"Apa sih maunya tu orang, aneh banget. Mentang-mentang kaya. Isssh... Kirain beda dari yang lain rupanya sama aja" Sepulang dari Bintang Senja, mulut Alisa tidak berhenti mengomel.
Ya, dia kesal dengan si pemilik perusahaan itu, Seandy Kenneth Abidzar. Alisa merasa selain ucapannya yang agak ambigu, tatapan pria itu seolah menelanjanginya. Alisa merasa tak berkutik ketika bertemu pria itu.
Dia akui pria itu sangat tampan dan gagah. Aura kejantanannya sangat kuat, Alisa saja beberapa kali harus menahan nafas agar tidak terlena dengan aroma maskulin pria itu.
Suara dering ponsel mengagetkannya dari lamunan. Oh Tuhan, ini tidak boleh.. Melamunkan seorang pria bukanlah kebiasaan Alisa. Dia melihat nomor pengirim pesan, sambil mengernyit heran
'Sudah sampai?
Ini no ponselku tolong disave
Supaya memudahkanku memantau persiapan acara kita'
(08XXXXXXX)
Rupanya si tuan aneh itu yang mengirimkan pesan
'Sudah tuan
Baik akan saya simpan nomor anda'
balasku tanpa basa basi
Tok..Tok...Tok.. Pintu ruanganku diketuk munculah kepala si Erin pegawaiku yang paling senior diantara yang lain.
"Mbak Li, gimana hasilnya? Oke gak? Mereka mau makai jasa kita?" tanya Erin penasaran. Aku hanya menganggukkan kepala dan memintanya memanggil pegawai lainnya untuk mempersiapkan acara tuan aneh itu.
Di tengah rapat ponsel Alisa berdering, semuanya menatap bingung ketika Alisa menggerutu sambil menatap nama di ponselnya
"Ya halo Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Alisa ketika mengangkat telepon
"Ya, saya hanya ingin menambahkan beberapa hal mengenai acara kita, jadi nanti sore saya jemput. Jam berapa biasanya anda pulang nona?" sahut Sean.
Si penelpon itu Sean, merasa Alisa hanya membalas singkat pesannya dia menjadi gelisah dan mencari cara untuk bertemu Alisa sore ini.
"Anda tidak perlu repot tuan, sampaikan saja sekarang. Kebetulan saya dan tim saya sedang rapat untuk acara anda." elak Alisa, dia malas jika harus bertemu dan bertatapan dengan pria itu.
"Anda tidak boleh menolak keinginan saya nona, ingat perjanjian kita. Anda harus mendampingi saya dalam merencanakan acara ini begitu juga sebaliknya. Nanti saya jemput pukul 16.00" tukas Sean tak mau ditawar
"Anda tidak bis..... Aaaaah ini orang maunya apa sih" sambungan telepon diputus. Alisa mengacak rambutnya frustasi dengan kelakuan si Sean itu. Tanpa menyadari kalau 4 orang lain di ruangan itu menjadi penasaran.
"Mbak Li gak apa-apa?" tanya Erin
Alisa menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, kebiasaannya ketika sedang emosi.
" Gak apa-apa. Sementara itu dulu deh, kalian pasti bisa menghadlenya. Anggap ini kayak job kita biasa, cuma yang ini lebih gede duitnya juga. Jadi wajar klien kita ini banyak mintanya" Alisa menjelaskan kepada pegawainya yang selalu bertahan dan membantunya mengembangkan usahanya ini. Dan disambut anggukan kepala mereka dengan semangat.
Alisa memiliki 4 pegawai yang membantunya. Sebenarnya 5, tapi si Oki j***y d*ink kan gak mau dibilang pegawai. Alisa juga malas menganggap dia dalam timnya. Erin, Ikmal, Dinda dan Lutfi.
Di antara 4 pegawainya, hanya Erin yang merasa bahwa Alisa sedang menahan kekesalan. Dia sudah mengikuti Alisa dan Dira sejak awal, bisa dibilang Alisa yang paling banyak berkorban untuk Senja Organizer.
Jika ditanya motivasi Alisa membangun Senja Organizer, Alisa hanya menjawab 'iya ya... padahal dulu saya pengen jadi dokter' sambil tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Aixaming
Ending yang manis dan memuaskan. 😌
2023-11-12
2