Pada sebuah tembok berbatu di salah satu toko, Yuri bersandar sambil menelpon pamannya. Teleponnya sempat terputus sejenak, tapi tidak lama kemudian kembali terhubung.
Namun, setelah terhubung keheningan terjadi untuk waktu yang sedikit cukup lama. Yuri sudah menduga dari awal, jadi dengan sabar dia menunggu jawaban pamannya tentang yang dikatakan.
Nada suara dari balik ponsel Yuri terdengar gemetar dan merasa sangat panik. "Kakakku, tolong maafkan aku! Putrimu terlalu sulit aku didik- Tidak! ini semua kesalahan caraku mendidik! Maaf kakak!"
Tawa jahil Yuri terdengar, "Hihi. Paman juga sama lucunya dengan Yu fei, tapi paman berlebihan! Aku tidak ada niat pacaran dengan Yun fei."
Sejenak, Yuri mengingat-ingat punggung Yun fei dari belakang. Saat itu, mata Heterochromia Yuri melihat aura hitam dari tubuhnya. Auranya tidak terlalu pekat, hitam ke tercampur putih. Sampai menjadi berwarna abu-abu gelap.
Setelah itu kemudian berkata, "Walaupun Yun fei cukup menarik! Aku hanya sedikit merasa tertarik."
Pamannya menjawab, "Tertarik? Ini sangat jarang kamu tertarik dengan manusia terlebih seorang pria. Bisa kamu jelaskan sedikit deskripsinya?"
Dengan wajah imut dan cantik, Yuri tersenyum dan lalu menjelaskan sedikit gambaran Yun fei dari apa yang dia lihat. Pada dasarnya dalam sudut pandang dia pribadi, menjelaskan kepada pamannya.
"Sosoknya berdiri diantara kegelapan dan cahaya, suatu keheningan terasa seperti nyata." Jelas Yuri dengan nada suara yang rendah. Namun, terdengar merdu seperti membacakan puisi.
Kembali terdiam sejenak, tiba-tiba sebuah suara jeritan mahluk yang sangat buas terdengar. Disertai itu, pamannya terdengar juga seperti mengutuk.
Sesaat kemudian, terdengar ledakan yang begitu besar. Yuri langsung saja menjauhkan ponsel dari telinganya dan bernafas nafas, dia merasa lega karena tidak mendengar suara ledakan.
Walaupun Yuri saat ini mengecilkan volume suara ponsel, suara ledakannya seperti saat dia menyetel volume ponsel menjadi sedang.
Yuri kemudian melihat layar ponselnya, "Paman apa kamu baik-baik saja?" Yuri bertanya keadaannya.
"Maaf, Yuri aku sedikit sibuk." Nada suara pamannya terdengar sangat serius dan kemudian sambungan ponsel terputus.
Sambil kembali tersenyum, Yuri lalu mematikan ponselnya dan kemudian menyimpan kembali ke dalam saku bajunya.
Berdiri dengan benar, setelah bersandar di sebuah tembok berbatu suatu bangunan, Yuri berniat untuk kembali berjalan.
Tapi, sesuatu terjadi...
Dua orang pria, berbaju hitam dan celana panjang berwarna hitam mendatangi Yuri. Mereka seperti mendekat cukup sangat dekat, hingga berada tepat di hadapan Yuri. Dengan tatapan mesum, mereka seperti memperhatikan setiap detail tubuh Yuri.
Kedua mata Heterochromia Yuri menatap mereka dengan serius, Yuri seperti membaca apa yang ada di pikiran mereka. Tapi, Yuri memasang senyum dan gerak-gerik polos pada wajahnya yang imut.
Dengan akting gadis lugu dan polos Yuri bertanya seperti merasa penasaran, "Ada apa? Kenapa kakak sekalian mendatangiku?"
Mereka berdua saling melirik, dan kemudian melihat Yuri dengan mata menjijikkan. Seakan-akan mata itu menunjukkan niat buruk yang terselubung, tapi tidak tersembunyi dengan sangat baik.
Kedua pria itu sangat mudah di tebak, niat dan juga alasannya mendekati Yuri, sudah sangat jelas tidak memiliki niat baik apapun. Mereka terlihat seperti sudah mengincar Yuri sejak lama.
Jika melihat sekitar, jalanan malam hari yang dari tadi cukup sepi dengan orang yang berlalu lalang sejak Yuri mengobrol dengan pamannya di ponsel, dan sekarang menjadi lebih sepi.
Tidak ada seorangpun terlihat berjalan, bahkan toko disekitar juga sudah tutup. Nampaknya, Yuri sedari tadi tidak sadar menelpon pamannya cukup lama.
Memang, sebelumnya panggilan ponsel terputus karena suatu hal. Dan Yuri sendiri dengan sangat sabar menunggu ponsel pamannya kembali lagi terhubung dengan ponselnya.
Dari sikap Yuri, sepertinya dia sangat sering sekali mendapatkan hal yang sama saat saling menelpon dengan pamannya. Sehingga, dia sudah terbiasa.
"Nona kecil, bisa ikut kami? Disini berbahaya biar kami antar sampai rumah." Salah satu pria berbaju hitam mengajak Yuri berbicara dengan senyuman.
Senyuman itu tidak menunjukkan perasaan nyaman, seperti sesuatu yang lain tersembunyi di dalamnya. Biasanya sangat efektif jika menipu seorang gadis lugu, polos dan tidak mengenal dunia.
Tapi, mereka sepertinya tidak beruntung bertemu dengan Yuri. Seorang gadis kecil, pemilik Yin dan Yang eye yang memiliki IQ lebih dari 500.
Yuri mengangguk pelan, "Iya! Tolong antar aku!"
