil Anin lembut sembari mengetuk pintu karena pintu kamar di kunci oleh Yuna. "Princess buka dong pintunya, sayang ini aunty loh." ucap Anin membujuk Yuna.

Tak berapa lama akhirnya membuka pintu setelah beberapa kali membujuk Yuna.

"Hei, princess kenapa kok nangis?!" tanya Anin ketika melihat mata Yuna merah. Kemudian Yuna memeluk Anin dan kembali menangis. Anin dengan lembut dan penuh kasih sayang mengelus kepala Yuna.

"Mau cerita gak sama aunty kenapa Yuna nangis?!" Yuna menatap Ani. Dengan wajah sendu.

"Yuna gak mau kalau papa menikah sama Tante penyihir aunty.." ucap Yuna.

"Loh kenapa kok Yuna gak mau papa menikah sama Tante Gladies? Kan nanti Yuna punya mama baru.." tanya Anin yang sudah tahu siapa Tante penyihir yang di bilang Yuna.

"Yuna gak suka aunty.. Tante penyihir itu jahat !"

"Kok Yuna bilang Tante Gladies jahat.. Gak boleh gitu Lo sayang..!" ucap Anin berbicara dengan begitu lembut membuat Yuna yang mendengarnya sangat suka dan selalu nyaman kalau menceritakan hal apapun pada Anin.

"Soalnya Tante penyihir itu bilang mau pisahin Yuna dari papa kalau dia udah menikah dengan papa." aku Yuna menceritakan apa yang pernah di bilang Gladies ketika mereka pertama bertemu dan tadi wanita itu mengatakan nya kembali ketika papanya pergi ke toilet.

"Masa sih sayang.. Tante Gladies berbicara itu sama kamu?!" tanya Anin tak percaya.

"Iya aunty.. Terus tadi Tante itu bilang kalau Yuna nyusahin papa. Lebih baik Yuna tinggal sama mama di Amerika. Gitu kata Tante penyihir itu aunty." ucap Yuna lagi yang masih menangis. Anin langsung memeluk Yuna kalau memang Gladies mengatakan itu sungguh wanita itu jahat sekali berbicara seperti itu pada anak kecil.

"Udah dong princess jangan nangis.. Mungkin aja Tante Gladies bercanda mengatakan itu pada Yuna." ucap Anin berusaha menenangkan Yuna.

"Yuna mau cerita ke papa, tapi Yuna takut aunty.. Takut malah papa marah sama Yuna, pasti papa juga gak percaya sama Yuna." ucap Yuna lagi. Anin tersenyum sembari mengelus rambut Yuna.

"sayang, Tante Gladies pasti bercanda bicara seperti itu, udah jangan di pikirin ya sayang omongan Tante Gladies.. Mending sekarang Yuna mandi, ini udah sore loh." ujar Anin mengalihkan pembicaraan mengenai apa yang di katakan Yuna tentang Gladies.

"Aunty.."

"Iya, apa sayang.." sahut Anin.

"Kalau Aunty yang jadi mama Yuna gimana?!" Anin langsung terkejut mendengar apa yang di katakan Yuna.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***