Perjanjian

"Siang Al, Dikta nya ada?"

"Ada pak langsung masuk saja sudah di tunggu kok dari tadi"

"Jangan pak dong,mas aja kelihatan tua banget aku di panggil Pak"

"Hehehe..... soalnya masih di kantor pak eh mas"

"Ya udah aku masuk dulu ya" pamit Farel dan di anggukki Aliya

*****

"Aku nggak bisa diam gini terus kaya' nya,mas Dikta makin di diamkan makin jadi"ujar Nasya

"Tapi apa yang harus ku perbuat,aku tidak bisa menekan mas Dipta karena perjanjian itu" lanjut Nasya

Ponsel Nasya tiba-tiba berbunyi ternyata sang mertua menghubungi nya.

"Ya ma"

"Nas kaya' nya kamu harus main-main ke kantor deh biar orang tau kalau Dikta sudah punya istri dan anak"

"Belum bisa ma, nanti mas Dikta marah"

"Tapi kamu kan istri nya Nas,kalau kamu nggak mau menampakkan diri Dikta bisa semena-mena pada kamu"

"Tapi ma-"

"Nas dengerin mama kamu itu istri sah bukan selingkuhan yang harus di sembunyikan"

Nasya menghela nafas panjang bagaimana dia bisa memenuhi permintaan sang mertua sementara dia sendiri punya perjanjian setelah menikah dengan Dikta.

***

"Hahaha.....jadi beneran nih mas Farel kepincut sama sekretaris juga?" tanya Aliya sambil tertawa.

"Pasti ini berita hoax dari Dikta,kamu percaya aja sama dia Al,nih anak tukang bohong" tunjuk Farel

"Ya iya lah mas percaya sama suami sendiri,iya kan mas?" tanya Aliya menaikan satu alisnya

"Iya lah hon, nggak mau jadi istri durhaka kan?"

"Siapa istri durhaka?" tanya bu Retno yang baru masuk ke ruangan Dikta membuat mereka semua terdiam.

"Mama!"

"Siapa yang istri durhaka?" tanya bu Retno lagi

"Ma aku sedang ada urusan pekerjaan dengan Farel Jangan main masuk gini dong ma,aku juga punya privasi"

"Terus kenapa dia boleh masuk dan tertawa bersama,apa dia bisa melanggar privasi mu"tunjuk Bu Retno pada Aliya membuat Aliya tertunduk takut

"Ma,Aliya sekretaris ku wajar jika dia sini kami juga sedang membahas pekerjaan bukan yang lain"

"Dan saya mama kamu Dik,apa tidak wajar di sini?" tanya bu Retno tegas membuat Dikta mengusap wajah nya kasar.

"Apa salah seorang mama mendatangi anak nya?"lanjut bu Retno lagi

"Ma,aku ini bukan anak kecil lagi yang harus di awasi tiap waktu,aku sedang bekerja ma"

"Aku permisi dulu mas eh pa-k" pamit Aliya gugup lalu segera pergi dan di ikuti Farel

"Apa sedekat itu kamu dan sekretaris mu Dik?"

"Ma ini kantor!"

"Jawab mama,apa sedekat itu kamu dan sekretaris mu, sampai-sampai kalian bisa bercanda bersama sedangkan dengan Nasya dan Vania kamu tidak pernah seceria itu"

"Hufs...." Dikta menghela nafas panjang,jika terus di bantah mama nya akan makin menjadi dan bisa berakibat fatal untuk dirinya mau pum perusahaan.

"Jika mama yang tidak mau pergi aku yang pergi ma"

"Kemana? Mencari sekretaris mu itu?"

"Ma kenapa mama justru menyalahkan Aliya,dia tidak tau apa-apa ma dengan masalah rumah tangga ku"

"Jika memang dia tidak tau apa-apa ganti sekretaris mu dengan yang lain,mama akan minta papa untuk tempatkan Farida sebagai gantinya jangan perempuan itu!"

"Mama apa-apaan sih,aku sudah nyaman bersama Aliya ma, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Aliya"

"Nyaman dalam segi apa? Nyaman berselingkuh dengan nya,begitu! Nyaman karena dia bisa kamu pakai kapan pun juga"tuduh sang mama

"Ma!" bentak Dikta kesal karena mama nya selalu saja memojokkan dirinya meskipun itu benar terjadi tapi mama nya selalu menunjukkan respon tidak suka pada Aliya.

"Kamu membentak mama Dik"

"Terserah mama" kesal Dikta lalu segera pergi meninggalkan mama nya.

"Aku harus cari tau sendiri kebenaran nya" gumam bu Retno lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang dia ingin tau apa yang sebenarnya terjadi hingga Dikta mati-matian membela perempuan itu,apa memang mereka memilih hubungan khusus jika ia tidak bisa di diamkan bu Retno harus bertindak tegas karena ini menyangkut masa depan cucu nya juga.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***