Kedua pria itu tersenyum, salah satu di antara kedua pria itu memegang tangan Yuri. Sambil memegang tangan kecil Yuri, pria itu seperti meraba-rabanya. Nafasnya tersengal dan wajahnya sedikit memerah.
Perbuatan menjijikkannya membuat Yuri, sebuah pemikiran untuk menebasnya terlintas. 'Apa harus aku hukum mereka sekarang?'
Pria disebelah memukul tangannya, dan kemudian dia menatapnya. Mereka berdua seperti melakukan interaksi telepati, saling mengerti satu sama lain.
"Maaf, aku lupa! Seharusnya tidak sekarang." Pria itu membungkukkan kepala meminta maaf.
Kemudian di bawalah Yuri menjauh dari jalanan, Yuri di tarik keduanya tangannya melewati jalan sempit dan gelap, hingga sudah sangat jauh dari jalanan.
Tepat pada saat itu Yuri berada di pojok gang.
Kondisi Yuri terpojok dan terkepung oleh kedua pria yang baru dia temui. Kedua tatapan mata mereka sekarang penuh dengan nafsu, salah satu dari pria itu memegang lengan baju Yuri.
Dia seperti ingin merobeknya, tapi Yuri memegang tangan pria itu. Wajah Yuri terlihat sangat ketakutan, air mata mengalir dan menetes, dan tubuh gemetar karena ketakutan dengan niat asli mereka.
Akting Yuri sangat sempurna dan sangat menjiwai, Yuri membuat mereka tidak sadar telah masuk ke dalam jebakannya dari awal.
Dengan suara gemetar Yuri bertanya, "Kalian mau apa? Bukankah ingin mengantar aku pulang?"
Salah satu dari mereka menjawab, "Kami memang ingin mengantar kamu pulang. Tapi, kami merasa ada yang aneh dengan tubuhmu. Apa boleh kami melihat-lihat seluruh tubuhmu?"
Yuri menatap mereka dengan lugu dan polos, tidak mengerti apapun. Dengan senyuman cerahnya Yuri menganggukkan kepalanya, "Iya, baiklah aku takut sesuatu yang aneh pada tubuhku!"
Yuri mengangkat rok baju Gothik imut dan cantik, memperlihatkan betis putih seperti kertas. Kedua pria itu tersenyum dengan lebih menjijikkan dari sebelumnya, Yuri sengaja tidak melihat mereka.
Secara perlahan-lahan, Yuri sudah mengangkat rok sepenuhnya. Pada saat ini, dia hampir sampai pada pahanya. Sedangkan kedua pria di sana memegangi resleting celana panjang berwarna hitam mereka.
Sampailah Yuri pada pahanya, di paha kirinya. Yuri memperlihatkan sebuah pedang antik yang terikat dengan perban putih. Pedang itu memiliki bilah sepanjang 1/4 dengan pegangan menghadap ke bawah, hanya dengan tarikan kecil dia sudah dapat melepaskan pedang tersebut.
Kedua tatapan mata mereka menjadi kebingungan.
Tiba-tiba, suara tawa mengerikan terdengar, pemilik suara itu adalah Yuri yang terkekeh. "Kihi! Ada apa? Kalian bingung?"
Senyuman manis Yuri terlihat manjadi mengerikan, kedua mata Heterochromia miliknya menyala dalam gelap pojokan gang sempit. Namun, kejutan belum berakhir. Karena, tiba-tiba kumpulan aura berwarna hitam muncul dari belakangnya.
Disertai kabut, udara sekitar menjadi turun drastis dan menjadi sangat dingin. Bercak tangan berdarah mulai terus bermunculan di permukaan dinding gang sempit, lampu pencahayaan remang-remang gang sempit terus berkedip berulang kali.
Ini membuat kedua pria itu menjadi sangat takut, bahkan keringat dingin mengalir dari wajah mereka. Tubuh mereka menjadi sangat gemetaran.
Kring-kring!
Nada ponsel dari salah satu milik mereka berbunyi, begitu mereka melihat. Sebuah penampakan wajah mereka yang berlumuran darah muncul di layar ponsel mereka.
Seketika, mereka tanpa ragu membuang ponselnya karena merasa ketakutan. Wajah mereka menjadi sangat pucat dan keringat dingin terus membasahi wajah dan punggung mereka.
"Yang berbalik menjadi Yin, dunia yang mati menjadi hidup. Mereka yang sudah mati, kini mereka datang membalas dendam. Dia yang penuh dendam, marah dan kebencian telah datang!"
"Minum dan makanlah darah musuhku : Geng jun!"
Melihat Yuri, mimpi buruk telah menjadi kenyataan terukir pada penglihatan mereka. Sosok Yuri begitu sangat menakutkan, pada saat mengucapkan suatu kata-kata yang belum mereka pahami.
Kini, Yuri terlihat memiliki bayangan hitam besar keluar dari pedang di tangannya. Sosok besar itu memiliki tubuh penuh dengan darah, memakai baju armor perang milik jendral kuno dengan punggung tertancap puluhan anak panah.
Wajahnya sudah sangat rusak parah, hingga sampai menunjukkan tengkoraknya dengan darah menetes dan lengan kanan pada tubuhnya hanya tengkorak.
Ketakutan begitu terpatri pada pikiran mereka dan membuatnya terjatuh karena ketakutan. Akhirnya mulut mereka berbusa, dan pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌
Peod kena mental,
2024-02-16
2
Ayano
Haa~coba dibungkam biar end aja wak. Nanggung pingsan doang mah 😅
Masih jadi mode alim kah?
2023-12-03
0
Ayano
Ikut anda lebih berbahaya lagi woi 😑
2023-12-03
1