Sederhana namun elegan, kesan ruko tiga lantai yang dijadikan kantor milik wanita itu, Alisa si wanita bermata kelam. Hari ini Sean tidak dapat berkonsentrasi, mata hitam yang indah itu membuatnya gila. Ia terbayang terus mata indah milik Alisa itu. Mata yang mengandung misteri, menghipnotisnya untuk masuk lebih dalam mencari tau tentang wanita itu.
Dan disinilah dia, berdiri di depan pintu masuk dari kaca kantor wanita bermata kelam itu. Tempat yang nyaman, di beberapa tempat sudut ruangan ada rak yang berisikan buku dan beberapa foto. Mungkin foto dengan para kliennya mungkin. Ada pot tanaman yang menyegarkan mata di beberapa sudut ruangan.
Seorang gadis mungil berhijab menghampiriku dan menanyakan tujuan kedatanganku. Ketika ku sampai janji bertemu Alisa mereka tampak antusias. Dan mengantarku ke ruang 'Mbak Li'. Panggilan yang lucu, seperti karakter game yang dulu saat kecil sering kumainkan Chun Li. Alisa mirip Cun Li kuat dan tangguh.
Alisa meletakan kertas yang dipegangnya ke atas meja. Kemudian bangkit dari kursinya dan berpindah ke sofa di depan ku. Alisa wangi bunga yang sangat familiar wangi Lily.. Ya ampun sepertinya aku sudah ter Li Li.
"Maaf, sebenarnya tuan tidak perlu repot begini. Anda pasti sangat sibuk." kata Alisa, dari wajahnya menyiratkan bahwa dia tidak nyaman dengan kehadiranku
"Tidak apa, kebetulan saya lewat sini kalau pulang. Jadi sekalian saja saya ke sini dan menjemput anda" sahutku sambil menatapnya dalam, menatap mata itu kembali. Mata yang membuatku terbuai dari malam di pesta bulan lalu. Membuatku memimpikan mata itu setiap malam. Dan setelah menatap mata itu kembali Sean merasa tidak ingin melepaskan tatapan itu.
" Ja..jadi ehm, tuan apa yang ingin anda tambahkan untuk acara peresmian nanti" Tanya Alisa gugup, karena tatapan dalam Sean.
" Hitam... Aku ingin hitam pekat. Seperti matamu" jawab Sean keceplosan. 'Ya ampun sepertinya aku gugup berhadapan dengan Alisa' batin Sean.
Alisa yang sudah bingung dengan kelakuan tuan aneh ini semakin bingung. Hitam seperti mataku, maksudnya??? Mata Sean sendiri berwarna Amber mirip dengan mata seseorang di masa lalunya.
"Maksudnya, saya akan menggunakan dreascode pada acara peresmian hotel nanti. Dan dreascodenya adalah hitam." jelas Sean pada Alisa yang mulai semakin bingung dengan kelakuan absurdnya. Jangankan Alisa dia saja bingung dengan kelakuannya.
"Ooh... Baiklah tuan, akan saya tambahkan. Apa ada lagi tuan? sebaiknya anda menyampaikan sekarang agar kami bisa segera menyiapkan. Mengingat waktu yang tidak lama lagi" Alisa bicara sambil tersenyum, tapi dapat kulihat mata itu. Mata pemberontak. Sepertinya dia ingin menerkamku dengan matanya walaupun bibirnya tersenyum.
"Ya ada satu lagi. Saya ingin acaranya diadakan pada saat senja. Harus tepat pada saat senja. Jadi siapkan yang terbaik, jangan sampai saya kecewa" Aku tersenyum setelah menyampaikan keinginanku. Karena wajah kesalnya tidak bisa ditutupi lagi. Tak ada senyum, hanya raut kesal sambil menghirup dan menghembuskan nafasnya.
"Baiklah tuan, saya dan tim saya akan mempersiapkannya agar anda tidak kecewa dengan jasa kami" Alisa menjawab dengan datar namun tidak bisa menyembunyikan kekesalannya
Aku mau tertawa rasanya melihat wajahnya, namun kutahan. Sudah berapa lama tidak kurasakan perasaan seperti ini. Kebahagiaan saat menjahili orang yang kusayang... Wait...sayang. Oh tidak, ini hanya karena Alisa memiliki daya tarik seperti seseorang yang berharga dalam hidupnya..
Seseorang yang disayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Texhnolyze
Jangan males buat update, kami tunggu thor!
2023-11-12
1